Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin
baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan
merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru
turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah
untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan yang kompleks,
Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat
digunakan dalam pembelajaran pendidikan.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian metode cooperative learning dan langkah pembelajarannya ?
B. Apa pengertian metode collaborative learning dan langkah pembelajarannya ?
C. Apa pengertian metode project based learning dan langkah pembelajarannya ?
D. Apa pengertian metode problem based learning dan langkah pembelajarannya ?
E. Apa pengertian metode inquiry dan langkah pembelajarannya ?
C. Tujuan
A. Mengetahui pengertian metode cooperative learning dan langkah pembelajarannya
B. Mengetahui pengertian metode collaborative learning dan langkah pembelajarannya
C. Mengetahui pengertian metode project based learning dan langkah pembelajarannya
D. Mengetahui pengertian metode problem based learning dan langkah
pembelajarannya
E. Mengetahui pengertian metode inquiry dan langkah pembelajarannya
BAB II
PEMBAHASAN
1
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Dimana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat
kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk
membantu rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan.
Prinsip model pembelajaran kooperatif yaitu 1) saling ketergantungan positif; 2)
tanggung jawab perseorangan; 3) tatap muka; 4) komunikasi antar anggota; dan 5)
evaluasi proses kelompok (Lie, 2000).
Manfaat dari Cooperative Learning antara lain: meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan prestasi akademiknya, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
berkomunikasi secara lisan, mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan
rasa percaya diri siswa, membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.
Model pembelajaran kooperatif memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan
teori pembelajaran sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa
yang dilakukan peserta didik tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama
aktivitas belajar berlangsung.
2
Langkah 3 Mengorganisasikan siswa ke Guru menginformasikan pengelompokan
dalam kelompok-kelompok siswa
belajar
3
1. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-
sendiri.
2. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis..
3. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan,
meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah
dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
4. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing
siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
5. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua
kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan
selama lebih kurang 20-30 menit.
6. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi,
dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulkan.
7. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun
perkelompok kolaboratif.
8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan.
4
dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang
berbeda, maka Pembelajaran berbasis proyekmemberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep
Pendidikan Berbasis Produksi yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di
dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan kompetensi
terstandar yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan
pembelajaran berbasis produksi peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana
dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model
pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
sebagai berikut.
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)
5
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk
menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta
didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik
untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi
aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Tabel . Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek
Langkah-langkah Deskripsi
Langkah -1 Guru bersama dengan peserta didik menentukan
Penentuan projek
tema/topik projek
Langkah -2 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang
Perancangan langkah-langkah
langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek beserta
6
Langkah-langkah Deskripsi
penyelesaian projek pengelolaannya
Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik
Langkah -3
melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah
Penyusunan jadwal pelaksanaan
dirancangnya
projek
Langkah -4 Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam
Penyelesaian projek dengan
melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat
fasilitasi dan monitoring guru
Langkah -5 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempre-
Penyusunan laporan dan
sentasikan dan mempublikasikan hasil karya
presentasi/publikasi hasil projek
Langkah -6 Guru dan peserta didik pada akhir proses pembe-lajaran
Evaluasi proses dan hasil projek
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas
projek
7
mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di
dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan
segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami
prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok
menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:
Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada
dalam masalah.
Merumuskan masalah.
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa
yang terjadi di antara fenomena itu.
Menganalisis masalah.
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota
tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada
masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah
gagasan) dilakukan dalam tahap ini.
Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis.
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian
dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang
membentuknya.
8
Memformulasikan tujuan pembelajaran.
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat
Mencari informasi tambahan dari sumber lain
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya
tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan
menemukan kemana hendak dicarinya.
Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
E. Metode Inquiry
Kuslan dan Stone (Dahar dan Liliasari 1986, dalam Iskandar, 1996/1997:68)
mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan.
Hinrichsen juga menambahkan bahwa (1999) inkuiri mengandung dua makna
utama yaitu inkuiri sebagai inti dari usaha ilmiah dan inkuiri sebagai strategi untuk
belajar mengajar IPA, sebagai strategi mengajar IPA inkuiri merupakan metode yang
mengharuskan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui pertanyaan
mereka tentang suatu hal, kemudian merencanakan dan melakukan investigasi untuk
menjawab pertanyaan tersebut, melakukan analisis dan mengkomunikasikan hasil
penemuan mereka.
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa
prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan
berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru
bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya),
prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
Sedangkan Ambarjaya (2012:96) mengemukakan bahwa pembelajaran inquiry
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang diperoleh. Senada dengan Ambarjaya, W. Gulo (2008:84) mendefinisikan
metode inquiry sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
9
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan
penuh percaya diri.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
metode inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menekankan peserta didik
untuk dapat secara kritis dan analitis mengajukan pertanyaan mengenai suatu
permasalahan kemudian mencari dan menyelidikinya hingga dapat menemukan
penyelesaiannya. Jadi, Inquiry sebagai metode pengajaran mengandung arti bahwa dalam
proses kegiatan berlangsung guru harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar
Proses-proses inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis,
merencanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis,
mensintesis pengetahuan, mengembangbangkan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin
tahu, terbuka dan bertanggung jawab.
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan penemuan yang menuntut pengetahuan
yang lebih kompleks dibandingkan pendekatan discovery. Pada pendekatan inkuiri siswa
dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan suatu konsep, sehingga dalam
menyusun rancangan percobaan dilakukan atas kemampuannya sendiri. Pada pendekatan
inkuiri, permasalahan dilontarkan oleh guru, cara pemecahan masalah ditentukan oleh
siswa, penemuan kesimpulan juga dilakukan oleh siswa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran
yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara
individual atau secara kelompok. Prinsip metode pembeajaran adalah Metode mengajar
harus memungkinkan dapat mengakibatkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap
materi pelajaran (curiosity), metode mengajar harus harus memungkinkan dapat
memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni, metode mengajar
harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah. fungsi metode
pembelajaran adalah Sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap
pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses pembelajarannya akan memerlukan
suatu cara dan teknik yang efektif yang memungkinkan dapat mencapai tujuan tersebut
dan sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar pada dasarnya adalah proses
atau prosedur penggunaan metode-metode dengan yang digunakan dalam pembelajaran
tersebut. Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya yaitu cooperative
learning, collaborative learning, project based learning, problem based learning dan
inquiry.
B. SARAN
Dalam mempelajari arah dan angka korelasi diharapkan dengan bimbingan dosen
agar lebih memahami materi bacaan yang ada, karana banyaknya materi yang sulit untuk
kita pahami.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-cooperative-
learning/
http://wiendha29.blogspot.co.id/2015/09/makalah-collaboratif-learning-
kerjasama.html
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/06/model-pembelajaran-berbasis-
proyek.html
http://www.wawasanpendidikan.com/2016/01/Pengertian-Ciri-Ciri-Langkah-
Langkah-dan-Kelebihan-serta-Kekurangan-Model-Pembelajaran-Problem-Based-
Learning.html
http://www.ilmupendidik.com/2015/01/pengertian-langkah-langkah-
kelebihan_21.html
12