Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN BREAKWATER

DI PELABUHAN BANTAENG

I. LATAR BELAKANG

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pengadaan jasa ini adalah mendapatkan hasil Studi untuk perencanaan
Breakwater yang komprehensif di Pelabuhan Laut Bantaeng.

Secara garis besar maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah :

1. Memberikan kajian mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi pembangunan dan


pengembangan Breakwater untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan fasilitas yang
mendesak saat ini maupun kebutuhan masa datang.

2. Menyiapkan informasi-informasi hasil survey, hasil studi dan data-data teknik lainnya
untuk mendapatkan izin pembangunan sesuai Peraturan Pemerintah no. 69 tentang
Kepelabuhan tahun 2001.

III. LOKASI

Lokasi Proyek rencana Pembangunan Breakwater berada di Kabupaten Bantaeng,


Propinsi Sulawesi Selatan.

IV. LINGKUP PEKERJAAN

Mengacu pada rencana kegiatan pembangunan Breakwater Pelabuhan Laut di Kabupaten


Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan, untuk maksud tersebut, lingkup pekerjaan yang akan
dilakukan adalah :

1) Survey Topografi.
2) Survey Bathymetri.

4) Survey Oceanografi, yang meliputi :

a. Survey Pengukuran Pasang Surut

b. Survey Pengukuran Arus

c. Survey Pengukuran Transport Sedimen

d. Peramalan Gelombang Laut

e. Simulasi Model Matematik

5) Pengumpulan Data Sekunder.

6) Pembuatan Layout Breakwater.

7) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

8) Pelaporan.

V. LAMA KEGIATAN

Lama waktu penyelesaian aktivitas untuk lingkup pekerjaan diatas adalah 60 hari kalender.

VI. RINCIAN KEGIATAN

1. Survey Topografi

Survey topografi dimaksudkan untuk memperoleh data lapangan sebagai gambaran


bentuk permukaan tanah yang memuat data ketinggian dan planimetri yang jelas
sesuai dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya di darat. Dari hasil survey
topografi ini dibuatkan peta topografi yang memuat data ketinggian yang jelas dan
benar sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur selanjutnya dapat dijadikan
sebagai acuan untuk perencanaan.
Disamping itu, survey topografi juga untuk mengetahui keadaan topografi sebagai
masukan yang sangat menentukan dalam perencanaan teknis. Selain itu gambar peta
topografi tersebut akan dipakai sebagai bahan pertimbangan atau analisa dalam
perencanaan tata letak bangunan serta perhitungan galian dan timbunan.

Peralatan yang digunakan pada survey topografi adalah Topcon total station atau
yang sejenis yang dilengkapi dengan peralatan waterpass, rambu ukur, prisma,
kompas, meteran dan peralatan lainya yang diperlukan untuk kebutuhan survey.
Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan + 0,00 LWS. Untuk
pekerjaan selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM)
sebanyak 1 (satu) titik yang dibuat oleh Konsultan.
Konsultan diharuskan membuat Bench Mark pada posisi yang aman dan terlihat
dengan ketinggian berdasarkan LWS. Titik BM tersebut dibuat dari beton dengan
ukuran 40x40x150 cm3 yang ditanam sedalam 100 cm dari permukaan tanah dan
diplot dalam peta topografi. Penempatan BM harus mempertimbangkan rencana
pengembangan pelabuhan, antara lain rencana pengurugan, batas areal pelabuhan
sehingga BM dapat bermanfaat untuk jangka waktu lama dan mudah
pengawasannya.
BM tersebut merupakan titik awal pemetaan. BM ini dicat dengan warna biru muda
dan bagian atas ditulis BM. 1, 2 dan BM. 3 + tanggal pembuatan.

BM harus cukup kuat, awet dan kokoh serta tidak mudah bergeser/ berpindah
kedudukannya.

Konsultan diwajibkan pula memindah elevasi LWS ke bangunan gudang atau


dermaga yang ada pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat.
Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah satu BM
yang telah dibuat dalam pekerjaan hidrografi.
Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi :
- Dipakai titik BM sebagai basis
- Pengukuran jarak basis dengan alat elektrtonik atau optis (T2 dan
Invarbasis) atau sejenis
- Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa luar biasa.
Selisih sudut antara tiap bacaan titik boleh lebih dari 10 detik
Pengukuran Poligon
- Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antar titik
poligon maksimum 50m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75m
- Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon
harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang
sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koodinatnya
sehingga kesalahan-kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol)
Pengukuran sipat datar :
- Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan
diikatkan pada bench mark.
- Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.
- Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double / pulang pergi.
Selisih bacaan setiap atand maksimum 2 mm dan selisih hasil ukuran
total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm dimana
nilai d = jarak jalur pengukuran (dalam km)
Pengukuran Situasi dan Detail
Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan design harus
diukur posisinya.

Analisis Data dan Output


Hasil pengukuran harus diplotkan dalam peta bersama dengan gambar peta
bathymetri

Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :


- Ahli Teknik Geodesi (coordinator survey) (1)
- Kepala Surveyor (1)
- Surveyor (2)
2. Survey Bathymetri

a. Pelaksanaan survey adalah dengan menggunakan alat Echosounder GPS Map


Garmin atau yang sejenis yang menggunakan GPS Integrated.

b. Alat yang digunakan harus mempunyai sertifikat kalibrasi, dan sebelum pengukuran
dilaksanakan harus dilakukan bar check.

c. Pengukuran dilakukan dengan metode pemeruman sejajar.

d. Data yang diambil setiap interval 25 meter.

e. Sebelum pengukuran dilakukan maka harus ditentukan titik (referensi) koordinat


yang akan dipergunakan sebagai dasar pembuatan peta bathymetri.

f. Sebelum pengukuran dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui batas area yang
akan di survey, kemudian di pantai dibuat tanda-tanda (patok) jalur sounding.

g. Data yang diperoleh dari pengukuran bathymetri adalah berupa kedalaman air dan
posisinya.

h. Pengolahan data bathymetri adalah menghitung koordinat titik-titik kedalaman dan


memasukan kedalaman yang dikoreksi terhadap pasang surut pada titik-titik
tersebut.

i. Hasil yang diperoleh dalam survey bathymetri adalah peta kontur bathymetri
dengan interval 0.50 meter.

Dalam peta yang akan disajikan harus memperhatikan/ menggambarkan keadaan-


keadaan penting seperti :

Daerah dangkal
Karang tenggelam maupun muncul
Kerangka kapal tenggelam
Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi
Garis Pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan dan
perairan.
Ketinggian antara lebih kurang 0,00 MLWS dan garis pantai supaya
diberikan angka-angka ketingginan (untuk hal ini perlu mendapat
perhatian khusus dari konsultan).
Dalam peta supaya dicantumkan harga LWS (muka surutan) terhadap
MSL (duduk tengah) dan air tinggi, serta hubungan antara pasang surut
dan BM.
Simbol-simbol yang dipakai dalam penggambaran seperti : karang, pantai
berpasir, kerangka kapal dan lain lain harus mengacu kepada peta No. 1
yang diterbitkan DISHIDROS.
j. Personil yang terlibat dalam aktivitas pengukuran bathymetri ini adalah :

Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator survey)(1)


Kepala Surveyor (1)
Surveyor (2)
k. Seluruh personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Bathymetri
harus mentaati peraturan K3 yang berlaku serta diasuransikan.

4. Survey Oceanografi

A. Survey Pengukuran Pasang Surut

a. Peralatan yang digunakan adalah staff gauge atau automatic gauge.

b. Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan


kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun
kedudukan LWS.

c. Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimal selama 15


hari terus menerus dengan interval 1 jam. Mulai jam 00.00 pada hari pertama
dan terakhir pada jam 24.00 hari ke 15 (atau 24 jam x15 hari).
d. Hasil yang ingin dicapai yaitu untuk mendapatkan konstanta harmonis dengan
Least suquare, dengan menggunakan bahasa visual Basic. Posisi duduk
tengah, air tinggi, maupun LWS diperoleh dari konstanta harmonik pasang
surut. Dalam studi ini akan dipilih metode Least square untuk . Dari konstanta
harmonik yang diperoleh harus dilakukan prediksi selama 15 tahun ke depan
pada saat pengukuran dan menampilkan dalam laporan perbandingan antara
data pengukuran dan hasil prediksi.

e. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1)


- Kepala Surveyor (1)
- Surveyor (2)

B. Survey Pengukuran Arus

a. Peralatan untuk pengukuran Arus harus mempergunakan peralatan :

Current Meter

Pelampung yang diberi pemberat dari seng plat dengan ukuran yang
disesuaiakan.

Global Positioning System (GPS)

Perahu motor atau boat

b. Pelaksanaan :

Pengamatan dilakukan selama 3 x 24 jam secara berturut-turut dengan


interval waktu 1 jam, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan pada
saat pasang kecil (neap tide) pada bulan yang sama

Metode pelaksanaan, yaitu pelampung dilepaskan dan diukur posisinya


menggunakan GPS dan perahu. Setelah 1 jam pelepasan, maka posisi
pelampung diukur kembali dan seterusnya.
Jumlah pelampung yang digunakan adalah dua buah.

c. Hasil pengukuran diplotkan dalam peta bathymetri dan hasil pengamatan arus
dilampirkan dalam laporan dalam bentuk :

Grafik yang memperlihatkan hubungan antara pergerakan pasang surut dan


kecepatan arus dan arah arus.

Grafik arah dan kecepatan arus

d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1)


- Kepala Surveyor (1)
- Surveyor (2)

C. Survey Pengukuran Transpor Sedimen

a. Peralatan untuk pengukuran transpor sedimen melayang menggunakan


peralatan berupa sediment trap atau alat penangkap sedimen yang dilengkapi
dengan lubang untuk menangkap sedimen, dan dipasang pada balok kayu
dengan ukuran yang memadai. Untuk mengukur bed load sedimen, maka
digunakan grap sedimen sampling.

b. Pelaksanaan :

Pengamatan dilakukan selama 3 x 24 jam secara berturut-turut

Sedimen trap yang dipasang pada balok kayu dipasang pada titik yang
diinginkan posisinya diukur dengan menggunakan GPS

Titik pengukuran minimal 5 titik

Perletakan sedimen trap tiga titik kearah laut dan 3 titik arah memanjang
pantai.
Setip titik pengukuran minimal terdapat 4 buah alat penangkap sedimen (4
arah mata angin yang berlawanan).

Pegambilan sampel sedimen dengan menggunakan grap sedimen sampel


dilakukan pada interval 250 meter arah memanjang pantai dalam lingkup
area studi.

Sedimen trap dipasang pada jam tertentu (jam pemasangan dicatat) dan
diangkat setelah 24 jam kemudian (jam pengambilan dicatat), selanjutnya
sedimen yang terperangkap dikringkan dan ditimbang beratnya masing-
masing arah.

c. Hasil pengukuran yang diperoleh dalam survey transpor sedimen adalah :


Jenis material sedimen

Jumlah sedimen persatuan waktu tertentu dari masing-masing arah

Total transpor sedimen dan arah dominan dalam kurun waktu pengukuran.

d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Lingkungan (coordinator) (1)


- Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (1)
- Kepala Surveyor (1)
- Surveyor (2)
D. Survey Peramalan Gelombang

a. Dalam meramalkan gelombang dibutuhkan data :

Data angin minimal 5 sampai 10 tahun terakhir.

Peta rupa bumi lengkap dengan skala peta

b. Pelaksanaan :

Menghitung fetch efektif di lokasi studi


Kecepatan angin harus dikoreksi akibat ketinggian pengukuran, lokasi
pengukuran dan akibat perbedan temperatur air laut dan udara

Menghitung tegangan gesek angin

Menghitung tinggi dan periode gelombang yang dibatasi oleh tegangan


gesek angin, durasi dan fetch efektif dengan menggunakan Metode SMB

Menghitung tinggi dan periode gelombang laut dalam dengan periode

ulang tertentu.

c. Hasil yang diperoleh dalam peramalan gelombang adalah tinggi dan periode
gelombang laut dalam dengan kala ulang tertentu dari berbagai arah.

d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1)


- Kepala Surveyor (1)
- Surveyor (2)

E. Simulasi Model Matematik

a. Maksud dan tujuan :

Untuk mendapatkan gambaran besaran dan pola arus di lokasi studi

Untuk mengetahui besaran dan pola perambatan gelombang di lokasi studi.

Untuk mengetahui besaran dan pola penyebaran sedimen di lokasi studi


akibat arus dan gelombang

b. Peralatan yang digunakan adalah perangkat lunak SMS Boss.8.0.

c. Hasil yang diperoleh dalam simulasi model matematik adalah gambar-gambar


yang merepresentasikan besar dan pola arus, besar dan pola penyebaran
sedimen, serta besar dan pola perambatan gelombang.
d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator) (1)


- Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (1)
5. Pengumpulan Data Sekunder

a. Maksud kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tambahan yang


diperlukan untuk keseluruhan studi.

b. Lingkup kegiatan mencakup pengumpulan data diantaranya;

Status wilayah operasional pelabuhan


Data operasional pelabuhan/dermaga di sekitarnya
Data administrasi dan kondisi fisik wilayah, antara lain :
Administrasi Wilayah dan administrasi kepemilikan serta peruntukan yang
diusulkan
Topografi umum, Geologi umum, Hidrologi, dan Iklim
Data tentang Kebijaksanaan Pemerintah setempat, yang meliputi RUTR
dan Rencana Prasarana dan Sarana Dasar Umum (PSDU), dll
Tempat pembuangan sisa galian atau kerukan dan lokasi quarry batuan
Sumberdaya alam, dan sebagainya
Data Kepelabuhanan meliputi:
Status wilayah operasional pelabuhan, data operasional pelabuhan atau
dermaga di sekitarnya

Data Sosial Ekonomi Wilayah, antara lain mengenai, penduduk,


perekonomian dan lembaga keuangan, permasalahan sosial dan lain-lain.
c. Output Kegiatan :

Kepastian status pelabuhan


Gambaran kondisi persaingan usaha
Prakiraan awal arus bongkar-muat dan kunjungan kapal
d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :
- Ketua Tim (1)
- Tenaga Ahli yang memiliki kompetensi untuk kegiatan ini (2).

6. Pembuatan Layout Breakwater

a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merumuskan gambaran pengembangan


Pelabuhan ini berdasarkan kondisi fisik teknis dan kebijakan pemerintah.

b. Pembuatan layout berdasarkan hasil survey, pengumpulan data kondisi regional


dan daya dukung fisik teknis. Dari semua data tersebut dapat disusun konsep
untuk pengembangan pelabuhan yang mencakup antara lain :

Menganalisis hasil survey lapangan dan hasil pengumpulan data sekunder.


Studi lingkungan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menyusun kajian keselamatan pelayaran, alur pelayaran, dan kolam pelabuhan
Menyusun analisis gelombang dari data angin dengan metode Bijker maupun
CERC, menyusun hasil kajian dengan model matematis SMS atau REFDIF,
menyusun kajian breakwater, dan sedimentasi serta rekomendasi bentuk
penanganan yang tepat.
c. Personal yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator) (1)


- Drafter (1)
7. Pelaporan.

Dari aktivitas survey, olah data, studi pengembangan dan kajian terhadap kelayakan
dan disain rancang bangun pelabuhan yang akan dikembangkan ini maka konsultan
harus membuatkan laporannya secara tertulis, terinci, lengkap dan sistematis, dan
laporan tersebut dijilid dalam bentuk buku untuk diserahkan kepada pemberi tugas.
IX. TENAGA AHLI

Kualifikasi minimal dari tenaga ahli yang harus dilibatkan adalah :

1. Ketua Tim: Sarjana Teknik Sipil berpengalaman minimal 20 tahun di bidang


kepelabuhanan dan teknik pantai.
2. Ahli Teknik Pantai: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 8 tahun di
bidang keteknik-pantaian khususnya dalam analisis dan pemodelan gelombang, arus dan
transport sediment.
3. Ahli Geoteknik : Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 20 tahun di
bidang penyelidikan tanah dan perencanaan pondasi.
4. Ahli Geodesi : Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 15 tahun di bidang
topografi dan batimetri.
5. Ahli Struktur Bangunan: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal
15 tahun di bidang perencanaan struktur pelabuhan dan struktur sipil kepelabuhanan
lainnya.
6. Ahli Arsitektur: Sarjana Teknik Arsitektur yang berpengalaman minimal 20 tahun di
bidang perencanaan tata letak fasilitas perairan dan daratan pelabuhan.
7. Ahli Transportasi Laut: Sarjana Teknik Transportasi yang berpengalaman minimal 20
tahun di bidang moda transportasi laut
8. Ahli Lingkungan: Sarjana Teknik Geologi / Lingkungan yang berpengalaman minimal
20 tahun di bidang lingkungan.
9. Cost Estimator: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 8 tahun di bidang
perhitungan biaya bangunan sipil.
10. Ahli Ekonomi: Sarjana Ekonomi yang berpengalaman minimal 20 tahun dalam bidang
analisis manajemen, finansial, dan ekonomi Pelabuhan.
11. Ahli Muda Pantai dan Pelabuhan: Sarjana Teknik Pantai yang berpengalaman minimal
5 tahun di bidang perencanaan bangunan pantai.

Anda mungkin juga menyukai