(DINAMIKA FLUIDA)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur patut kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, penyertaan dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul DINAMIKA FLUIDAI ini dengan baik.
Makalah ini memuat dan membahas tentang jenis-jenis aliran pada aplikasi
fluida beserta dengan aplikasi dari hukum dan persamaan yang terkait dengan
dinamika fluida, terlebih khusus rugi-rugi pada dalam sebuah pipa dengan
ukuran dan bentuk yang beda.
Semoga makalah Mekanika Fluida ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. PENDAHULUAN
Mekanika fluida merupakan salah satu cabang tertua dari ilmu lisika dan
merupakan pondasibagipengetahuan dan aspek lain ilmu terapan dan keteknikan
yang memperhatikan gerakan dan keseimbangan fluida. llmu ini merupakan
suatu subyek yang mendasari hampir semua bidang keteknikan seperti:
mechanical engineering, civil engineering, aerospace, naval architecture, marine
engineering, serta bidang-bidang I ain seperti : astrophysics, biology,
biomedicine, plasma physics. Sejak abad ke-1.9, yakni ketika studi tentang
hidrolika sebagai pengetahuan dikaitkan dengan bidang civil engineering dan
naval architecture, scope dari mekanika fluida bertambah luas. Perkembangan
bidang aeronatical, chemical, mechanical engineering, serta penyelidikan ruang
angkasa pada beberapa puluh ahun terakhir ini memberikan rangsangan kuat
terhadap bidang mekanika fluida sehinga menjadikannya sebagai salah satu
cabang ilmu yang terpenting dalam engineering science.
Meskipun demikian dramatis perkembangan mekanika fluida dalam
bidang-bidang teknologi tinggi, kita masih dapat memperhatikan pengalaman
hidup sehari-hari sebagai aplikasi daripada mekanika fluida. Sebagai contoh,
terbangnya burung-burung di udara dan gerakan ikan di air dikontrol oleh
hukum-hukum mekanika fluida. Perancangan kapalterbang dan kapal laut untuk
transportasi udara dan laut didasarkan pada teori mekanika fluida. Bahkan
fenomena alam seperti hurricanes dan tornadoes mungkin suatu hari bisa
dijelaskan dengan prinsipprinsip mekanika fluida. Kita hidup di dalam
lingkungan udara dan air sedemikian erat, sehingga hampir seluruh apa pun
yang kita kerjakan pastiberhubungan dengan pengetahuan mekanika fluida.
Studi mengenaiseluruh aspek tingkah laku fluida dapat dibagi menjadi
tiga katagori - statika, kinematika, dan dinamika. Pada kasus pertama, elemen
fluida berada pada keadaan relatif terhadap lainnya sehingga bebas dari
tegangan geser. Distribusi-distribusi tekanan statis dalam suatu fluida dan pada
benda-benda yang tenggelam di dalam suatu fluida dapat ditentukan dari analisa
statika. Kinematika fluida berhubungan dengan study mengenai translasi, rotasi,
dan rate deformasi dari suatu partikel fluida. Analisa ini' berguna dalam
menentukan metode yang menggambarkan gerakansuatu partikel dan dalam
menganalisa bentuk aliran. Selanjutnya, perlu untuk mengadakan analisa
dinamis bagisuatu gerakan fluida untuk menentukan efek-efek fluida tersebut
besefta lingkungannyaterhadap gerakan. Analisa dinamis meliputi pertimbangan
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada partikel-partikel fluida yang bergerak.
Karena adanya gerakan relatif daripada partikel-partikel, maka gaya-gaya
geser menjadi penting dalam analisa tersebut
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Medan kecepatan bila suatu aliran mengalir secara lindak (bulk) melewati
dindingh padat, fluida padat itu pada antarmuka antara zat padat dan zat cair. Oleh
karena pada suatu jarak tertentu , yang agak jauh dari dinding kecepatan itu
berhinga, maka tentu terdapat suatu perubahan kecepatan antara suatu titik denga
n titik yang lainnya di dalan aliran itu.
2. Keterbulenan , sudah lama diketahui orang bahwa fluida dapat mengalir di dalam
pipa atau saluran menurut dua cara yang berlainan. Pada laju aliran rendah ,
penurunan tekanan didalam fluida itu bertambah secara langsung menurut
kecepatan fluida :pada laju tinggi ,pertambahan itu jauh lebih cepat lagi , yaitu
kira-kira menurut pangkat dua kecepatan . perbedaan kedua jenis aliran pertama
kali ditunjukkan dalam percobaan klasik dari osborne reynolds, yang di laporkan
pada tahun 1883.
3. Sifat sifat dari keterbulenan . pada umumnya dapat terjadi karna kontak antara
arus aliran dengan batas padat, atau karena kontak antar dua lapis fluida yang
bergerak dengan kecepatan berbeda. Aliran turbulen terdiri dari suatu massa
pusaran dari berbagai ukuran yang terdapat bersamaan-sama di dalam arus aliran
itu. Setiap pusaran tertentu mengandung sejumlah energy mekanika tertentu, tidak
hanya berbeda dari sebuah gasing kecil.
4. Kecepatan menyimpang dalam aliran terbulen. Contoh gamabarab tentang variasi
dalam kecepatan sesaat pada suatu titik tertentu dalam medanaliran turbulen
terlihat pada gambar 21. Kecepatan ini sesungguhnya merupakan suatu komponen
tunggal dari vaktor kecepatan nyata yang ketiga komponenya berubah dengan
cepat, baik dalam besarnya kemaupuan dalam arahnya.
5. Sifat statistic dari keturbulenan. Distribusi dari kecepatan menyimpang pada suatu
titik tertentu menunjukkan bawah nilai kecepatan berhubungan dengan frekuensi
terjadinya nilai tersebut dan bahwa hubungan antara frekuensi dan nilai itu
mengikuti gauss, dan area itu mengikuti karakteristik kurval kesahan dari pada
besaran statistic yang benar benar rambang. Hasil ini menunjukkan bahwa
keterbulenan adalah suatu fenomena dan bahwa cara pengolahan keterbulenan
yang paling berhasil ialah dengan mendasarkan kepada sifat stastistikanya.
6. Intensitas dan skala keturbulenan. Medan-medan keturbulenan dicirikan oleh dua
parameter rata-rata. Parameter yang pertama mengukur intensitas medan dan
menunjukkan kecepatan rotasi perputaran dan energy yang tergantung di dalam
pusaran yang ukurannya tertentu. Parameter kedua menentukan ukuran ukuran
pusaran itu.skala keterbulenan itu biasanya didasarkan pada koefesien korelasi
seperti Ru, yang diukur sebagai fungsi jarak antara berbagai stasiun. Dengan
menentukan nilai-nilai Ru, sebagai fugsi dari y, skala Ly dari pusaran itu pada y
diukur dengan integral.
r
L y = Ru dy .................................................................................................... (1)
'
w ' 2
v ' 2= ........................................................................................ (2)
u ' 2=
u '
w gc = v
'
.......................................................................................................
(2)
9. Viskositas pusaran. melalui analogi pers. Diatas hubungan antara tengangan geser
dengan gradient kecepatan kita gunakan untuk mendefinisikan viskositas pusaran
Ev.
du
w gc =E y .......................................................................................................
dy
(3)
10. Angka Reynolds dan Transisi dari AliranLaminer Ke Aliran Turbulen . reynolds
mempelajari kondisi dimana suatu jenis aliran berubah menjadi aliran jenis lain
dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminer berubah menjadi
aliran turbulan , bergantung pada empat buah besaran : diameter tabung,
viskositas, densitas dan kecepatan linier rata-rata zat cair. Dan dapat
dikelompokkan menjadi persamaan.
D . V . D . V
N = = ...........................................................................................
v
..... (4)
11. Angka Reynolds Fluida Newton. Oleh karna fluida non-Newton tidak mempunyai
viskositas bernilai tunggal yang tidak berlangsung pada laju geser persamaan
diatas untuk angka reynolds tidak dapat digunakan disini. Difinisi angka reynolds
untuk fluida seperti itubersifat agak sembarang definisi yang agak luas
penggunaanya untuk fluida yang memenuhi hukum pangkat ialah.
'
n
n' D n' V 2n
N Rc .n=2 3n
'
( 3 n+1 ) K'
.........................................................................
(5)
12. Transisi dari Aliran MenjaDi Aliran Turbulen ;angka reynolds. Faktor faktor
yang menentukan titik dimana keterbulenan muncul didalam lampiran batas
laminer dikoordinasikan oleh angka renolds yang tanpa dimensi, yang definisinya
ialah.
x ux .
N R 8.x = ......................................................................................................
..(6)
13. Pajang transisi dari Aliran Laminar Menjadi Aliran Turbulen. Panjang bagian
masuk tabung yang diperlukan oleh lapisan batas untuk mencapai pusat tabung
dan untuk terbentuknya aliran berkembang penuh dinamakan panjang transisi.
Panjang kira-kira bagian tabung lurus yang diperlukan untuk mendaptkan
distribusi kecepatan akhir ialah untuk aliran laminer.
Kita sekarang akan meletakkan fokus pada suatu titik umum (x, y, z) di dalam aliran
yang mengalir melewati titik tersebut dengan kecepatan V(x, y, z). Laju perubahan kecepatan
dari aliran ketika melewati titik tersebut adalah dv/dx,dv/dy, dv/dz dan dapat juga berubah
terhadap waktu di titik tersebut dYl}t. Di sini kita menggunakan derivatif parsial karena
kecepatan merupakan fungsi dari keempat variabel. Ini adalah deskripsi aliran Eulerian, yar,g
merupakan deskripsi yang akan kita pakai dalam pembahasan mengenai fluida. Di sini kita
telah menggunakan koordinat kartesian akan tetapi sistem-sistem koordinat lainnya, seperti
misalnya koordinat silindris, juga dapat digunakan. Daerah yang ingin dibahas disebut
sebagai medan aliran dan kecepatan di dalam medan aliran tersebut disebut sebagai medan
kecepatan. Medan aliran dapat berada di dalam sebuah pipa, daerah di seputar bilah turbin
atau air di dalam sebuah mesin cuci. Jika kuantitas-kuantitas yang diinginkan yang
menggunakan deskripsi Eulerian tidak bergantung pada waktu t, kita memiliki aliran tunak;
variable-variabel alirannya bergantung hanya pada koordinat-koordinat ruang. Untuk aliran
yang demikian. di antaranya
..........................................................................
............... (7)
2. Pembentukan lapisan batsan pada tabung lurus .perhatikan sebuah tabung lurus
berdinding tipis di mana fluida masuk dengan kecepatan seragam. Sebagaimana
terlihat pada gambar 26, lapisan batas mulai terbentuk pada lubang masuk tabung
masuk tabung dan lapisan itu makin menebalkan fluida bergerak melalui bagaimana
pertama saluran itu.
3. Pemisahan lapisan batas dan pembentukan riak ikatan. Pada tepi belakang plat rata
yang sejajar dengan arah aliran, lapisan batas pada kedua sisi plat itu berkembang hin
gga mencapai ketebalan maksimun. Hal ini terlihat pada gambar 27a. Bila plat itu
diputar sehingga menjadi tegak lurus terhadap aliran, seperti pada gambar 27b.
Pemisahan lapisan batas itu terjadi bilamana perubahan kecepatan fluida , baik dalam
besarnya maupun arahnya , terlalu besar bagi fluida itu untuk tetap melekat pada
permukaan padat seperti pelebaran atau penyempitan tiba-tiba,belokan tajam atau
rintangan yang harus dilewati oleh aliran fluida itu.
......................................................................................................(8)
di mana V adalah suatu kecepatan karakteristik (kecepatan rata-rata di dalam pipa
atau kecepatan airfoil), I adalah suatu kecepatan karakteristik (diameter pipa atau
jarak dari ujung depan pelat datar) dan u adalah viskositas kinematik. Jika bilangan
Reynoldsnya lebih besar dari suatu bilangan Reynolds kritis, aliran menjadi turbulen;
jika lebih kecil dari bilangan Reynolds kritis, alirannya laminar. Untuk aliran di dalam
sebuah pipa, dengan asumsi bahwa dinding pipa biasanya kasar, bilangan Reynolds
kritis biasanya ditetapkan sebesar 2000; jika dindingnya halus dan bebas getaran, dan
aliran yang masuk bebas dari gangguao, bilangan Reynolds kritisnya dapat mencapai
40.000. Bilangan Reynolds kritis memiliki nilai yang berbeda untuk geometri yang
berbeda. Untuk aliran di antara pelat paralel, nilainya ditetapkan 1500 dengan
menggunakan kecepatan tata-rata dan jarak di antara pelat. Untuk lapisan batas di
permukaan pelat datar dengan gradien tekanan nol, nilainya berkisar di antara 3 x 105
dan 106, dengan menggunakan jarak dari ujung depan pelat.
Untuk aliran tak-kental, kita tidak menggunakan istilah laminar atau turbulen.
Dalam sebuah aliran eksternal, aliran tak-kental disebut aliran arus-bebas (free-
streaz). Suatu arus bebas memiliki gangguan-gangguan akan tetapi
gangguangangguan tersebut tidak diikuti oleh tegangan geser, yang merupakan
persyaratan lainnya untuk aliran laminar dan turbulen; ini akan dibahas dalam bab
yang lain. Arus bebas juga dapat bersif-at irotasional atau dapat juga memiliki
vortisitas.
Lapisan batas adalah sebuah lapisan fluida yang tipis yang terbentuk pada
sebuah benda karena adanya viskositas yang menyebabkan fluida melekat ke
permukaan (batas); ini menyebabkan kecepatan menjadi nol di permukaan tersebut.
Efek-efek viskositas di dalam lapisan tersebut pada kenyataannya bahkan dapat
membakar satelit ketika masuk kembali. Gambar 3.9 menunjukkan permukaan batas
yang biasanya terdapat pada sebuah pelat datar. Lapisan tersebut bersifat laminar di
dekat ujung depan dan mengalami transisi ke aliran turbulen pada jarak yang
mencukupi. Untuk sebuah pelat kaku yang halus dengan tingkat fluktuasi arus bebas
yang rendah, lapisan laminar dapat terjadi hingga Re = 106, di mana Re = VLlv, di
mana L adalah jarak di sepanjang pelat: untuk pelat kasar, atau pelat yang bergetar,
atau fluktuasi arus bebas yang tinggi, aliran laminar terjadi hingga Re : 3 x l0.
................................................................(10)
Aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel jika kecepatannya cukup rendah.
Aliran udara di dalam saluran, di sekitar mobil dan pesawat udara kecil, dan lepas-
landas dan pendaratan pesawat komersial merupakan contoh-contoh aliran udara
inkompresibel. Bilangan Mach di mana
.................................................................................................(11)
digunakan untuk menentukan apakah suatu aliran bersifat kompresibel; V adalah
kecepatan karakteristik dan c = kRT adalah kecepatan suara. Jika M <0,3, kita
mengasumsikan aliran bersifat inkompresibel. Untuk udara di dekat permukaan laut
ini adalah sekitar 100 m/s (300 ft/sec) jadi kebanyakan aliran udara dapat diasumsikan
inkompresibel.
Fluida yang mengalir dalam suatu pipa memiliki kecepatan aliran v dengan
disertai densitas melalui suatu luasan pipa S tersebut. Maka laju aliran fluida
dalam massa per satuan waktu ( m ) pada sebuah pipa dari A ke titik B
merupakan besaranya kecepatan aliran fluida dikalikan densitas fluida serta
dikalikan dengan luas penampang pipa.
o = . v . S = . u . S
................................................................................
m A A A B B B
(12)
o = v . dS
... ....................................................................................................
m s
(13)
V
Sedangkan kecepatan rata-rata fluida dalam pipa adalah laju aliran massa
yang dipengaruhi oleh densitas dan luas penampang pipa.
o
m 1 ..............................................................................................
V = = v . dS
.S S s
(14)
Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan sebangai laju aliran volumentrik q didalam
saluran itu:
q
V = ..................................................................................................................
S
(15)
Persamaan kontinuitas untuk aliran yang melalui suatu pipa dengan kecepatan
dalam suatu luas penampang yang tidak sama adalah:
o = . V . S = . V . S =. V . S
.................................................................
m A A A B B B
(16)
1
S= . . D2 ........................................................................................................
4
(17)
A . V A 2
D
B .V B ( )
= B
DA
.....................................................................................................
.(18)
DA dan DB adalah diameter dari masing masing pipa yaitu penampang A dan
penampang B. Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah fluida mampu
mampat dimana V dan berubah dengan berubahnya suhu dan tekanan pada
fluida maka diperlukan penggunaan kecepatan massa yaitu G. Sedangkan G tidak
tergantung pada suhu dan tekanan , bilamana aliran itu setedi (m tetap ) dan
penampangnya tidak berubah.
o
M ....................................................................................................
G=V . =
S
(19)
Contoh soal .
1. Bila 1800 liter per menit fluida mengali melalui sebuah pipa 0,3 m yang
kemudian mengecil menjadi 0,15 m, hitunglah kecepatan rata-rata dikedua
pipa tersebut.
Penyelesaian:
0,3 2
1
V30 =
4
Q m3 /dtk 30 x 1 03
=
S m2
2
0,15
1
V15 =
4
3 3
Q m / dtk 30 x 1 0
=
Sm
2
2. Tiga puluh galon per menit minyak bumi mentah dengan sefesifik graviti 60
o
F/60o F =0,887 mengalir melalui suatu sistem pemipaan seperti pada gambar
16. Pipa A adalah pipa 2 incih sch 40. Pipa B adalah 3 incih sch. 40 dan kedua
1
pipa C masing-masing 1 incih sch 40 . jumlah fluida yang mengalir
2
dalam pipa C adalah sama.
Hitunglah :
a. berapakah laju aliran dalam masing masing pipa?
b. Berapa kecepatan linear rata-rata didalam masing-masing pipa?
c. Berapakah kepatan massa didalam masing-masing pipa?
Penyelesaian:
a. Densitas fluida = 0,887 x 62,37 = 53,3 lb/ft3
Diketahui bahwa 1 ft3= 7,48 gallon, maka 1 gallon = 1/7,48 ft3 (konversi)
30 x 60
Laju aliran minyak (q) adalah 30 gallon/min = =240,7 f t 3 / jam
7,48
m=q. =240,7 x 55,3 = 13,300 lb/jam
laju aliran massa melalui pipa C adalah setengah dari total atau 13.300/2
=6,650 lb/jam.
b. Dengan memperoleh luasan masing-masing pipa dari lampiran 6 (buku
1
OKT jilid 1) yaitu pipa 1 in = 0,01414 ft2, pipa 2 in = 0,0233 ft 2 dan
2
pipa 3 in = 0,0513 ft2 maka :
240,7
Kecepatan melalui pipa A adalah V A =287 ft /det
3600 X 0,0233
240,7
Kecepatan melalui pipa B adalah V B =1,30 ft /det
3600 x 0,0513
240,7
Kecepatan melalui pipa c masing-masing adalah V =
2 x 3600 x 0,01414
2,36 ft /det
b) Persamaan Bernoulli
Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah
persamaan bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan antara tekanan, kecepatan
dan ketinggian pada titk-titik sepanjang garis alir. Penurunan persamaan bernoulli
dapat dilakukan dengan menggunakan hukum kewkalan energi , dalm hal ini kerja
total ( network ) sam dengan perubahan energi mekanika total yaitu perubahan
energi kinetik ditambah perubahan energi potensial. Fluida dianamika yang
memenuhi hukum bernoulli adalah fluida ideal yang karakteristiknya ; mengalir
dengan garis-garis arus atau aliran tunak , tak kompersibel dan tak kental.
Dengan mengunakan hukum kekekalan energi , dalam hal ini kerja total (net-
work) sama dengan perubahan energi mekanika total, yaitu perubahan energi
kinetika ditambah perubahan energi potensial.
1. Perubahan energi mekanik terjadi guna mendorong fluida masuk dan keluar
dari pada pipa, maka untuk pipa masuk (titik A) dan fluida keluar pipa (titikB)
PA P
besarnya energi mekanik masing-masing adalah dan B
A B
2. Adanya kecepatan fluida yang masuk menimbulkan gesekan terhadap pipa,
yang tentunya melibatkan perubahan energi kinetika baik dari titik A maupun
A . v2 A . v2
dari titik B. Perubahan tersebut masing-masing : dan B B
2 gc 2. gc
3. Pipa yang dipergunakan seringkali memiliki perbedaan ukuran dan aliran
fluida yang ada didalam pipa dipengaruhi oleh adanya gravitasi, sehingga
memungkinkan adanya perubahan energi potensial yang timbul pada fluida
dalam aliran tersebut . perubahan energi potensial tersebut masing-masing
A . g.zA . g . zB
dan B
gc gc
Sehingga energi bersih yang terjadi pada aliran pipa adalah
P v2 g
+ + Z .............................................................................................
2. gc g c
(19)
P A A v 2A g P v2 g
+ + Z A = B + B B + +hf .................................................
A 2. gC g C B 2. g C gC
(20)
Contoh soal.
Suatu larutan yang spgr nya 1,84, ditarik dari tanki penimbun dengan
menggunakan sebuah pompa, melalui pipa 3 in sch.40. efisiensi pompa adalah
60%. Kecepatan pada pipa isap ialah 3 ft/dt. Pompa membuang melalui pipa 2
in sch. 40 ke suatu tangki yang tinggi. Ujung pipa buang terletak pada
ketinggia 50 ft. Diatas permukaan larutan didalam tangki umpan. Rugi
gesekan didalam keselusuhan sistem pipa adalah 10 ft-lbf/lb. Beberapa tekanan
yang harus diberikan oleh pompa ? dan berapakah daya pompa itu ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Dinyatakan :
a). Tekanan yangdiberikan pompa, PB P A ?
b). Daya yang digunakan pompa,p ?
jawab:
2 2
PA A . v A g P B B . vB g
a). + + + W P= + + +hf
A 2. gC gC B 2. gC g C
v 2B g
. W p= + Z +hf
2. gC gC B
Karna aliran menggunakan pipa masuk pipa masuk 3 in dan pipa keluar 2 in,
maka digunakan rasio antara kecepatan isap pompa dan kecepatan buang
pompa dengan luas penampang pipa isap dan pipa buang.
Dari lampiran 6 (buku OTK jilid 1)
Luas penampang pipa 3 in SA= 0,0513 ft2
Luas penampang pipa 2 in SB= 0,0233 ft2
3 x 0,0513
V B = =6,61 ft /det
0,0233
6,6 12 g
0,60.W p= +50 +10
2.(32,17) gc
60,68
W p= =101,1 ft lbf /lb
0,60
Untuk mendapatkan tekanan yang diberikan pompa dapat ditinjau seputar
pompa sendiri, dalam hal ini kedudukan pompa sebelum dan sesudah adalah
sama, sehingga ZA = ZB
P BP A V A V B
2 2
= +W p .
2. gc
o .W
m. p
P= hp
550
17,66 x 101,1
P= =3,25 hp
550
Sebuah pipa yang mengalirkan minyak (spgr = 0,887) berubah ukuran dari 150
mm di bagian A ke 450 mm dibagikan B. Bagian A 4m lebih rendah dari
bagian B dan tekanan masing-masing 0,9 bar dan 0,6 bar. Jika debit aliran
melalui pembuangan sebesar 0,15 m3/dtk, tentukan head turun dan arah
aliran ?
Jawab :
Dengan mengunakan bagian A yang lebih rendah sebagai bidang datum, mka
energi ditiap bagian adalah :
2
8,5
Di A
2
( P Va
)
5
0,9 x 1 0
+ +z = +
g 2g 0,887 x 9810
0,94 2
Di B
2
( V
)
5
P a 0,6 x 10
+ +z = +
g 2g 0,887 x 9810
Aliran fluida terjadi dari arah A ke B, head turun bias didepatkan dengan
menggunakan A ke B datum A : 14.1 head turun = 11,0 atau head turun 3,1m.
BAB 2
PENDAHULUAN
Aliran laminer tunak dan terbentuk di dalam pipa akan diturunkan dengan
mengaplikasikan hukum newton pada elemen gambar 7.4 atau dengan menggunakan
persamaan navier-stokes yang tepat . cara yang manapun dapat digunakan karna kita akan
meperoleh persamaan yang sama melalui kedua pendekatan tersebut.
dS = 2r dr ............................................................................................................................(21)
du/ / dr
. g c ........................................................................................................................(22)
=
Tanda negative pada persamaan itu menunjukkan bahwa u dalam pipa itu makin kecil bila r
makin besar. Dengan eliminasi didapatkan persamaan difernsial biasa yang menghubungkan
u dan r.
du gc w . gc
= = .............................................................................................................
dr r w .
(23)
w. g .r
u= c w
...........................................................................................................................
2.
(24)
Nilai maksimum kecepatan local ditandai dengan umaks dan terdapat pada pusat pipa. Nilai
umaks didapatkan dari persamaan (24) dengan mengganti r dengan 0, sehingga :
w . gc . rw
umax .........................................................................................................................
2.
(25)
Bila pers.(24) dibagi dengan pers.(25), kita peroleh hubungan berikut ini sebagai rasio antara
kecepatan local dengan kecepatan maksimum.
u
u max
=1 ( rr )
w
2
................................................................................................................
(26)
Bentuk persamaan (26) itu menunjukkan bahwa dalam aliran laminer, distribusi kecepatan
terhadap jari-jari ialah berupa parabola dengan puncaknya terletak pada garis-garis pusat
pipa. Distribusi kecepatan itu ditunjukkan sebagai garis putus-putus pada gambar 30.
Kecepatan rata-rata, factor energi-kinetik,dan factor koreksi momentum untuk aliran laminer
fluida newton. Rumus-rumus eksak untuk kecepatan rata-rata v,faktor koreksi energi-kinetik
, factor koreksi momentum dapt dengan mudah dihitung.kecepatan rata-rata V
diperoleh dengan mensubsitusi dS dari pers.(21), u dari pers.(24) dan . r 2w untuk S ke
dalam pers. (2) menghasilkan :
rw
.g .g .r
V = w3 c (r 2w r 2 ) rdr= w c w ...............................................................................(27)
rw . 0 r .
V
=0,5 ............................................................................................................................
u max
(28)
Kecepatan rata-rata V ialah persis dengan setengah kecepatan maksimum, factor koresi
energi-kinetik. Factor koresi energi-kinetik dihitung dari :
u3 dS
s .................................................................................................................................
3
V . S
..(29)
Dengan mengunakan persamaan (21) untuk dS, pers. (24) untuk u,dan pers.(27) untuk V .
proses matematiknya cukup sederhana. Hasil akhirnya ialah = 2,0. Oleh karna itu suku
energi kinetic dalam persamaan bernoulli untuk aliran laminer haruslah V2 /c . faktor koreksi
momentum . Terhadap aliran laminer menggunakan persamaan :
2
1 u
= ( )
S s V
.........................................................................................................................
(30)
4
Hasilnya ialah bahwa =
3
Pers. (25) di transformasikan dengan mengeliminasi w dan menggantinya jari-jari pipa
dengan menggunakan ps, yaitu dengan bantuan pers.(3-30) dan mengganti jari-jari pipa
dengan menggunakan diameter pipa.hasilnya ialah.
P s . gc r w r w Ps . g c . D 2
V= = ..........................................................................................
L 2 4 32. L.
...........(31)
8. V .
w ...............................................................................................................................
gc . D
.. (33)
16. 16
f= = ....................................................................................................................
D.V . N
(34)
Persamaan (32) disebut persamaan hagen-poiseuille. Salah satu penggunaannya ialah untuk
mengukur viskositas secara eksperimen, yaitu dengan mengukur penurunan tekanan tekanan
dan laju aliran-volumetrik melalui tabung yang diketahui panjang maupun diameternya. Dan
sedangkan
Aliran laminer fluida non-newton. Oleh karnanya da perbedaan dalam hubungan tegangan
geser dan gradient (landaian ) kecepatan , bentuk profil kecepatan zat cair non-newton
berbeda dari profil untuk zat cair newton. Dalam situasi aliran newton yang lebih rumit itu
profil kecepatan harus ditentukan dengan eksperimen.kecepatan aliran fluida non-newton
yang bervariasi trhadap jari-jari pipa dapat digunakan rumus :
' ' '
1 /n
r 1+1 r 1 +1/ n
/n
e . gc
u=
( )
rw . K '
w
1+1/n'
.........................................................................................(35)
K dan n adalah masing-masing indeks konsentrasi aliran dan indeks perlaku aliran. Bial k
dianggap sama, maka nilai n untuk : fluida pseudoplastik n = 0,5, fluida newton n = 1,0, dan
untuk fluida dilatan n = 2,0.
Perhatikan bahwa sisi sebelah kirnya adalah nol, artinya ,partikel- partikel fluida tidak
memiliki percepatan . dengan menggunakan g x = y sin = -dh/dx persamaan di
atas disederhanakan menjadi.
...........................................................................(37)
Dimana dua suku pertama di dalam tanda kurung di sisi sebelah kanan dari per(36)
telah digunakan , berarti,
Sekarang , kita dapat melihat bahwa sisi kiri persamaan (37) merupakan fungsi dari x
dan sisi kekanan merupakan fungsi dari r . ini berarti bahwa kedua sisi hampir , karna
x dan r dapat bervariasi secara independen satu sama lain, maka kita kita dapat
menulis persamaan tersebut sebagai :
.............................................................(38)
Ini diintergalkan untuk memberikan
.......................................................................................................(39)
Kalikan dengan dr/r dan intergalkan lagi. Kita memiliki
..........................................................................................(40)
Merujuk gambar 7,4 : kedua kondisi batasnya adalah u terhingga (finite) pada r = 0
dan u= 0 r = ro. Jadi , A = 0 dan b = -r 2o/ 4 . karna adalah sisi sebelah kiri dari
persamaan (37), kita dapat menuliskan pers.(40) sebagai
.............................................................................(41)
Ini adalah distribusi kecepatanparabola dari aliran laminer di dalam pipa , kadang-
kadang disebut aliran poiseuille.untuk pipa horizontal, dh/dx = 0
................................................................................................(42)
...................................(43)
Dimana u melambangkan bagian rata-rata waktu dari kecepatan komponen x dan u
melambangkan bagian acak yang berfluktuasi. Rata-rata waktu dari u adalah
............................................................................................(44)
Di mana T nilainya cukup besar jika dibandingkan dengan waktu fluktuasinya. Untuk
aliran turbulen terbentuk di dalam pipa,ketiga aliran. Walaupun demikian harus terdapat
korelasi antara paling sedikit dua di antara fluktuasi-fluktuasi kecepatan acak, misalnay ,
u v tidak sama dengan 0 ; korelasi-korelasi kecepatan yang demikan menghasilkan gaya
' '
geser turbulen.
Kita dapat menurunkan suatu persamaan yang menghubungkan u ' v ' dan komponen
kecepatan rata-rata waktu u ke arah aliran dari suatu aliran turbulen, akan tetapi kita tidak
dapat menyelesaikan persamaanya bahkan untuk kasus aliran tunak * di dalam pipa yang
paling sederhana sekalipun.pertama-tama, kita akan menjelaskan apa yang dimaksudkan
dengan dinding kasar. Sketsa dalam gambar .7.8 adalah sebuah dinding halus, seperti
dallam gambar 7.8 (a) ; jika elemen-elemen kekasarannya menyembul kelur dari lapisan
kental tersebut , dindingnya disebut kasar, seperti gambar 7.8(b).terdapat dua metode yang
biasanya digunakan untuk mendiskripsikan profil kecepatan aliran dari dalam pipa. Ini
diberikan dalam subbab-subbab berikut.
- Profil semi-Log
Profil kecepatan rata-rata waktu di dalam pipa diberikan untuk pipa halus sebagai plot
semi-log dalam gambar 7.9 dengan hubungan-hubungan empiris di dekat dinding dan
garis tegah yang memberikan (0) = 0 dan d/dy = 0 pada y = ro. Di daerah dinding,
kecepatan karakteristiknya adalah kecepatan geser** uz = o / dan panajng
karakteristiknya adalah panajang kental v/uv ; profil-profilnya adalah
............................................................(45)
............................................(46)
Interval 5< u y/v < 30 adalah zona penyangga di mana data eksperimental tidak pas
dengan kurva yang manapun. Sisi luar dari daerah dinding dapat serendah u y/v
=3000 untuk aliran dengan bilangan reynolds rendah. Lapisan rata-rata e dan daerah
dinding direpresentasikan oleh
.............................(47)
Daerah luar independen terhadap efek-efek dinding jadi dinormalisasikan untuk
dinding halus dan kasar dengan menggunakan radius sebagai panjang karakteristiknya
dan diberikan oleh.
....................................(48)
Hubungan empiris tambahan h(y/ro) dibutuhkan untuk melengkapi profil untuk y >
0,15ro. Kebanyakan hubungan yang memenuhi d/dy = 0 pada y = ro dapat
digunakan.daerah dinding dalam gamabr.7.9(a) dan daerah luar dalam gambar.7.9(b)
saling berbentuk seperti ditunjukkan dalam gambar.7.9(a). Untuk pipa halus dan kasar
..............................................................(49)
......................................................................(50)
Seringkali kita tidak inggin mengetahui kecepatan pada suatu lokasi tertentu, tetapi
jika diinginkan, sebelum umaks dapat diperoleh u kita harus mengetahui o kita dapat
menggunakan (lihat pers.(7.6))
......................................................................................(51)
Faktor gesekan f dapat diestimasi dengan menggunakan profil hukum pangkat (power
law) yang diberikan berikut jika penurunan tekanan tidak diketahui.
- Profil Hukum Pangakt
Suatu pendekatan lainya, walaupun tidak terlalu akurat, melibatkan penggunaan profil
hukum pangkat yang diberika oleh
.............................................................................................(52)
Dimana n adalah 5 dan 10, biasanya dalam bentuk integer (bilangan bulat). Ini dapat
diintergralkan untuk menghasikan kecepatan rata-rata.
.........................................................(53)
Nilai dari n dalam pers. (52) berhubungan dengan f secara empiris melalui
............................................................................................(54)
Unutk pipa halus, n berhubungan dengan bidang reynolds sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel.7.1.
Profil hukum pangkat tidak dapat digunakan untuk mengestimasi tegangan geser
dinding karna memiliki kemiringan tak terhingga di dinding untuk semua nilai n.
Profil tersebut juga tidak memiliki kemiringan nol di garis tengah pipa, jadi tidak
berlaku di dekat garis tengah. Profil ini digunakan untuk mengesitimasi fluks energi
dan fluks momentum dari aliran pipa.akhirnya harus diperhatikan bahwa faktor
koreksi energi kinetika adalah 1,03 untuk n = 7 ;jadi, biasanya dipakai nilai satu untuk
aliran-aliran turbulen.
BAB 3
PENDAHULUAN
1. Faktor Gesek
Suatu parameter umum lain ,yang sangat berguna dalam mempelajari aliran
turbulen, ialah faktor gesek (friction factor), yang ditandai denagan lambang f, dan
didefinisikan sebagai rasio antara tegangan geser pada dinding hasil hasil antara
tinggi-tekan kecepatan (velocity head) V2 / 2, dan densitas
w 2 g c
f= = w
...........................................................................................
V 2 / gc V 2
(55)
2 w Ps L V 2
hfs = L= =4 f
w D 2 gc
.........................................................................(56)
Sehingga
P s gc D
f= ........................................................................................................
2 L V 2
. (57)
B . V B A . V A
(PA. SA PB.SB) = o ) ..............................................................(59)
m
P A P A B . V 2B A . V 2A
= +hf ...........................................................................
2 gC
.... (60)
(62)
(62)
Jika jenis aliran kedua bagian itu tidak sama, kita harus melakukan koreksi
terhadap dan. Umpamanya, jika aliran pipa yang besar bersifat laminer, dan
yang di dilam pipa kecil turbulen, maka b harus dianggap 2 dan b ialah
4/3 sebagaimana dalam pers. (59) dan(60)
V 2a
h fc=K c ......................................................................................................
2 gc
(63)
Sb
( )
K c =0,4 1
Sa
2
............................................................................................
(64)
Dimana Sa adalah luas penampang pada bagian hulu, dan Sb luas penampang pada
bagian hilir.
4. Pengaruh Pipa Sambung dan Katup.
Pipa-pipa sambung (fitting) dan katup (valve) bersifat menghambat aliran normal
dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek pendek yang
mempunyai banyak pipa sambung, rugi gesek yang disebabkan oleh pipa
sambung itu mungkin lebih besar dari yang berasa dari bagian pipa yang lurus.
Rugi gesek h ff yang disebabkan oleh pipa sambung dapat ditemukan dengan
menggunakan rumus :
V 2A
h ff =K f .....................................................................................................
2 gc
(65)
Faktor K f didapat eksperimen dan berbeda untuk setiap jenis sambungan. Pada
tabel 2 diberikan daftar singkat faktor itu.
Sambungan Pipa Kf
Katub bola, terbuka penuh 10,0
Katu sudut, terbuka penuh 5,0
Katup gerbang, terbuka penuh 0,2
katup gerbang, Setengah terbuka 5,6
Bangkolan balik 2,2
Tea 1,8
o
Siku, 90 0,9
Siku,45o 0,4
Sumber :J.K.Venard, dalamV.L.Streeter (ed), handbook of Fluid
Dynamics,hal.3-23, McGraw-Hill Book Company, New York, 1961 Buku OTK
jilid 1.
B. APLIKASINYA
Rugi Gesek Bentuk dalam Persamaan Bernoulli
Rugi gesek bentuk (from friction loss) sudah terakup di dalam suku h f pada
persamaan Bernoulli. Rugi ini sudah tergantung di dalam rugi gesek kulit.
Perhatikan, umpamanya aliran fluida tak mampu manfat melalui system yang
terdiri dari dua pipa besar (pipa masuk dan pipa keluar), satu pipa penghubung,
dan sebuah katup gerbang (gate valve) yang terbuka seperti pada gambar 38.
Umpamakan kecepatan rata-rata dalam pipa itu ialah V, diameter pipa D dan
2
panjang L, rugi gesek kulit dalam pipa lurus adalah 4 f ( L/ D ) ( V /2 gc ) ; rugi
kontraksi pada waktu masuk ialah Kc (V 2 /2 g c ) dan rugi sambungan
2
K ff ( V /2 g c ) , biala rugi gesek pada pipa masuk dan keluar diabaikan, maka
rugi gesek total dinyatakan.
L V2
(
hf = 4 f
D )
+ K c + K e + K ff
2 gc
.....................................................................(66)
Dalam menuliskan persamaan Bernoulli untuk sistem ini tanpa ada pompa,
station a pada pipa masuk dan b pada pipa keluar maka dinyatakan dengan :
P aPb g L V2
gc D(
+ ( z a z b )= 4 f + K c + K e + K ff
2 gc ) ....................................(67)
Contoh soal :
Sebuah pipa dengan diameter 100 mm mempunyai panjang 15 m dan
berhubungan langsung dengan atmosfer pada titik C pada ketinggian 4 m
dibawah permukaan air bak penampungan. Titik tertinggi dari pipa berada pada
titik B pada ketinggian 1.5 m diatas permukaan air bak penampungan dengan
jarak 5 m dari bak penampungan. Bila diasumsikan pada ujung pipa (titik C)
berbentuk tajam dan faktor gesekan 0.32, Hitunglah (1) Kecepatan air
meninggalkan pipa (titik C) dan (b) Tekanan pada titik B
Jawab :
Dari soal diketahui : D 100 mm, L 15 m, h A - C 4, h B - A 1.5m L B - A 5 m, 0.32
PA V A2 PC VC2
(a) Tinjau Titik A dan C, Gunakan Pers.Berno ulli hA hC hL
g 2 g g 2 g
PA PC , VA sehingga VA 0, maka Persamaa Bernoulli :
VC2 V2 L VC
2
V2
hA hC hL C hC Kc C
2g 2g D 2g 2g
V 2
L VC
2
V 2 2
V 0.32 15
hA hC C Kc C C 1 0.5
2g D 2g 2g 2g 0.1
VC2 0.32 15
4 1.5
2(9.81) 0.1
VC 1.26 m / s
PA VA2 P V2
(b) Tinjau Titik A dan B, Gunakan Pers.Berno ulli hA B B hB hL
g 2 g g 2 g
VA sehingga VA 0, maka Persamaa Bernoulli :
VC2 PB VC2 L VC2 VC2
hA hC hL hC Kc
2g g 2 g D 2g 2g
P V2 L VC
2
V2 PB VC2 0.32 5
hA hB B C Kc C 1 0.5
g 2 g D 2g 2g g 2 g 0.1
PB 1.26 2 0.32 5
- 1.5 1.5
1000 9.81 2(9.81) 0.1
PB 28.58 103 N / m 2
KESIMPULAN
dinamika fluida ialah suatu zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak dan
interaksinya dengan benda padat.
Aliran aliran fluida memiliki banyak macam macam aliran yaitu :
Satu,dua, dan tiga dimensi
Seragam
Kompersibel dan inkompersibel
Turbuler dan laminer
Kental dan tak kental
Ada pun faktor yang mempengaruhi kehilangan energi dalam aliran dalam pipa yaitu :
Gesekan antara dinding pipa dengan fluida yang mengalir (fraksi)
Pembesaraan tiba tiba dalam saluran pipa
Pengecilan tiba tiba dalam saluran pipa
Sambungan atau penyambung pipa (fitting)
Kehilangan energi dalam aliran pipa dapat dihitung atau dicari dengan persamaan
persamaan pada umumnya : persamaan bernoulli dan persamaan kontinuitas