Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KOTA
Jl. Elang No. 23 A Kel. Pallantikang Kab. Bantaeng, 92411

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTA
NOMOR : /SK/UKP/I/2017
TENTANG
PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS KOTA,

Menimbang: a. Bahwa untuk menjamin mutu obat, maka perlu diperhatikan bentuk dan
sediaan obat agar terhindar dari cahaya dan kelembaban,
b. Bahwa agar mutu obat di puskesmas dapat dipertahankan maka perlu
diperhatikan tentang penyimpanan obat,
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas
Kota tentang persyaratan penyimpanan obat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014
tentang standar pelayanan kefarmasian Di Puskesmas ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3637) ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA TENTANG


PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT
Kesatu : Dalam menjamin keamanan dan mutu obat, maka perlu dilakukan
penyimpanan yang baik.
Kedua : Adapun tata cara penyimpanan obat, disimpan berdasarkan jenisnya
(tablet, syrup, injeksi, suppositoria,dll)
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bantaeng
Pada Tanggal : 03 Januari 2017
Kepala Puskesmas,
drg. Ulil Amri Maksud
Pangkat : Pembina
Nip : 19710728 200312 1 003

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA NOMOR /SK/UKP/I/ 2017


TENTANG SYARAT PENYIMPANAN OBAT

SYARAT PENYIMPANAN OBAT

Didalam Sistem penyimpanan yang tepat dan baik akan menjadi salah satu faktor penentu
muu obat yang di distribusikan. Untuk mengetahui beberapa tujuan dilakukannya kegiatan
penyimpanan obat, antara lain adalah memelihara mutu obat sehingga sesuai dengan indikasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab (pencurian maupun penyalahgunaan),
menjaga ketersediaan stok obat serta memudahkan untuk pencarian dan pengawasan. Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka harus ada sistem penyimpanan yang baik dan sesuai
standar.
Telah diketahui bahwa Sistem penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan beberapa
kategori, seperti berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan stabilitas, sifat
bahan, susunan alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO ( First Expired First Out ), dan
FIFO (First In Fisrt Out) untuk mencegah tersimpannya obat yang sudah kadaJenis sediaan
Jika Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan adalah mengelompokkan obat sesuai jenisnya dan
menempatkan pada area terpisah. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan, misalnya
dikelompokkan menjadi obat oral (tablet/kapsul, sirup), obat suntik (ampul/vial/cairan infus),
obat luar (salep,gel,tetes mata, obat kumur, spraydll). Penyimpanan obat ditiap kategori dapat
disusun berdasarkan abjad atau berdasarkan efek farmakologinya.

Berdasarkan abjad dan efek farmakologi


Untuk penyusunan berdasarkan abjad akan lebih memudahkan pencarian obat,
sedangkan penyusunan berdasarkan efek farmakologi dapat mencegah akibat fatal yang
disebabkan salah ambil obat. Pengelompokan obat berdasarkan efek farmakologi dapat
dipisahkan dengan memberikan warna wadah penyimpanan atau ditempeli stiker berwarna yang
berbeda untuk tiap kelompok efek farmakologinya. Kelemahan penyusunan berdasarkan efek
farmakologi adalah menyulitkan pencarian obat dengan cepat, terutama jika petugasnya baru
dan belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologinya.
Sebagai pemecahan masalahnya, maka penyusunan berdasarkan abjad dapat dipilih,
namun perlu diperhatikan penyimpanan untuk obat yang nama dan rupanya ucapan mirip
(NORUM) atau dikenal dengan istilah LASA (Look Like Sound Like). Gambar berikut
menunjukkan contoh obat dengan nama yang sama namun mempunyai kekuatan yang berbeda.
Untuk obat LASA seperti diatas, perlu diberikan penandaan khusus (misalkan dengan stiker
berlogo LASA pada awal obat, dan penyimpanan obat LASA tidak diletakkan berdampingan).
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah ambil akibat kemiripan tampilan obat.
Obat yang memerlukan kewaspadaan yang tinggi (high alert Medication) harus disimpan
ditempat terpisah , akses terbatas dan diberi tanda khusus (misalnya : area penyimpanan ditandai
dengan selotip merah dan diberi stiker high alert (gb.2)). Obat antikanker (sitistatika) harus
tersimpan terpisah dari obat lain dan diberi stiker khusus obat kanker, tangani dengan hati-hati
(gb.3) contoh penyimpanan obat sitostatika.

Stabilitas Obat
Selain berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, penyimpanan obat juga perlu
memperhatikan suhu penyimpanan untuk menjaga stabilitas obat.suhu penyimpanan dapat dibagi
menjadi menjadi 4 kelompok, yaitu;
1. Penyimpanan suhu beku (-20oC dan -10oC) yang umumnya digunakan untuk
penyimpanan vaksin,
2. Penyimpanan suhu dingin ( 2 80C)
3. Penyimpanan suhu sejuk (8-150C) dan
4. Penyimpanan suhu kamar (15-250C).
Contoh lain penerapan catatan pada label dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan
( catatan tabel)
Pengelompokan berdasarkan kestabilan suhu ruangan ini harus disesuaikan dengan
instruksi penyimpanan yang tertera dikemasan obat. Untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi
oleh cahaya, maka harus disimpan ditempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung. Obat
yang bersifat hogroskopis harus disimpan dengan menggunakan absorben/desiccators.

Anda mungkin juga menyukai