Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya.
Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang
tinggi.
Pedoman Koordinasi
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe perbedaan dalam
sikap dan cara kerja di antara individu-individu dan departemen-departemen dalam organisasi
yang mempersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif:
b. Delegasi Wewenang
Sebelum membahas mengenai delegasi wewenang ada baiknya membahas pengertian dari
wewenang. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Agar wewenang yang
dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adanya :
o Kekuasaan (power), yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi
dua, yaitu :
Kekuasaan posisi
Kekuasaan pribadi
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
Kekuasaan balas jasa
Kekuasaan paksaan
Kekuasaan sah
Kekuasaan pengendalian informasi
Kekuasaan Panutan
Kekuasaan ahli
o Tanggung jawab dan akuntabilitas,
Tanggung jawab yaitu kewajiabn untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang
bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akunatabilitas yaitu permintaan
pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.
o Pengaruh yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan
suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi.
Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal dari
atasan kepada orang lain untuk elaksanakan tugas tertentu. Delegasi Wewenang diartikan sebagai
proses pengalihan wewenang dari atasan kepada orang yang ditunjuk. Efektivitas delegasi
merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer tidak sukses. Hal yang
perlu diperhatikan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk, yaitu :
Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan.
Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang ditunjuk.
Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan
agar tercapainya tujuan.
Menerima hasil pertanggungjawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
Prinsip-Prinsip Klasik untuk Mencapai Pendelegasian Efektif
Prinsip Skalar
Prinsip Kesatuan Perintah, Tanggung jawab, Wewenang dan Akuntabilitas
Pendelegasian yang gagal dari segi Manajer :
Manajer merasa kurang haknya dala memutuskan sesuatu.
Manajer tidak mau menghadapi resiko atas kegagalan tugas.
Manajer tidak percaya atas kemampuan bawahannya.
Manajer berpendapat bahwa bawahan akan lebih senang bila dia tidak mempunyai hak
pembuatan keputusan yang luas.
Manajer merasa terancam posisinya bila bawahan yang menerima pelimpahan tugas dala
mengerjakannya lebih efektif.
Majaer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya.
Dari segi karyawan yang tidak menerima delegasi:
Menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.
Perasaan akan membuat kesalahan dan menerima kitikan.
Kurang percaya diri akan kemampuannya.
Wawancara pendahuluan.
Pengumpulan data pribadi
Pengujian dan psikotes.
Wawancara yang lebih mendalam.
Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
Pemeriksaan kesehatan
Keputusan pribadi
Orientasi jabatan
Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam
perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.
Departemen SDM dikatakan penting karena departemen tersebut tidak mengontrol banyak factor
yang membentuk andil SDM misalnya : modal, bahan baku, dan prosedur. Departemen ini tidak
memutuskan masalah strategi atau perlakuan supervisor terhadap karyawan, meskipun
departemen tersebut jelas-jelas memengruhi kedua-duanya. Manajemen SDM mendorong para
manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh
perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan departemen-departemen
atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga manajemen SDM harus memiliki sasaran,
seperti :
a. Sasaran perusahaan
Departmen SDM di ciptakan untuk dapat membantu para manajer dalam mencapai sasaran
perusahaan, dalam hal ini antara lain : perencanaan SDM, seleksi, pelatihan, pengembangan,
pengangkatan, penempatan, penilaian, hubungan kerja.
b. Sasaran Fungsional
Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level yang cocok bagi
berbagai kebutuhan perusahaan, seperti : pengangkatan, penempatan, dan penilaian
c. Sasaran sosial
Sasaran sosial ini meliputi : keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hokum, dan hubungan
manajemen dengan serikat pekerja.
Untuk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka, setidaknya sejauh
tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia memiliki dua tantangan yaitu tantangan eksternal dan
internal. Tantangan eksternal mencakup perubahan tekhnologi, pengaturan pemerintah, factor
sosial budaya, pasar tenaga kerja, factor politik, kondisi perekonomian, factor geografi, factor
demografi, kegiatan mitra, pesaing. Sedangkan Tantangan internal muncul karena adanya SDm
yang mengejar pertimbangan di antaranya adalah: financial, penjualan, keuangan, service,
produksi, dan lain-lain.
Banyak faktor yang mempengaruhi suatu organisasi, dan sebagian besar faktor-faktor
tersebut berubah secara kontinyu. Faktor-faktor tersebut yang menimbulkan atau menyebabkan
perubahan. Program perubahan diperlukan masa kini karena pergeseran dalam waktu dan
hubungan yang kita lihat diseluruh organisasi didunia. Bersama dengan bertambahya globalisasi
organisasi, berarti bahwa manajer dibombardir dengan banyak ide baru, produk baru, tantangan
baru dari pada sebelumnya. Untuk mengatasi pertambahan informasi yang serupa itu, ditambah
dengan sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang dapat di ambil oleh manajer. Manajer
harus memperbaiki kemampuannya untuk mengelola perubahan.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perubahan yaitu faktor eksternal dan juga faktor
internal. Faktor eksternal yaitu sumber daya-sumber daya fisik, keuangan dan manusia di
dapatkan ari luar, dan para klien atau langganan. Sedangkan faktor internalnya yaitu tujuan,
strategi, kebijaksanaan manajer,teknolohi baru, serta sikap dan perilaku para karyawan.
Ada dua pendekatan utama penanganan perubahan organisasi yang dapat digunakan para
manajer seperti:
Proses perubahan reaktif
Program perubahan yang direncanakan
Pendekatan pertama yang lebih sederhana dan lebih murah dibanding pendekatan kedua
diperlukan manajer dalam pemecahan masalah sederhana dan penyesuaian hari ke hari yang
integral dengan pejabatnya.
Peranan pengantar perubahan adalah individu yang bertanggung jawab atas peranan
kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Pengantar perubahan dapat berasal dari
para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.
Jika perubahan terjadi, para manajer dan karyawan akan bereaksi baik secara positif
ataupun negative. Berbagai reaksi khas terhadap perubahan adalah:
Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Jika ini terjadi organisasi
kemungkinan akan terus kehilangan efektivitasnya.
Orang mungkin mengabikan perubahan. Manajer mungkin menangguhkan keputusan-
keputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjai akan hilang dengan sendirinya.
Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alasan manajer dan karyawn
mungkin menentang perubahan.
Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Orang juga mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang
banyak dilakukan perusahaan progresif.
Perubahan yag bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau
masyarakat yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat
perembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses pengelolaan perubahan aharus
mencakup dua gagasan asar bila perubahan adlah mengarah pada efektivitas organisasi. Pertama,
ada redistribusi kekuasaan dalam struktur orgaisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses
perubahan yang bersifat pengembangan. Ada enam tahapan peroses perubahan yaitu:
Tekanan dan desakan, seperti penurunan penjualan atau laba secara taja, penurunan
produktivitas dan atau tingginya perutaran tenag kerja.
Intervensi dan reorientasi, konsultan atau pengntar perubahan sering digunakan untuk
merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para anggota organisasi
untuk memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.
Diagnose atau pengenalan masalah, informasi dkumpulkan dan dianalisa oleh pengantar
perubahan dan manajemen.
Penemuan dan komitmen pada penyelesaian, penyelesaian-penyelesaian ditemukan
melalui pengembangan secara kreatif, alternative-alternatif baru dan masuk akal.
Percobaan dan pencariaan hasil-hasil, setelah tahap keempat dilakukan, biasanya diuji
dalam program-program percobaan berskala kecil an hasi-hasilnya dianalisa.
Penguatan dan penerimaan, jika serangkaian kegiatan telah diuji dan sesuai dengan
keinginan, harus diterima secara sukarela.
Strategi dan tindakan sangat penting dalam menciptakan perubahan. Strategi berorientasi
pada perubahan yang kontinu dan bersifat terobosan. Strategi tindakan adalah strategi yang
inovasi dan dilandasi cara berpikir entrepreneur. Ada enam hal yang menjadi pegangan dalam
melakukan tindakan perubahan yaitu:
a. Jangan abaikan strategi
b. Bertindak cerdik dan rajin
c. Warnai perubahan dengan mimpi besar
d. Tumbuhkan kesadaran bahwa setiap awal pasti sulit
e. Berikanlah value
f. Berorientasi bisnis
DAFTAR PUSTAKA
T. Hani Handoko.2001.Manajemen,Edisi 2. BPFE. Yogyakarta
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/10/27/manajemen-perubahan/
http://www.ekomarwanto.com/2011/10/ringkasan-manajemen-sumber-daya-manusia.html