Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN


DIABETES MILITUS GESTASIONAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. ANUGRAH PUTRA P07120111 053

2. ARIF RAHMAN P07120111 054

3. I KOMANG INDRA JAYA P07120111 062

4. I MADE RESTU CAHYADI P07120111 063

5. I GA PUTU RENI SOES UTARI P07120111 061

6. MADE DWI YULIANTARI P07120111 071

7. NI PUTU SRI SUSILAWATI P07120111 075

8. UMMY RETNO UTAMI P07120111 085

9. SRI YULIANA RAHAYU P07120111

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN
1
2011/2012

KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya,
kita dapat menyelesaikan makalah ini. Saya telah merasa bekerja maksimal,
namun tentu saja masih terdapat kekurangan sebagai konsekuensi dari
ketidaksempurnaan pengetahuan yang ada dalam diri saya ini. Untuk itu saya
mengharapkan koreksi penyempurnaan oleh pihak yang lebih berkompeten di
bidangnya.

Akhirnya saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen


Gizi yang telah memberikan kesempatan dan mendukung kami dalam
pembuatan makalah ini. Semoga segala pikiran yang baik dating dari segala
penjuru.

Mataram, Desember 2011

Penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................4

Latar Belakang..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..................................................................................................21

SARAN............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan


toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada
kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal
ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian
besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin.

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita


yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2
jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM,
dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar
glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti
DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah
dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan
kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian.

4
Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM
terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur
kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan
toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional,
karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating,
juga saat persalinan.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1 Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan

2 Bagaimana Proses asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan DM

1.3.TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil

dengan DM (Gestasional)

1.3.2 Tujuan Khusus

- Mengetahui pengertian DM

- Mengetahui pengertian DM pragestasi

- Mengetahui pengertian DM gestasional

5
- Mengetahui konsep teori DM pada masa kehamilan

- Mengetahui patofisiologi DM yang dikaitkan dengan etiologi dan

manifestasi klinis

6
BAB II

PEMBAHASAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di


mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak
dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui
sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum
hamil yang dinamankan DM pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan
sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan
produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif
pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699)

Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian


hamil. Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. mereka
dengan komolikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi. Ada 4
hal penting mengapa diabetes gestasi perlu ditegakkan diagnosisnya.Diabetes
Pragestasi Adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut
setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe 1 (tergantung
insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang mungkin disertai atau tidak
disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi diabetic lainnya.
Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu selama
masa pragestasi memiliki implikasi yang signifikan.

7
Adapun hormone yang normal terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol
glikemia pada pasien diabetic pragestasi. Kehamilan juga dapat mempercepat
kemajuan komplikasi vaskuler diabetes. Selama trimester pertama, sementara
kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal menurun, dan respon
insulin terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin
untuk klien diabetic yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk menghindari
hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe
1 selama awal kehamilan (Mayer, palmer, 1990)

Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang


berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin
untuk mencapai hasil akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan
keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami
respon fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat
diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi implikasi psikososial
kehamilan diabetik, sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil
dalam perencanaan pengimplementasian dan pengevaluasian terhadap wanita
dan keluarganya.

Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi


sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. dianggap
diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap
setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara
selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa
pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua
atau ketiga.

8
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada
kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal
ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian
besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi
karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang
hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,
diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.

Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai
unmasked atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita
yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi >
4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati
terutama pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal.

Perubahan metabolic selama dan setelah masa kehamilan

Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana


kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami
perubahan untuk memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk
perkembangan janin. Glukosa maternal ditransfer ke janin melalui proses difusi-
difasilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta. Pada usia gentasi sepuluh
minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang
memungkinnya menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu.

9
Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan
cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat
pengaruh estrogen dan progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin,
yang meningkatkan penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan
glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain
itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan
asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri
mester kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen,
progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistansi insulin
melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi insulin merupakan suatu
mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang
berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak trimester ke
2. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup
bulan.

Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta menyebabkan penurunan


mendadak kadar hormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke
jaringan maternal dengan cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada
periode sebelum hamil.

Pada ibu yagn tidak menyusui bayi, keseimbangan insulin karbohidrat


prakehamilan biasanya dicapai kembali dalam sekitar 7-10 hari. Dalam laktasi,
glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan insulin ibu yang menyusui ibu
tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir, kebutuhan insulin ibu
kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil.

10
Etiologi

Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :

1 Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.

2 Genetik

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.

Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin


yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu
didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin.
Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi
hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative
phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses
pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari
peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat
(ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini
mengalami peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis
menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam
ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses
pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah
dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang
merupakan mutasi kausal pada DM.

11
Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada
perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya
sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli
sensoris, epilepsi, dan stroke like episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai
akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi
proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin
rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.

Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita


DM itu menderita penyakit penyerta tadi.

1 Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin


Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme
tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan
dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

1 Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,


dan epineprin.

2 Obat-obatan. Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang


menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan
mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat
mengiritasi pankreas.

12
Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah
berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup
dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat
dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan
meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan
akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan
yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2
kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.

1 Wanita obesitas, Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat.


Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil
insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan jebol
sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai
akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.

Manifestasi klinik

Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan


berat badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal,
pandangan kabur, dan pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan
kabur, mata kabur, Pusing, Mual, Kurangnya ketahanan pada saat melakukan
olah raga, dan mudah infeksi

13
Patofisiologi

Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan glukosa


darah) diakibatkan karena Produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan
insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. Insulin insulin yang
diproduksi sel sel beta pulau langerhans di prankeas bertanggung jawab
mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila insulin tidak cukup / tidak efektif,
glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadi hiperglikemia.
Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas dalam darah yang menarik
cairan intarsel ke dalam sisitem vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan
peningkatan volume darah. Akibatnya ginjal menyekresi urine dalam volume
besar (poliuria) sebagai upaya untuk mengatur kelebihan volume darah dan
menyekresi glukosa yang tidak digunakan (gliousuria). Dehidrasi seluler,
menimbulkan rasa haus berlebihan (polidipsi). Penurunan berat badan akibat
pemecahan lemak dan jaringan otot, pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa
lapar yang membuat individu makan secara berlebihan (polifalgia). Setelah
jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan perubahan vaskuler yang
bermakna.

Perubahan ini terutama mempungaruhi jantung, mata dan ginjal.


Komplikasi akibat diabetes mencakup aterosklerosis, premature, retinopati dan
nefropati. Diabetes tipe I dan II biasanysa dikenal sebagai sindrom yang
disebabkan oleh factor genetic. Diabetes biasanya diwariskan sebagai sifat
resesif, tetapi muncul sebagai sifat dominan pada beberapa keluarga.

14
Pewarisan sifat genetik (genotip) diabetes mellitus tidak selalu berarti bahwa
individu akan mengalami intoleransi glukosa diabetik (fenotip). Banyak
individu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun gejala diabetes
sampai mereka mengalami satu atau lebih stressor atau faktor presipitasi.
Contoh stressor tersebut adalah peningkatan usia, periode perkembangan
normal, perubahan hormonal yang cepat, obesitas, infeksi, pembedahan, krisis
emosi dan tumor atau infeksi pangkreas. Diabetes Gestasional (diabetes
kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan
kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon
pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini
meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat


yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin
sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi
oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan
plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang
aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara
fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin
eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

15
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi
suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi,
kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi


janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

Kehamilan adalah suatu keadan yang istimewa bagi seorang wanita


sebagai calon ibu. Karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.

Ada trismester kehamilan :

1 Masa kehamilan tmt 1 : 0-12 minggu


2 Masa kehamilan tmt 2 : 13-27 minggu
3 Masa kehamilan tmt 3 : 28-40 minggu

16
Kebutuhan zat gizi selama kehamilan :

Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai


status gizi yang optimal sehingga ibu menjalami kehamilan yang aman,
melahirkan bayi denga kondisi fisik dan mental yang baik.

Trismester 1 : pada awal kehamilan (tmt 1) mual dan muntah sering di


alami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada awal
kehamilan berhubungan dengan kadar hormon pada tubuh wanita hamil. Pada
saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon chorionic gonadotropin (HCG) yang
berasal dari plasenta. HCG meningkat produksinya pada tiga bulan pertama
kehamilan dan turun kembali setelah bulan ke empat, sehingga pada kehamilan
memasuki bulan ke empat rasa mual sudah merasa berkurang. Mual dan muntah
yang berlebihan pada kehamilan tmt 1 disebut hiperemesis grafidarum. Tanda-
tanda hiperemesis grafidarum adalah berat badan turun 2,5-5kg atau lebih, tidak
dapat menelan makanan atau minuman selama 24jam, air kencing barwarna
gelap/pekat, muntah sering ( setiap jam atau lebih ), mual hebat sehingga selalu
muntah saat makan. Bahaya hipereremes grafidarum adalah terjadi dehidrasi
dan kekurangan asupan nutrisi, perlu perawatan di RS untuk mendapat
parenteral nutrisi selama beberapa hari sampai gejala mereda.

Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi penungkatan berat badan yang tidak
berarti yaitu 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara
minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10 kkal untuk trimester I.

17
Trismester 2 dan 3 : Penambahan berat badan yang ideal selama
kehamilan trimester 2 dan 3. IMT ( kg/m2) Total kenaikan berat badan yang
disarankan selama trimester 2 & 3

Kurus (IMT<18,5) 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT 18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight (MT23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

Obesitas (IMT>30) 0,2 kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA


(Recommended Daily Allowance atau Asupan Harian yang Dianjurkan).
Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein
meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50% dan zat besi 200-300%.
Bahan makanan yang dianjurkan harus meliputi enam kelompok yaitu makanan
yang mengandung protein (hewan dan nabati), susu dan olahannya, roti dan biji-
bijian, buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C, sayuran yang berwarna
hijau tua, buah dan sayuran lain.

18
ENERGI

Jumlah asuhan energi merupakan faktor gizi yang paling penting pada ibu
hamil jikadikaitkan dengan berat badan bayi rendah. Banyaknya energi
yangharus disiapkan hingga berakhirnya kehamilan adalah 80.000 kalori.
(National Academy of Sciences,1980) atau kira-kira 300 kalori tiap haridi atas
kebutuhan wanita tidak hamil. Nilai ini di hitung berdasarkan kesetaraan dengan
protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluaan ibu.
Kebutuhan energi trimester II dan III meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan selama tmt 2 diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
pengumpulan lemak. Sepanjang tmt 3, energi tambahan dipergunakan untuk
pertumbuhan janin dan plasenta.

PROTEIN

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan


penambahan 12gr/hari. Engan demikian asupan protein dapat mencapai 75-
100gr atau sekitar 1,3gr/kg BB/hari.

ZAT BESI

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 200-300%, untuk


pembentukan plasenta dan sel-sel darah merah janin.

19
CALSIUM

Anjuran kalsium 1200mg/hari bagi wanita hamil yang berusia diatas


25th, sumber kalsium adalah susu, putih telur, sayuran hijau. Selain kalsium,
vitamin D, vitamin C, vitamin B kompleks juga diperlukan untuk wanita hamil

Contoh menu makanan untuk ibu hamil

SARAPAN MAKAN SIANG

2 lembar roti gandum Nasi putih 8SM

1 gelas(200ml) susu kalsium Sup jagung ayam

1 butir telur rebus Tumis brokoli

Selingan : buah papaya 150gr Sapi lada hitam

Sebelum tidur : susu kalsium 1 gelas

20
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan

1 Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM

1 Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes


(diabetik )

2 DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan

2 Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :

1 Abortus dan partus prematurus

2 Hidronion

3 Pre-eklamasi

4 Kesalahan letak jantung

5 Insufisiensi plasenta

3 Pengaruh penyakit terhadap persalinan

1 Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.

2 Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.

3 Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai


dengan lahir mati

4 Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.

5 Post partum mudah terjadi infeksi.

21
6 Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian

4 Pengaruh DM terhadap kala nifas

1 Mudah terjadi infeksi post partum

2 Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar

5 Pengaruh DM terhadap bayi

1 Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu

2 Janin besar ( makrosomia )

3 Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

Tanda-tanda diabetes gestasional :


1 Kadar gula darahnya meningkat ketika masa kehamilan
2 Biasanya bayi yang dilahirkan berukuran besar atau giant baby
Penyebab diabetes gestasional :
1 Terlalu banyak makan-makanan berkalori tinggi atau makanan manis
2 Ibu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
3 Mempunyai riwayat kesehatan, pernah mengalami diabetes gestasional
4 Menjaga glikosuria
5 Memiliki riwayat keluarga penderita diabetes gestasional
Pencegahan diabetes gestasional :
1 Mengurangi makan-makanan manis

22
2 Menjaga jumlah asupan makanan terutama ketika trisemester ketiga
kehamilan agar berat badan tidak bertambah, akan tetapi ibu hamil tidak
boleh sampai kekurangan makanan
3 Berolahraga dengan teratur serta melakukan aktivitas fisik dari mulai
yang ringan hingga sedang sehingga kalori yang tidak diperlukan dalam
tubuh akan terbakar dengan sendirinya.

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan


dengan DM gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil,
maka dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan
diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca
persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6
23
minggu persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes
Gestasional, tetapi DM. Dm gstasional perlu penanganan yang serius, karena
dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan
janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan secara
professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan

3.2 SARAN

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti


bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan DM, dan paham
bagaimana patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami DM.
sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

www.http;//asupan-gizi-ibu-hamil.htm

24

Anda mungkin juga menyukai