id
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak
Oleh
Septiana Juwita
NIM. S 021308077
Disusun oleh:
Septiana Juwita
NIM. S021308077
Dewan Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun oleh:
Septiana Juwita
NIM. S021308077
Tim Penguji
Mengetahui,
Direktur Kepala Program Studi
Program Pasca Sarjana UNS Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc., PhD
NIP: 196007271987021001 NIP: 1955102119941210
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWTyang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya yang tidak bisa ternilai. Shalawat dan salam kita ucapkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya.
Tesis dengan judul Pengambilan Keputusan Rujukan ke Rumah Sakit pada Ibu
Hamil Berisiko Tinggi Dalam Perspektif Gender(Studi Di Wilayah Puskesmas
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar)ini dapat tersusun atas bantuan berbagai pihak,
instansi terkait maupun materiil. Untuk itu, perkenankanlah penulis dengan segala
kerendahan hati menghaturkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc., PhD selaku Ketua Jurusan Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan penguji I yang telah membimbing penulis selama
penyusunan tesis.
4. Prof. Dr. Hemanu J., MPd selaku pembimbing I, atas bimbingan, masukan,
pengarahan dan motivasi bagi penulis.
5. Prof. Dr. Ismi Dwi A.N., M.Si.selaku pembimbing II, atas bimbingan, masukan,
pengarahan serta motivasi bagi penulis.
6. Dr. drg. Adi Prayitno, M.Kes selaku penguji II yang telah membimbing penulis
selama penyusunan tesis.
7. Kepala Puskesmas Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang memberikan ijin
penelitian penulis untuk melakukan dpenelitian di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondangrejo.
8. Kedua orang tua tercinta (Bapak Daljuwito & Ibu Suminem)serta saudaraku (Desi
Murdiana), yang telah memberikan dukungan baik moral, spiritual dan materiil.
9. Keluarga tercintasuami (M. Fauzi) dan anakku (Prana Danesh Humaira) yang
tercinta saya yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tulus kepada
penulis.
10. Sahabat-sahabatku (Sunarti, Angga, danto
commit Prass)
user yang selalu memeberi semangat
dan dukungan dalam penulisan tesis ini baik secar moral dan spiritual.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Septiana Juwita, S021308077. 2015. Referral Decision Making to Hospital for High
Risk Maternal in Gender Perspektive. Supervisor: Hermanu Joebagio. Co-supervisor:
Ismi D. A. Nurhaeni. Public Health Sciene Program, Graduate Program, Sebelas Maret
University
ABSTRACT
Background: Sustainable Development Goals (SDGs) is continue program of
Millennium Development Goals (MDGs) wich made by United Nations. One of targets
to be achieved to reduce Maternal Mortality Rate (MMR) by gender to sexual health,
reproduction and reproductive rights. Decrease in mortality rate is one of them with
referral decision making to hospital for high risk maternal in order to improve health
and prevent mother and her fetus. This study aimed to describe referral decision making
to hospital for high-risk maternal in gender perspective in Karanganyar Regency.
Subject and Methods: This study is descriptive qualitative with phenomenological
approach. Location health center in Gondangrejo District Karanganyar Regency with
five couples of informants were high risk maternal. Technique used of collecting data
using in-depth interviews. Data analisis used gender analysis Harvard 1 and interactive.
Result: Access and control activities in referral decision making to hospital for high risk
maternal in a gender perspective on finance, prenatal care, and information more
dominant wife had access, but the wife did not have control while in preparation for
labor saving and husband was more dominant in having access and control. Factors
affecting referral decision making to hospital were for high risk maternal knowledge
factor, wife was more dominant medium for factors attitude, perception, and economy,
husband was more dominant. Referral decision making to hospitals for high risk
maternal in gender perspective in families with the majority of automatic level, category
and type of personal empirical dominant husband owned.
Conclusion: wife's and husband role in family referral decision making to hospital for
high risk maternal in gender perspective still oriented patriarchal culture in some
communities in Indonesia, especially in Java .
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Sustainable development goals merupakan kelanjutan program
milleniumdevelopmentgoals yang dibuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Salah satu target
yang harus dicapai adalah menurunkan angka kematian ibu dengan kesetaraan gender
terhadap kesehatan seksual, reproduksi dan hak-hak reproduksi. Penurunan angka
kematian tersebut salah satunya dengan pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit
pada ibu hamil berisiko tinggi guna memperbaiki kesehatan dan mencegah ibu dan
janin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikanpengambilan keputusan rujukan ke
rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender di Kabupaten
Karanganyar.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar dengan lima pasang informan. Teknik yang dugunakan dalam
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Analisis yang digunakan
adalah analisis gender Harvard 1 dan analisis interaktif.
Hasil: Akses dan kontrol kegiatan dalam pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit
pada ibu hamil berisiko dalam perspektif gender pada keuangan, pemeriksaan
kehamilan, dan informasi istri lebih dominan memiliki akses, namun istri tidak memiliki
control sedangkan pada tabungan dan persiapan persalinan suami lebih dominan dalam
memiliki akses dan kontrol. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan rujukan
ke rumah sakit yaitu pada faktor pengetahuan kehamilan berisiko tinggi, istri lebih
dominan sedang untuk faktor sikap, persepsi, dan ekonomi, suami lebih dominan.
Pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil risiko tinggi di dalam
keluarga dalam perspektif gender mayoritas dengan tingkat otomatis, kategori empiris
dan jenis pribadi yang dominan dimiliki suami.
Kesimpulan: Peran istri dan suami dalam rumah tangga untuk pengambilan keputusan
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender masih
menekankan pada budaya patriaki pada sebagian masyarakat di Indonesia khususnya di
Jawa.
Kata kunci: pengambilan keputusan rujukan, hamil risiko tinggi, perspektif gender
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRACT .. viii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................... 1
B. Rumusan Masalah............................... 6
C. Tujuan Penelitian.................... 7
D. Manfaat Penelitian.............................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka................................................................. 9
B. Penelitian Relevan............................... 52
C. Kerangka Berpikir............................ 55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 58
B. Jenis Penelitian ................................................ 58
C. Subyek Penelitian ............................................................................ 59
D. Teknik Sampling .............................................................................. 59
E. Alat Pengumpulan Data................................................................... 60
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 60
G. Validitas Data .................................................................................. 61
H. Teknik Anlisis ................................................................................. 62
I. Etika Penelitian ................................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 66
B. Sajian Data ...................................................................................... 73
C. Temuan Studi ..................................................................................
commit to user 81
D. Pembahasan .................................................................................... 130
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 150
B. Implikasi ......................................................................................... 151
C. Saran ............................................................................................... 151
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2.1 Model Pemecahan Masalah.................................................... 34
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................... 57
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Profil Kegiatan ............................................................................. 48
Tabel 2.2 Akses dan Kontrol : Sumberdaya dan Keuntungan ..................... 50
Tabel 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Relasi Gender ...................... 50
Tabel 2.4 Penelitian Relevan ....................................................................... 52
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akan dicapai. Salah satu programnya adalah target nomor tiga point satu yaitu
dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dari 289.000 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2013 menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup secara global pada tahun 2030. Pencapaian target AKI pada
dan Beijing Platform for Action dan dokumen hasil review konferensi mereka
(United Nation, 2014). Hal ini berarti bahwa dalam pencapaian target
gender.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
yang telah diselenggarakan oleh PBB sejak tahun 1979 yang mebesarkan isu
Jarak Menengah (RPJM) tahun 2010-2014. Salah satu sasaran yang telah
Indonesia masih cukup tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan pada
Karanganyar 2013).
keluarga (suami, orang tua, dan anak) dan tetangga sehingga dapat
oleh pihak keluarga yang terlambat dalam mengenali risiko tinggi ibu
tanda bahaya kehamilan daripada suami. Berbeda dengan penelitian Hou dan
dilakukan oleh suami, maka akan memiliki efek yang buruk terhadap
kondisi kesehatan ibu dan janin serta suatu proses yang rumit dengan
memutuskan rujukan pada ibu hamil berisiko tinggi dapat dilakukan ibu
sendiri dengan cepat dan tepat. Penentuan kesehatan ibu hamil berisiko tinggi
dengan umur 20-34 tahun dan 1 kasus kematian ibu nifas dengan umur 35
ibu nifas dengan umur 35 tahun. Cakupan ibu hamil berisiko tinggi dan
Ibu hamil berisiko tinggi yang dideteksi oleh tenaga kesehatan di Wilayah
rujukan ke rumah sakit sebanyak 115 kasus pada tahun 2013 (Dinkes Kab.
Karanganyar, 2013).
faktor keluarga (ibu hamil dan suami) dengan perspektif gender. Pengambilan
gender di Indonesia masih perlu dieksplor dan detiliti. Oleh karena itu,
ke Rumah Sakit pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif Gender.
rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender di
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif
C. Penelitian
1. Tujuan Umum
Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
tangga.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
2. Praktis
keputusan rujukan pada ibu hamil risiko tinggi dalam perspektif gender.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (KBBI, 2014).
atau seorang ibu membawa janin dan bayi di dalam rahimnya. Selain
alasan ini penting bahwa semua kehamilan harus dipantau oleh ahli
Hamil normal yang dirasakan ibu selama 280 hari (40 minggu atau
sembilan bulan lebih tujuh hari) yang dihitung dari hari pertama haid
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
2010).
dan tidak dapat diprediksi. Masalah ini benar-benar terjadi dan penting
Oleh karena itu, semua ibu hamil, suami dan keluarganya harus
kehamilan serta dapat mencari pelayanan kesehatan yang tepat. Hal ini
sangat penting untuk deteksi dini dan juga merupakan bagian penting
khusus terhadap ibu dan janin. Jika kehamilan berisiko tinggi tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
tidak wajar, kejang, sakit kepala berat dan pandangan kabur, demam
dan terlalu lemah untuk bangkit dari tempat tidur, nyeri berat hebat,
perut, terasa sakit, dan bengkak pada jari, wajah dan kaki, maka
Oleh karena itu, tanda bahaya dalam kehamilan dibagi menjadi tigas
1) Trimester pertama
dan HCG dalam serum. Jika ibu hamil mengalami mual dan
2014).
sedikit dan sering, makan apa pun yang menarik, serta minum
menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
2009).
2007).
pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
(Saifuddin, 2002).
2) Trimester kedua
bagian tubuh, protein urin positif, dan tekanan darah lebih dari
160/100 mmHg,
dengan kejang,
kematian janin.
3) Trimester ketiga
d) Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal tiga kali dalam
Bayi harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam satu jam jika
ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
(Pusdiknakes, 2003).
(Pusdiknakes, 2003).
2. Kematian Maternal
maupun yang timbul saat hamil dan tidak diakibatkan oleh penyebab
Falconer, 2011). Hal ini sering disebabkan oleh beberapa faktor yang
penduduk di Eropa Barat dan Amerika Utara. Pada tahun 2005 hampir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
1) Determinan dekat
Hamidah, 2009).
2) Determinan antara
lebih dari tiga dengan usia tua, secara fisik ibu mengalami
terdapat pada ibu yang berusia > 34 tahun dan paritas > 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
3) Determinan jauh
masyarakat(Fibriana, 2007).
yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
2012).
adalah:
1) Keputusan otomatis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
terlebih dahulu.
mendapatkan keputusan.
yang membahayakan.
beberapa pihak, yaitu suami dan keluarga karena ibu hamil berisiko
rujukan.
dihasilkan(Setiadi, 2003).
pada kulit perut, kulit paha) dan lain sebaginya. Sehingga perubahan
seperti sikap dan reaksi seorang suami pada kehamilan istri akan
berbeda pada setiap suku, bangsa serta mungkin akan ebih tergantung
anggota yang terdiri ayah, ibu, dan anak serta seseorang yang tinggal
1) Pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
2011).
2) Sikap
3) Persepsi
4) Sosial budaya
bukan untuk sikap dan perilaku yang lain (Azwar, 2005). Selain
5) Ekonomi
Jamkesda.
Hal ini tidak terlepas bahwa informan adalah orang Jawa sehingga
posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
4. Gender
a. Gender
seks adalah suatu karakter biologis dan fisik yang menentukan laki-
2003).
1) Stereotipe
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
2) Subordinasi
pemimpin.
3) Marginalisasi
4) Kekerasan
5) Beban kerja
b. Perspektif Gender
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
sifat.
2013).
Size, 2013).
c. Analisis Gender
2005).
evaluasi(Marchetal, 2005).
2005).
1) Profil kegiatan
Laki-laki
Jenis kegiatan Perempuan/gadis
dewasa/anak
Kegiatan produksi
Pertanian
Pendapatan
Tenaga kerja
Dan lain
sebagainya
Kegiatan reproduksi
Terkait air
Pengolahan
makanan
Terkait kesehatan
Dan lain
sebagainya
Sumber: March et al (2005)
2) Profil akses dan kontrol : sumberdaya dan keuntungan
Akses Kontrol
Perempu Perempu
Laki-laki Laki-laki
an an
Sumberdaya
Tanah
Peralatan
Tenaga kerja
Uang
Pendidikan /pelatihan
Dan lain sebagainya
Keuntungan
Pendapatan sampingan
Kepemilikan aset
Kebutuhan pokok
(pangan, sandang,
papan)
Pendidikan
Kekuasaan/prestise
politik
Dan lain sebagainya
Sumber: March et al (2005)
2005).
commit to user
37
52
B. Penelitian Relevan
Nama
No. Peneliti/ Judul Metode Hasil
Tahun
1. Astuti, Pola Pengambilan Kualitatif pendekatan Kematian ibu bersalin diakibatkan oleh cepat atau tidaknya
2008. Keputusan Keluarga dan fenomenologis yang bersifat dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga dengan
Bidan Dalam Merujuk Ibu retospektif melibatkan perundingan antar anggota keluarga (suami,
Bersalin Ke Rumah Sakit orang tua, dan anak) dan tetangga sehingga dapat
pada Kasus Kematian Ibu di menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan
Kabupaten Demak.
2. Musadad Pengambilan Keputusan Studi Pengambil keputusan di keluarga untuk mencari
operasional
et al, pada Pertolongan Persalinan peningkatan peran serta pertolongan persalinan sebesar 36,7 % dilakukan oleh istri,
2003 di Provinsi Nusa Tenggara suami/bapak dan orang tua30,7% dilakukan oleh suami, 16,9 % dilakukan oleh orang
Timur pada ibu tua/mertua, dan 0,9% dilakukan orang lain. Pola
pengambilan keputusan dalam keluarga untuk mencari
pertolongan persalinan bervariasi menurut daerah, lamanya
berkeluarga, dan sumber pendapatan utama keluarga.
3. Shrestha, Gender Study on Knowledge Deskriptif dan cross Perempuan di Nepal lebih memiliki pengetahuan tentang
2012 and Decision Making on sectional tanda bahaya kehamilan daripada suami, namun mereka
Maternal Health Care in tidak memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan
Nepal pada akses pelayanan kesehatan. Mereka masih mengikuti
keputusan suaminya
4. Hou & The effect of womens Masyarakat Pakistan dan Kekuatan pengambilankeputusan di Pakistanberada pada
Ma, decision-making power on survei penilaian standar ibu sehingga ibu dapatmeningkatkanpenyerapan pelayanan
2013 maternal health services pendapatan kesehatan ibu. Meningkatkan kemampuan dan
uptake: evidence from pemberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan
Pakist an dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
3853
ibudengan baik
Nama
No. Peneliti/ Judul Metode Hasil
Tahun
5. Rokhma Maternal Health: A Gender Deskriptif analitik Faktor-faktor medis penyebab kematian ibu dapat
h, 2011 Perspective menggunakan data sekunder menjadikan perempuan harus menghadapi konstruksi
dari laporan Program Ibu gender yang mereka ditempatkan pada posisi lebih lemah
dan Anak di 2006-2010 dibandingkan dengan pria mendapatkan akses dan kontrol
dalam pelayanan kesehatan yang baik.
6. Walton Maternal healthcare in Peninjauan dan analisis Kebutuhan sosial ekonomi digambarkan dengan mata
and Bangladesh and gender sistematik dengan literatur pencaharian perempuan pedesaan di Banglades mengingat
Schbley, equity: yang berhubungan dengan sosio-ekonomi merupakan inti masalah dalam kemiskinan.
2013 A review article keadilan gender dan Kemiskinan merupakan salah satu akar masalah pasti yang
penghalang sosio-ekonomi dihadapi pada kematian dan kesakitan maternal yang
pada kesehatan maternal dialami perempuan Banglades pada periode sebelum dan
untuk mata pencaharian di sesudah melahirkan serta menjadi menghalang yang serius
Banglades keadilan gender dan persamaan hak.
7. Abushai Exploring the Roles of Kualitatif eksplorasi Tiga peran perempuan (peran pendukung, peran perlawan,
kha& Family Members in danfocus groups discussions dan peran aktif dalam peran perawatan) dalam anggota
Khalaf, Womens Decision to Use dengan menggunakan keluarga di Yordania mempengaruhi keputusan perempuan
2014 Postpartum Healthcare inductive content analysis. dalam menggunakan layanan kesehatan pasca melahirkan.
Services from the Oleh karena itu, perlu pendekatan yang berpusat pada
Perspectives of Women and keluarga saat memberikan pelayanan postpartum untuk
Health Care Providers. meningkatkan peran keluarga yang positif (perbaikan
posisi perempuan dengan laki-laki) dan membatasi yang
negatif (tidak menyebutkan perempuan) untuk
mempromosikan kelangsungan pelayanan kesehatan
digunakan selama periode pasca melahirkan.
perpustakaan.uns.ac.id 547
digilib.uns.ac.id
bahwa kematian ibu bersalin diakibatkan oleh cepat atau tidaknya dalam
NTT bahwa pengambilan keputusan terbesar ada pada istri, suami, orang
lemah daripada pria dalam mendapatkan akses dan kontrol dalam pelayanan
serius bagi keadaan gender dan kesetaraan hak. Kemudian penelitian Abusaikha
& Khalaf (2014) menemukan bahwa tiga peran gender pada peran perempuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 558
digilib.uns.ac.id
setelah melahirkan.
waktu, tempat penelitian, dan sampel ibu hamil berisiko tinggi dan suami. Jenis
yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif
keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu berisiko tinggi dalam perspektif
gender antara istri dan suami, waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April
C. Kerangka Berpikir
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi. Hal-
hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu
hamil berisiko tinggidalam keluarga ada enam hal yaitu: persepsi, pengetahuan,
mempengaruhi akses rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi. Akses
untuk merujuk pada ibu hamil berisiko tinggi ke rumah sakit dalam keluarga akan
pembiayaan dalam penangan ibu hamil berisiko tinggi dengan BPJS atau Jamkesda
atau mandiri. Dari keenam faktor dalam pengambilan keputusan rujukan dan akses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 569
digilib.uns.ac.id
rujukan ke rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi yang akhirnya
rumah sakit pada hamil berisiko tinggi di dalam keluarga untuk mencegah kematian
maternal.
commit to user
577
Pengetahuan pasangan
s ibu hamil berisiko tinggi
Istri Suami
Sosial-budaya pasangan
ibu hamil berisiko tinggi
Istri Suami
BAB III
METODE PENELITIAN
Puskesmas Gondangrejo terdapat 1.285 ibu hamil dengan 257 ibu hamil
sedangkan 142 kasus tidak mendapat penanganan rujukan yang salah satunya
ibu hamil berisiko tinggi.Pada tahun 2014 dari data Puskesmas Gondangrejo
B. Jenis Penelitian
hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender, teknis analis bersifat kualitatif,
dan fakta yang diungkap dalam penelitian yang akan dilakukan merupakan
C. Subyek Penelitian
hamil dan suami) dengan kehamilan yang kedua atau lebih dan usia
Informan yang terpilih sesuai dengan kroteria ada di desa Wonorejo, Tuban,
D. Teknik Sampling
hamil (istri dan suami) yang kaya informasi tentang pengambilan keputusan
timester ketiga, dan ibu hamil yang memiliki risiko tinggi seperti usia ibu saat
hamil kurang dari atau lebih dari 35 tahun dan memiliki tanda-tanda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
dalam merekam proses wawancara baik kualitas suara rekaman dan durasi
berupa buku dan bolpoint untuk mencatat hal-hal penting terkait kata kunci
informasi tentang hal yang diteliti secara informal, proses wawancara didasari
adalah pertanyaan terbuka supaya keluarga dan ibu hamil berisiko tinggi
lapangan (field notes) selama proses wawancara dengan partisipan seperti apa
yang didengar, dialami dan difikirkan oleh peneliti untuk merefleksikan data
G. Validitas Data
teori.
hasil yang dikatakan secara pribadi dengan sumber yang berbeda. Kedua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
metode tersebut, maka hasil validitas akan dibandingkan dan dapat ditarik
H. Teknik Analisis
dalam memilih hak kesehatannya sendiri. Hak kesehatan dalam penulisan ini
rangkuman inti dimulai dari pemilahan data kasar yang berupa data naratif
yang diambil dari data-data yang sesuai dengan tujuan penelitianagar tidak
sajian data. Jika kesimpulan masih dirasa kurang yakin, maka penulis akan
menggali dalam field note, jika field note belum diperoleh data yang
I. Etika Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
2. Otonomi
4. Resiprokal
mengganti rugi atas waktu dan usaha yang telah dilakukan partisipan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
BAB IV
Gondangrejo terletak di Desa Tuban dengan luas wilayah 54,63 km2, dengan
commit to
66user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
plosok.
a. Visi
b. Misi
1) Tujuan Umum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
2) Tujuan Khusus
ini adalah Wanita Usia Subur (WUS), Pasangan Usia Subur (PUS), bayi,
balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui dan
menopause.
b. Program Imunisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
dengan imunisasi. Sasaran kegiatan adalah bayi, Wanita Usia Subur (WUS)
motivasi, konseling dan pelayanan dalam hal efek samping, komplikasi dan
kegagalan.
d. Program Gizi
Sasaran program adalah bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan
yang dilakukan antara lain adalah pemantauan status gizi bayi, balita, ibu
jamban keluarga, rumah sehat dan saluran pembuangan air limbah. Sasaran
Gondangrejo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
sampah.
pokok yang dilakukan adalah penemuan kasus TBC, kusta dan malaria,
penyuluhan.
serta masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
h. Program Pengobatan
j. Program Puskesmas
paru, kusta, balita kekurangan energi protein (KEP), ibu hamil pre eklamsi/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
eklamsi, ibu hamil anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
gigi dan mulut. Sasaran kegiatan adalah masyarakat umum yang rentan
terhadap penyakit gigi, anak pra sekolah, anak sekolah dasar (SD) dan ibu
hamil.
m. Program Laboratorium
pasien rawat jalan dan rawat inap serta masyarakat umum yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
n. Rawat Inap
lanjut bagi masyarakat dan sebagai pusat rujukan antara. Sasaran kegiatan
o. Program Lansia
mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang berguna dan berdaya guna
penyakit penyerta lansia antara lain DM, hipertensi, ginjal dan jantung.
B. Sajian Data
74
satpam di salah satu BMT di daerah Karanganyar. Selain itu, Bapak S juga
pendidikan terakhir SMP. ibu M sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu M
sekarang hamil yang ketiga dan usia kehamilan sekarang sudah memasuki
memiliki tanda bahaya kehamilan berupa tekanan darah tinggi serta usia ibu
saat hamil diatas 35 tahun. Sehingga ibu dikatakanibu hamil dengan risiko
tinggi.
perempuan usia 17 tahun, masih sekolah di SMA. Anak kedua laki-lakai usia
akan dilahirkan ibu M walaupun bapak S sudah ikut asuransi BPJS yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
salah satu rumah makan dan toko batik Maya Ratna di daerah Karanganyar.
Bapak D disana melakukan pekerjaan seperti melayani pembeli yang beli soto
ataupun baju batik. Selain itu, bapak D juga memiliki pekerjaan sambilan,
Bapak D memiliki istri yang bernama Ibu Ma, usia 37 tahun dengan
pendidikan terakhir SD. Ibu Ma ini merupakan istri kedua, begitu juga bapak
D merupakan suami kedua dari ibu Ma. Ibu Ma sebagai ibu rumah tangga
(IRT). Ibu M sekarang hamil yang ketiga dan usia kehamilan sekarang sudah
plastik yang diambil dari pengepul. Yang perbendelnya dihargai dari pengepul
RP 1.500,-. Isi plastik perbendelnya sekitar 1000 lembar. Dalam sehari ibu
76
kehamilan, yang berupa tekanan darah tinggi, kaki bengkak, kadang disertai
pusing dan usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun. Sehingga ibu dikatakan ibu
pernikahan dengan istri pertama dikaruniai satu anak perempuan yang usianya
15 tahun, anak tersebut masih sekolah di bangku SMP, dan hidup bersama
ibunya. Ibu Ma dari pernikahan pertamanya juga memiliki dua anak laki-laki,
yaitu anak pertama usia 18 tahun dan sudah bekerja, sedangkan anak kedua
usia 5 tahun dan masih sekolah TK. Pasangan ini sudah memiliki tabungan
memiliki jaminan kesehatan apapun. Namun pasangan ini akan mencari BPJS
keluarga, KTP suami istri dan surat-surat pengantar dari RT, RW, Kepala
beli soto ataupun baju batik. Bapak P tidak memiliki pekerjaan sambilan. Di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Bapak P memiliki istri yang bernama Ibu Ng, usia 38 tahun dengan
pendidikan terakhir SMP. Ibu Ng sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu Ng
sekarang hamil yang ketiga dan usia kehamilan sekarang sudah memasuki
Dalam kehamilan ibu Ma memiliki salah satu tanda gejala kehamilan, yang
berupa Haemogloobin) Hb termasuk rendah, yaitu 8,6 gr/dl, usia ibu saat
hamil lebih dari 38 tahun dan dengan usia kehamilan sudah lebih dari tanggal
Pasangan ini memiliki 2 anak. Anak pertama laki-laki usia 16 tahun dan anak
kedua juga laki-laki usia 11 tahun. Pasangan ini tidak memiliki tabungan
untuk biaya persalinan ibu. Namun pasangan ini memiliki jaminan kesehatan
apapun yaitu Jamkesmas dan masih bisa digunakan untuk nati kalau ibu
bersalin.
78
bapak WS selama sehari RP 50.000,-. Penghasilan tambah dari dari hasil jual
Bapak WS memiliki istri yang bernama Ibu Si, usia 38 tahun dengan
pendidikan terakhir SD. Ibu Si sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu Si
sekarang hamil yang keempat dan usia kehamilan sekarang sudah memasuki
kehamilan ibu Si merupakan ibu hamil dengan risiko tinggi karena ibu Si
tensi darah tinggi, kaki bengkak serta usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun.
Karanganyar. Pasangan ini sudah dikaruniai empat anak. Anak pertama laki-
laki usia 18 tahun, dulu lahir ditolong duku. Anak kedua laki-laki usia 13
tahun, dulu lahir di bidan. Anak ketiga perempuan usia 11 tahun, dulu lahir di
bidan. Pasangan ini tidak memiliki tabungan untuk persiapan anak yang akan
dilahirkan ibu Si. Pasangan ini memiliki jaminan asuransi kesehatan yang
berupa Jamkesmas yang diperoleh waktu mencari kartu keluarga setelah anak
79
sebagai tukang batu di daerah selatan stadion Manahan Surakarta. Selain itu,
pukul 7 pagi dan muai bekerja jam 8 pagi sampai dengan jam 4 sore. Sampai
di rumah jam 5 sore. Dalam kegiatan rumah tangga, bapak Su sering juga
Bapak Su memiliki istri yang bernama Ibu Su, usia 36 tahun dengan
pendidikan terakhir SD. Ibu Su sebagai buruh di pasar Legi, disana ibu Su
bekerja dari pagi sampai sore dan memiliki pnghasilan tiap harinya Rp
40.000,-. Ibu Su sekarang hamil yang kelima dan usia kehamilan sekarang
Ibu Su memiliki riwayat kehamilan yang buruk yaitu tensi darah tinggi sejak
inggi yaitu 180 - 190. Oleh karena itu ibu tidak dapat memakai alat
kontrasepsi yang berupa pil KB, suntik KB dan implant. Selain itu juga ibu
hamil lebih dari dua kali dan usia ibupun juga sudah lebih dari 35 tahun.
80
Pasangan ini sudah dikaruniai empat anak. Anak pertama laki-laki usia 15
tahun, anak kedua laki-lakai usia 12 tahun, anak ketiga perempuan usia 8
tahun dan anak keempat perempuan usia 4 tahun. Bapak Su dan ibu Su tidak
memiliki tabungan untuk persiapan bersalin ibu Su. Bapak Su dan ibu Su juga
Alasan tidak ikut BPJS karena bapak Su dan ibu Su tidak mampu dalam
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan dua model yaitu analisis
Harvard I satu mengenai analisis gender dan juga menggunakan model kerangka
interaktif. Analisis gender adalah suatu metode atau alat untuk mendeteksi
kesenjangan atau disparitas gender melalui penyediaan data dan fakta serta
informasi tentang gender yaitu data yang terpilah antara laki-laki dan perempuan
dalam aspek akses, peran, kontrol dan manfaat. Analisis gender dapat
berfokus pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
mereka miliki dengan seefektif dan seefisien mungkin agar persiapan persalinan
sebagai tujuan jangka panjang dapat tercapai untuk menekan terjadinya kematian
ibu dan bayi. Terkait dengan sumberdaya yang dimiliki oleh keluarga tersebut,
kegiatan rumah tangga. Dalam hal ini tidak hanya istri saja yang didorong untuk
memaksimalkan perannya, tetapi juga suami. Suami dan istri terkadang dituntut
berperan ganda, disamping sebagai pengurus rumah tangga, maka dituntut pula
C. Temuan Studi
Kerangka Harvard I terdiri atas sebuah matriks yang mengumpulkan data pada
tingkat mikro (rumah tangga) yang terdiri dari tiga komponen yang berhubungan
satu dengan lainnya. Berikut ini disajikan tabel model Harvard I yang sekaligus
juga digunakan analisis model interaktif. Adapun tiga komponen tersebut dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
Rumah Sakit pada ibu Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif Gender di
Profil akses dan kontrol dalam model Harvard I bertujuan untuk merinci
melaksanakan kegiatannya dan manfaat apa yang diperoleh setiap orang dari
hasil kegiatan tersebut. Profil ini memperlihatkan siapa yang memiliki akses
penggunaannya.
mengambil keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil dengan risiko
tinggi di dalam rumah tangga. Profil ini memperlihatkan siapa yang memiliki
atas penggunaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Hasil analisis gender dari profil kegiatan akses dan kontrol terhadap
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
dalam perspektif gender di dalam rumah tangga dapat dilihat dari hasil
wawancara yang telah dirangkum dalam sebuah tabel 4.1 sebagai berikut :
kesehatan istri hamil dengan risiko tinggi yang akan melahirkan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
informan 3.
keuangan untuk kesehatan ibu hamil dengan risiko tinggi dan rujukan ke
Pasangan Informan 1
Akses keuangan rumah tangga pada pasangan informan ini, istri lebih
dominan karena suami memberi uang pada istri untuk mengelola dalam
sebagai berikut :
untuk masalah itu, semua saya serahkan pada ibu, setelah saya terima
gaji, sebagian besar uang saya serahkan pada ibu untuk keperluan rumah
tangga, terserah mau dipakai apa yang peting untuk keperluan rumah tangga.
rumah sakit, suami lebih dominan yang dibuktikan dengan pernyataan istri
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
...untuk rujukan ke rumah sakit, kalau saya sih nurut bapak, karena dia
yang bertanggung jawab keuangan. untuk rujukan ke rumah sakit, kalau
saya sih nurut bapak
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus
dirujuk mbak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau
tensinya tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja
mbak, karena disana ada saudara.
Pasangan Informan 2
dominan karena setelah suami terima gaji, maka istri langsung diberi sebagian
besar gaji yang diterima suami untuk mengelola keuangan dalam memenuhi
berikut :
biasanya ibu mbak, jadi kalau saya terima gaji mingguan itu, saya
ambil sedikit uang dari gaji saya untuk keperluan saya dan selebihnya itu saya
serahkan pada ibu untuk keperluan dan kebutuhan rumah tangga. Ya cukup
tidak cukup ya segitu mbak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
kehamilan istri dengan risiko tinggi dalam pemilihan rujukan ke rumah sakit,
suami lebih dominan yang dibuktikan dengan pernyataan istri sebagai berikut:
paling saya ngikut suami aja mbak. Kalau seperti itu saya lebih
nurut dengan keputusan suami mbak. Saya sistemnya begini mbak, kalau saya
sebagai ibu rumah tangga, kalau ada apa-apa itu yang bertanggung jawab
itukan kepala rumah tangga. Kalau kepala rumah tangga seperti apa nanti ya
dituruti mbak
saya mbak yang memilih di rumah sakit sebagai rujukan untuk ibu
Pasangan Informan 3
rumah tangga pada istri yang dibuktikan dengan pernyataan istri sebagai
berikut :
pernyataan suami bahwa keseluruhan gaji diberikan pada suami, jika untuk
keperluan suami, suami minta pada istri yang dibuktikan pernyataan suami
sebagai berikut :
saya kalau setelah terima upah dari juragan saya, uang itu saya
serahkan ibu semua. Kalau saya butuh untuk beli rokok atau untuk keperluan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
apa-apa saya minta ke ibu. Soalnya biar ibu itu percaya dengan saya mbak
kalau saya tidak neko-neko, hehehe. (sambil tertawa).
kehamilan untuk memilih rujukan ke rumah sakit dengan alasan suami sebagai
kepala rumah tangga yang dibuktikan dengan pernyataan istri sebagai berikut:
kepala rumah tangga, otomatis saya mbak. ...tidak ada, ya saya yang
memilih dimana ibu nanti akan dirujuk mbak dan ditegaskan lagi dengan
pernyataan
dalam akses dan kontrol di dalam keuangan rumah tangga untuk kesehatan ibu
hamil berisiko tinggi dan memilih rumah sakit rujukan.Karena saat hamil,
istrilah yang mengalami dan merasakan kehamilan dengan risiko tinggi, maka
rumah tangga pasangan informan empat ini, peran istri (perempuan) sudah
memiliki kedudukan gender yang baik di dalam rumah tangga karena suami
sadar bahwa kesehatan ibu hamil dalam menentukan tempat rujukan ada pada
istri bukan pada suami, sehingga istri lebih dihargai kedudukannya di dalam
rumah tangga terutama dalam kesehatan kehamilan ibu. Hal ini dibuktikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
Pasangan Informan 4
Akses keuangan dalam rumah tangga pasangan ini lebih dominan istri
karena setelah suami terima gaji, istri langsung meminta uang pada suami
untuk segera guna membayar hutang dan memenuhi kebutuhan rumah tangga
sepulang kerja, istri langsung meminta uang guna membayar utang dan beli
berikut :
ibu, karena kalau Sabtu pas pulang kerja, ibu langsung meminta uang
semua gajian saya. Ya buat bayar utang dan untuk beli sayur
Dalam kontrol keuangan rumah tangga pasangan ini, istri lebih dominan
berikut:
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut dan didukung
dengan peryataan, iya saya mendukung pokoknya saya nurut saja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
keuangan dalam rumah tangga. Namun, istri memiliki kesempatan yang sama
istri hamil dengan risiko tinggi dan memilih rumah sakit rujukan.Hal ini
membuat istri dihargai peran dalam kontrol keuangan rumah tangga yang
sejajar dengan saumi. Suami boleh jadi pintar dalam hal memperoleh uang
tetapi harus diimbangi dengan istri yang juga pandai mengatur uang sehingga
Pasangan Informan 5
Akses keuangan rumah tangga pasangan ini lebih dominan istri karena
sebagai berikut :
ya pokoknya saya dapat gaji segitu dan sebagian saya berikan pada ibu
ya terserah ibu mau dipakai seperti apa, ya terserah yang penting kebutuhan
rumah tangga seperti makan terpenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Dalam rumah tangga pasangan informan ini, istri dan suami memiliki
kontrol keuanangan yang sama untuk kesehatan kehamilan istri hamil dengan
risiko tinggi dalam menentukan pilihan rumah sakit sebagai rujukan yang
Pernyatan istri dan suami memiliki kontrol yang sama dalam keuangan
sama-sama mbak
ya bapak dengan ibu. Kami membicarakan dulu
Pasangan informan 1
kegawat daruratan pada istri saat hamil dengan risiko tinggi pada pasangan
informan ini istri tidak memiliki peran yang dominan yang dibuktikan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Oleh karena itu istri tidak memiliki kontrol dalam tabungan di dalam
rumah tangga untuk persiapan persalinan jika terjadi kegawat daruratan pada
istri hamil berisiko tinggi yang dibuktikan pernyataan istri sebagai berikut :
untuk rujukan ke rumah sakit, kalau saya sih nurut bapak, karena dia
yang bertanggung jawab keuangan. untuk rujukan ke rumah sakit, kalau
saya sih nurut bapak
berikut:
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus
dirujuk mbak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau
tensinya tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja
mbak, karena disana ada saudara.
Pasangan informan 2
Akses dan kontrol tabungan untuk persiapan persalinan pada istri hamil
dengan risiko tinggi di dalam rumah tangga pada pasangan informan ini suami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
istri hamil berisiko tinggi diperkuat dengan pernyataan suami sebagai berikut :
Saat ini kami belum punya tabungan, saya cuma punya Rp 500 ribu
paling nanti pinjam sama juragan mbak.
saya mbak yang memilih di rumah sakit sebagai rujukan untuk ibu
informan 4 dan pasangan informan 5). Oleh karena itu tidak dapat dilihat pada
analisis gender karena tidak ada tabungan, maka persiapan persalinan tidak
Hal ini dibuktikan dari jawaban dari pertanyaan tentang kepemilikan tabungan
Pasangan informan 3
Akses dan kontrol dalam tabungan untuk persiapan persalinan pada istri
hamil dengan risiko tinggi pada pasangan informan ini tidak dimiliki suami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
Pasangan informan 4
Akses dan kontrol tabungan untuk persiapan persalinan jika pada istri
hamil dengan risiko tinggi pada pasangan informan ini tidak dimiliki istri
tidak punya. untuk hidup sehari-hari saja kurang, apa yang mau
ditabung mbak
sebagai berikut:
tidak ada. apa yang mau ditabungkan mbak, buat makan aja masih
kurang
Pasangan informan 5
Akses dan kontrol dalam tabungan untuk persiapan persalinan jika istri
terjadi kegawatdaruratan pada istri hamil dengan risiko tinggi juga tidak
dimiliki pasangan informan ini baik istri maupun suami yang dibuktikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
pemeriksaan kehamilan lebih dominan suami (pasangan informan 2). Hal ini
tiga, pasangan informan empat, dan pasangan informan lima dari pertanyaan
berikut:
Pasangan informan 1
Akses dan kontrol pemeriksaan kehamilan pada istri hamil dengan risiko
tinggi di dalam rumah tangga pasangan ini istri lebih dominan yang
kalau saya manut istri itu, kalau minta kontrol hamil ya saya antar.
kalau USG saya mendampingi ibu dan kalau ke PKD kalau saya ada waktu
ya saya antar dan dampingi
Pasangan informan 3
Akses dan kontrol pemeriksaan kehamilan pada istri hamil dengan risiko
tinggi di dalam rumah tangga pada pasangan informan ini, istri lebih dominan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
iya tapi istri saya sering ngeyel. Saat periksa hamil, pertama ibu
pergi sendiri, tapi setelah udah hamil tua ini, saya yang mengantar. ...saya
kalau ngantar periksa di luar, tidak mau ikut masuk. kalau ngantar periksa
di luar, tidak mau ikut masuk
Pasangan informan 4
Akses dan kontrol pemeriksaan kehamilan pada istri dengan hamil risiko
tinggi pada pasangan informan ini di dalam rumah tangga istri lebih dominan
saya sendiri, kalau saya pingin tahu bayinya yang ada di perut ya saya
periksa, kalau tidak ya tidak. saudara saya. iya, bapak nya pas kerja.
kalau pas USG bapak ikut masuk. iya suami. Kalau pas periksa di bu H
bapaknya tidak ikit masuk soalnya pas ramai
Untuk periksa hamil, yang minta priksa ya istri saya sendiri...saya ndak
mudeng soalnya pokoknya apa apa saya ikut istri aja. baru satu kali ngantar.
takut dimarahin. umur kehamilannya udah besar kok gak pernah di
periksain
Pasangan informan 5
Akses dan kontrol pemeriksaan kehamilan pada istri hamil dangan risiko
tinggi di dalam rumah tangga pada pasangan informan ini,istri juga lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
Kalo yang pengen mintra priksa ya ibu, saya hanya mengantar saja dan
saya tunggu di luar. ..kecuali kalo agak gawat maka saya dipanggil.
Pasangan informan 2
dalam rumah tangga istri lebih dominan yang dibuktikan dengan pernyataan
Suami saya yang meminta saya untuk periksa kehamilan, jadi suami
yang mengantar periksa ke bidan mbak.
pada pasangan ini, suami lebih dominan daripada istri yang dibuktikan dengan
setiap bulan saya mengajak kontrol kehamilan istri saya mbak. saya
nunggu di luar saja. kontrol di bidan
Hasil analisis gender menunjukkan bahwa dua pasang informan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
Pasangan informan 1
memilih rumah sakit rujukan di dalam rumah tangga dimiliki istri dan suami
ya yang saya tahu itu keguguran karena kecapean, trus tensi tinggi
karena kecapean. kalau tensi tinggi berbahaya itu saya tahunya informasi
dari PKD (bidan). Kalau kelahiran kalau tensinya tinggi itukan harus dioperasi
kan
guna memilih rumah sakit rujukan di dalam rumah tangga dengan pernyataan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus
dirujuk mbak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau
tensinya tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja
mbak, karena disana ada saudara.
Pasangan informan 2
Pada pasangan informan ini istri dan suami juga memiliki akses
informasi kehamilan risiko tinggi guna menentukan rumah sakit rujukan yang
saya belum begitu tahu banget tentang tanda bahaya kehamilan. Tapi
saya cuman tahu dari baca buku itu (buku periksa hamil/KIA) dan saya tahu
seperti ini ya saya konsultasi ke bidan. Kata bidan kalau begini (ibu menunjuk
kaki yang bengkak) kalau darahnya belum naik itu tidak bahaya. Kalau saya
sudah tahukan saya agak tenang sedikit. Tensi saya kalau tidak ada 150 berarti
kan saya tidak bahaya. Saya cuman berdoa saja pada Gusti Alloh diparingi
gampang, lancar...
sebagai berikut:
berikut dari:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
Walaupun istri memiliki akses informasi, namun istri tidak memiliki kontrol
atas informasi kehamilan risiko tinggi guna menentukan rumah sakit rujukan.
Sehingga, peran gender dalam hal ini tidak baik, karena seharusnya istri yang
menentukan rumah sakit rujukan sesuai dengan keinginan istri karena istri
Pasangan informan 3
saya tahu mbak kalau Hb rendah itu bahaya, karena bu bidan bilang
kalau Hbnya tidak naik, nanti akan ada pengaruh ke bayi
persalinan maka ibu akan dirujuk ke rumah sakit yang dibuktikan dengan
o iya mbak, bu bidan bilang gitu. Kalau sampai Hb saya tidak naik
maka saya kalau lahiran besok akan dirujuk. Selain itu bu bidan kalau Hb
segitu dengan usia saya segini tidak mendapat pertolongan yang lebih baik
maka ibu dan bayi tidak baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
dengan risiko tinggi karena bapak tidak pernah ikut masuk ke ruang periksa
saya kalau ngantar periksa di luar, tidak mau ikut masuk. saya kalau
nyium obat langsung pusing
Suami hanya memiliki harapan baik setelah istri periksa kehamilan yang
tinggi, tetapi suami yang lebih memiliki kontrol kehamilan risiko tinggi untuk
sebagai berikut :
akses dan kontrol di dalam informasi kehamilan risiko tinggi untuk menetukan
rumah sakit rujukan. Istri lebih memiliki banyak informasi kehamilan risiko
rumah sakit untuk bersalin. Pasangan ini menunjukkan bahwa istri di dalam
rumah tangga memiliki peran gender yang baik karena informasi tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
kesehatan kehamilan yang dimiliki ibu dapat mengantar ibu dalam memilih
rumah sakit rujukan pilihan ibu sendiri yang didukung dengan suami. Berarti
tangga dalam pengambilan keputusan kesehatan istri ketika hamil. Hal ini
Pasangan informan 4
rumah sakit rujukan di dalam rumah tangga pasangan informan ini,istri lebih
saya pas periksa di Puskesmas itu kan saya pusing, terus bidan
memeriksa saya kalau darah (tensi darah) saya tinggi dan kaki saya bengka.
Terus saya disuruh makan sayur-sayuran kecuali daun kates karena dapat
menghabiskan cairan air ketuban (air ketuban keruh)
sakit yang digunakan untuk rujukan saat terjadi kegawat daruratan pada ibu
berikut:
ya di rumah sakit kecil aja bu, ditempat pak joko (RSUD Surakarta
yang terletak di Ngipang.bisa pakai jamkesmas, gratis sma sekali tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
berikut :
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut. iya saya
mendukung pokoknya saya nurut saja
yang didapat dari tenaga kesehatan seperti bidan atau dokter namun istri disini
rujukan ke rumah sakit sama dengan suami namun ini kurang baik karena
sebenarnya kondisi kesehatan ibu hamil itu yang mengetahui istri sendiri. Hal
Pasangan informan 5
Pada pasangan informan lima ini, istri lebih memiliki akses informasi
kemahilan risiko tinggi guna menentuka rujukan ke rumah sakit yang istri
ketahui dari bidan yang dibuktikan dengan pernyataan istri sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
Tanda bahaya kehamilan termasuk yang saya alami ini, darah tinggi.
dari bu bidan mbak karena saya dibilangin kalau besok mbak Parmi sesar
saja karena tensinya tinggi terus. soalnya sayakan darah tinggi. Terus pak
Didik (dokter kandungan) itu mengatakan bahwa usia ibu sudah tua, anak ibu
sudah banyak terus ya terus harus operasi dengan steril saja.
sebagai beriku :
Kalau tanda bahaya kehamilan ibu yang tahu mbak karena ibu yang
periksa ya bapak dengan ibu. Kami membicarakan dulu sama-sama
mbak
istri diberi kesempatan suami untuk kontrol informasi kehamilan risiko tinggi
untuk ikut menentukan rumah sakit rujukan dengan pernyataan istri ebagai
berikut :
soalnya sayakan darah tinggi. Terus pak Didik (dokter kandungan) itu
mengatakan bahwa usia ibu sudah tua, anak ibu sudah banyak terus ya terus
harus operasi dengan steril saja. Makanya bapak dan saya memutuskan untuk
dirujuk ke RB Rahma Bunda Kebakkramat.
sama-sama mbak
ya bapak dengan ibu. Kami membicarakan dulu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif Gender di dalam Rumah
Tangga
perspektif gender di dalam keluaraga dirangkum dalam tebal 4.2 di bawah ini:
Pasangan Informan
Faktor 1 2 3 4 5
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Pengetahuan
Sikap
Persepsi
Sosial Budaya
Ekonomi
Sumber : Hasil Wawancara dengan Informan
Keterangan :
Lk : laki-laki
Pr : perempuan
: pengambil keputusan
: tidak ada pengaruh
: dominan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
Hasil analisis gender yang dirangkum dalam tabel 4.2 didapat bahwa
keputusan rujukan ke rumah sakit. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari segi
pengetahuan istri lebih dihargai dan memiliki kedudukan yang sama di dalam
ini dibuktikan dengan pernyataan informan satu dan informan dua sebagai
berikut:
Pasangan informan 1
risiko tinggi yang sama yang dibuktikan dengan pernyataan suami sebagai
berikut:
ya yang saya tahu itu keguguran karena kecapean, trus tensi tinggi
karena kecapean dan kalau tensi tinggi berbahaya itu saya tahunya
informasi dari PKD (bidan). Kalau kelahiran kalau tensinya tinggi itukan
harus dioperasi kan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
guna menentukan rujukan ke rumah sakit yang sama, namun suami yang
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus dirujuk
mbak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau tensinya
tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja mbak,
karena disana ada saudara..
Pasangan informan 2
saya belum begitu tahu banget tentang tanda bahaya kehamilan. Tapi
saya cuman tahu dari baca buku itu (buku periksa hamil/KIA) dan saya tahu
seperti ini ya saya konsultasi ke bidan.
Pengetahuan kehamilan risiko tinggi pada suami yang didapat dari bidan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
suami mbak, karena saya pasrah saja mbak dengan suami. Suami
mengambil keputusan apa saja, saya nurut. paling saya ngikut suami aja
mbak. Kalau seperti itu saya lebih nurut dengan keputusan suami mbak. Saya
sistemnya begini mbak, kalau saya sebagai ibu rumah tangga, kalau ada apa-
apa itu yang bertanggung jawab itukan kepala rumah tangga. Kalau kepala
rumah tangga seperti apa nanti ya dituruti mbak.
saya mbak yang memilih di rumah sakit sebagai rujukan untuk ibu
Berbeda dengan hasil analisis pasangan informan tiga, yaitu istri lebih
tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter namun istri tidak dapat menentukan
menyelamatkan ibu dan bayi. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan istri
sebagai berikut:
saya tahu mbak kalau Hb rendah itu bahaya, karena bu bidan bilang
kalau Hb nya tidak naik, nanti akan ada pengaruh ke bayi. bu bidan
menyuruh istirahat yang teratur, makan teratur, makannya ya nasi lauk pauk
sama buah-buahan
tetapi istri tidak memiliki hak untuk mengambil keutusan rujukan ke rumah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
saya mbak yang memilih di rumah sakit sebagai rujukan untuk ibu
kepala rumah tangga, otomatis saya mbak. tidak ada, ya saya yang
memilih dimana ibu nanti akan dirujuk mbak
rujukan ke rumah sakit lebih dominan di dalam keluarga. Sehingga istri dapat
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi, artinya semakin tinggi
saya pas periksa di Puskesmas itu kan saya pusing, terus bidan
memeriksa saya kalau darah (tensi darah) saya tinggi dan kaki saya bengka.
Terus saya disuruh makan sayur-sayuran kecuali daun kates karena dapat
menghabiskan cairan air ketuban (air ketuban keruh)
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
Pada pasangan informan ini, istri juga memiliki hak untuk memilih
rumah sakit rujukan untuk menyelamatkan kesehatan ibu sendiri dan bayinya
ya di rumah sakit kecil aja bu, ditempat pak joko (RSUD Surakarta
yang terletak di Ngipang). ..bisa pakai jamkesmas. gratis, sama sekali tidak
dipungut biaya
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut. iya saya
mendukung pokoknya saya nurut saja
tinggi dalam rumah tangga yang didapat dari tenaga kesehatan seperti bidan
dan suami memiliki peran yang sama walapun suami tidak memiliki
sebagai berikut:
Tanda bahaya kehamilan termasuk yang saya alami ini, darah tinggi.
dari bu bidan mbak karena saya dibilangin kalau besok mbak Parmi sesar
saja karena tensinya tinggi terus. soalnya sayakan darah tinggi. Terus pak
Didik (dokter kandungan) itu mengatakan bahwa usia ibu sudah tua, anak ibu
sudah banyak terus ya terus harus operasi dengan steril saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender adalah sikap
istri memiliki sikap dalam pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit dan
memandang rumah sakit sebagai tempat yang tepat rujukan pada ibu hamil
risiko tinggi.
keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi di dalam
rumah tangga menunjukkan ada tiga pasang informan dengan suami lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
berikut dar:
Pasangan informan 1
pasangan ini suami lebih dominan ketika suami mengetahui bahwa istri hamil
dengan risiko tinggi dan saat bersalin perlu dirujuk untuk menyelamatkan ibu
berikut:
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus dirujuk
mabak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau tensinya
tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja mbak,
karena disana ada saudara..
Untuk rujukan ke rumah sakit, kalau saya sih nurut bapak, karena dia
yang bertanggung jawab keuangan
Pasangan informan 2
keputusan rujukan ke rumah sakit pada istri hamil dengan risiko tinggi untuk
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
paling saya ngikut suami aja mbak. Kalau seperti itu saya lebih nurut
dengan keputusan suami mbak. Saya sistemnya begini mbak, kalau saya
sebagai ibu rumah tangga, kalau ada apa-apa itu yang bertanggung jawab
itukan kepala rumah tangga. Kalau kepala rumah tangga seperti apa nanti ya
dituruti mbak.
Pasangan informan 3
keputusan rujukan ke rumah sakit pada istri hamil risiko tinggi oleh suami
lebih dominan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dibuktikan dengan
ibu hamil risiko tinggidi dalam rumah tangga lebih dominan istri. Hal ini
rumah sakit memiliki kedudukan yang sama dalam kesehatan di dalam rumah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut. iya saya
mendukung pokoknya saya nurut saja
sikap pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil risiko
tinggi untuk menyelamatkan ibu dan bayi, yaitu antara suami dan istri yang
soalnya sayakan darah tinggi. Terus pak Didik (dokter kandungan) itu
mengatakan bahwa usia ibu sudah tua, anak ibu sudah banyak terus ya terus
harus operasi dengan steril saja. Makanya bapak dan saya memutuskan untuk
dirujuk ke RB Rahma Bunda Kebakkramat.
pemilihan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil dalam perspektif gender di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
informan 1, pasangan informan dua dan pasangan informan tiga. Hal tersebut
Pasangan informan 1
ke rumah sakit lebih dominan suami karena adanya siapa yang bertanggung
jawab di dalam keuangan orang lain yang dibuktikan dengan pernyataan istri
sebagai berikut:
Untuk rujukan ke rumah sakit, kalau saya sih nurut bapak, karena dia
yang bertanggung jawab keuangan
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus dirujuk
mabak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD, kalau tensinya
tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja mbak,
karena disana ada saudara..
Pasangan informan 2
keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil lebih dominan karena suami
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
Pasangan informan 3
keputusan rujukan ke rumah sakit pada istri hamil dengan risiko tinggi.
Persepsi ini disebabkan karena jarak, waktu yang ditempuh lebih cepat dan
sebagai berikut:
karena kalau rumah sakit Gemolong itu kan dekat, jalannya juga sudah
bagus, ya hanya 15 menit dari rumah. setahu orang desa kan rumah sakit
Jebres (RSU Dr. Moewardi) besar, peralatannya juga memadai dan
lengkap
keputusan rujukan ke rumah sakit pada istri hamil risiko tinggi, maka istri
Pada analisis gender pada informan empat ditemukan bahwa istri lebih
dominan dalam faktor persepsi dalam keputusan rujukan ke rumah sakit pada
ibu hamil sehingga dari persepsi istri lebih dominan juga dalam pengambilan
ya di rumah sakit kecil aja bu, ditempat pak joko (RSUD Surakarta
yang terletak di Ngipang). bisa pakai jamkesmas. gratis, sama sekali tidak
dipungut biaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
hamil berisiko tinggi suami mendukung dengan rumah sakit yang dipilih istri
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut. iya saya
Lain halnya dengan analisis gender pada pasangan informan lima ini,
sakit karena informasi harus dirujuk yang disampaikan oleh bidan dan dokter
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil risiko tinggi, namun suami memberi
kesempatan istri dengan diskusi antara istri dan suami uuntuk memilih rumah
rujukan pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender di dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
tentang mitos kehamilan dan kelahiran, adat istiadat yang ada di masyarakat
Pasangan informan 1
Istri : kalau mitos disini seperti anak kecil tidak boleh dibawa keluar
waktu magrib, takut nanti kalau kena sawan. Trus kalau jagong
ditempat nikahan suruh minta kembangannya, katanya nanti anaknya
bisa kena sawan gitu. Dan sebagainya banyak mbak kalau saya tidak
percaya biasa saja. Trus kalau pergi dibawain bawang sama
dlingoblenge kalau saya sudah saya kemana-mana. Anak kalau anak
masih punya orang tua jaman dulu itu pasti banyak peringatan. kalau
mitoni itu mungkin ya kepercayaan bisa mbak.. tapi kalau saya
menghormati orang tua saja mbak karena kalau kita cuman
menghormati orang tua jaman dulu kalau tidak percaya tapi saya
dulu juga pernah mengalami waktu hamil pertama kan kita masih
punya orang tua,, agar kita menghindari perselisihan sama itu kalau
anak sudah lahir anak selamatan bancaan istilah nya kita niatnya
syukuran tapi karena kalau menghormati orang tua maka istilahnya
bancaan tapi anak ke 2 tidak. sanksi adat istiadat disini tidak
ada sini kan agamanya islam jadi banyak yang meninggalkan. Tapi
juga masih ada mitoni dan kondangan-kondangan sudah luntur
mbak karena yang sepuh-sepuh sudah gak ada mbak
Suami : di daerah sini tidak ada mitos-mitos yang ada di masyarakat. adat
istiadat setempatpun pun juga tidak ada ada mbak
Pasangan informan 2
Istri : saya kurang begiru tahu mbak tapi kalau anak keduan saya itu
kecapa mbak. Tidak tahu mbak, cuman kata orang-orang biar lancar
mbak dalam melahirkan. Tapi tetap percaya Gusti Alloh dan saya
nurut suami. adat istiadat disini ada mbak, bancaan nasi sayur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
gudangan. Setiap 5 hari / sepasar setelah bayi lahir. Selapanan juga ada
sekali ya seandainya lahirnya sabtu kliwon ya nanti bancaannya sabtu
kliwin berikutnya yang sebulan. Ya itu cuman bancaan nasi gudangan.
kalau saat hamil ya ada mbak. Kalau anak pertama itu mitoni. Tapi
kalau anak keduadan selanjutnya tidak mbak. kalau saya kurang
tahu mbak, tapi ada kalau pada orang yang mantenan terus minta talek
atau bunganya atau apanya yang dipakai buat mantennya terus
dioleskan seidkit ke badannya ibu hamil mbak. Tapi saya selama hamil
tidak bantu di seperti itu mbak. kalau kegiatan sosial disini tidak ada
paksaan ibu hamil harus mengerjakan apa, sesuka hati mbak. Kalau ibu
hamil ingin sesuatu malah disuruh ngomong. Kalau nanti tidak
keturutan nanti ibu bisa sakit perut. Kalau pas rewangan itu
diringankan mbak
Pasangan informan 3
Suami : kalau adat istiadat ya bancaan sepasaran bayi itu mbak dan paling
bancaan yang untuk anak-anak kecil itu, bancaan gudangan dan tukon
pasar itu mbak
Pasangan informan 4
Istri : Mitos di masyarakat Gunung Duk ndak ada bu. kalau sini adatnya
mitoni kalau hamil dan bancaan (syukuran) anak-anak kalau bayi
sudah lahir
Suami : saya tidak tahu mitos itu apa bu. ..paling disini kalau hamil ada
mitoni dan bancaan anak kecil
Pasangan informan 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
Suami : kalau adat disni masih, seperti brokohan. Brokohan itu kalau sudah
lahir dibrokohi seperti dibancai. Kalau satu minggu bayi sudah puput
(tali pusat sudah lepas sendiri dari bayi) itu ya sepasar. Selapanan itu
juga masih yang buat anak-anak itu
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
ekonomi ini diperoleh dari pendapatan keluarga. Walaupun ada ibu yang juga
memberi nafkah adalah kewajiban suami dan hal ini telah dilakukan dengan
dengan suami lebih dominan dalam bekerja untuk mencari nafkah untuk
Pasangan informan 1
cara bekerja sebagi security di salah satu BMT di Karanganyar dan membuka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
Oleh karena itu bapak S berani memutuskan ibu akan dirujuk ke rumah
sakit Kustati ketika ibu Ma nanti akan bersalin walaupun jarak rumah ke
rumah sakit itu jauh. Sehingga untuk masalah ekonomipun tidak menjadi
kendala bagi keluarga ini yang dibuktikan dengan pernyatan suami sebagai
berikut:
itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus dirujuk
mbak. kalau dirujuk ya di rumah sakit Kustati saja mbak
Pasangan informan 2
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
di dalam rumah tangga lebih dominan suami. Suami bekerja sebagai buruh di
toko batik dan rumah makan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
ya biaya itu mbak kalau saya rencana mau cari BPJS mbak, saya
juga sudah mempersiapkan syarat-syaratnya dari RT, RW nanti pak Lurah
terus saya bawa ke Purwosari (kantor BPJS)
Pasangan informan 3
berisiko tinggi lebih dominan suami di dalam rumah tangga karena suami
buruh jagal sapi dan tidak memiliki pekerjaan sampingan. Sehingga suamilah
berikut:
saya buruh pemotongan hewan sapi, mmm jadi jagal sapi di dekat sini,
gaji perbulan yang saya dapat satu setengah jutaan (Rp 1.500.000,-). tidak
punya pekerjaan sampingan mbak
122
dikatakan bahwa dengan gaji perbulan yang didapat kurang bisa memenuhi
kesehatan untuk keluarga trutama pada saat istri akan bersalin dengan
hamil risiko tinggi lebih dominan suami. Suami bekerja sebagaiburuh bangun
saya bekerja sebagai buruh banguna di solo mbak, perhari saya digaji
lima puluh ribu (Rp 50.000,-). Selain itu cari rongsok kalau pulang kerja trus
saya kumpulkan dan saya jual kadang-kadang laku enam rimu (Rp 6.000,-)
kadang lebih. Kadang, Sebulannya saya dapat sekitar Rp 1.200.000,- dari hasil
itu
Namun dalam pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit, istri
lebih dominan karena istri yang merasakan kehamilannya dan istri yang harus
tinggal istrinya saya mau nya kemana, saya nurut. iya saya
mendukung pokoknya saya nurut saja
Serta ada satu pasangan istri dan suami sama-sama bekerja dan dalam
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
ditunjukkan pasangan informan lima. Pada pasangan ini, istri dan suami sama-
keputusan ke rumah sakit ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi. Istri
berikut:
Saya ya buruh di pasar legi. Disana nemani mbak saya jualan empon-
empon (bumbu pawon), perharinya saya di dakasih upah empat puluh ribu (Rp
40.000,-)
sebagai berikut:
memenuhi kesehatan keluarga terutama pada ibu hamil risiko tinggi istri dan
suami menyelatkan ibu dan bayi dengan mencari pinjaman uang untuk
istri dan suami melakukan diskusi telebih dahulu yang dibuktikan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124
sebagai berikut:
sebagai berikut:
tingkatan dengan kadar yang berbeda pada keputusan rujukan ke rumah sakit
pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender di dalam rumah tangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125
Pengambilan Keputusan
Jenis Kelamin Otomatis Informasi Pertimbang Ketidakpastian
an ganda
Pasangan Informan 1
Laki-Laki
Perempuan
Pasangan Informan 2
Laki-Laki
Perempuan
Pasangan Informan 3
Laki-Laki
Perempuan
Pasangan Informan 4
Laki-Laki
Perempuan
Pasangan Informan 5
Laki-Laki
Perempuan
Sumber : Hasil wawancara dengan informan
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
dominan diambil oleh suami dengan dibuktikan dengan tiga pasang informan
satu pasang informan lebih dominan istri (pasanag informan 4), dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
Pengambilan Keputusan
Informan
Representasi Empiris Informasi Eksplorasi
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Pasangan
Informan 1
Pasangan
Informan 2
Pasangan
Informan 3
Pasangan
Informan 4
Pasangan
Informan 5
Sumber : Hasil Wawancara dengan Informan
Keterangan :
Pengambil keputusan
menurut kategori dalam pengambilan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil
keputusan rujukan. Hasil analisiS tabel 4.4 menunjukkan bahawa suami lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
127
informasi diperoleh. Dalam hal ini informasi diperoleh dari tenaga kesehatan
informan.
keputusan pribadi dan keputusan bersama pada pengambilan rujukan pada ibu
hamil risiko tinggi yang dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5. Jenis Pengambilan Keputusan Rujukan Ke Rumah Sakit pada Ibu
Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif Gender di dalam Rumah
Tangga
Informan / Pengambil Pengambilan Keputusan
Keputusan Pribadi Bersama-sama
Lk Pr Lk Pr
Pasangan Informan 1
Pasangan Informan 2
Pasangan Informan 3
Pasangan Informan 4
Pasangan Informan 5
Sumber : Hasil Wawancara dengan Informan
Keterangan :
Pengambil keputusan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
mennurut jenisnya dalam pengambilan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil
informan 2, dan pasangan 3), dan satu pasang informan yaitu istri yang
Pasangan informan 1
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi lebih dominan suami yang dibuktikan
Istri : Untuk rujukan ke rumah sakit, kalau saya sih nurut bapak, karena
dia yang bertanggung jawab keuangan
Suami : itu saya mbak yang menentukan di rumah sakit mana ibu harus
dirujuk mbak, itu kan periksa dan saya mendampingi periksa di PKD,
kalau tensinya tinggi nanti di rujuk, kalau dirujuk ya di rumah sakit
Kustati saja mbak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
Pasangan informan 2
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi lebih dominan suami yang dibuktikan
Istri : Suami mengambil keputusan apa saja, saya nurut. Bagi ibu,
keputusan terbaik itu yang diambil oleh suami yang dibuktikan dengan
pernyataan. paling saya ngikut suami aja mbak. Kalau seperti itu
saya lebih nurut dengan keputusan suami mbak. Saya sistemnya begini
mbak, kalau saya sebgai ibu rumah tangga kalau ada apa-apa itu yang
bertanggung jawab itukan kepala rumah tangga. Kalau kepala rumah
tangga seperti apa nanti ya dituruti mbak
Suami : saya mbak yang memilih di rumah sakit sebagai rujukan untuk ibu
Pasangan informan 3
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi lebih dominan suami yang dibuktikan
Istri : tidak mbak, saya nurut suami, karena suami yang bertanggung di
dalam rumah tangga. Suami kan kepala keluarga
Suami : kepala rumah tangga, otomatis saya mbak dan tidak ada, ya saya
yang memilih dimana ibu nanti akan dirujuk mbak
Pasangan informan 4
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi lebih dominan istri yang dibuktikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
Pasangan informan 5
sakit pada ibu hamil berisiko tinggi diambil secara bersama-sama yang
D. Pembahasan
ke Rumah Sakit pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif Gender di
131
mengelola keuangan rumah tangga, karena pada dasarnya istri lebih detil
tangga bukan sekedar menjadi sosok yang hanya mengasuh, mendidik anak-
anak serta mengurus suami dan rumah. Namun, suami lebih memiliki kontrol
istri hamil dengan risiko tinggi yang akan melahirkan Dalam kontrol
utama dalam kontrol keuangan rumah tangga. Hasil tersebut ditemukan bahwa
istri lebih dihargai sebagai perempuan sehingga istri memiliki peran penting
tangga dalam kesehatan ibu hamil hamil berisiko tinggi perempuan tidak
memiliki hak dan tidak dipercaya di dalam kesehatan istri hamil ketika
bayi. Suami boleh jadi pintar dalam hal memperoleh uang tetapi harus
diimbangi dengan istri yang juga pandai mengatur uang sehingga kondisi
ditemukan dalam penelitian ini adalah ada dua pasang informan yang
memiliki akses dan kontol dalam tabungan dan persiapan pesalinan istri hamil
risiko tinggi. Dari kedua pasangan informasi menunjukkan bahwa suami lebih
132
serta kontrol dalam kepemilikan tabungan dan persiapan persalinan pada istri
hamil risiko tinggi. Pada kedua pasangan menunjukkan bahwa istri tidak
memiliki peran gender yang lebih baik dan sama di dalam tabungan dan
persiapan persalinan ibu hamil risiko tinggi. Sehingga dirasa istri kurang di
hamil risiko tinggi. Walaupun istri tidak memiliki akses dan kontrol dalam
tabungan dan persiapan persalinan, namun suami sadar dan perhatian pada
istri bahwa istri perlu uang untuk persiapan persalinan walaupun hanya sedikit
tapi itu sudah dianggap suami memiliki peran gender di dalam rumah tangga
tentang kesehatan ibu hamil. Selain itu, pada aktivitas ini juga ditemukan
bahwa ada tiga pasang informan yang tidak memiliki akses dan kontrol dala
tabungan dan persiapan persalianan pada ibu hamil risiko tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada peran gender di dalam rumah tangga untuk
kesehatan ibu hamil risiko tinggi. Ketiga pasang informasi tersebut dalam
bahwa istri berperan lebih dominan memiliki akses di dalam rumah tangga.
Walaupun suami mengantar periksa hamil hanya pada saat USG, kehamilan
tua, atau ketika ibu mengalami tanda bahaya kehamilan. Bahkan suami hanya
akan ikut masuk ketika dipanggil bidan atau dokter untuk memberitahu hasil
pemeriksaan yang berbahaya untuk kesehatan ibu dan bayinya. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
kehamilan seorang istri merupakan tanggung istri sendiri dan tidak ada
campur tangan dari suami. Memang benar bahwa kesehatan kehamilan yang
hamil itu juga merupakan tanggung jawab suami dan istri di dalam rumah
kehamilan itu lebih dominan pada akses dan kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa peran gender di dalam rumah tangga pasangan informan ini kurang
Walaupun dirasa suami sadar akan pentingnya kesehatan istri saat hamil.
Padahal yang hamil dan merasakan keadaan saat hamil adalah istri. tetapi
risiko tinggi di dalam rumah tangga, istri lebih dominan memiliki informasi
tentang bahaya kehamilan daripada suami. Namun istri tidak memiliki kontrol
informasi kehamilan risiko tinggi di dalam rumah tangga guna memilih rumah
sakit rujukan untuk menyelamat ibu dan bayi. Peran gender istri di rumah
tangga menjadi tidak baik, karena seharusnya istri memiliki hak dalam
untuk memilih rumah sakit rujukan yang diperoleh ibu dari tenaga medis
seperti bidan dan dokter maupun buku yang dibaca, karena istri yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
adil bagi istri di dalam peran gender di dalam rumah tangga. Walaupun istri
namun hal ini terlihat bahwa perhatian suami kepada istri hamil tidak ada
istri tidak dihargai dan tidak memiliki kedudukan yang sama tentang
kesehatan di dalam rumah tangga. Hal ini dibuktikan dengan beberapa suami
menunggu di luar, tidak ikut masuk ke ruang periksa sehingga akses informasi
tentang tanda bahaya kehamilan kurang atau tidak diketahui oleh suami.
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi di dalam rumah tangga.
dan istri bertanggung jawab dalam mengurus rumah tanggadan tidak ingin
lainpihak istri juga ingin terlibat lebih jauh di sektor publik, hal tersebut
terlihat bahwa istri boleh membantu suami dalam mencari nafkah, istri boleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
bukanlah tugas istri saja tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh
anggota keluarga, terutama bagi pasangan suami istri. Lebih baik lagi apabila
keluarga.
perannya masing-masing dengan baik. Namun jika ada anggota keluarga lain
yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, ia juga ikut andil dalam
anak, selain memiliki tugas utama yaitu sekolah dan mentaati aturan yang ada
istri, selain mengurus dan mengelola rumah tangga, ibu juga berperan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
istri yang hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, ia akan banyak memiliki
Hasil penelitian dari anaisis gender dari profil kegiatan pada akses
akses dan kontrol tabungan dan persiapan persalinan lebih dominan suami.
Dari hasil kesimpulan jika dilihat dari persepektif gender peran antara istri dan
suami tidak seimbang, karena dalam kesehatan kehamilan pada istri hamil
risiko tinggi tidak memiliki kedudukan dan hak sejajar dengan suami di dalam
dalam rumah tangga. Padahal istri hamil risiko tinggi merasakan kesehatan
pada ibu Hamil Risiko Tinggi antara dalam Pespektif Gender di dalam Rumah
137
yang ditunjukkan pada tabel 4.2 tabel analisis gender. Pada penelitian ini,
keputusan rujukan pada ibu hamil berisiko tinggi dalam pespektif gender pada
ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam perspektif gender salah
satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan ini diperoleh dari bidan, dokter dan
buku yang dibaca untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pada faktor
pengetahuan kehamilan risiko tinggi pada istri lebih dominan karena istri lebih
dalam faktor pengetahuan ini suami yang lebih dominan. Dilihat dari
perspektif gender, hal tersebut menunjukkan bahwa istri tidak memiliki hak
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi selanjutnya adalah
akan menjadi rujukan padda ibu hamil risiko tinggi. Faktor sikap dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
Dilihat dalam perspektif gender, istri hamil dengan risiko tinggi dalam
penelitian ini istri tidak memiliki kesempatan dan kedudukan sama dengan
rumah tangga.
rujukan ke rumah sakit selanjutnya adalah persepsi. Persepsi ini diperoleh dari
fasilitas rumah sakit, orang lain, dan jaminan kesehatan seperti Jamkesmas
dan BPJS. Faktor persepsi ini juga akan mempengaruhi pola pengambilan
keputusan rumah tangga dalam merujuk ibu bersalin ke rumah sakit sehingga
penelitian ini lebih dominan dimiliki suami. Dilihat dariperspektif gender, hal
persepsipun perempuan (istri) tidak memiliki hak dan peran dalam memilih
tempat rujukan ke rumah sakit yang untuk menyalamatkan ibu dan bayinya.
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi.
dari penalaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa, sosial budaya yang ada
mitos dan adat istiadat. Mitos yang didapat dalam peneliti ini adalah anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
tidak boleh dibawa keluar waktu magrib dan ibu hamil kalau pergi dibawain
bawang dan dlingobenge. Adat istiadat yang ada di masyarakat adalah mitoni,
rumah sakit lebih dominan suami. Faktor ekonomi yang dilakukan suami
dengan cara bekerja untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga sebagai orang yang mencari nafkah, sehingga faktor ekonomi juga
keputusan rujukan ke rumah sakit di dalam rumah tangga pada ibu hamil
bertanggung jawab atas biaya untuk rujukan ibu hamil hamil berisiko tinggi
dengan cara meminjam uang ke tetangga atau saudara dan mencari jaminan
Dilihat dari perspektif gender walaupun istri tidak memiliki kesempatan dan
kedudukan dalam memilih rumah sakit rujukan, namun bapak memiliki peran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
gender di dalam keluarga yang bagus karena bertanggung jawab atas ibu dan
bayi.
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia terhadap sesuatu atau
segala perbuatan manusia untuk memahami atau hasil suatu obyek yang
dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu,
membuat suami dan istri mempunyai sikap dan persepsi dalam mengambil
keputusan dalam penentuan rujukan ke rumah sakit. Hal ini juga dipengaruhi
faktor sosial budaya, dimana faktor sosial budaya merupakan salah faktor
psikologis. Perubahan secara fisik pada ibu hamil seperti perubahan bentuk
akibat peregangan kulit (biasanya pada kulit perut, kulit paha) dan lain
menimbulkan suatu sikap dan reaksi antar anggota dalam keluarga, seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
sikap dan reaksi seorang suami pada kehamilan istri akan berbeda pada setiap
suku, bangsa serta mungkin akan lebih tergantung pada budaya/ada istiadat
setempat.
rujukan suami istri dengan kehamilan risiko tinggi. Hasil penelitian ini
ataupun dokter yang disediakan pihak rumah sakit merupakan hal penting
yang harus dicermati oleh rumah sakit karena dapat mempengaruhi citra dari
rumah sakit. Citra tersebut dapat menjadi suatu pertimbangan pasien dalam
memilih suatu rumah sakit yang akan menangani masalah kesehatanya. Pasien
akan menganggap suatu pelayanan rumah sakit tersebut baik apabila mereka
merasa kualitas dari dokter-dokter di rumah sakit tersebut baik dan banyak
142
mahal atau biaya kesehatan yang murah. Selain itu faktor harga juga
mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk
serta jumlah uang yang harus dikeluarkan. Harga dalam industri jasa rumah
sakit menurut pendapat dari Aditama (2002) adalah biaya di sebuah rumah
sakit tidak hanya tertuju kepada besarnya tarif yang harus dibayar tiap pasien
untuk satu jenis pemeriksaan atau tindakan tetapi namun keseluruhan biaya
yang harus dibayar oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit.
kesehatan.
143
persepsi dan ekonomi lebih dominan suami dan suami lebih dominan dalam
tersebut. Dari hasil kesimpulan jika dilihat dari persepektif gender peran
antara istri dan suami tidak seimbang, karena faktor yang ditemukan dalam
dan kesempatan di dalam rumah tangga. Padahal istri hamil risiko tinggi
memiliki hak untuk memutuskan rumah sakit untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
3. Pengambil Keputusan Rujukan ke Rumah Sakit pada Ibu Hamil Risiko Tinggi
yang lebih dominan dalam pengambilan keputusan rujukan hal ini disebabkan
144
pada ibu hamil berisiko tinggi di dalam keluarga, mayoritas dengan tingkatan
sederhana dan seketika itu juga. Hasil analisis gender tersebut menunjukkan
istri hamil risiko tinggi tidak memiliki kesempatan dan kedudukan yang sama
keputusan rujukana ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam
145
Dalam penelitian ini informasi diperoleh dari tenaga kesehatan baik bidan,
bersalin. Karena bidan yang mengenali tanda-tanda bahaya dari ibu bersalin
dan juga yang mengetahui bahwa ibu bersalin perlu dirujuk. Hal ini didukung
oleh pihak keluarga yang cenderung awam mengenai tanda-tanda bahaya dari
ibu bersalin sehingga untuk mengetahui ibu bersalin dalam kondisi bahaya
atau tidak, pihak keluarga membutuhkan masukan informasi dari pihak yang
rumah sakit dan kedudukan yang sama dalam pengambilan keputusan rujukan
keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi dalam
146
rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil risiko tinggi dengan keputusan pribadi.
Hal ini dilihat dalam perspektif gender menunjukkan bahwa istri tidak
informasi diperoleh dalam hal ini informasi diperoleh dari tenaga kesehatan
informan.Hal ini dilihat dari analisis gender yang rangkum dalam tabel
pengambilan keputusan pihak keluarga dalam merujuk ibu bersalin. Hal ini
disebabkan bidan memiliki informasi kehamilan dengan risiko tinggi dan juga
persalinan sebesar 36,7 % dilakukan oleh istri, 30,7% dilakukan oleh suami.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
kehamilan karena telah diberikan informasi dari bidan, dokter maupun Puskesmas
menyadari, walaupun pada dasarnya tidak siap untuk dirujuk karena masalah biaya
tetapi adanya faktor-faktor harapan supaya ibu mendapat pertolongan dan selamat.
Harapan yang dimiliki oleh pihak keluarga menjadi motivasi kuat untuk bisa
148
penelitian ini yang menyatakan bahwa laki-laki sebagai faktor dominan dalam
pengambilan keputusan karena laki-laki adalah kepala rumah tangga, yang harus
bekerja setiap hari untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Walaupun istri
memiliki banyak informasi kehamilan risiko tinggi namun istri tidak memiliki
kesempatan untuk memilih rumah sakit rujukan dan tidak memiliki kedudukan
keluarga. Hal ini jika dilihat dari perspektif gender, peran istri dan suami dalam
rumah tangga untuk pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu
hamil berisiko tinggi masih menekankan pada budaya patriaki. Pada budaya
yang disebabkan suami merupakan kepala keluarga yang memiliki peran sebagai
menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Segala keputusan
yang berkait dengan diri perempuan diputuskan oleh laki-laki. Dibandingkan laki-
laki perempuan diberi aturan ketat, dibatasi dengan kata kodrat perempuan. Wanita
tidak diberi sektor publik bahkan wanita harus terima ketika laki-laki
tingkat pendidikan yang rendah serta memiliki status ekonomi-sosial yang rendah
149
adalah suami.
Hal ini tidak terlepas bahwa informan adalah orang Jawa sehingga kental
dengan budaya patriarki. Hasil pkeselurhan penelitian ini juga sesuai dengan
menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 150
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tinggi dalam perspektif gender di dalam keluarga meliputi akses dan kontrol
kehamilan risiko tinggi. namun suami lebih dominan daripada pada istri dalam
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi.
ini menunjukkan bahwa peran istri dan suami dalam rumah tangga untuk
pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit pada ibu hamil berisiko tinggi
rumah sakit yang disebabkan suami merupakan kepala keluarga yang berperan
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id 151
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi
keputusan keluarga dalam merujuk ibu hamil risiko tinggi ke rumah sakit,
keputusan yang akan dilakukan, sehingga hal ini menjadi dasar bagi
lebih baik
C. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
tindakan untuk merujuk ibu bersalin ke rumah sakit bagi istri yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 152
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S.P. 2008. Pola Pengambilan Keputusan Keluarga dan Bidan Dalam Merujuk
Ibu Bersalin Ke Rumah Sakit pada Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Demak.
Semarang: Tesis Universitas Diponegoro.
Broek, N.R., Van Den, dan Falconer, A. D. 2011. Maternal Mortality and Millennium
Development Goal 5. British Medical Bulletin vol. 99 hlm. 2538.
Cresswell, J.W. 2003. Research Design and Marketing Qualitative, Quantitative, and
Mixes Methodes Approachhes. USA: SAGE Publications.
Croyle, RT. 2005. Theory at a Glance: Application to Health Promotion and Health
Behavior (Second Edition). United Nation: Department of Health and Human
Services, National Institutes of Health.
De Cheney, A.H. & Nathaan, L. 2003. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis
and Treatment. 9th edition. Mc. Graw Hill: Inc.
Depkes RI. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta: Balibangkes.
Depkes RI. 2008. Program Pelayanan Reproduksi dan Pelayanan Integratis di Tingkat
Pelayanan Dasar. Jakarta.
Depkes RI. 2008. Laporan Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007. Jakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dinkesprov Jawa Tengah. 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang.
Kusumawati, Y. 2012. Peran Ganda Perempuan Pemetik Teh. Jurnal Komunitas, Vol
4 No. 2 : 157-167.
Kusumo, RAB., Charina, A., Mukti, GW. 2013. Analisis Gender Dalam Kehidupan
Keluarga Nelayan Di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis. Jurnal Social
Economic of Agriculture Vol. 2 (1) hlm. 42-5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik. Edisi
7 Vol 1. Jakarta: EGC.
March, C., Smyth, I., Mukhopadyay, M. 2005. A Guide to Gender Analysis and
Planning. Oxford: Oxfam UK.
Permenkes RI no. 001 tahun 2012 tentang sistem rujukan layanan kesehatan
perseorangan.
Riahinejad, S.,Motamedi, N., Saadat, N., Mostofiniya, M., and Toghiani, A. 2011.
Effect of Vaginal Bleeding in First Trimester of Pregnancy on Pregnancy
Outcomes. Journal of Isfahan Medical School vol. 29 no.156 hlm. 1-7.
Rokhmah, D. 2011. Kesehatan Ibu: Sebuah Perspektif Gender (Studi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember). Jember: Tesis Universitas Jember.
Saifudin, B.S. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Bogor: Kencana.
Shrestha. 2012. Gender Study on Knowledge and Decision Making on Maternal Health
Care in Nepal. Health Prospect vol. 11 hlm. 1-6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya
Dalam Penelitian. Surakarta: Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret.
Thorsen, V.C., Sundby, J., and Malata, A. 2012. Piecing Together the Maternal Death
Puzzle through Narratives: The Three Delays Model Revisited. Journal Plos One
vol. 7 no. 12 hlm. 1-12.
Turner, D.P. 2012. Predictors of Headache Before, During, and After Pregnancy: A
Cohort Study. American Headache Society vol. 52 no. 3 hal. 348-362.
Walton, L.M., dan Schbley, B. 2013. Maternal Health Care in Bangladesh and Gender
Equity: A Review Artikel. Online Journal of Health Ethic Vol. 9 no. 1 hlm. 1-18.
WHO. 2000. Making Pregnancy Safer, a Health Sector Strategy for Reducing Maternal
and Perinatal Morbidity and Mortality. New Delhi: WHO-SEARO.
commit to user
WHO. 2002. Gender Analysisin Health : a Review of Selected Tools. Switzerland.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
WHO. 2013. Counselling for Maternal and Newborn Health Care: a Handbook for
Building Skills. Switzerland: WHO Press.
commit to user
Lampiran 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kepada Yth
Bapak/Ibu
Di Wilayah Puskesmas Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Septiana Juwita
NIM : S021308077
adalah mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sebelas Maret Surakarta, akan mengadakan penelitian yang berjudul Pengambilan
Keputusan Rujukan Ke Rumas Sakitpada Ibu Hamil Berisiko Tinggi dalam Perspektif
Gender (Studi Di Wilayah Puskesmas Gondangrejo Kabupaten Karanganyar).
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak/ibu sebagai
partisipan. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian akademis.
Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjadi
informan penelitian ini dengan memberikan jawaban secara tulus dan jujur atas
pertanyaan yang saya ajukan.
Atas perhatian dan kesediaannya sebagai partisipan penelitian ini, saya ucapkan
terimakasih.
Septiana Juwita
commit to user
Lampiran 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PENELITIAN
(Informed Consent)
(.................................................................)
Partisipan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN RUJUKAN KE RUMAH SAKIT
PADA IBU HAMIL BERISIKO TINGGI DALAM PERSPEKTIF GENDER
A. Pendahuluan
Wawan cara mendalam dilakukan untuk mengambil data melalui
penggalian informasi yang luas dan mendalam pada subyek penelitian baik dari
pengalamannya maupun ungkapan perasaannya. Suasana wawan cara diatur
sedemikian rupa sehingga subyek akan kooperatif dalam berkomunikasi
dengan jujur dan terbuka, dengan demikian data akan mudah untuk dianalisis.
Penggunaan bahasa tidak harus pas dengan pertanyaan di bawah ini,
namun dapat disesuaikan dengan situasi wawancara, kondisi responden yang
sedang sakit atau kondisi responden yang malas berkomunikasi secara formal
dan kaku, bisa diselingi dengan obrolan yang lain, komentar lain yang memang
menarik untuk dicatat, namun tetap terarah dalam topik yang dibicarakan.
B. Tujuan
Memperoleh informasi, tanggapan, pendirian dari subjek penelitian
secara jujur sebagai data yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, hasil
wawancara digunakan sebagai sumber data.
Waktu : lamanya waktu 30 menit sampai 60 menit
Subjekpenelitian : ibu hamil berisiko tinggi dan suaminya
Tempat : ditentukan atas kesepakatan subjek dan peneliti
C. Penjelasan
1. Subyekdiberipenjelasan yang menyangkut maksud dan tujuan dan
diharapkan dapat memberi informasi, tanggapan apa adanya yang
menyangkut permasalahan yang diteliti.
2. Informasi yang diberikan hanya untuk kepentingan penelitian saja dan
dijamin kerahasiaannya.
3. Semua isi wawancara akan dicatat dan direkam dengan tape recorder:
apakah subjek setuju?
D. Jenis Data yang dikumpulkan
commit
Jenis data yang dikumpulkan to user karakteristik pasangan ibu hamil
mengenai
berisiko tinggi dan suami, pembagian peran pasangan ibu hamil berisiko tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan suami di dalam rumah tangga, akses pasangan ibu hamil berisiko tinggi
dan suami ke rumah sakit, kontrol dalam pengambilan keputusan rujukan ke
rumah sakit terhadap pasangan ibu hamil berisiko tinggi dan saumi di dalam
rumah tangga, pengambilan keputusan rujukan ke rumah sakit untuk mencegah
kematian maternal. Tentunya dari semua data tersebut dikaitkan dengan
perspektif gender.
E. Daftar Pertanyaan Mendalam
1. Umum
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
Nama pewawancara :
2. Demografi
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
Hamil ke :
Usia kehamilan :
Jumlah anak hidup : ... perempuan ; ... laki-laki
Jumlah anak mati : ... perempuan ; ... laki-laki
3. Daftar Pertanyaan Terbuka
1) a. Dapatkah Anda menceritakan tentang pekerjaan Anda?
b. Dapatkah Anda menceritakan penghasilan keluarga selama satu
bulan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga?
c. Bagaimana dengan tabungan untuk mempersiapkan persalinan ibu?
d. Bagaimana dengan tabungan selain untuk mempersiapkan persalinan
ibu?
f. Dapatkah Anda menceritakan tentang membagi waktu antara bekerja
dengan kesehatan keluarga?
2) a. Dapatkah Anda menceritakan tentang bagaimana Anda merawat
anak?
b. Bagaimana pengaruhcommit to user
merawat anak dengan kehamilan ibu?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user