Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH MEKANIKA FLUIDA

(DINAMIKA FLUIDA)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Juwita Arrahma Wijayanti (061540421604)

2. Novian Aradex Cumbara (061540421607)

3. Vonie Fani Dilah (061540421616)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Leila Kalsum,M.T.

JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGRI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, penyertaan dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul DINAMIKA FLUIDAI ini dengan baik.

Makalah ini memuat dan membahas tentang jenis-jenis aliran pada aplikasi
fluida beserta dengan aplikasi dari hukum dan persamaan yang terkait dengan
dinamika fluida, terlebih khusus rugi-rugi pada dalam sebuah pipa dengan
ukuran dan bentuk yang beda.

Semoga makalah Mekanika Fluida ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Terima kasih.
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR

2. DAFTAR ISI

3. PENDAHULUAN

4. BAB 1 : PERGERAKAN FLUIDA

A. DESKRIPSI LAGRANGIAN DAN EULERIAN

B. KLASIFIKASI ALIRAN-ALIRAN FLUIDA

C. PERSAMAA KONTINUNITAS DAN PERSAMAAN BORNOULLI

5. BAB 2 : ALIRAN INTERNAL

A. ALIRAN LAMINER DALAM PIPA

B. ALIRAN TURBULEN DI DALAM PIPA

6. ALIRAN DALAM PIPA

A. RUGI-RUGI DALAM PIPA

B. APLIKASI RANGKAIAN ALIRAN


PENDAHULUAN

Mekanika fluida merupakan salah satu cabang tertua dari ilmu lisika dan
merupakan pondasibagipengetahuan dan aspek lain ilmu terapan dan keteknikan
yang memperhatikan gerakan dan keseimbangan fluida. llmu ini merupakan
suatu subyek yang mendasari hampir semua bidang keteknikan seperti:
mechanical engineering, civil engineering, aerospace, naval architecture, marine
engineering, serta bidang-bidang I ain seperti : astrophysics, biology,
biomedicine, plasma physics. Sejak abad ke-1.9, yakni ketika studi tentang
hidrolika sebagai pengetahuan dikaitkan dengan bidang civil engineering dan
naval architecture, scope dari mekanika fluida bertambah luas. Perkembangan
bidang aeronatical, chemical, mechanical engineering, serta penyelidikan ruang
angkasa pada beberapa puluh ahun terakhir ini memberikan rangsangan kuat
terhadap bidang mekanika fluida sehinga menjadikannya sebagai salah satu
cabang ilmu yang terpenting dalam engineering science.
Meskipun demikian dramatis perkembangan mekanika fluida dalam
bidang-bidang teknologi tinggi, kita masih dapat memperhatikan pengalaman
hidup sehari-hari sebagai aplikasi daripada mekanika fluida. Sebagai contoh,
terbangnya burung-burung di udara dan gerakan ikan di air dikontrol oleh
hukum-hukum mekanika fluida. Perancangan kapalterbang dan kapal laut untuk
transportasi udara dan laut didasarkan pada teori mekanika fluida. Bahkan
fenomena alam seperti hurricanes dan tornadoes mungkin suatu hari bisa
dijelaskan dengan prinsipprinsip mekanika fluida. Kita hidup di dalam
lingkungan udara dan air sedemikian erat, sehingga hampir seluruh apa pun
yang kita kerjakan pastiberhubungan dengan pengetahuan mekanika fluida.
Studi mengenaiseluruh aspek tingkah laku fluida dapat dibagi menjadi
tiga katagori - statika, kinematika, dan dinamika. Pada kasus pertama, elemen
fluida berada pada keadaan relatif terhadap lainnya sehingga bebas dari
tegangan geser. Distribusi-distribusi tekanan statis dalam suatu fluida dan pada
benda-benda yang tenggelam di dalam suatu fluida dapat ditentukan dari analisa
statika. Kinematika fluida berhubungan dengan study mengenai translasi, rotasi,
dan rate deformasi dari suatu partikel fluida. Analisa ini' berguna dalam
menentukan metode yang menggambarkan gerakansuatu partikel dan dalam
menganalisa bentuk aliran. Selanjutnya, perlu untuk mengadakan analisa
dinamis bagisuatu gerakan fluida untuk menentukan efek-efek fluida tersebut
besefta lingkungannyaterhadap gerakan. Analisa dinamis meliputi pertimbangan
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada partikel-partikel fluida yang bergerak.
Karena adanya gerakan relatif daripada partikel-partikel, maka gaya-gaya
geser menjadi penting dalam analisa tersebut

BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan konsep-konsep tambahan yang diperlukan dalam


pembahasan mengenai fluida yang bergerak. Aliran flida itu rumit dan tidak
selalu tunduk pada analisa matematis yang pasti. Tidak seperti pada
padatan,elemen-elemen fluida yang mengalir biasa bergerak pada kecepatan-
kecepatan yang berbeda dan bias mengalami percepatan-percepatan yang
berbeda. Tiga konsep penting dalam aliran fluida adalah :
1. Prinsip kekalan massa, dari mana dikembangkan persamaan kontinuitas
2. Perinsip energi kinitik, dan mana diturunkan persamaan-persamaan aliran
tertentu dan,
3. Prinsip-perinsip momentum, dari mana persamaan-persamaan yang
menghitung gaya gaya dinamik yang dikerjakan oleh fluida yang
mengalir bisa ditentukan. Dinamika fluida membahas tentang gerak
fluida . aliran fluida dibedakan menjadi dua tipe , yaitu:
A. Aliran lurus (laminer) ,terjadi jika aliran lancar , sehingga lapisan
fluida yang slaling berdekatan mengalir dengan lancar, setiap partikel
mengikuti sebuah lintasan lurus yang tidak saling menjauh
B. Aliran turbulen (bergolak) , terjadi diatas kecepatan tertenti,yang
tergantung pada sejumlah faktor, aliran akan tbergolak . aliran ini
dicirikan oleh ketidak tentuan , kecil, melingkar-lingkar seperti
pusaran air yang disebut sebagai arus eddy atau kisaran.

PERISIP DASAR ALIRAN FLUIDA


Prilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu
berada dibawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Didaerah dimana pengaruh dinding
itu kecil, tegangan geser mungkin dapat diabaikan dan perilaku fluida itu mungkin mendekati
perlaku fluida-ideal, yaitu tak mampu mampat dan mempunyai viskositas nol. Aliran
potensial memiliki dua ciri pokok ; dalam aliran itu tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran
dan dalam aliran itu tidak ada gesekan.
Aliran potensial biasa terdapat pada bidang yang tidak terlalu jauh dari bidang batas
padat. Suatu prinsip fundamental dari mekanika fluida ialah kecuali pada fluida bergerak
pada kecepatan rendah atau yang mempunyai viskositas tinggi , pengaruh bidang batas
padat terhadap aliran biasanya terbatas pada suatu aliran fluida yang sangat berdekatan
dengan dinding padat itu.
Di dalam arus fluida tak mampu-mampat yang berada dibawah pengaruh bats padat,
terdapat epat macam efek yang sangat penting : gabungan antara medan gradien-kecepattan
dengan medan-tegangan geser ,terbentuknya keturbulenan ,terbentuknya dan berkembangnya
lapisan batas, dan juga pemisahan lapisan batas dari kontak dengan batas padat.

1. Medan kecepatan bila suatu aliran mengalir secara lindak (bulk) melewati
dindingh padat, fluida padat itu pada antarmuka antara zat padat dan zat cair. Oleh
karena pada suatu jarak tertentu , yang agak jauh dari dinding kecepatan itu
berhinga, maka tentu terdapat suatu perubahan kecepatan antara suatu titik denga
n titik yang lainnya di dalan aliran itu.
2. Keterbulenan , sudah lama diketahui orang bahwa fluida dapat mengalir di dalam
pipa atau saluran menurut dua cara yang berlainan. Pada laju aliran rendah ,
penurunan tekanan didalam fluida itu bertambah secara langsung menurut
kecepatan fluida :pada laju tinggi ,pertambahan itu jauh lebih cepat lagi , yaitu
kira-kira menurut pangkat dua kecepatan . perbedaan kedua jenis aliran pertama
kali ditunjukkan dalam percobaan klasik dari osborne reynolds, yang di laporkan
pada tahun 1883.
3. Sifat sifat dari keterbulenan . pada umumnya dapat terjadi karna kontak antara
arus aliran dengan batas padat, atau karena kontak antar dua lapis fluida yang
bergerak dengan kecepatan berbeda. Aliran turbulen terdiri dari suatu massa
pusaran dari berbagai ukuran yang terdapat bersamaan-sama di dalam arus aliran
itu. Setiap pusaran tertentu mengandung sejumlah energy mekanika tertentu, tidak
hanya berbeda dari sebuah gasing kecil.
4. Kecepatan menyimpang dalam aliran terbulen. Contoh gamabarab tentang variasi
dalam kecepatan sesaat pada suatu titik tertentu dalam medanaliran turbulen
terlihat pada gambar 21. Kecepatan ini sesungguhnya merupakan suatu komponen
tunggal dari vaktor kecepatan nyata yang ketiga komponenya berubah dengan
cepat, baik dalam besarnya kemaupuan dalam arahnya.

5. Sifat statistic dari keturbulenan. Distribusi dari kecepatan menyimpang pada suatu
titik tertentu menunjukkan bawah nilai kecepatan berhubungan dengan frekuensi
terjadinya nilai tersebut dan bahwa hubungan antara frekuensi dan nilai itu
mengikuti gauss, dan area itu mengikuti karakteristik kurval kesahan dari pada
besaran statistic yang benar benar rambang. Hasil ini menunjukkan bahwa
keterbulenan adalah suatu fenomena dan bahwa cara pengolahan keterbulenan
yang paling berhasil ialah dengan mendasarkan kepada sifat stastistikanya.
6. Intensitas dan skala keturbulenan. Medan-medan keturbulenan dicirikan oleh dua
parameter rata-rata. Parameter yang pertama mengukur intensitas medan dan
menunjukkan kecepatan rotasi perputaran dan energy yang tergantung di dalam
pusaran yang ukurannya tertentu. Parameter kedua menentukan ukuran ukuran
pusaran itu.skala keterbulenan itu biasanya didasarkan pada koefesien korelasi
seperti Ru, yang diukur sebagai fungsi jarak antara berbagai stasiun. Dengan
menentukan nilai-nilai Ru, sebagai fugsi dari y, skala Ly dari pusaran itu pada y
diukur dengan integral.
r
L y = Ru dy .................................................................................................... (1)
'

7. Keturbulenan isotropic. Walaupun koefisien korelasi pada , umumnya bergantung


pada pilihan atas komponen, dalam beberapa situasi halnya telah demikian, dan
komponen akar pukul rata kuadratnya pada satu titik tertentu sama disegala arah.
Dalam situasi ini, keturbulenan ini dikatakan isotropic dan

w ' 2
v ' 2= ........................................................................................ (2)
u ' 2=

8. Tegangan reynolds. Mekanisme geser turbulen bergantung pada kecepatan yang


menyimpang di dalam keterbulenan anisotropic. Tegangan geser turbulen itu
disebut tengangan reynolds. Tengangan ini diukur dengan koefesien korelasi dari
jenis Ru, v,.

u '
w gc = v
'
.......................................................................................................
(2)

9. Viskositas pusaran. melalui analogi pers. Diatas hubungan antara tengangan geser
dengan gradient kecepatan kita gunakan untuk mendefinisikan viskositas pusaran
Ev.
du
w gc =E y .......................................................................................................
dy
(3)

10. Angka Reynolds dan Transisi dari AliranLaminer Ke Aliran Turbulen . reynolds
mempelajari kondisi dimana suatu jenis aliran berubah menjadi aliran jenis lain
dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminer berubah menjadi
aliran turbulan , bergantung pada empat buah besaran : diameter tabung,
viskositas, densitas dan kecepatan linier rata-rata zat cair. Dan dapat
dikelompokkan menjadi persamaan.
D . V . D . V
N = = ...........................................................................................
v
..... (4)

11. Angka Reynolds Fluida Newton. Oleh karna fluida non-Newton tidak mempunyai
viskositas bernilai tunggal yang tidak berlangsung pada laju geser persamaan
diatas untuk angka reynolds tidak dapat digunakan disini. Difinisi angka reynolds
untuk fluida seperti itubersifat agak sembarang definisi yang agak luas
penggunaanya untuk fluida yang memenuhi hukum pangkat ialah.
'
n
n' D n' V 2n
N Rc .n=2 3n
'

( 3 n+1 ) K'
.........................................................................

(5)

12. Transisi dari Aliran MenjaDi Aliran Turbulen ;angka reynolds. Faktor faktor
yang menentukan titik dimana keterbulenan muncul didalam lampiran batas
laminer dikoordinasikan oleh angka renolds yang tanpa dimensi, yang definisinya
ialah.

x ux .
N R 8.x = ......................................................................................................

..(6)

13. Pajang transisi dari Aliran Laminar Menjadi Aliran Turbulen. Panjang bagian
masuk tabung yang diperlukan oleh lapisan batas untuk mencapai pusat tabung
dan untuk terbentuknya aliran berkembang penuh dinamakan panjang transisi.
Panjang kira-kira bagian tabung lurus yang diperlukan untuk mendaptkan
distribusi kecepatan akhir ialah untuk aliran laminer.

A. DESKRIPSI LAGRANGIAN DAN EULERIAN


Pergerakan sekelompok partikel dapat dibayangkan dalam dua cara dasar: fokusnya
dapat pada satu partikel individu, sepefii mengikuti suatu mobil tertentu di jalan bebas
hambatan yang disesaki oleh mobil (sebuah mobil patroli polisi mungkin melakukan hal ini
sambil bergerak mengikuti lalu lintas), atau dapat pada suatu lokasi tertentu semsntara mobil
bergerak lewat (sebuah mobil patroli yang berjaga-jaga di sepanjang jalan bebas hambatan
mungkin melakukan ini). Jika dianalisis secara tepat, penyelesaian terhadap suatu soal akan
memberikan jawaban yang sama dengqn cara yang manapun (jika Anda melaju terlalu cepat,
Anda akan mendapatkan tilang dari mobil patroli yang manapun).
Ketiakamenyelesaikan suatu masalah suatu soal yang melibatkan suatu objek tunggsl,
seperti dalam mata kuliah dinamika , fokusnya selalu pada objek yang dimaksud. Jika
terdapat beberapa objek, kita akan menemukan posisi r(x 0,y0,z0,t), kecepatan v(x0,y0,z0,t) dari
percepatan a(xo,yo,zo,t) di waktu awalnya. Posisi (x o,yo,zo,t) adalah nama dari objek yang
sedang diperhatikan. Ini adalah deskripsi pergerakan lagrangian. Diskripsi ini sulit untuk
digunakan di dalam aliran fluida di mana terdapat banyak partikel . kita akan melihat cara
kedua untuk mendeskripsikan pergerakan fluida.

Kita sekarang akan meletakkan fokus pada suatu titik umum (x, y, z) di dalam aliran
yang mengalir melewati titik tersebut dengan kecepatan V(x, y, z). Laju perubahan kecepatan
dari aliran ketika melewati titik tersebut adalah dv/dx,dv/dy, dv/dz dan dapat juga berubah
terhadap waktu di titik tersebut dYl}t. Di sini kita menggunakan derivatif parsial karena
kecepatan merupakan fungsi dari keempat variabel. Ini adalah deskripsi aliran Eulerian, yar,g
merupakan deskripsi yang akan kita pakai dalam pembahasan mengenai fluida. Di sini kita
telah menggunakan koordinat kartesian akan tetapi sistem-sistem koordinat lainnya, seperti
misalnya koordinat silindris, juga dapat digunakan. Daerah yang ingin dibahas disebut
sebagai medan aliran dan kecepatan di dalam medan aliran tersebut disebut sebagai medan
kecepatan. Medan aliran dapat berada di dalam sebuah pipa, daerah di seputar bilah turbin
atau air di dalam sebuah mesin cuci. Jika kuantitas-kuantitas yang diinginkan yang
menggunakan deskripsi Eulerian tidak bergantung pada waktu t, kita memiliki aliran tunak;
variable-variabel alirannya bergantung hanya pada koordinat-koordinat ruang. Untuk aliran
yang demikian. di antaranya

..........................................................................
............... (7)

Dalam derivatif-derivatif parsial di atas, koordinat-koordinat ruangnya diasumsikan tetapl


kita sed4ngTmemperhatikah aliran pada suatu titik tetap. Jika kita mengikuti suatu partikel
tertentu, seperti dalam pendekatan Lagranlan, kecepatan dari partikel tersebut, secara umum,
bervariasi terhadap waktu ketika bergerak melalui medan aliran. Dengan menggunakan
deskripsi Eulerian, seperti dalam Pers diatas, waktu tidak akan muncul di dalam ekspresi-
ekspresi kuantitas di dalam aliran tunak.

B. ALIRAN PADA LAPISAN BATAS


Lapisan batas didefinisikan sebagai bagian dari fluida yang bergerak yang dipengaruhi
ileh adanya batas padat. Sebagai contoh dari pada pembentukan lapisan batas, perhatikan
aliran fluida yang sejajar dengan suatu plat tipis, seperti terlihat pada gambar 24.
1. Aliran laminer dan aliran turbulen dalam lapisan batas. Kecepatan fluida pada antar
muka pada-fluida ialah nol, dan kecepan di dekat permukaan padat itu tentulah kecil.
Aliran di dalam bagian lapisan batas yang sangat sederhana dengan permukaan adalah
laminer. Lebih jauh dari permukaan , kecepatan fluida mungkin cukup besar ,
walaupun masih lebih kecil dari kecepatan fluida yang tidak terganggu dan aliran
didalam bagian batas ini mungkin turbulen.kemunculan ditandai oleh terdapatnya
peningkatan ketebalan lapisan batas itu dengan cepat, sebagaimana terlihat terlihat
pada gambar 25.

2. Pembentukan lapisan batsan pada tabung lurus .perhatikan sebuah tabung lurus
berdinding tipis di mana fluida masuk dengan kecepatan seragam. Sebagaimana
terlihat pada gambar 26, lapisan batas mulai terbentuk pada lubang masuk tabung
masuk tabung dan lapisan itu makin menebalkan fluida bergerak melalui bagaimana
pertama saluran itu.

3. Pemisahan lapisan batas dan pembentukan riak ikatan. Pada tepi belakang plat rata
yang sejajar dengan arah aliran, lapisan batas pada kedua sisi plat itu berkembang hin
gga mencapai ketebalan maksimun. Hal ini terlihat pada gambar 27a. Bila plat itu
diputar sehingga menjadi tegak lurus terhadap aliran, seperti pada gambar 27b.

Pemisahan lapisan batas itu terjadi bilamana perubahan kecepatan fluida , baik dalam
besarnya maupun arahnya , terlalu besar bagi fluida itu untuk tetap melekat pada
permukaan padat seperti pelebaran atau penyempitan tiba-tiba,belokan tajam atau
rintangan yang harus dilewati oleh aliran fluida itu.

C. KLASIFIKASI ALIRAN-ALIRAN FLUIDA


Mekanika fluida adalah subjek di mana banyak dijumpai fenomena yang kompleks, jadilah
sangatlah penting untuk memahami deskripsi dan simplifikasi dari beberapa aliran fluida
khusus. Aliran-aliran tersebut akan dibahas secara rinci dalam bab-bab selanjutnya. Dalam
bab ini kita akan mengklasifikasikannya serinci mungkin.

1. Aliran Seragam, Satu, Dua,dan Tiga Dimensi


Secara umum, dalam pembahasan kita mengenai fluida, suatu variabel
dependen bergantung pada koordinat tiga ruangdan waktu, misalnya, V(x, y, z, t).
Aliran yang bergantung pada koordinat tiga ruang adalah aliran tiga dimensi; dapat
berupa aliran tunak jika tidak bergantung pada waktu, seperti misalnya aliran di dekat
sambungan antara sayap dan badan pesawat yang sedang terbang pada kecepatan
konstan. Aliran di dalam sebuah mesin cuci akan berupa aliran tiga dimensional tak-
tunak. Aliran-aliran tertentu dapat diaproksimasikan sebagai aliran dua dimensi; aliran
yang melewati weir yang lebar, di mulut sebuah pipa dan di seputar sebuah bola
adalah contoh-contoh yang khususnya ingin diketahui. Dalam aliran dua dimensi
seperti itu variabel-variabel dependennya bergantung hanya pada variabel dua ruang,
yang artinya, p(r ) atat V(x, y, t). Jika koordinat ruangnya adalah x dan y, kita
menyebut aliran tersebut sebagai aliran datar Aliran satu dimensi adalah aliran di
mana kecepatannya bergantung hanya pada variabel satu ruang. Aliran ini khususnya
ingin kita pelajari dalam pembahasan pendahuluan ini karena termasuk di dalamnya
adalah aliran-aliran dalam pipa dan saluran, yang merupakan dua jenis aliran yang
paling banyak dibahas dalam mata kuliah pendahuluan. Untuk aliran di dalam sebuah
pipa yang panjang, kecepatan bergantung pada radius r dan di dalam sebuah saluran
yang lebar (papan paralel) hanya bergantung pada y, seperti ditunjukkan dalam Gbr.
3.4.
Aliran-aliran yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.4juga disebut sebagai aliran
terbentuk (developed); profil kecepatannya tidak berubah terhadap koordinat di
bagian hilirnya. Ini berarti bahwa aliran pipa yang ditunjukkan berada beberapa
diameter di belakang perubahan geometri yang ada, seperti misalnya mulut pipa,
katup, belokan atau kontraksi maupun ekspansi. Jika alirannya belum terbentuk,
medan kecepatan bergantung pada lebih dari satu koordinat ruang, seperti misalnya di
dekat perubahan geometri. Aliran terbentuk dapat bersifat tak-tunak, artinya, dapat
bergantung pada waktu, seperti ketika sebuah katup dibuka atau ditutup. Akhirnya,
terdapat aliran seragam, yar,g digambarkan dalam Gbr. 3.5;

profll kecepatannya, dan properti-properti lainnya seperti misalnya tekanan,


bersifat seragam di seluruh bagian pipa. Profil ini seringkali diasumsikan di dalam
soal-soal pipa dan saluran karena cukup baik mengaproksimasikan aliran turbulen
yang umum dijumpai. Kita akan memakai asumsi ini di dalam banyak soal dalam bab-
bab selanjutnya.

2. Aliran Kental dan Tak Kental


Efek viskositas (kekentalan) dapat diabaikan sepenuhnya di dalam aliran tak-
kental tanpa banyak mengubah solusi dari soal yang melibatkan aliran tersebut.
Semua fluida memiliki viskositas dan jika efek-efek viskositasnya tidak dapat
diabaikan aliran tersebut adalah aliran kentaL Efek-efek kekentalan sangat penting
dalam aliran pipa dan banyak jenis aliran lainnya di dalam saluran-saluran; efek-efek
tersebut mengakibatkan rugi-rugi dan membutuhkan pompa-pompa di dalam jalur-
jalur pipa yang panjang. Akan tetapi, adakah aliran di mana kita dapat mengabaikan
pengaruh viskositas? Tentu saja, kita tidak akan berpikir mengenai aliran tak-kental
jika aliran demikian tidak dapat ditemukan dalam soal-soal engeneering. Perhatikan
suatu aliran eksternal, aliran di bagian luar sebuah benda, seperti misalnya aliran di
sekitar sebuah airfoil atau hidrofoil, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.6. Jika
airfoil tersebut sedang bergerak cukup cepat (lebih dari 1 m/s), aliran yang berada
jauh dari lapisan tipis di dekat batas permukaannya, atau lapisan batas, dapat
diasumsikan memiliki viskositas nol tanpa banyak mempengaruhi penyelesaian
terhadap medan alirannya (medan-medan kecepatan, tekanan, temperatur). Semua
efek viskositas terkonsentrasi di dalam lapisan batas dan menyebabkan kecepatan
menjadi
nol di permukaan airfoil, disebut kondisi tak-selip. Karena aliran tak-kental lebih
mudah dikerjakan dibandingkan ahran kental, dengan mengenali bahwa viskositas
dapat diabaikan di dalam aliran yang berada jauh dari permukaan di dalam banyak
aliran akan diperoleh penyelesaian yang lebih sederhana.

3. Aliran Laminar dan Turbulen


Suatu aliran kental dapat berupa aliran laminar atau aliran turbulen. Di dalam aliran
turbuler terjadi penyampuran partikel-partikel fluida sehingga pergerakan suatu
partikel tertentu terjadi secara acak dan sangat tidak teratur; perata-rataan statistika
dipakai untuk menetapkan kecepatan, tekanan dan kuantitas-kuantitas iainnya yang
ingin diketahui. Perata-rataan yang demikian dapat bersifat "tunak" yang berarti
independen terhadap waktu, atau dapat juga tak-tunak dan bergantung pada waktu.
Gambar 3.7 menunjukkan aliran-aliran turbulen tunak dan tak-tunak. Perhatikan
aliran turbulen yang berisik yang keluar dari keran pada saat kita mengambil air.
Di dalam aliran laminar tidak terjadi pencampuran partikel-partikel yang
signifikan; pergerakannya halus dan tenang, seperti aliran air yang mengalir pelan dari
sebuah keran. Jika zat pewarna dimasukkan ke dalam aliran laminar, zat tersebut akan
tetap terlihat jelas untuk jangka waktu yang lama. Zat tersebut akan cepat tersebar jika
alirannya turbulen. Gambar 3.8 menunjukkan aliran laminar tunak dan tak-tunak.
Aliran laminar dapat dibuat terlihat menjadi turbulen dengan secara acak mengontrol
katup di dalam suatu aliran madu di dalam pipa sehingga kecepatannya tampak seperti
dalam Gbr. 3.7. Walaupun demikian, alirannya tetap laminar karena tidak terjadi
pencampuran partikel-partikel fluida. Jadi, kita tidak dapat menentukan apakah suatu
aliran tertentu adalah turbulen atau laminar hanya dari tampilan V(t) saja. Untuk
menjadi turbulen, pergerakannya harus acak, seperti dalam Gbr. 3.7,tapijuga harus
terjadi pencampuran partikel-partikel fluida.
Ketika suatu aliran mulai bergerak, seperti misalnya di dalam sebuah pipa,
awalnya aliran tersebut bersifat laminar, akan tetapi dengan meningkat kecepatan rata-
ratanya, aliran laminar tersebut menjadi tidak stabil dan terjadilah aliran turbulen.
Dalam beberapa kasus, seperti misalnya dalam aliran di antara silinder-silinder yang
berputar, aliran laminar yang tidak stabil berubah menjadi aliran vorteks-vorteks
laminar sekunder dan kemudian menjadi aliran laminar ketiga dan akhirnya aliran
turbulen pada kecepatan yang lebih tinggi.Terdapat suatu kuantitas, yang disebut
bilangan Reynolds, yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah aliran adalah
laminar ataukah turbulen. Bilangan tersebut adalah

......................................................................................................(8)
di mana V adalah suatu kecepatan karakteristik (kecepatan rata-rata di dalam pipa
atau kecepatan airfoil), I adalah suatu kecepatan karakteristik (diameter pipa atau
jarak dari ujung depan pelat datar) dan u adalah viskositas kinematik. Jika bilangan
Reynoldsnya lebih besar dari suatu bilangan Reynolds kritis, aliran menjadi turbulen;
jika lebih kecil dari bilangan Reynolds kritis, alirannya laminar. Untuk aliran di dalam
sebuah pipa, dengan asumsi bahwa dinding pipa biasanya kasar, bilangan Reynolds
kritis biasanya ditetapkan sebesar 2000; jika dindingnya halus dan bebas getaran, dan
aliran yang masuk bebas dari gangguao, bilangan Reynolds kritisnya dapat mencapai
40.000. Bilangan Reynolds kritis memiliki nilai yang berbeda untuk geometri yang
berbeda. Untuk aliran di antara pelat paralel, nilainya ditetapkan 1500 dengan
menggunakan kecepatan tata-rata dan jarak di antara pelat. Untuk lapisan batas di
permukaan pelat datar dengan gradien tekanan nol, nilainya berkisar di antara 3 x 105
dan 106, dengan menggunakan jarak dari ujung depan pelat.

Untuk aliran tak-kental, kita tidak menggunakan istilah laminar atau turbulen.
Dalam sebuah aliran eksternal, aliran tak-kental disebut aliran arus-bebas (free-
streaz). Suatu arus bebas memiliki gangguan-gangguan akan tetapi
gangguangangguan tersebut tidak diikuti oleh tegangan geser, yang merupakan
persyaratan lainnya untuk aliran laminar dan turbulen; ini akan dibahas dalam bab
yang lain. Arus bebas juga dapat bersif-at irotasional atau dapat juga memiliki
vortisitas.
Lapisan batas adalah sebuah lapisan fluida yang tipis yang terbentuk pada
sebuah benda karena adanya viskositas yang menyebabkan fluida melekat ke
permukaan (batas); ini menyebabkan kecepatan menjadi nol di permukaan tersebut.
Efek-efek viskositas di dalam lapisan tersebut pada kenyataannya bahkan dapat
membakar satelit ketika masuk kembali. Gambar 3.9 menunjukkan permukaan batas
yang biasanya terdapat pada sebuah pelat datar. Lapisan tersebut bersifat laminar di
dekat ujung depan dan mengalami transisi ke aliran turbulen pada jarak yang
mencukupi. Untuk sebuah pelat kaku yang halus dengan tingkat fluktuasi arus bebas
yang rendah, lapisan laminar dapat terjadi hingga Re = 106, di mana Re = VLlv, di
mana L adalah jarak di sepanjang pelat: untuk pelat kasar, atau pelat yang bergetar,
atau fluktuasi arus bebas yang tinggi, aliran laminar terjadi hingga Re : 3 x l0.

4. Aliran Inkomporsibel dan Kompresibel


Aliran cairan diasumsikan bersifat inkompresibel dalam kebanyakan kasus
(kecuali palu air). Dalam aliran inkompresibel densitas partikel fluida yang bergerak
diasumsikan konstan, artinya,
...........................................................................................................(9)
Persamaan ini tidak mengharuskan bahwa semua partikel fluida memiliki densitas
yang sama. Sebagai contoh, garam dapat ditambahkan ke aliran di suatu lokasi di
dalam pipa sehingga di belakang lokasi tersebut densitasnya akan lebih besar
dibandingkan dengan lokasi di depannya. Udara atmosfer pada kecepatan rendah
bersifat inkompresibel akan tetapi densitasnya berkurang dengan bertambahnya
ketinggian, artinya, p = pk), di mana z adalah jarak vertikal. Kita biasanya
mengasumsikan fluida memiliki densitas konstan ketika kita menggunakan asumsi
inkompresibilitas, yang berarti.

................................................................(10)
Aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel jika kecepatannya cukup rendah.
Aliran udara di dalam saluran, di sekitar mobil dan pesawat udara kecil, dan lepas-
landas dan pendaratan pesawat komersial merupakan contoh-contoh aliran udara
inkompresibel. Bilangan Mach di mana

.................................................................................................(11)
digunakan untuk menentukan apakah suatu aliran bersifat kompresibel; V adalah
kecepatan karakteristik dan c = kRT adalah kecepatan suara. Jika M <0,3, kita
mengasumsikan aliran bersifat inkompresibel. Untuk udara di dekat permukaan laut
ini adalah sekitar 100 m/s (300 ft/sec) jadi kebanyakan aliran udara dapat diasumsikan
inkompresibel.

D. PERSAMAAN BRONOUILI DAN PERSAMAAN KONTINUITAS


a) Persamaan Kontinuitas
Massa fluida yang bergerak tidak berubah ketika mengalir. Fakta ini ragu kita
pada hubungan kuantitatif penting yang disebut persamaan kontinunitas.

Fluida yang mengalir dalam suatu pipa memiliki kecepatan aliran v dengan
disertai densitas melalui suatu luasan pipa S tersebut. Maka laju aliran fluida
dalam massa per satuan waktu ( m ) pada sebuah pipa dari A ke titik B
merupakan besaranya kecepatan aliran fluida dikalikan densitas fluida serta
dikalikan dengan luas penampang pipa.

o = . v . S = . u . S
................................................................................
m A A A B B B

(12)

Secara umum laju aliran massa dalam pipa adalah :


o = . v . S=Konstan
......................................................................................
m
(13)

Persamaan diatas disebut dengan persamaan kontinuitas persamaan ini berlaku


baik untuk fluida maupun mampat maupun fluida yang tidak mampu mampat.
Laju aliran massa total diseluruh penampang pipa adalah:

o = v . dS
... ....................................................................................................
m s
(13)

V
Sedangkan kecepatan rata-rata fluida dalam pipa adalah laju aliran massa

yang dipengaruhi oleh densitas dan luas penampang pipa.

o
m 1 ..............................................................................................
V = = v . dS
.S S s
(14)
Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan sebangai laju aliran volumentrik q didalam
saluran itu:

q
V = ..................................................................................................................
S
(15)

Persamaan kontinuitas untuk aliran yang melalui suatu pipa dengan kecepatan
dalam suatu luas penampang yang tidak sama adalah:

o = . V . S = . V . S =. V . S
.................................................................
m A A A B B B
(16)

Diketahui bahwa penampang pipa berbentuk lingkaran, maka luas penampang


pipa adalah :

1
S= . . D2 ........................................................................................................
4
(17)

Persamaan (2-7) ke persamaan (2-6), maka diperoleh:

A . V A 2
D

B .V B ( )
= B
DA
.....................................................................................................

.(18)

DA dan DB adalah diameter dari masing masing pipa yaitu penampang A dan
penampang B. Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah fluida mampu
mampat dimana V dan berubah dengan berubahnya suhu dan tekanan pada
fluida maka diperlukan penggunaan kecepatan massa yaitu G. Sedangkan G tidak
tergantung pada suhu dan tekanan , bilamana aliran itu setedi (m tetap ) dan
penampangnya tidak berubah.

o
M ....................................................................................................
G=V . =
S
(19)

Contoh soal .
1. Bila 1800 liter per menit fluida mengali melalui sebuah pipa 0,3 m yang
kemudian mengecil menjadi 0,15 m, hitunglah kecepatan rata-rata dikedua
pipa tersebut.

Penyelesaian:

Q (m3/detik) = 1800/60 1/detik x 10-3m3/dtk

0,3 2

1
V30 =
4
Q m3 /dtk 30 x 1 03
=
S m2
2
0,15

1
V15 =
4
3 3
Q m / dtk 30 x 1 0
=
Sm
2

2. Tiga puluh galon per menit minyak bumi mentah dengan sefesifik graviti 60
o
F/60o F =0,887 mengalir melalui suatu sistem pemipaan seperti pada gambar
16. Pipa A adalah pipa 2 incih sch 40. Pipa B adalah 3 incih sch. 40 dan kedua
1
pipa C masing-masing 1 incih sch 40 . jumlah fluida yang mengalir
2
dalam pipa C adalah sama.

Hitunglah :
a. berapakah laju aliran dalam masing masing pipa?
b. Berapa kecepatan linear rata-rata didalam masing-masing pipa?
c. Berapakah kepatan massa didalam masing-masing pipa?
Penyelesaian:
a. Densitas fluida = 0,887 x 62,37 = 53,3 lb/ft3
Diketahui bahwa 1 ft3= 7,48 gallon, maka 1 gallon = 1/7,48 ft3 (konversi)
30 x 60
Laju aliran minyak (q) adalah 30 gallon/min = =240,7 f t 3 / jam
7,48
m=q. =240,7 x 55,3 = 13,300 lb/jam
laju aliran massa melalui pipa C adalah setengah dari total atau 13.300/2
=6,650 lb/jam.
b. Dengan memperoleh luasan masing-masing pipa dari lampiran 6 (buku
1
OKT jilid 1) yaitu pipa 1 in = 0,01414 ft2, pipa 2 in = 0,0233 ft 2 dan
2
pipa 3 in = 0,0513 ft2 maka :
240,7
Kecepatan melalui pipa A adalah V A =287 ft /det
3600 X 0,0233
240,7
Kecepatan melalui pipa B adalah V B =1,30 ft /det
3600 x 0,0513
240,7
Kecepatan melalui pipa c masing-masing adalah V =
2 x 3600 x 0,01414
2,36 ft /det

c. Kecepatan massa masing-masing melalui pipa adalah :


13.300 lb
Pipa A G A =571,000 2 jam
0,0233 ft
13.300 lb
Pipa B GB = =259.000 2 jam
0,0513 ft
Pipa C masing-masing
13.300 lb
GA= =470.000 2 jam
0,01414 ft

b) Persamaan Bernoulli
Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah
persamaan bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan antara tekanan, kecepatan
dan ketinggian pada titk-titik sepanjang garis alir. Penurunan persamaan bernoulli
dapat dilakukan dengan menggunakan hukum kewkalan energi , dalm hal ini kerja
total ( network ) sam dengan perubahan energi mekanika total yaitu perubahan
energi kinetik ditambah perubahan energi potensial. Fluida dianamika yang
memenuhi hukum bernoulli adalah fluida ideal yang karakteristiknya ; mengalir
dengan garis-garis arus atau aliran tunak , tak kompersibel dan tak kental.
Dengan mengunakan hukum kekekalan energi , dalam hal ini kerja total (net-
work) sama dengan perubahan energi mekanika total, yaitu perubahan energi
kinetika ditambah perubahan energi potensial.
1. Perubahan energi mekanik terjadi guna mendorong fluida masuk dan keluar
dari pada pipa, maka untuk pipa masuk (titik A) dan fluida keluar pipa (titikB)
PA P
besarnya energi mekanik masing-masing adalah dan B
A B
2. Adanya kecepatan fluida yang masuk menimbulkan gesekan terhadap pipa,
yang tentunya melibatkan perubahan energi kinetika baik dari titik A maupun
A . v2 A . v2
dari titik B. Perubahan tersebut masing-masing : dan B B
2 gc 2. gc
3. Pipa yang dipergunakan seringkali memiliki perbedaan ukuran dan aliran
fluida yang ada didalam pipa dipengaruhi oleh adanya gravitasi, sehingga
memungkinkan adanya perubahan energi potensial yang timbul pada fluida
dalam aliran tersebut . perubahan energi potensial tersebut masing-masing

A . g.zA . g . zB
dan B
gc gc
Sehingga energi bersih yang terjadi pada aliran pipa adalah

P v2 g
+ + Z .............................................................................................
2. gc g c
(19)

Persamaan (19) dikenal secara umum adalah persamaan bernoulli.


Persamaan (19) harus dikoreksi karna adanya gaya gesekan dari fluida
terhadap dinding pipa yaitu A ,B dengan menambahkan suatu suku pada ruas
kanan hf . sehingga total energi yang trjadi pada aliran fluida dalam pipa
adalah :

P A A v 2A g P v2 g
+ + Z A = B + B B + +hf .................................................
A 2. gC g C B 2. g C gC
(20)

Contoh soal.
Suatu larutan yang spgr nya 1,84, ditarik dari tanki penimbun dengan
menggunakan sebuah pompa, melalui pipa 3 in sch.40. efisiensi pompa adalah
60%. Kecepatan pada pipa isap ialah 3 ft/dt. Pompa membuang melalui pipa 2
in sch. 40 ke suatu tangki yang tinggi. Ujung pipa buang terletak pada
ketinggia 50 ft. Diatas permukaan larutan didalam tangki umpan. Rugi
gesekan didalam keselusuhan sistem pipa adalah 10 ft-lbf/lb. Beberapa tekanan
yang harus diberikan oleh pompa ? dan berapakah daya pompa itu ?
Penyelesaian :
Diketahui :

PA =PB karna tangki A dan tanki b berada pada tekanan atsmofer.


Kecepatan pada titik A dapat diabaikan karna diameter tangki sangat besar
dibandingkan dengan diamater pipa. Untuk aliran turbulen faktor energi
kinetik dapat dianggap 1,0 tanpa terlalu besar kesalahan.
Tangki A berada didasar, dibanding tangki B, maka Z A =0
gc =32,17 ft /de t 2
h f =10 ft l bf /lb

Dinyatakan :
a). Tekanan yangdiberikan pompa, PB P A ?
b). Daya yang digunakan pompa,p ?

jawab:
2 2
PA A . v A g P B B . vB g
a). + + + W P= + + +hf
A 2. gC gC B 2. gC g C

v 2B g
. W p= + Z +hf
2. gC gC B
Karna aliran menggunakan pipa masuk pipa masuk 3 in dan pipa keluar 2 in,
maka digunakan rasio antara kecepatan isap pompa dan kecepatan buang
pompa dengan luas penampang pipa isap dan pipa buang.
Dari lampiran 6 (buku OTK jilid 1)
Luas penampang pipa 3 in SA= 0,0513 ft2
Luas penampang pipa 2 in SB= 0,0233 ft2
3 x 0,0513
V B = =6,61 ft /det
0,0233
6,6 12 g
0,60.W p= +50 +10
2.(32,17) gc
60,68
W p= =101,1 ft lbf /lb
0,60
Untuk mendapatkan tekanan yang diberikan pompa dapat ditinjau seputar
pompa sendiri, dalam hal ini kedudukan pompa sebelum dan sesudah adalah
sama, sehingga ZA = ZB

P BP A V A V B
2 2
= +W p .
2. gc

Sehingga tekanan yang diberikan pompa


2 2
PB P A=1,84 x 62,37 (
3 6,6 1
2 x 32,17 )
+60,68 =6,902 lb f /f t 2

b). Daya yang digunakan popa, P

o .W
m. p
P= hp
550

o = . v . S =( 62,37 x 1,84 ) x 3 x 0,0513=17,66 ft /det


A A A
m

17,66 x 101,1
P= =3,25 hp
550

Sebuah pipa yang mengalirkan minyak (spgr = 0,887) berubah ukuran dari 150
mm di bagian A ke 450 mm dibagikan B. Bagian A 4m lebih rendah dari
bagian B dan tekanan masing-masing 0,9 bar dan 0,6 bar. Jika debit aliran
melalui pembuangan sebesar 0,15 m3/dtk, tentukan head turun dan arah
aliran ?

Jawab :

Kecepatan di tiap tiap penampang airan dinyatakan denagan V = Q/ A


2
0,15

1

4
3
Q m /dtk 0,15
vA= =
Am
2
2
0,454

1

4
2
Qm /dtk 0,15
vB= =
A m2

Dengan mengunakan bagian A yang lebih rendah sebagai bidang datum, mka
energi ditiap bagian adalah :
2
8,5

Di A
2

( P Va
)
5
0,9 x 1 0
+ +z = +
g 2g 0,887 x 9810

0,94 2

Di B
2

( V
)
5
P a 0,6 x 10
+ +z = +
g 2g 0,887 x 9810

Aliran fluida terjadi dari arah A ke B, head turun bias didepatkan dengan
menggunakan A ke B datum A : 14.1 head turun = 11,0 atau head turun 3,1m.

BAB 2
PENDAHULUAN

A. ALIRAN LIMINER DI DALAM PIPA

Aliran laminer tunak dan terbentuk di dalam pipa akan diturunkan dengan
mengaplikasikan hukum newton pada elemen gambar 7.4 atau dengan menggunakan
persamaan navier-stokes yang tepat . cara yang manapun dapat digunakan karna kita akan
meperoleh persamaan yang sama melalui kedua pendekatan tersebut.

Aliran laminer dalam fluida newton dalam pembahasan hubungan-hubungan umum


aliran fluida mwnunjukkan bahwa langkah yang menentukan dalam penurunan hubungan-
hubungan itu ialah pengkaitan antara kecepatan local u dengan posisi dalam tabung arus.
Dalam saluran bundar, oleh karna terdapat simetri terhadap sumbuh tabung, kecepatan localu
hanya bergantung pada jari-jari r. Demikian pula, elemen luas dS ialah luas cincin tipis, yang
jari-jarinya r dan lebar dari luas cincin ini ialah.

dS = 2r dr ............................................................................................................................(21)

Distribusi kecepatan yang dikehendaki ialah u sebagai fungsi dari r.


Suatu cara langsung untuk mendapatkan distribusi kecepatan untuk fluida newton ialah
dengan menggunakan defenisi viskositas yang penulisannya adalah ;

du/ / dr
. g c ........................................................................................................................(22)
=

Tanda negative pada persamaan itu menunjukkan bahwa u dalam pipa itu makin kecil bila r
makin besar. Dengan eliminasi didapatkan persamaan difernsial biasa yang menghubungkan
u dan r.

du gc w . gc
= = .............................................................................................................
dr r w .
(23)

Intergrasi pers (23) dengan kondisi batas u = 0, r = rw menghasilkan.


u
w . gc r
du= r w . r
rdr
0 w

w. g .r
u= c w
...........................................................................................................................
2.
(24)

Nilai maksimum kecepatan local ditandai dengan umaks dan terdapat pada pusat pipa. Nilai
umaks didapatkan dari persamaan (24) dengan mengganti r dengan 0, sehingga :

w . gc . rw
umax .........................................................................................................................
2.
(25)

Bila pers.(24) dibagi dengan pers.(25), kita peroleh hubungan berikut ini sebagai rasio antara
kecepatan local dengan kecepatan maksimum.

u
u max
=1 ( rr )
w
2
................................................................................................................

(26)
Bentuk persamaan (26) itu menunjukkan bahwa dalam aliran laminer, distribusi kecepatan
terhadap jari-jari ialah berupa parabola dengan puncaknya terletak pada garis-garis pusat
pipa. Distribusi kecepatan itu ditunjukkan sebagai garis putus-putus pada gambar 30.
Kecepatan rata-rata, factor energi-kinetik,dan factor koreksi momentum untuk aliran laminer
fluida newton. Rumus-rumus eksak untuk kecepatan rata-rata v,faktor koreksi energi-kinetik
, factor koreksi momentum dapt dengan mudah dihitung.kecepatan rata-rata V
diperoleh dengan mensubsitusi dS dari pers.(21), u dari pers.(24) dan . r 2w untuk S ke
dalam pers. (2) menghasilkan :

rw
.g .g .r
V = w3 c (r 2w r 2 ) rdr= w c w ...............................................................................(27)
rw . 0 r .

V
=0,5 ............................................................................................................................
u max
(28)

Kecepatan rata-rata V ialah persis dengan setengah kecepatan maksimum, factor koresi
energi-kinetik. Factor koresi energi-kinetik dihitung dari :

u3 dS
s .................................................................................................................................
3
V . S
..(29)

Dengan mengunakan persamaan (21) untuk dS, pers. (24) untuk u,dan pers.(27) untuk V .
proses matematiknya cukup sederhana. Hasil akhirnya ialah = 2,0. Oleh karna itu suku
energi kinetic dalam persamaan bernoulli untuk aliran laminer haruslah V2 /c . faktor koreksi
momentum . Terhadap aliran laminer menggunakan persamaan :
2
1 u
= ( )
S s V
.........................................................................................................................
(30)

4
Hasilnya ialah bahwa =
3
Pers. (25) di transformasikan dengan mengeliminasi w dan menggantinya jari-jari pipa
dengan menggunakan ps, yaitu dengan bantuan pers.(3-30) dan mengganti jari-jari pipa
dengan menggunakan diameter pipa.hasilnya ialah.

P s . gc r w r w Ps . g c . D 2

V= = ..........................................................................................
L 2 4 32. L.
...........(31)

Penyelesaian untuk ps, menghasilkan


32. L . V .
Ps ...................................................................................................................
gc . D 2
.........(32)

Dan karna ps = w / DL,

8. V .
w ...............................................................................................................................
gc . D
.. (33)

Subsitusi dari pers.(31) ke dalam pers.(3-27) menghasilkan :

16. 16
f= = ....................................................................................................................

D.V . N
(34)

Persamaan (32) disebut persamaan hagen-poiseuille. Salah satu penggunaannya ialah untuk
mengukur viskositas secara eksperimen, yaitu dengan mengukur penurunan tekanan tekanan
dan laju aliran-volumetrik melalui tabung yang diketahui panjang maupun diameternya. Dan
sedangkan

Aliran laminer fluida non-newton. Oleh karnanya da perbedaan dalam hubungan tegangan
geser dan gradient (landaian ) kecepatan , bentuk profil kecepatan zat cair non-newton
berbeda dari profil untuk zat cair newton. Dalam situasi aliran newton yang lebih rumit itu
profil kecepatan harus ditentukan dengan eksperimen.kecepatan aliran fluida non-newton
yang bervariasi trhadap jari-jari pipa dapat digunakan rumus :
' ' '
1 /n
r 1+1 r 1 +1/ n
/n
e . gc
u=
( )
rw . K '
w

1+1/n'
.........................................................................................(35)

K dan n adalah masing-masing indeks konsentrasi aliran dan indeks perlaku aliran. Bial k
dianggap sama, maka nilai n untuk : fluida pseudoplastik n = 0,5, fluida newton n = 1,0, dan
untuk fluida dilatan n = 2,0.

- Menaplikasikan Persamaan-Persamaan Navier Stokes


Persamaan momentum difersial komponen z dalam kooerdinat silindris diaplikasikan
pada aliran tunak terbentuk didalam pipa bulat,untuk kali ini kita inggin menyebutkan
koordinat ke arah aliran sebagai x dan komponen kecepatan ke arah x sebagai u (x);
jadi , kita akan mengantikan z dengan x dan vz dengan u . maka, persamaan
difersialnya menjadi.
(36)

Perhatikan bahwa sisi sebelah kirnya adalah nol, artinya ,partikel- partikel fluida tidak
memiliki percepatan . dengan menggunakan g x = y sin = -dh/dx persamaan di
atas disederhanakan menjadi.

...........................................................................(37)
Dimana dua suku pertama di dalam tanda kurung di sisi sebelah kanan dari per(36)
telah digunakan , berarti,

Sekarang , kita dapat melihat bahwa sisi kiri persamaan (37) merupakan fungsi dari x
dan sisi kekanan merupakan fungsi dari r . ini berarti bahwa kedua sisi hampir , karna
x dan r dapat bervariasi secara independen satu sama lain, maka kita kita dapat
menulis persamaan tersebut sebagai :

.............................................................(38)
Ini diintergalkan untuk memberikan

.......................................................................................................(39)
Kalikan dengan dr/r dan intergalkan lagi. Kita memiliki

..........................................................................................(40)
Merujuk gambar 7,4 : kedua kondisi batasnya adalah u terhingga (finite) pada r = 0
dan u= 0 r = ro. Jadi , A = 0 dan b = -r 2o/ 4 . karna adalah sisi sebelah kiri dari
persamaan (37), kita dapat menuliskan pers.(40) sebagai

.............................................................................(41)
Ini adalah distribusi kecepatanparabola dari aliran laminer di dalam pipa , kadang-
kadang disebut aliran poiseuille.untuk pipa horizontal, dh/dx = 0

................................................................................................(42)

B. ALIRAN TURBULEN DI DALAM PIPA


Bilangan reynolds untuk kebanyakan aliran di dalam saluran melebihi batas aliran
laminer .jika aliran melalui dari kondisi diam, aliran tersebut akan dengan cukup cepat
mengalami transisi menjadi aliran turbulen. Tujuan dari subbab ini adalah untuk
mengekpresikan distribusi kecepatan di dalam aliran turbulen di dalam pipa dan
menentukan . kuantitas- kuantitas yang berkaitan dengan aliran demikian.
Aliran turbulen adalah aliran di mana ketiga komponen kecepatannya bukan nol dan
menunjukkan sifat acak . selain itu, harus terdapat sebuah korelasi di antara keacakan dari
paling sedikit dua komponen kecepatannya ; jika tidak ada korelasinya , aliran tersebut
hanyalah aliran berfuktuasi. Sebagai contoh, lapisan batas turbulen biasanya terjadi di dekat
permukaan sebuah airfoil akan tetapi aliran di luar lapisan batas tersebut tidak disebut
turbuler walaupun terjadi fluktuasi di dalam aliran ; aliran tersebut adalah arus bebas.kita
akan menunjukkan satu cara untuk mendekripsikan aliran turbulen. Ketiga komponen
kecepatannya pada suatu titik dituliskan

...................................(43)
Dimana u melambangkan bagian rata-rata waktu dari kecepatan komponen x dan u
melambangkan bagian acak yang berfluktuasi. Rata-rata waktu dari u adalah

............................................................................................(44)
Di mana T nilainya cukup besar jika dibandingkan dengan waktu fluktuasinya. Untuk
aliran turbulen terbentuk di dalam pipa,ketiga aliran. Walaupun demikian harus terdapat
korelasi antara paling sedikit dua di antara fluktuasi-fluktuasi kecepatan acak, misalnay ,
u v tidak sama dengan 0 ; korelasi-korelasi kecepatan yang demikan menghasilkan gaya
' '

geser turbulen.

Kita dapat menurunkan suatu persamaan yang menghubungkan u ' v ' dan komponen
kecepatan rata-rata waktu u ke arah aliran dari suatu aliran turbulen, akan tetapi kita tidak
dapat menyelesaikan persamaanya bahkan untuk kasus aliran tunak * di dalam pipa yang
paling sederhana sekalipun.pertama-tama, kita akan menjelaskan apa yang dimaksudkan
dengan dinding kasar. Sketsa dalam gambar .7.8 adalah sebuah dinding halus, seperti
dallam gambar 7.8 (a) ; jika elemen-elemen kekasarannya menyembul kelur dari lapisan
kental tersebut , dindingnya disebut kasar, seperti gambar 7.8(b).terdapat dua metode yang
biasanya digunakan untuk mendiskripsikan profil kecepatan aliran dari dalam pipa. Ini
diberikan dalam subbab-subbab berikut.

- Profil semi-Log
Profil kecepatan rata-rata waktu di dalam pipa diberikan untuk pipa halus sebagai plot
semi-log dalam gambar 7.9 dengan hubungan-hubungan empiris di dekat dinding dan
garis tegah yang memberikan (0) = 0 dan d/dy = 0 pada y = ro. Di daerah dinding,
kecepatan karakteristiknya adalah kecepatan geser** uz = o / dan panajng
karakteristiknya adalah panajang kental v/uv ; profil-profilnya adalah

............................................................(45)

............................................(46)

Interval 5< u y/v < 30 adalah zona penyangga di mana data eksperimental tidak pas
dengan kurva yang manapun. Sisi luar dari daerah dinding dapat serendah u y/v
=3000 untuk aliran dengan bilangan reynolds rendah. Lapisan rata-rata e dan daerah
dinding direpresentasikan oleh

.............................(47)
Daerah luar independen terhadap efek-efek dinding jadi dinormalisasikan untuk
dinding halus dan kasar dengan menggunakan radius sebagai panjang karakteristiknya
dan diberikan oleh.

....................................(48)
Hubungan empiris tambahan h(y/ro) dibutuhkan untuk melengkapi profil untuk y >
0,15ro. Kebanyakan hubungan yang memenuhi d/dy = 0 pada y = ro dapat
digunakan.daerah dinding dalam gamabr.7.9(a) dan daerah luar dalam gambar.7.9(b)
saling berbentuk seperti ditunjukkan dalam gambar.7.9(a). Untuk pipa halus dan kasar

..............................................................(49)

......................................................................(50)

Seringkali kita tidak inggin mengetahui kecepatan pada suatu lokasi tertentu, tetapi
jika diinginkan, sebelum umaks dapat diperoleh u kita harus mengetahui o kita dapat
menggunakan (lihat pers.(7.6))

......................................................................................(51)
Faktor gesekan f dapat diestimasi dengan menggunakan profil hukum pangkat (power
law) yang diberikan berikut jika penurunan tekanan tidak diketahui.
- Profil Hukum Pangakt
Suatu pendekatan lainya, walaupun tidak terlalu akurat, melibatkan penggunaan profil
hukum pangkat yang diberika oleh

.............................................................................................(52)
Dimana n adalah 5 dan 10, biasanya dalam bentuk integer (bilangan bulat). Ini dapat
diintergralkan untuk menghasikan kecepatan rata-rata.

.........................................................(53)
Nilai dari n dalam pers. (52) berhubungan dengan f secara empiris melalui

............................................................................................(54)
Unutk pipa halus, n berhubungan dengan bidang reynolds sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel.7.1.

Profil hukum pangkat tidak dapat digunakan untuk mengestimasi tegangan geser
dinding karna memiliki kemiringan tak terhingga di dinding untuk semua nilai n.
Profil tersebut juga tidak memiliki kemiringan nol di garis tengah pipa, jadi tidak
berlaku di dekat garis tengah. Profil ini digunakan untuk mengesitimasi fluks energi
dan fluks momentum dari aliran pipa.akhirnya harus diperhatikan bahwa faktor
koreksi energi kinetika adalah 1,03 untuk n = 7 ;jadi, biasanya dipakai nilai satu untuk
aliran-aliran turbulen.
BAB 3
PENDAHULUAN

A. RUGI-RUGI DALAM PIPA


Dalam suatu aliran terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi antara
kecepatan,daya(energi) baik itu energi masuk atau pun energi keluar meski diasumsikan
bahwa energi masuk sama dengan energi keluar namun dlam kenyatanya banyak hal yang
mempengaruhi di dalam suatu peroses dalam sebuah pipa , adapun faktor faktor dalam
mempengaruhi dalam sebuah pipa sebagai berikut :

1. Faktor Gesek
Suatu parameter umum lain ,yang sangat berguna dalam mempelajari aliran
turbulen, ialah faktor gesek (friction factor), yang ditandai denagan lambang f, dan
didefinisikan sebagai rasio antara tegangan geser pada dinding hasil hasil antara
tinggi-tekan kecepatan (velocity head) V2 / 2, dan densitas

w 2 g c
f= = w
...........................................................................................
V 2 / gc V 2
(55)

Hubungan antara parameter parameter gesekan kulit. Keempat besaran umum


yang biasa digunakan untuk mengukur gesekan-kulit pipa, yaitu h fs,ps,w, dan f,
saling berhubungan dalam persamaan

2 w Ps L V 2
hfs = L= =4 f
w D 2 gc
.........................................................................(56)

Sehingga

P s gc D
f= ........................................................................................................
2 L V 2
. (57)

Subskrip s yang digunakan dalam ps dan h fs mengingatkan kita bahwa dalam


pers.(56) dan (57) besaran besaran tersebut, bila dikaitkan dengan factor gesek
fanning hanya berhubungan dengan gesekan-kulit saja. Jika,selain dari itu
terdapat pula suku-suku lain dari persamaan bernoulli, atau jika gesekan-bentuk
juga aktif, maka Pa Pb tidak sama dengan ps. Jika terdapat pemisahan lapisan
batas, hf akan lebih besar dari hfs. Suku terakhir pers. (56), dimana terdapat faktor
gesekan, dituliskan sedemikian rupa sehingga hubungan antara hfs dan tinggi
kecepatan V2 / 2, terlihat dengan jelas. Bentuk- bentuk pers.(56) beragam itu,
masing masing cocok untuk tujuan tertentu, dan semua nya sering ditemukan
literature maupun praktek.

Faktor Kekasaran Pipa


Kekasaran (roughness) dari suatu pipa/tabung dintai dengan k dan disebut dengan
parameter kekasaran (roughness parameter). Dari sati analisa dimensi, f
merupakan fungsi NRe dan kekasaran relative k/D, dimana D adalah diameter
pipa. Hubungan ketiga variabel itu f, NRe dan k/D dapat dilihat pada gambar 35.
Tabel : menentukan ID dalam pipa
2. Rugi Gesek karna Penampang Membesar denagan Tiba-Tiba
Jika penampang saluran tiba- tiba membesar, arus fluida akan memisah dari
dinding dan membesar keluar sebagai jet (semprotan) ke bagian yang membesar
itu. Jet itu pula hingga mengisi seluruh penampang saluran yang lebih besar itu.
Ruang diantara jet yang membesar itu dan dinding saluran akan dipenuhi oleh
fluida yang berada dalam gerakan vorteks yang merupakan ciri dari pemisahan
lapisan batas. Gesekan yang cukup besar akan terjadi di dalam ruang itu. Efek itu
dapat digambarkan pada gambar 5-13 (buku OTK, jld 1)
Rugi gesek hfe yang diakibatkan oleh perluasan penampang secara tiba tiba
ini sebanding dengan tinggi tekan kecepatan fluida dalam saluran yang kecil, dan
dapat dituliskan sebagai
2
V
h fe=K e a ......................................................................................................
2 gc
(58)

Dimana Ke ialah faktor kesetimbangan yang dinamakan koefesien rugi ekspansi


(expantiona loss cofficient) dan Va ialah kecepatan raata rata dalam saluran
yang lebih kecil yang terletak di sebelah hulu. Dalam hal ini K e dapat dihitung
secara teoritis dan hasilnya cukup memuaskan. Perhitungan ini memanfaatkan
persamaan kontinunitas. Persamaan neraca momentum aliran stedi dan persamaan
bernoulli.
Perhatikan volume kendali yang didifinisikan oleh potongan AA dan BB, dan
permukaan dalam saluran hilir yang lebih besar antara kedua potongan itu
sebagaimana terlihat pada gambar 36. Gaya gaya gravitasi tidak terdapat pada
pipa ini karna pipa itu horizontal, dan gesekan dinding dapat diabaikan karna
dinding relative pendek dan hampir tidak ada gradient kecepatan pada dinding
antara kedua potongan itu yang ada hanyalah gaya tekanan yang bekerja pada
potongan AA dan BB. Persamaan momemtum memberikan ;

B . V B A . V A
(PA. SA PB.SB) = o ) ..............................................................(59)
m

Karena ZA = ZA maka persamaan bernoulli menjadi

P A P A B . V 2B A . V 2A
= +hf ...........................................................................
2 gC
.... (60)

Untuk aliran yang biasa A dan A = dan 1 dan A = B = 1


sehingga faktor ini dapat diabaikan. Demikian pula eliminasi PA PB dari
persamaan (59) dan (60) menghasilkan
2
V A V B
......................................................................................................

h fe
(61)

Karena m/Sb = VB dari persamaan kontiunitas VB VA (SA/SB)2 maka persamaan


61 menjadi
2
V S
h fe= A 1 A
2 gc SB( ) 2
..........................................................................................

(62)

Perbandingan antara persamaan (61) dan (62) menunjukkan bahwa


SA
(
K e 1
SB ) 2
.....................................................................................................

(62)

Jika jenis aliran kedua bagian itu tidak sama, kita harus melakukan koreksi
terhadap dan. Umpamanya, jika aliran pipa yang besar bersifat laminer, dan
yang di dilam pipa kecil turbulen, maka b harus dianggap 2 dan b ialah
4/3 sebagaimana dalam pers. (59) dan(60)

3. Rugi Gesek karena Penampang Menyempit dengan Tiba TibaBila penampang


saluran tiba tiba mengecil, arus fluida tidak dapat mengikuti perubahan arah di
seputar sudut yang tajam pada penyempitan itu dan arus memisah dinding pipa.
Di situ bterbentuk jet yang lalu mengalir ke dalam fluida diam di dalam bagian
yang lebih kecil. Jet itu mula-mula mengecil, baru kemudian menyebar mengisi
penampang yang lebih kecil. Tetapi, lebih jauh ke hilir dari titik konstraksi
(penyempitan), distribusi kecepatan menjadi normal kembali. Penampang terkecil
pada waktu mana jet itu berubah dari kontraksi ke ekspansi di sebut vena
kontrakta (vena contracta). Pola aliran kontraksi tiba tiba terlihat pada gambar
37. Potongan CC terlihat sebagai vena kontrakta vorteks yang terjadi juga terlihat
pada gambar itu.

Gambar : aliran fluida dalam pipa tiba-tiba mengecil

Rugi gesek karna kontraksi tiba-tiba itu sebanding tinggi-tekan kecepatan di


dalam saluran yang lebih kecil dan dapat dihitung dengan persamaan.

V 2a
h fc=K c ......................................................................................................
2 gc
(63)

Dimana faktor ke sebandingan Kc disebut koefisien rugi kontraksi (contraction


loss coefficient) dan Vb adalah kecepatan rata rata dalam pipa hilir yang lebih
kecil. Untuk aliran laminar Kc < 0,1 dan h fc sangat kecil dapat diabaikan.
Untuk aliran turbulen. Untuk aliran turbulen K c dapat dinyatakan dengan
persamaan ini.

Sb
( )
K c =0,4 1
Sa
2
............................................................................................

(64)

Dimana Sa adalah luas penampang pada bagian hulu, dan Sb luas penampang pada
bagian hilir.
4. Pengaruh Pipa Sambung dan Katup.
Pipa-pipa sambung (fitting) dan katup (valve) bersifat menghambat aliran normal
dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek pendek yang
mempunyai banyak pipa sambung, rugi gesek yang disebabkan oleh pipa
sambung itu mungkin lebih besar dari yang berasa dari bagian pipa yang lurus.
Rugi gesek h ff yang disebabkan oleh pipa sambung dapat ditemukan dengan
menggunakan rumus :

V 2A
h ff =K f .....................................................................................................
2 gc
(65)

Dimana : K f = faktor rugi pipa sambung


V A = kecepatan rata-rata dalam pipa yang menuju pipa sambung

Faktor K f didapat eksperimen dan berbeda untuk setiap jenis sambungan. Pada
tabel 2 diberikan daftar singkat faktor itu.

Tabel 2. Koefisien rugi untuk sambungan pipa berulir.

Sambungan Pipa Kf
Katub bola, terbuka penuh 10,0
Katu sudut, terbuka penuh 5,0
Katup gerbang, terbuka penuh 0,2
katup gerbang, Setengah terbuka 5,6
Bangkolan balik 2,2
Tea 1,8
o
Siku, 90 0,9
Siku,45o 0,4
Sumber :J.K.Venard, dalamV.L.Streeter (ed), handbook of Fluid
Dynamics,hal.3-23, McGraw-Hill Book Company, New York, 1961 Buku OTK
jilid 1.

B. APLIKASINYA
Rugi Gesek Bentuk dalam Persamaan Bernoulli
Rugi gesek bentuk (from friction loss) sudah terakup di dalam suku h f pada
persamaan Bernoulli. Rugi ini sudah tergantung di dalam rugi gesek kulit.
Perhatikan, umpamanya aliran fluida tak mampu manfat melalui system yang
terdiri dari dua pipa besar (pipa masuk dan pipa keluar), satu pipa penghubung,
dan sebuah katup gerbang (gate valve) yang terbuka seperti pada gambar 38.
Umpamakan kecepatan rata-rata dalam pipa itu ialah V, diameter pipa D dan
2
panjang L, rugi gesek kulit dalam pipa lurus adalah 4 f ( L/ D ) ( V /2 gc ) ; rugi
kontraksi pada waktu masuk ialah Kc (V 2 /2 g c ) dan rugi sambungan
2
K ff ( V /2 g c ) , biala rugi gesek pada pipa masuk dan keluar diabaikan, maka
rugi gesek total dinyatakan.
L V2
(
hf = 4 f
D )
+ K c + K e + K ff
2 gc
.....................................................................(66)

Dalam menuliskan persamaan Bernoulli untuk sistem ini tanpa ada pompa,
station a pada pipa masuk dan b pada pipa keluar maka dinyatakan dengan :

P aPb g L V2
gc D(
+ ( z a z b )= 4 f + K c + K e + K ff
2 gc ) ....................................(67)

Contoh soal :
Sebuah pipa dengan diameter 100 mm mempunyai panjang 15 m dan
berhubungan langsung dengan atmosfer pada titik C pada ketinggian 4 m
dibawah permukaan air bak penampungan. Titik tertinggi dari pipa berada pada
titik B pada ketinggian 1.5 m diatas permukaan air bak penampungan dengan
jarak 5 m dari bak penampungan. Bila diasumsikan pada ujung pipa (titik C)
berbentuk tajam dan faktor gesekan 0.32, Hitunglah (1) Kecepatan air
meninggalkan pipa (titik C) dan (b) Tekanan pada titik B
Jawab :
Dari soal diketahui : D 100 mm, L 15 m, h A - C 4, h B - A 1.5m L B - A 5 m, 0.32

PA V A2 PC VC2
(a) Tinjau Titik A dan C, Gunakan Pers.Berno ulli hA hC hL
g 2 g g 2 g
PA PC , VA sehingga VA 0, maka Persamaa Bernoulli :
VC2 V2 L VC
2
V2
hA hC hL C hC Kc C
2g 2g D 2g 2g
V 2
L VC
2
V 2 2
V 0.32 15
hA hC C Kc C C 1 0.5
2g D 2g 2g 2g 0.1
VC2 0.32 15
4 1.5
2(9.81) 0.1
VC 1.26 m / s

PA VA2 P V2
(b) Tinjau Titik A dan B, Gunakan Pers.Berno ulli hA B B hB hL
g 2 g g 2 g
VA sehingga VA 0, maka Persamaa Bernoulli :
VC2 PB VC2 L VC2 VC2
hA hC hL hC Kc
2g g 2 g D 2g 2g
P V2 L VC
2
V2 PB VC2 0.32 5
hA hB B C Kc C 1 0.5
g 2 g D 2g 2g g 2 g 0.1
PB 1.26 2 0.32 5
- 1.5 1.5
1000 9.81 2(9.81) 0.1
PB 28.58 103 N / m 2
KESIMPULAN
dinamika fluida ialah suatu zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak dan
interaksinya dengan benda padat.
Aliran aliran fluida memiliki banyak macam macam aliran yaitu :
Satu,dua, dan tiga dimensi
Seragam
Kompersibel dan inkompersibel
Turbuler dan laminer
Kental dan tak kental
Ada pun faktor yang mempengaruhi kehilangan energi dalam aliran dalam pipa yaitu :
Gesekan antara dinding pipa dengan fluida yang mengalir (fraksi)
Pembesaraan tiba tiba dalam saluran pipa
Pengecilan tiba tiba dalam saluran pipa
Sambungan atau penyambung pipa (fitting)
Kehilangan energi dalam aliran pipa dapat dihitung atau dicari dengan persamaan
persamaan pada umumnya : persamaan bernoulli dan persamaan kontinuitas

Anda mungkin juga menyukai