Oleh:
Kelompok/ Shift : 1/ A1
Nama Kelompok : Lita Fitriyani (240110140001)
2.1 Traktor
Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang tak terpisahkan dari
pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita saksikan perkembangan yang pesat
penggunaan traktor tangan di pedesaan. Kita saksikan bahwa jarang penduduk
yang telah merasakan manfaat penggunaan traktor untuk melakukan pekerjaan
pengolahan tanah secara cepat kemudian beralih memilih menggunakan hewan
atau tenaga otot untuk pekerjaan yang sama. Hal tersebut karena mereka dapat
memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan traktor
lebih menguntungkan dibanding cara lain.
Dari asal katanya, traktor berarti alat peghela. Memang fungsi utama
traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada
bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng
alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang
khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang
dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat.
Titik gandeng yaitu titik yang menggandengkan implemen atau trailer
dengan traktor. Ada dua tipe titik gandeng yaitu tipe drawbar dan tipe three hitch
point. Fungsi titik gandeng:
menyalurkan gaya dari traktor-implemen
mengatur pergerakan dan posisi relatif antara traktor dan implemen
mempermudah pertukaran implemen
Tipe drawbar hanya digunakan untuk menarik trailer. Sedangkan tipe
three point hitch digunakan untuk menarik implemen yang memiliki sambungan
sebanyak tiga buah yang sesuai dengan tipe sambungan three point hitch.
Umumnya tipe sambungan three point hitch lebih stabil namun kaku dan tidak
fleksibel letika membelok sehingga implemen yang tersambung perlu diangkat
untuk sementara ketika traktor membelok.
Bagian-bagian three point hitch terdiri dari top link dan dua lower link.
Lower link terhubung dengan sistem hidraulik yang memungkinkan lower link
bergerak dan mengangkat implemen ketika tidak digunakan.
Power take off (PTO) shaft, yaitu poros yang berguna untuk menyalurkan
daya mesin keluar dari traktor. Umumnya, poros PTO keluar dari ujung belakang
traktor. Manfaat poros PTO ini sangat bervariasi, diantaranya memberikan tenaga
untuk implemen yang ditarik hingga menggerakkan mesin bor. Kecepatan PTO
yang umum digunakan adalah 540 RPM dan 1000 RPM.
Pada saat ini traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan
yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan
pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya
yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk
penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk
pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta
untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian.
Berdasarkan atas sistem roda penggeraknya, traktor digolongkan atas :
a. Traktor menggunakan roda karet (wheel type
tractor)
- Traktor beroda dua, lazim disebut sebagai traktor tangan (hand tractor) biasanya
berukuran kecil (<12 hp). Cara pengendaliannya, operator tidak naik di atas
traktor tetapi berjalan di belakang. Cocok untuk melakukan usaha pertanian kecil
(small farming).
- Trakor beroda tiga (three cycle tractor), roda depan terdiri satu buah roda atau
sepasang yang dipasang secara bergandengan. Dan mempunyai dua roda belakang
yang terpisah. Traktor ini mempunyai jari-jari belokan pendek. Cocok untuk
mengerjakan kegiatan pemeliharaan tanaman.
- Traktor beroda empat (four wheel tractor), mempunyai dua roda depan yang
terpisah dan dua roda belakang yang terpisah. Cocok untuk menarik beban berat
misalkan alat/mesin pengolah tanah.
b. Traktor menggunakan roda rantai (track type
tractor)
Rodanya menggunakan landasan rantai/krepyak besi biasanya
traktor ini berdaya besar dan berat. Cocok untuk pekerjaan berat misanya :
untuk pembukaan hutan, meratakan tanah serta pekerjaan-pekerjaan
sebelum kegiatan pengolahan tanah.
Selanjutnya berdasarkan kegunaannya, traktor digolongkan atas:
- Traktor serba guna (general purpose tractor), dirancang untuk melaksanakan
pekerjaan yang sifatnya umum, berdaya sedang sampai besar dengan kedudukan
poros dua relatif rendah, misalkan: untuk pengolahan tanah, perataan tanah dan
sebagainya.
- Traktor untuk penggunaan khusus (all/special pupose tractor), dirancang untuk
mengerjakan pekerjaan yang sifatnya khusus, mudah dirangkaikan dengan
alat/mesin pertanian misalnya : alat/mesin penanam, penyiang, pemberantasan
hama serta alat/mesin pemanen. Kedudukan poros roda belakang tinggi dan
berdaya rendah, jarak roda bisa diatur.
- Traktor perkebunan (plantation tractor), dirancang sedemikian sehingga dapat
bekerja dengan mudah dan aman di sekitar pohon. Biasanya dibuat dengan
konstruksi yang mempunyai pusat titik berat rendah, berdaya besar, serta
dilengkapi dengan alat pelindung.
- Traktor industri (industrial tractor) dibuat khusus untuk industri, atau kegiatan
pembangunan. Kekhususannya antara lain selalu dirancang bergardan ganda (four
wheel drive), ukuran roda depan dibuat hampir sama dengan roda belakang,
berdaya besar.
- Traktor kebun (garden tractor), tractor berdaya kecil ( 12 hp), untuk melakukan
kegiatan-kegiatan ringan, misalnya untuk potong rumput, usaha pertanian kecil.
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan.
mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal.
Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya maka
potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk
kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan
tanah yang baik.
Penahan samping adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan
samping dari keratan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan
jalannya bajak sewaktu bekerja. Bagian yang paling banyak bersinggungan
dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel).
Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam
pembuatannya diperkeras.
Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal diperlengkapi dengan alat
yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah
tanah atau tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau
bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat
dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk
pisau pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau
pemotong berputar (rolling coulter) seperti terhhat pada Gambar 2.
Stationary knife Rolling colter
Gambar 2. Beberapa Jenis dari Pisau Pemotong (Coulter)
Ukuran bajak adalah lebar bajak, dinyatakan dalam satuan panjang.
Ukuran dari satu bajak adalah dengan mengukur jarak dari sayap (wing) sampai
penahan samping. Secara teoritis ukuran ini dapat dianggap sebagai lebar
pembajakan atau lebar pemotong tanah.
Bajak singkal apabila dilihat dari atas atau samping akan terlihat suatu
rongga atau hisapan (suction). Suction ini perlu untuk mencapai kedalaman atau
lebar potongan bajak. Besarnya suction ini beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci.
Ukuran ini disebut juga celah (clearance). Tempat dari suction ini berbeda untuk
bajak yang mempunyai roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda
belakang (Gambar 3 dan 4). Disamping untuk pemotongan tanah, hisapan
(suction) ini berperan juga dalam menstabilkan jalannya bajak.
Hisapan kebawah (Down suction) atau celah vertikal (vertical clearance)
beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci pada bajak tanpa roda belakang tergantung dari
jenis alat dan jenis tanah. Pada bajak dengan roda belakang, hisapan kebawah
(down suction) sebesar 1/4 sampai 1/2 inci.
Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan
terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan
kesamping, disebut keratan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari
tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan
berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar 5). Bila pekerjaan bolak balik
dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati
(Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan.
Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing
moldboard plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted
moldboard plow). Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu
arah (one way) dan bajak dua arah (two way). Menggunakan bajak dua arah
memberikan keuntungan dalam menghindari terbentuknya alur balik (back
furrow).
Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik
(trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat
sepenuhnya (integral mounted).
Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway).
Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan
roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel).
Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada
tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan
yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu
gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah
piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari
20 sampai 26 inci.
Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di
bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga
memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit
dan juga dapat mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga
titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik
traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang
kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya
dengan hidrolik traktor.
2.5 Planter
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit atau planter, dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit. Yang pertama, yaitu mesin yang
memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini
memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus
mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional
sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit
cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua
adalah mesin tanam yang memakai bibit secara khusus disemai pada kotak
khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.
Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit
dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian
dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian,
sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian
bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat
diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan
stabil. Bila dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat
tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual,
mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki
sumber tenaga atau enjin sendiri. Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa
produksi China adalah tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang dan
beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang
digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini
sudah jarang dipergunakan. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat
dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda
dan dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun
dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus
rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan
memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagalan
penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman
secara manual (Ginting E, 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.2 Metodologi
Langkah-langkah melakukan praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Mengukur setiap implemen dari mulai panjang, lebar, tinggi, dan bagian-bagian
penting dari implemen traktor itu sendiri.
3. Mencatat dan menggambar sketsa dari implemen yang sedang diukur.
4. Mendokumentasikan setiap implemen traktor yang digunakan dalam pengukuran
praktikum.
5. Membuat gambar setiap implemen traktor dalam bentuk autocad.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami diperkenalkan dengan alat-alat dan mesin
pertanian seperti traktor, bajak singkal, bajak piring, bajak rotary, dan planter.
Setelah kami mengetahui alat-alat tersebut, kami mulai mengukur dan membuat
sketsa dari masing-masing alat.
Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Traktor adalah kendaraan
yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah,
atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau
konstruksi. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena
memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif
membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor
juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, memutar pompa
irigasi, memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk,
peralatan, sampai hasil pertanian. Pada praktikum kali ini kami dikenalkan dengan
dua macam jenis traktor yaitu traktor poros tunggal dan traktor poros ganda.
Traktor poros tunggal atau dikenal dengan traktor beroda dua disebut juga sebagai
traktor tangan (hand tractor). Tarktor ini biasanya berukuran kecil (<12 hp). Cara
pengendaliannya, operator tidak naik di atas traktor tetapi berjalan di belakang
sambil mendorong traktor. Traktor beroda dua cocok untuk melakukan usaha
pertanian kecil (small farming). Sedangkan traktor poros ganda atau traktor
beroda empat mempunyai dua roda depan yang terpisah dan dua roda belakang
yang terpisah. Cara pengendaliaannya, operator naik di atas, mengemudikan
traktor. Traktor ini cocok untuk menarik beban berat misalkan alat/mesin
pengolah tanah. Cara mengoprasikan traktor yaitu:
1. Menghidupkan traktor
a. Naik ke traktor dengan posisi maju, karena sekalian melihat bagian
pengendali. Hati-hati tidak boleh menyentuh bagian pengendali, baik
tangan maupun kaki.
b. Semua saklar diposisikan OFF, untuk menghemat strom accu pada saat
kunci kontak pada posisi ON
c. Semua tuas dan pedal netral. Sehingga pada saat traktor dihidupkan,
seluruh peralatan traktor tidak berjalan.
d. Masukkan kunci kontak dan putar ke kanan ke arah ON
e. Putar kunci kontak kea rah kanan (starter) sampai mesin hidup.
3. Menghentikan traktor
a. Gas dikecilkan untuk mengurangi kecepatan
b. Injak pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas
c. Injak pedal rem sehingga traktror akan berhenti
d. Persneleng utama dan persneleng daya dinetralkan
5. Mematikan traktor
a. Lakukan proses penghentian
b. Gas tidak perlu dinaik-turunkan sebelum dimatikan
c. Putar kunci kontak kea rah kiri sampai mesin traktor mati, lalu cabut
kunci kontak tersebut
d. Sebelum meninggalkan traktor ingat semua tuas dalam kondisi netral
e. Pasang pengunci rem sebelum meningalkan traktor ( pasang rem oarkir)
f. Turun dari traktor dengan posisi mundur, tidak mrnyentuh bagian
pengendali
Berikut adalah implement-implemen yang terdapat pada traktor.
Pertama implement pada traktor yaitu bajak singkal (moldboard plow)
yang berfungsi untuk memotong, membalik, memecah tanah sekaligus menutup
gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah serta digunakan untuk tahapan
kegiatan pengolahan tanah pertama. Ukuran bajak singkal yang kami ukur yaitu
memiliki panjang 61 cm, lebar 36 cm, dan tinggi 61 cm. Bajak ini dapat
digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah yang dirancang berbeda sesuai
dengan kondisi tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik
tanah disebut bottom. Suatu bajak singkal dapat terdiri dari satu atau lebih bottom.
Sistem kerja bajak singkal yaitu pada saat bajak bergerak maju, maka pisau
(share) memotong tanah dan mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice)
tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena
kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan
singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh
pembalikan dan pemecahan tanah yang baik. Bajak singkal memiliki rongga atau
hisapan (suction). Tempat dari suction ini berbeda untuk bajak yang mempunyai
roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda belakang. Cara kerja roda
belakang bajak semi gendong dikemudikan secara otomatis, dan dihubungkan
dengan lengan stasioner pada rakitan penggandengan dengan cara sedemikian
sehingga bagian belakang bajak akan mengikuti lintasan traktor pada saat
berbelok. Susunan seperti itu memungkinkan kemampuan belok yang bagus dan
kemampuan mengikut traktor pada arah lengkung saat membajak mengikuti garis
tinggi. Silinder jarak jauh untuk pengangkatan roda belakang ditambah dengan
sistem angkat integral untuk penggandengan traktor memungkinkan dilakukannya
penaikan atau penurunan ujung depan atau belakang bajak pada saat menurunkan
ke tanah atau mengangkatnya. Sedangkan cara kerja bajak semi gendong memiliki
roda penara ber-ban karet yang dijalankan pada tanah yang tak terbajak dekat
belakang bajak. Beberapa juga memiliki roda penara depan yang arahnya dapat
diputar bebas dan dijalankan dalam alur bekas pembajakan sebelumnya. Bajak
gendong biasanya memiliki roda alur belakang yang terbuat dari besi untuk
menyerap sebagian gaya dorong samping mata bajak. Roda penara kadang-kadang
dipakai terutama untuk bajak gendong yang besar.
Implemen pada traktor selanjutnya adalah bajak piring (disk plow)
fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama
tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringannya berbentuk bulat seperti
parabola dengan diameter 69 cm dan berfungsi untuk memotong dan membalik
tanah. Bajak piringan memiliki ukuran panjang 100 cm dan lebar 170 cm.
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing),
sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat
berputar. Dengan berputarnya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi
gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada
disamping rangka atau berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak
piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain
untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam
pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat
bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear
furrow wheel). Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe
tarik (trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat
sepenuhnya (integral mounted). Keuntungan menggunakan bajak piring (disk
plow) ini yaitu dapat digunakan ditanah keras, tanah kering, tanah yang lengket,
tanah yang berbatu, tanah yang berakar dan tanah yang memerlukan pengerjaan
yang dalam.
Implemen yang ketiga yaitu bajak putar (rotary plow). Pengolahan tanah
dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga
biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan
tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar (rotary plow)
pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. rotary plow memiki ukuran
panjang 182 cm dan tinggi 115 cm dari permukaan tanah. Bajak ini memiliki 8
piringan dengan diameter 48 cm. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar
karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat
mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh
suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk
pertanaman padi. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun
tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan
juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran.
Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang
lebih baik. Prinsip kerja dari bajak putar ini yaitu pisau-pisau dipasang pada rotor
secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong
tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau
akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan
tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-
rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem
penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
Mesin planter adalah mesin yang berfungsi untuk menanam benih.
Terdapat dua jenis mesin planter yaitu mesin dengan cara memakai bibit yang
ditanam/disemai di lahan (washed root seedling) dan mesin tanam yang memakai
bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin dengan cara memakai
bibit yang ditanam/disemai di lahan memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan
tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara
tradisional. Sedangkan pada mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus
disemai pada kotak khusus mengharuskan perubahan total dalam pembuatan
bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan
bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Persemaian dengan cara ini sangat membantu beban petani dalam meyiapkan
bibit. Dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga
jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin
tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber
tenaga atau enjin sendiri. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat
dibedakan menjadi mesin yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan
roda dilengkapai papan pengapung Jenis mesin yang manapun dipergunakan,
permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian
juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan
operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan
butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.
Adimas Putra A
240110140005
4.2 Pembahasan
4.2 Pembahasan
4.2 Pembahasan
Perbedaan antara traktor poros tunggal dan poros ganda adalah terdapat
pada roda atau ban yang digunakan. Traktor poros tunggal hanya memiliki dua
ban atau roda sebagai penggeraknya dan sering disebut juga traktor tangan. Cara
pengendaliannya adalah dengan cara didorong. Traktor poros tunggal ini cocok
untuk usaha pertanian kecil. Traktor poros tunggal yang diperkenalkan dalam
praktikum kali ini adalah merk Quick.
Sedangkan traktor poros ganda memiliki empat roda atau empat ban
sebagai penggeraknya terdapat dua roda belakang dan dua roda bagian depan
yang saling terpisah. Cara pengendaliannya adalah dengan cara dikendalikan
seperti layaknya mobil. Traktor poros ganda ini cocok untuk menarik beban berat.
Traktor poros ganda yang diperkenalkan dalam praktikum kali ini adalah merk
FIAT.
Implemen kedua yang diukur adalah disk plow atau bajak piringan.
Ukuran bajak piringan adalah panjang 100 cm dan lebar 170 cm. Disk plow yang
diukur ini memiliki tiga piringan dan setiap piringan memiliki diameter 69 cm.
Bajak piringan ini cocok digunakan pada tanah yang lengket, tidak mengikis, dan
kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk ; tanah yang berbatu atau banyak
sisa-sisa akar ; tanah gambut ; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Bajak
piringan ini memiliki kelemahan yaitu bekas pembajakan tidak rata dan hasil
pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah. Disk plow ini dibedakan
menjadi dua berdasarkan tempat kedudukan dan susunan piringannya bajak, yaitu
bajak piringan standar yang dimana jenis ini memiliki poros tersendiri terpisah
antara piringan satu dengan piringan yang lainnya, dan yang kedua bajak jaringan
vertikal dimana setiap piringan dirangkai dalam satu poros.
Implemen ketiga yang diukur adalah bajak putar (rotary plow), ukuran dari
bajak putar (rotari plow) ini adalah panjang 182 cm, dan tinggi 115 cm dari
permukaan tanah. Bajak putar (rotary plow) memiliki 8 piringan yang berdiameter
48 cm. Bajak putar (rotary plow) dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering
ataupun tanah sawah. Bajak putar (rotary plow) dapat digunakan untuk melakukan
penyiangan.
Prinsip kerja dari bajak putar (rotary plow) adalah pisau-pisau dipasang
pada rotor secara melingkar hingga beban terhadap mesin merata dan dapat
memotong tanah dengan secara bertahap. Pada waktu rotor berputar dan alat
bergerak maju, pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam
sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju.
Gerakan putaran rotor yang memutar pisau-pisau diakibatkan daya dari motor
yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
Sistem penerusan daya untuk ukuran bajak putar kecil yang digerakan dengan
traktor tangan biasanya menggunakan sistem hubungan roda cakram dengan
rantai. Untuk bajak putar ukuran besar biasanya digerakan dengan menggunakan
traktor besar.
Tipe tanah
- Seed matering devices adalah alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu
sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Pada alat ini
banyaknya benih yang dapat disalurkan bergantung dari kecepatan perputaran dan
besar kecilnya bagian dari alat yang mengambil benih dari kotak benih.
- Tabung penyalur (seed tube) berfungsi untuk menyalurkan benih ke jalur yang
telah dibut oleh furrow opener. Dalam pengalirannya, benih yang dialirkan harus
dengan kecepatan yang sama.
- Alat pembuat alur (furrow opener). Untuk pertumbuhan tanaman yang baik
dituntut suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis
tanaman. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah,
vegetasi, dan kekasaran permukaan).
- Alat penutup alur (seed covering device) berfungsi untuk menutupi benih yang
sudah berada dalam alur dengan tanah kembali.
Patar Rivaldano S
240110140022
4.2 Pembahasan
Daun singkal (mold board): Daun singkal adalah bagian yang menerima
lempengan tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah
tersebut.
2. Jenis tanah
2. Poros
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukan pengenalan dan
pengukuran pada alat alat dan mesin pertanian. Diantaranya yaitu Bajak Singkal,
Rotari, Disc Flow, dan Planter. Pada pengukuran alat alat tersebut tidak terlalu
rinci hanya mengukur panjang,lebar dan tingginya saja. Untuk mengukur luas
kerja dari bajak singkal ini kelompok kami memakai alat Meteran yang dapat
digulung.
1) Bajak Singkal
Dimensi dari Bajak Singkal diukur dari depan hingga kebelakang, dari bawah
hingga keatas, dan dari samping kiri ke samping kanan hingga kelompok kami
mendapatkan ukuran yaitu depan-belakang 36cm, atas-bawah 61cm, kiri-kanan
61cm.
2) Bajak Rotari
Bajak Rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau pisau yang berputar, bajak ini
terdiri dari pisau pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada poros yang
berputar karena digerakan oleh motor. Bajak ini banyak ditemukan pada
pengolahan tanah sawah untuk penanaman padi. Bajak ini tidak hanya berfungsi
untu membalikan dan melemparkan tanah saja, melainkan juga untuk memotong
tanah. Dalam penggunaannya sering kali tanah lengket yang menempel pada mata
pisau saat penggunaanya bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau atau
memperlambat gerakan saat menggunakannya.
Alat ini tergolong dalam traktor tipe kedua. Bajak Rotary digerakan oleh daya
penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga dipasang pada roda,
sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.
Cara kerja Bajak Rotary :
Pisau-pisau dipasang pada poros secara melingkar hingga beban terhadap
mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Pada saat poros
berputar dan alat bergerak maju, pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang
terpotong tergantung pada kedalaman dan kecepatan alat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja dalam penggunaan Bajak
Rotary yaitu :
1. Sistem Pemasangan Pisau
2. Jenis Tanah
3. Kecepatan Putaran Pisau
4. Posisi Penutup
5. Kandungan Ait Tanah
3) Disc Plow
Disc Plow atau Bajak Piring yaitu piringan cekung yang dapat berputar untuk
melempar tanah. Putaran yang terjadi dimaksudkan untuk mengurangi gesekan
pada tanah sehingga daya memecah tanah lebih ringan. Komponen yang ada pada
Disc Plow yaitu sebagai berikut :
1. Penggeruk
2. Bantalan/bearing
3. Kerangka/beam
4. Piring/disk
5. Roda Alur penstabil
6. Roda dukung
4) Planter
Planter atau mesin penanam benih sangat penting dalam pengelolaan pertanian
modern. Dengan mengetahui bagian mesin dan cara kerja serta kinerja,
pengelolaannya akan dapat merencanakan dan mengatur penggunaan trasplanter
dengan efisien dan ekonomis.
Alat penenam benih ini berfungsi untuk meletakan benih yang akan diitanam
pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif
tinggi.Mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di kedalaman
tanah, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dengan baris, dan jarak antar
baris. Beberapa sifat fisis benih yang dapay mempengaruhi alat tanam yaitu:
1. Ukuran.
2. Bentuk
3. Keseragaman bentuk dan ukuran
4. Tekanan terhadap gesekan.
Penebaran benih dan pola tanaman dengan alat penanam ini dapat digolongkan
menjadi 5 macam, yaitu :
1. Broadcasting yaitu benih disebar pada permukaan tanah
2. Drill deedling yaitu benih dijatuhkan secara random dan diletakan pada
kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tersebut.
3. Pesicion drilling yaitu benih ditanam secara tunggal dengan interval yang
sama dengan alur.
4. Hill dropping yaitu kelompok benih dijatuhkan dengan secara random
dengan interval yang hampir sama dengan alur.
5. Chezktow planting yaitu benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga
diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama.
Lita Fitriyani
240110140001
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum pertama yang telah dilakukan dapat saya tarik kesimpulan bahwa:
1. Pengukuran dimensi dan spesifikasi mesin dan peralatan pertanian
diperlukan untuk mengetahui implement yang cocok untuk suatu lahan
2. Bajak piringan berbentuk piringan cekung yang dapat berputar untuk
melempar tanah sedangkan bajak singkal bekerja memotong dan
membalik tanah membentuk alur.
3. Garu piring dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong
rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk menghancurkan permukaan
tanah sehingga keratan tanah lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga
dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang
ditanam secara sebar. Sedangkan transplanter biasa digunakan untuk
menanam benih atau biji-bijian kedalam tanah.
4. Bajak piring digunakan untuk memotong, mengangkat, memecah dan
membalikkan tanah sedangkan bajak singkal digunakan untuk memotong,
membalik, memecah tanah sekaligus menutup gulma.
Rakka Putri Ranati
240110140015
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bajak singkal terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu
beam, moldboard, frog, landside, point of share, share, wing of share, land
wheel, dan frame.
2. Ukuran luas kerja dari tiap bottom tidak sama dengan ukuran jumlah
bottom dikalikan jika luas kerja perbottom sehingga harus dilakukan
pengukuran menyeluruh.
3. Bajak piring lebih unggul daripada bajak singkal pada ditanah lengket dan
liat, ditanah kering dan keras dimana singkal tidak bisa masuk kedalam
tanah, di tanah kasar dan di dalamnya banyak batu-batu dan akar.
Dari praktikum yang telah dilakukan saya dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bajak Singkal terdiri dari dua jenis yaitu bajak singkal satu arah dan
bajak singkal dua arah.
2. Bajak singkal terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan.
3. Bajak Rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau pisau yang berputar,
bajak ini terdiri dari pisau pisau yang dapat mencangkul yang
dipasang pada poros Yang berputar karena digerakan oleh motor.
4. Bajak Rotary digerakan oleh daya penggerak traktor melalui rantai
atau sabuk.
5. Ada 3 Jenis Bajak Rotary yang harus diketahui yaitu, tipe tarik dengan
mesin tambahan, tipe tarik dengan penggerak PTO, tipe kebun dengan
berpenggerak sendiri.
6. Disc Plow atau Bajak Piring yaitu piringan cekung yang dapat
berputar untuk melempar tanah.
7. Planter atau mesin penanam benih sangat penting dalam pengelolaan
pertanian modern. Dengan mengetahui bagian mesin dan cara kerja
serta kinerja, pengelolaannya akan dapat merencanakan dan mengatur
penggunaan trasplanter dengan efisien dan ekonomis.
8. Mekanisme kerja alat plenter akan mempengaruhi penempatan benih
di kedalaman tanah, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang
dengan baris, dan jarak antar baris.
DAFTAR PUSTAKA