Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN SIKAP PENGELOLA WISATA TERHADAP UPAYA

PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI JUWANA WATER FANTASY (JWF)

Maya Lusiana Maulini*, Achmad Syaifudin**, Boediarsih***

Program Studi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang

ABSTRAK

Banyak tempat-tempat pariwisata di Indonesia yang menawarkan berbagai macam hiburan baik berupa
wisata air, wisata alam, sampai wisata yang menantang. Untuk menarik pengunjung maka dari pihak
pengelola diwajibkan untuk mengelola tingkat kebersihan di lingkungan objek pariwisata tersebut.
Karena para pengunjung akan merasa nyaman bila lingkungan atau tempat yang mereka kunjungi itu
bersih dan sehat. Salah satu tujuan dari manajemen pariwisata adalah tingkat kenyamanan dan kebersihan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap pengelola wisata terhadap upaya pemeliharaan
kesehatan lingkungan di Juwana Water Fantasy (JWF) .
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan sampel 67 reponden. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling, sesuai dengan kriteria inklusi. Analisa dalam penelitian ini
menggunakan chi square.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan sikap pengelola wisata terhadap upaya pemeliharaan
kesehatan lingkungan dengan p value = 0,005.
Diharapkan ada pengembangan penelitian tentang sikap pengelola wisata dan upaya pemeliharaan
kesehatan lingkungan dengan sampel dan desain yang lebih proporsional.

Kata kunci :
Sikap Pengelola Wisata, Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

Hubungan Sikap Pengelola Wisata Terhadap Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan 75


Di Juwana Water Fantasy (JWF)
Maya Lusiana Maulini, Achmad Syaifudin, Boediarsih
Pendahuluan dengan kendaraan pribadi maupun modal
Saat ini kegiatan pariwisata di transportasi umum.
Indonesia telah menjadi salah satu Juwana Water Fantasy (JWF)
kebutuhan pokok manusia pada umumnya memiliki lahan seluas 5 ha, menawarkan 37
yang disesuaikan dengan tingkat wahana permainan air dan darat yang dapat
pendapatan masing-masing individu. dinikmati sebagai sarana rekreasi keluarga.
Sehingga teori yang menyatakan bahwa Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
setiap pendapatan digunakan untuk hubungan sikap pengelola wisata terhadap
keperluan konsumsi : sandang, pangan, dan upaya pemeliharaan kesehatan lingkungan.
papan saat ini harus ditambah dengan
sandang, pangan, papan, dan jalan-jalan. Metode
Karena setiap individu membutuhkan Jenis penelitian ini merupakan
banyak waktu untuk refresh supaya tidak penelitian kuantitatif dengan metode Cross
mengalami tingkat kejenuhan saat bekerja Sectional, yaitu setiap subyek di observasi
(Happy Marpung, 2002). hanya satu kali saja dan pengukuran
Banyak tempat-tempat pariwisata di variabel di lakukan pada saat itu juga
Indonesia yang menawarkan berbagai sehingga pada penelitian ini, pengumpulan
macam hiburan baik berupa wisata air, data sikap pengelola wisata dengan upaya
wisata alam, sampai wisata yang pemeliharaan lingkungan di lakukan secara
menantang. Untuk menarik pengunjung bersama-sama pada satu saat pengukuran.
maka dari pihak pengelola diwajibkan (Nursalam, 2008)
untuk mengelola tingkat kebersihan di
lingkungan objek pariwisata tersebut. Hasil
Karena para pengunjung akan merasa Penelitian ini dilakukan di JWF kota
nyaman bila lingkungan atau tempat yang Pati dengan responden berjumlah 67 orang
mereka kunjungi itu bersih dan sehat. Jadi dengan rentan usia 17- 25 tahun. Terdiri
prioritas utama dalam manajemen dari 67 lembar kuesioner dan 67 lembar
pariwisata adalah tingkat kenyamanan dan observasi. Penelitian ini dilakukan pada
kebersihan.Makin lama wisatawan berada tanggal 15 April sampai 23 April 2013
disuatu tempat akan menambah dorongan dengan metode Cross Sectional.
makin banyak orang akan ikut serta pada
kunjungan berikutnya jika kesan yang 1. Analisa Univariat
dibawa adalah pengalaman wisata yang
menarik, yang akan membangkitkan a. Sikap Pengelola Wisata
perusahaan jasa seperti jasa transportasi,
hiburan, akomodasi dan jasa lainnya yang Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Sikap
mendukung penyelenggaraan perjalanan Pengelola Wisata di Juwana Water Fantasy
wisata. Pengembangan wisata tidak akan (JWF)
optimal apabila pada suatu sektor hanya Kategori Jumlah Prosentase
dipengaruhi oleh pengusaha pribadi untuk Sikap Cukup 29 43,3
Sikap Baik 38 56,7
kepentingan mereka sendiri. di sektor lain,
Total 67 100
bila sektor pariwisata didominasi oleh
Sumber : Data primer 2013
masyarakat hal ini tidak mungkin untuk
mengembangkan secara optimal pada Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
sektor ekonomi (Happy Marpung, 2002). bahwa jumlah responden mengenai
Juwana Water Fantasy (JWF) menjadi penilaian atas sikap pengelola wisata
wahana hiburan terbaru dan terkomplit di paling banyak adalah responden yang
kabupaten Pati dan sekitarnya. Terletak di memiliki sikap baik sebanyak 38 orang
kecamatan Batangan, tepat di jalan Juwana- (56,7%), sedangkan yang memiliki sikap
Rembang, JWF menawarkan berbagai cukup sebanyak 29 orang (43,3%).
wahana permainan dan rekreasi yang
menarik sekaligus mudah terjangkau baik

76 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 75-79


b. Upaya Pemeliharaan Kesehatan orang (31%). Dari 38 responden dengan
Lingkungan di JWF sikap yang baik, menunjukkan tanggung
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Upaya jawab baik sebanyak 26 orang (68,4%) dan
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di tanggung jawab cukup sebanyak 12 orang
Juwana Water Fantasy (JWF) (31,6%).
Kategori Jumlah Prosentase
Tanggung 32 47,8 Diskusi
Jawab Cukup 1. Analisa Univariat
Tanggung 35 52,2 a. Sikap Pengelola Wisata
Jawab Baik Menurut Notoatmodjo (2003),
Total 67 100 sikap adalah kesiapan untuk bertindak,
Sumber : Data Primer 2013 dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap merupakan evaluasi,
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan perasaan dan kecenderungan dari
bahwa jumlah responden mengenai individu terhadap suatu obyek yang
penilaian atas upaya pemeliharaan relatif konsisten. Sikap menempatkan
kesehatan lingkungan paling banyak orang dalam kerangka pemikiran
adalah responden yang memiliki mengenai menyukai atau tidak
tanggung jawab baik sebanyak 35 orang menyukai sesuatu, mengenai mendekati
(52,2%), sedangkan yang memiliki atau menjauhinya
tanggung jawab cukup sebanyak 32 Sikap pengelola wisata terbentuk
orang (47,8%). melalui proses belajar sosial yang
diperoleh dari orang lain. Proses belajar
2. Analisis Bivariat ini dapat terjadi karena pengalaman-
Untuk melihat hubungan antara sikap pengalaman pribadi seseorang dengan
pengelola wisata dengan upaya obyek tertentu, seperti orang, benda atau
pemeliharaan kesehatan lingkungan peristiwa, dengan cara menghubungkan
diuji dengan uji Chi Square dengan obyek tersebut dengan pengalaman-
pendekatan tabulasi silang. Hasil pengalaman lain dimana seseorang telah
pengujian disajikan dalam tabel berikut: memiliki sikap tertentu terhadap
pengalaman itu atau melalui proses
Tabel 4.3. Hubungan Sikap Pengelola belajar sosial dengan orang lain. Proses
Wisata Terhadap Pemeliharaan Kesehatan belajar sosial ini dapat berasal dari
pimpinan maupun para pengunjung
Upaya
Pemeliharaan
tempat wisata. (Azwar, 2007).
Sikap
Kesehatan Total
Pengelola b. Upaya Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan
Wisata Lingkungan
Cukup Baik
n % N % n % Kesehatan lingkungan pada
Cukup 20 69,0 9 31,0 29 100 hakikatnya adalah suatu kondisi atau
Baik 12 31,6 26 68,4 38 100 keadaan lingkungan yang optimum
Total 32 47,8 35 52,2 67 100 sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang
X2 = 9,214 p = 0,005 optimum pula (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil wawancara
Sumber : Data primer tahun 2013 dengan responden objek wisata JWF
dilakukan kebersihan ditempat- tempat
Berdasarkan hasil pengujian chi square objek wisata dilakukan setiap saat.
dengan tabulasi silang tersebut Karena untuk menarik pengunjung
menunjukkan bahwa dari 29 responden lingkungan harus selalu bersih agar
dengan sikap yang cukup, menunjukkan wisatawan nyaman dan sering
tanggung jawab cukup sebanyak 20 orang berkunjung di objek wisata JWF. Dan
(69%) dan tanggung jawab baik sebanyak 9

Hubungan Sikap Pengelola Wisata Terhadap Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan 77


Di Juwana Water Fantasy (JWF)
Maya Lusiana Maulini, Achmad Syaifudin, Boediarsih
ditambah lagi dengan penempatan atau secara langsung bekerja sama
tempat sampah pada setiap wahana dengan para pengelola obyek wisata.
permainan dengan 2 tempat sampah. 2. Bagi Pengelola Wisata
Disarankan untuk meningkatkan upaya
c. Analisa Bivariat pemeliharaan kesehatan lingkungan di
Hubungan Sikap Pengelola Wisata area wisata. Peningkatan pemeliharaan
Terhadap Upaya Pemeliharaan kesehatan lingkungan di area wisata
Kesehatan Lingkungan cukup penting karena dapat
Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan status kesehatan para
diambil kesimpulan bahwa Ada pengunjung, hal ini dapat dilakukan
Hubungan Sikap Pengelola Wisata misalnya dengan menjaga kebersihan
Terhadap Upaya Pemeliharaan area tempat wisata secara keseluruhan
Kesehatan Lingkungan di JWF. Hal ini baik di wahana wisata maupun sarana
dapat dilihar dari hasil pengujian chi pendukungnya seperti toilet, serta
square diketahui nilai chi square (X2) melakukan pengelolaan kesehatan
sebesar (p = 0,005< 0,05). Hasil ini lingkungan secara rutin meskipun
menjelaskan bahwa sikap para pengelola kondisinya masih daam keadaan baik,
wisata berpengaruh terhadap upaya misalnya mengganti air kolam secara
pemeliharaan kesehatan lingkungan di berkala, membersihkan sampah setiap
area wisata. Sikap yang baik dari saat dan sebagainya.
sebagian besar pengelola wisata 3. Bagi Institusi
memiliki pengaruh positif terhadap Menyediakan buku-buku referensi
upaya pemeliharaan kesehatan tentang pemeliharaan kesehatan
lingkungan. lingkungan, sehingga mahasiswa dapat
mempelajarinya lebih banyak.
Kesimpulan Dapat melakukan upaya kerjasama
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan pihak pengelola wisata untuk
pembahasan yang telah dipaparkan pada melakukan program promosi kesehatan
bab terdahulu, maka dapat disimpulkan atau penyuluhan tentang pemeliharaan
sebagai berikut : kesehatan lingkungan.
1. Responden sebagian besar memiliki 4. Bagi Penelitian Lebih Lanjut
sikap baik dalam sikap pengelola wisata. Bagi peneliti lebih lanjut jika ingin
2. Responden memiliki tanggung jawab melanjutkan penelitian serupa
baik dalam upaya pemeliharaan diharapkan meneliti faktor-faktor lain
kesehatan lingkungan. yang dapat mempengaruhi upaya
3. Ada hubungan sikap pengelola wisata pemeliharaan kesehatan lingkungan di
dengan upaya pemeliharaan kesehatan area wisata.
lingkungan di Juwana Water Fantasy
(JWF).
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat A.A. Gde Muninjaya. (2004). Manajemen
dikemukakan beberapa saran sebagai Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
berikut: Kedokteran EGC
1. Tenaga Kesehatan
Disarankan untuk memberikan Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
informasi atau pendidikan kesehatan Sebagai Suatu Pendekatan Praktik.
khususnya mengenai pemeliharaan Jakarta : PT. Rineka Cipta
kesehatan lingkungan di area wisata
pada pengelola wisata. Misalnya dapat Azwar, S. (2000) Sikap Manusia : Teori
dilakukan melalui seminar, informasi dan Pengukurannya. Jogjakarta :
melalui leaflet (brosur), media massa Pustaka Pelajar

78 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 75-79


Cholil, Ahmad. (2012). Hubungan Sikap Riset Penelitian. Semarang : Badan
Pengelola Wisata Terhadap Upaya Penerbit Universitas Diponegoro
Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan. Mulia, M, Ricki. (2005). Kesehatan
Lingkungan. Jakarta : Graha Ilmu
Dowling, Ross K. dan David A. Fennell. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
(2003). The Context Of Perilaku Kesehatan .Jakarta: Rineka
Ecotourism Policy And Planning Cipta.
In Dowling, Ross K. Dan David A.
Flannell (Eds) Ecotourism Policy Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
And Planning Cambridge. USA : Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.
CABI Publishing Jakarta: Rineka Cipta.

Hakim, Sopianti. (2012). Cara Mengolah Notoatmodjo, S. (2005). Promosi


Data Menggunakan Program SPSS. Kesehatan :Teori dan Aplikasi.
http://www.Cara-mengolah-data- Jakarta: Rineka Cipta.
menggunakan-program. Diakses 27
April 2013 Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Hartono, P.2001.Analisa Data.Jakarta : Keperawatan. Jakarta :Salemba
Fakultas Kesehatan Masyarakat Medika.

Hidayat, A.A. (2003). Metodologi Pitana, I Gede & Diarta,I Ketut Surya.
Penelitian. Jakarta :Salemba Medika. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Marpaung, Happy SH MH. (2002) Richardson, John I dan Martin Fluker.
Pengetahuan Kepariwisataan, (2004). Understanding And
Edisi Revisi Cetakan Kedua. Managing Tourism Australia,
Bandung : Alfabeta Pearson Education Australia.
Australia : NSW
Mintarso. (2007). Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Sugiyono. (2005). Statistik Untuk
Ibu Dengan Perilaku Pemeliharaan Penelitian. Bandung : Alfabeta
Kesehatan Lingkungan Dalam
Upaya Pencegahan Penyakit ISPA Wawan, A & Dewi, M. (2010). Teori dan
Pada Balita di Desa Tlogorejo Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Kecamatan Karangawen dan Perilaku Manusia. Yogjakarta :
Kabupaten Demak. Nuha Medika.
Mendrofa, Fery. 2008. Statistik Suatu
Pengantar Dan Aplikasinya Pada

Hubungan Sikap Pengelola Wisata Terhadap Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan 79


Di Juwana Water Fantasy (JWF)
Maya Lusiana Maulini, Achmad Syaifudin, Boediarsih

Anda mungkin juga menyukai