DI PELABUHAN BANTAENG
I. LATAR BELAKANG
Maksud dari pengadaan jasa ini adalah mendapatkan hasil Studi untuk perencanaan
Breakwater yang komprehensif di Pelabuhan Laut Bantaeng.
2. Menyiapkan informasi-informasi hasil survey, hasil studi dan data-data teknik lainnya
untuk mendapatkan izin pembangunan sesuai Peraturan Pemerintah no. 69 tentang
Kepelabuhan tahun 2001.
III. LOKASI
1) Survey Topografi.
2) Survey Bathymetri.
8) Pelaporan.
V. LAMA KEGIATAN
Lama waktu penyelesaian aktivitas untuk lingkup pekerjaan diatas adalah 60 hari kalender.
1. Survey Topografi
Peralatan yang digunakan pada survey topografi adalah Topcon total station atau
yang sejenis yang dilengkapi dengan peralatan waterpass, rambu ukur, prisma,
kompas, meteran dan peralatan lainya yang diperlukan untuk kebutuhan survey.
Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan + 0,00 LWS. Untuk
pekerjaan selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM)
sebanyak 1 (satu) titik yang dibuat oleh Konsultan.
Konsultan diharuskan membuat Bench Mark pada posisi yang aman dan terlihat
dengan ketinggian berdasarkan LWS. Titik BM tersebut dibuat dari beton dengan
ukuran 40x40x150 cm3 yang ditanam sedalam 100 cm dari permukaan tanah dan
diplot dalam peta topografi. Penempatan BM harus mempertimbangkan rencana
pengembangan pelabuhan, antara lain rencana pengurugan, batas areal pelabuhan
sehingga BM dapat bermanfaat untuk jangka waktu lama dan mudah
pengawasannya.
BM tersebut merupakan titik awal pemetaan. BM ini dicat dengan warna biru muda
dan bagian atas ditulis BM. 1, 2 dan BM. 3 + tanggal pembuatan.
BM harus cukup kuat, awet dan kokoh serta tidak mudah bergeser/ berpindah
kedudukannya.
b. Alat yang digunakan harus mempunyai sertifikat kalibrasi, dan sebelum pengukuran
dilaksanakan harus dilakukan bar check.
f. Sebelum pengukuran dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui batas area yang
akan di survey, kemudian di pantai dibuat tanda-tanda (patok) jalur sounding.
g. Data yang diperoleh dari pengukuran bathymetri adalah berupa kedalaman air dan
posisinya.
i. Hasil yang diperoleh dalam survey bathymetri adalah peta kontur bathymetri
dengan interval 0.50 meter.
Daerah dangkal
Karang tenggelam maupun muncul
Kerangka kapal tenggelam
Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi
Garis Pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan dan
perairan.
Ketinggian antara lebih kurang 0,00 MLWS dan garis pantai supaya
diberikan angka-angka ketingginan (untuk hal ini perlu mendapat
perhatian khusus dari konsultan).
Dalam peta supaya dicantumkan harga LWS (muka surutan) terhadap
MSL (duduk tengah) dan air tinggi, serta hubungan antara pasang surut
dan BM.
Simbol-simbol yang dipakai dalam penggambaran seperti : karang, pantai
berpasir, kerangka kapal dan lain lain harus mengacu kepada peta No. 1
yang diterbitkan DISHIDROS.
j. Personil yang terlibat dalam aktivitas pengukuran bathymetri ini adalah :
4. Survey Oceanografi
Current Meter
Pelampung yang diberi pemberat dari seng plat dengan ukuran yang
disesuaiakan.
b. Pelaksanaan :
c. Hasil pengukuran diplotkan dalam peta bathymetri dan hasil pengamatan arus
dilampirkan dalam laporan dalam bentuk :
b. Pelaksanaan :
Sedimen trap yang dipasang pada balok kayu dipasang pada titik yang
diinginkan posisinya diukur dengan menggunakan GPS
Perletakan sedimen trap tiga titik kearah laut dan 3 titik arah memanjang
pantai.
Setip titik pengukuran minimal terdapat 4 buah alat penangkap sedimen (4
arah mata angin yang berlawanan).
Sedimen trap dipasang pada jam tertentu (jam pemasangan dicatat) dan
diangkat setelah 24 jam kemudian (jam pengambilan dicatat), selanjutnya
sedimen yang terperangkap dikringkan dan ditimbang beratnya masing-
masing arah.
Total transpor sedimen dan arah dominan dalam kurun waktu pengukuran.
b. Pelaksanaan :
ulang tertentu.
c. Hasil yang diperoleh dalam peramalan gelombang adalah tinggi dan periode
gelombang laut dalam dengan kala ulang tertentu dari berbagai arah.
Dari aktivitas survey, olah data, studi pengembangan dan kajian terhadap kelayakan
dan disain rancang bangun pelabuhan yang akan dikembangkan ini maka konsultan
harus membuatkan laporannya secara tertulis, terinci, lengkap dan sistematis, dan
laporan tersebut dijilid dalam bentuk buku untuk diserahkan kepada pemberi tugas.
IX. TENAGA AHLI