Kolektor Surya Dengan Pembebanan Air
Kolektor Surya Dengan Pembebanan Air
F : efisiensi sirip
W/mK)
1. Tujuan Praktikum
c. Luxmeter
e. Stopwatch
3. Prosedur Percobaan
e. Ukur dan catat temperature kaca dan temperature pelat bagian kiri
kolektor surya
f. Lakukan langkah c-e dengan akuisisi data sebanyak tiga kali setiap
f. Ukur dan catat temperature kaca dan temperature pelat bagian kiri
kolektor surya.
h. Lakukan proses d-f dengan akuisisi data sebanyak tiga kali setiap
Rata-rata
Spesifikasi Pelat Kiri & Kanan (cm) (m)
(cm)
Tinggi Roda
Tinggi Kerangka
Tinggi Pelat
Kolektor
Panjang Kerangka
Lebar Kerangka
Tebal Kerangka
Diameter Pipa
Bahan kerangka Besi (k = 80.40 W/mK)
Rata-rata Rata-rata
Spesifikasi Pelat Kiri & Kanan (cm)
(cm) (m)
Panjang Kotak
Lebar Kotak
Keliling Kotak (K)
Luas Kotak (Ac)
Tebal Kotak atas
Tebal Kotak besi
bawah
Tebal kolektor (e)
Lebar Bingkai
Tebal Kaca
Jarak Pelat ke
Kaca (L)
Tebal Insulator
(Lb)
Tabel C. Reservoir
Tabel D. Storage
Kalor
J/kg.K
Jenis
Udara 1007.00
Air 4181.00
Temperatur Temperatur
Waktu
No. IT (klx) IT (W/m2) Ta (K) Pelat Kiri (K) Pelat Kanan (K)
(Pukul)
Tc Tp Tc Tp
DASAR TEORI
1 Kolektor Surya
Sedikit sejarah, kolektor surya pertama kali dibuat tahun 1767 oleh seorang peneliti dari
swiss bernama Horace-Benedict de Saussure dan di aplikasikan oleh Hottel dan Willier pada
tahun 1950. Sebuah Kotak terisolasi dengan tiga layer kaca penutup untuk menyerap panas. Saat
ini kolektor surya sudah banyak diteliti dan dikembangkan di berbagai negara maju dan memiliki
pelat dengan efisiensi mencapai 36% dan bahkan sudah ada fasilitas solar termal di berbagai
negara seperti USA, China, India, Jerman, dan negara maju lainnya[8].
Pelat kolektor adalah bagian paling penting dari kebanyakan system energi solar, pelat
kolektor menyerap cahaya matahari dan mengkonversikannya menjadi energi panas. Panas
tersebut kemudian ditransferkan melalui zat perantara dalam hal ini air untuk pemanasan
langsung atau untuk penyimpanan yang dapat digunakan kemudian pada saat dibutuhkan.
Adapun beberapa komponen utama yang dipakai dalam kolektor surya adalah sebagai
1 Cover Glass
Berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju lingkungan dan melindungi
2 Absorber/Pelat kolektor
Berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari dengan warna gelap, biasanya
hitam.
3 Pipa
Berfungsi sebagai saluran transmisi medium fluida kerja, dalam hal ini air.
4 Insulator
Berfungsi meminimalisasi kerugian panas secara konduksi dari absorber menuju lingkungan.
5 Frame (Kerangka)
Merupakan bentuk kolektor surya paling sering dijumpai, karena bentuknya yang datar
maka kolektor surya jenis ini memiliki kelebihan dapat ditaruh di atap rumah-rumah. Selain itu
bentuk dan proses pembuatannya yang relatif lebih sederhana dibandingkan yang lain membuat
Bagian terpenting dari flat-plate solar collector adalah bagian hitam permukaan
absorber yang berfungsi untuk menyerap energi panas dari cahaya matahari dan
mentransferkannya ke fluida air. Dengan cover kaca yang melindungi, bagian belakang berwarna
hitam dengan isolasi untuk menjaga panas tetap terjaga, dan pelat absorber dengan bentuk
bergelombang untuk mengurangi heat loss . Flat-plate collector biasanya selalu ada diatas
kerangka atau bangunan yang berada dalam posisi stasioner (seperti bagian dinding atau atap).
Dan menempatkannya di tempat yang paling sering terkena sinar matahari, jika tidak
Gambar 2.3 Skema kolektor surya pelat datar dengan absorber bergelombang
Merupakan kolektor surya hasil modifikasi dari kolektor surya pelat datar, yang
membedakan dengan pelat datar adalah bentuk dari pelat absorber yang bergelombang. Bentuk
dari pelat absorber yang bergelombang dengan bentuk sinusoidal menyebabkan cahaya datang
akan memantul ke bagian pelat lain sehingga penyerapan cahaya matahari lebih maksimal
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah ke
daerah lainnya sebagai akibat dari beda temperatur antara daerah-daerah tersebut. Perpindahan
panas umumnya mengenal 3 cara perpindahan panas yaitu radiasi, konduksi dan konveksi [9].
Proses perpindahan panas yang terjadi dari suatu sumber ke suatu benda tanpa melalui zat
antara (medium) disebut sebagai radiasi. Terdapat beberapa jenis radiasi elektromagnetik, salah
Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian radiasi itu
dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi) dan sebagian lagi diteruskan (transmisi).
Transmisi
hubungan ketiganya adalah + +=1 , karena benda padat tidak meneruskan radiasi termal
absorber bergelombang mengalami proses pemantulan yang baur, tidak seperti halnya pada pelat
datar cahaya yang datang akan dipantulkan pada sudut tertentu secara sempurna. Namun, pada
kasus pelat bergelombang cahaya yang dipantulkan akan memiliki sudut yang berbeda-beda dan
mengakibatkan cahaya terpantul kembali ke bagian pelat absorber di sekitarnya sehingga cahaya
Sehingga radiasi matahari yang terserap oleh permukaan pelat absorber (S) didefinisikan sebagai
Konduksi adalah proses perpindahan panas yang mengalir dari daerah yang
bertemperatur lebih tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah dalam suatu medium
tertentu atau bersinggungan tanpa disertai dengan berpindahnya medium tersebut. Energi
berpindah secara konduksi/hantaran dan bahwa laju perpindahan kalor itu berbanding dengan
Tanda minus tersebut untuk memenuhi hukum ke dua termodinamika, yaitu bahwa kalor
mengalir ke temperatur yang lebih rendah dalam skala temperatur. Persamaan tersebut
merupakan persamaan dasar tentang konduktivitas termal. Berdasarkan rumusan tersebut dapat
diperoleh nilai konduktivitas berbagai bahan yang dapat dilihat pada tabel 2.13 dengan
Aluminium (yang dicetak tebal) merupakan bahan yang digunakan pada pelat absorber kolektor
surya.
Bahan k (Watt/mK)
Konveksi adalah proses perpindahan energi yang mengalir dari partikel-partikel fluida
yang berbatasan disertai dengan perpindahan mediumnya tersebut. Perpindahan panas konveksi
menurut cara pergerakan alirannya diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free convection) yang
bergerak secara spontan dan konveksi paksa (forced convection) yang menggunakan bantuan
pompa [9].
q konv =hA ( T w T ) (2.4)
Koefisien konveksi antara pelat dengan kaca, hp-c dinyatakan dengan [7]:
k Watt
h pc =Nu
L ( m2 K ) (2.5)
Dengan besarnya Nusselt Number adalah merupakan satuan tak berdimensi yang
merupakan rasio perpindahan panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus
perpindahan panas pada permukaan fluida, diperoleh dari persamaan berikut [7]:
+
1/ 3
Ra cos
++ (
5830 ) 1
(2.6)
[
1708 ( sin 1.8 )1.6
][
Nu=1+1.44 1
Ra
1
1708
Ra cos ]
Tanda pangkat (+) pada persamaan (2.6) menyatakan bilangan hanya berharga positif di dalam
Besar nilai bilangan Nusselt dipengaruhi oleh nilai yang merupakan kemiringan
kolektor surya. Kemiringan pelat kolektor surya yang digunakan pada uji kinerja adalah sebesar
40 dengan kondisi alat menghadap ke utara. Kondisi tersebut digunakan karena solar kolektor
tidak menggunakan solar tracker untuk mengikuti arah dari posisi matahari, dengan demikian
posisi kolektor surya diusahakan tegak lurus dengan arah datangnya radiasi matahari.
Dan besarnya Rayleight Number yang merupakan bilangan tak berdimensi yang
menyatakan hubungan antara buoyancy dan viskositas fluida, atau dikenal sebagai konveksi
g ' T L3
Ra= (2.7)
v u
Dengan g merupakan konstanta grafitasi bumi, merupakan koefisien volumetrik
ekspansi, v adalah viskositas kinematic, u merupakan diffusifitas termal, L jarak antara pelat ke
kaca dan T =T pT c .
Koefisien konveksi angin, dengan V merupakan kecepatan angin dalam satuan m/s. Menurut
Watt
hw =(5.7+3.8 V )
( m2 K )
Menurut Watmuff et al. (1977) memungkinkan efek dari konveksi bebas dan radiasi
Watt
hw =(2.8+3.0 V )
( m2 K ) (2.8)
2 2 Watt
hr ,ca= c ( T c +T s ) ( T c +T s )
( m2 K ) (2.10)
T s=0.0552 T 1.5
a (2.11)
distribusi energi matahari yang datang terhadap energi yang bermanfaat dan beberapa energi
yang hilang.
Kerugian kalor terjadi pada bagian atas dan bagian bawah kolektor, masing-masing
ke permukaan dalam dari pelat penutup kaca. Panas ini dikonduksikan oleh pelat kaca ke
permukaan luarnya untuk selanjutnya dipindahkan ke atmosfir secara konveksi dan radiasi.
Kerugian panas ini disebut dengan kerugian panas bagian atas (top loss), QLt dan dinyatakan
dengan [3]:
Watt
Q =U t ( t pt a ) (2.12)
m2
Prosedur untuk menentukan koefisien kerugian kalor bagian atas dapat dilakukan dengan
menggunakan proses iterasi. Untuk penutup kaca tunggal berlaku hubungan [3]:
1
Ut=
[1
+
1
hw +hr ,ca h pc + hr , p c ] Watt
( m2 K ) (2.13)
Kerugian kalor bagian samping (Ue) merupakan suatu faktor kerugian panas yang keluar
melalui bagian samping dari kerangka kolektor surya dengan Ac merupakan luas pelat sesuai
perumusan [7]:
ke
Dengan (UA)edge = Le x keliling kolektor (K) x e
Koefisien kerugian kalor bagian bawah (Ub) untuk pengukuran tanpa beban pemanas air
1 Watt
U b=
k b 2 ( m2 K ) (2.16)
+
Lb h f
Kerugian kalor total, UL merupakan jumlah dari kerugian kalor bagian atas U t, kerugian
Watt
U L=U t +U b +U e
( m2 K ) (2.17)
Pelat absorber kolektor surya yang berbentuk sinusoidal memengaruhi besarnya energi
yang diperoleh dari cahaya matahari yang diserap. Pelat sinusoidal pada intensitas tertentu
memiliki efisiensi sirip lebih besar karena adanya pantulan dari pelat sinusoidal yang mengenai
bagian lain pelat absorber akibat pemantulan baur. Namun, dalam hal ini jumlah intensitas
radiasi yang diterima oleh pelat adalah sama sehingga dapat diasumsikan pelat dalam kondisi
datar dengan efisiensi sirip F. Jarak antar pipa pembawa cairan w, tebal pelat penyerap ,
yang berhubungan dengan efisiensi sirip. Kerugian kalor penyerap akan berada pada kondisi
dalam sirip terhadap kalor yang dipindahkan jika seluruh sirip berada pada temperatur dasar T b
wd
tanh m( )
2
F= (2.18)
wd
m( )
2
UL
Dengan m= k
Dan faktor efisiensi sirip kolektor [11]:
1 /U L
F' =
W
[ 1
U L [d + W d F ]
( )
+
1
d hf ] (2.19)
Sedangkan besarnya faktor aliran kolektor (collector flow factor) adalah [11]:
F ' '=
mc
p
A c U L F' [ (
1exp
A c U L F '
m
cp )] (2.20)
Maka, faktor pelepasan panas (FR) untuk kolektor surya pemanas tipe aliran dibawah
F R=F xF (2.21)
Energi berguna dari kolektor surya pemanas air dengan absorber bergelombang secara
Qu ,aktual =m
c p T
Sedangkan energi berupa panas yang berguna dari kolektor surya pemanas air secara real
Qu ,desain =A c F R [ SU L ( T iT a ) ] (2.22)
Energi yang berguna secara teori dan actual pada kolektor surya telah dapat terjelaskan.
Sedangkan efisiensi kolektor surya pemanas air adalah sebagai berikut [13] :
Qu
= (2.23)
Ac I T