Halaman 1-10 Tugas DR Rika
Halaman 1-10 Tugas DR Rika
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kalimantan Barat umur 11-15 tahun DMF-T rata-ratanya 4,57 3,70 dan
10,1% bebas karies. Hasil SKRT (1995) menunjukkan prevalensi karies pada anak
umur 12 tahun sebesar 76,20% dengan DMF-T 2,21%. Penelitian pada murid-
murid SD-N Bekasi umur 12 tahun didapat DMF-T rata-rata 2,84 ( Magdarina,
dkk 1998).
Di Thailand (Richard,1994) dilaporkan prevalensi karies gigi tetapnya
11,1% dengan DMF-T rata-rata 0,2 dan pada anak umur 12 tahun prevalensi
karies gigi tetapnya 11,1% dengan DMF-T rata-rata 0,2 dan pada anak 12 tahun
prevalensi karies 53,9% dengan DMF-T 1,6 gigi.
Penelitian Al-Qahtani Z dan Wyne AH (2001), mendapatkan prevalensi
karies anak tunarungu usia 11-12 tahun di Riyadh, Saudi Arabia adalah 93% dan
indeks DMF-T-nya 5,12 (SD 3,45) dan dari 17,4% anak tunarungu, hanya 7%
yang kondisi oral higienenya baik. Prevalensi karies gigi pada anak tunarungu
lebih rendah dari pada anak retarded di Calcuta. Di Indonesia prevalensi karies
gigi anak tunarungu usia sekolah sampai saat ini belum diketahu, prevalensi karies
gigi pada anak usia sekolah di Jakarta 93,1%. Menurut penelitian Oredugba FA
(1983) di Lagos, Nigeria dimana jumlah sampel adalah 50 orang, hanya 12% dari
jumlah sampel yang mendapatkan perawatan gigi, 72% memberikan jawaban
yang benar tentang penyebab pencabutan gigi, 90% responden menyikat gigi satu
kali dalam sehari, 36% menderita gingivitis dan kasus terbanyak adalah ekstraksi
gigi dan gigi yang diskolorisasi (berubah warna).
Tahun 1987 menurut laporan WHO, indeks karies gigi pada anak cacat lebih
tinggi dibandingkan dengan anak normal. Di Calcutta dari 1024 anak usia 3-14
tahun dengan berbagai tipe kondisi cacat, prevalensi karies gigi anak cacat mental
adalah paling tinggi, kemudian penderita Serebral Palsy, anak tunanetra,
penderita epilepsi, anak dengan cacat fisik, anak Down Syndrom, kemudian tuli
dan bisu. Sedangkan menurut penelitian Kamatchy KR, Joseph J dan Krishnan
CG(2003) dari India bahwa prevalensi karies anak tunarungu usia sekolah di India
berdasarkan indeks DMF-T adalah 42,98%.
Penelitian mengenai karies gigi pada anak tunarungu usia sekolah di
Indonesia belum pernah dilaporkan namun penelitian karies gigi pada anak
tunarungu usia 2-5 tahun menurut tingkat kehilangan pendengaran, pernah
dilakukan oleh C.Sri Resphaty, Ismu Suharsono S, Sarworini BB dari bagian Ilmu
Kedokteran Gigi Anak UI, dimana hasilnya adalah frekuensi karies gigi pada anak
tunarungu 2-5 tahun adalah 70% dengan nilai rerata def-t 6,19, frekuensi karies
gigi pada anak tunarungu usia 2-5 tahun dengan tingkat kehilangan pendengaran
kelompok V (121 dB-ke atas) adalah 60% dengan nilai rerata def-t 6,87. Hal ini
menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran kelompok IV
dan V, maka frekuensi dan indeks karies gigi adalah perbedaan yang tidak
bermakna (p>0,05).