A. Pengertian Anekdot
Anekdot dapat diartikan sebagai cerita yang mengandung unsur lucu atau menggelitik
yang berupa cerita pendek.
B. Struktur Anekdot
1. Tokoh : Dapat berupa tokoh faktual atau tokoh yang sudah dikenal di masyarakat.
Namun ada juga yang menggunakan tokoh tidak faktual
2. Alur : Jalannya peristiwa tersebut benar benar terjadi.
3. Latar : latar tempat, waktu dan juga suasana dalam cerita anekdot brsifat faktual
C. Kaidah Anekdot
Isi dari cerita anekdot ini sendiri menceritakan tentang 3 hal yaitu :
1. Tokoh tokoh faktual
2. Cerita yang lucu atau menggelikan
3. Cerita yang mengandung pelajaran atau pendidikan
E. Cerita Anekdot
Suatu sore, disaat sinar jingga sang surya mulai nampak, Pak Susilo sedang
berjalan jalan di sekitar kampung. Beliau baru saja pulang dari menjemput anaknya
yang tadi sedang mengaji di kampung sebelah. Disaat berjalan si anak, Edi berkata
Bau apa ini? sambil mengendus enduskan hidungnya. Pak Susilo pun merakan
bau yang tidak sedap ini. Ternyata bau ini berasal dari halaman depan Pak Budhiono.
Pak Budi sedang membakar sampah sampah daun yang berserakan di depan
rumahnya. Lalu Pak Susilo mendatangi Pak Budi. Pak Budi udara sekarang menjadi
sangat panas ya? kata Pak Susilo. Pak Budi yang kaget langsung menjawab Tentu
saja. Saya mendengar dari berita di televisi kalau global warming sekarang sudah
mulai meraja lela. Jawab Pak Budi. Lalu kira kira apa ya pak penyebab itu semua?
tanya Pak Susilo. Kalo saya dengar dari berita sih ya asap kendaraan, sampah
sampah juga termasuk. Oh ya dan kegiatan manusia seperti menebang pohon. Lalu
kira kira apa ya yang pantas buat pelaku itu? tanya Pak Susilo lagi. Pak Toni
langsung menghentikan kegiatan membakar daun daun dan menjawab Mungkin bisa
tampar itu pelaku supaya sadar jawab Pak Budi sambil tertawa terbahak bahak.
Seketika itu juga Pak Susilo langsung menampar Pak Budi. Pak Budi pun kaget bukan
kepalang dan bertanya mengapa Pak Susilo melakukan itu. Tanpa harus dijawab oleh
Pak Susilo, suara cekikikan Edi pun sudah menjawab pertanyaan tadi. Edi tertawa
sambil mengacungkan telunjuknya pada asap asap akibat pembakaran sampah yang
dilakukan Pak Budi. Setelah mengetahuinya mereka semua tertawa dan tentu saja Pak
Budi masih memengangi pipinya.