Anda di halaman 1dari 18

PENGKAJIAN KELUARGA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal : Jumat, 06 Oktober 2006


Oleh : Bayu Joko S., Muhklasin, Nanang Firman N, Nur Habibah,
Ratna Fitalianti, Soni Wahyudi. (A / KP/ VI).
Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksan fisik.
I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Bp. N
2. Alamat kepala keluarga : Sidikan, Gang Perjuangan 598
3. Pekerjaan kepala keluarga : Dagang
4. Pendidikan kepala keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga :
N0 Nama JK Hub dg Umur Pendd Status imunisasi ket
KK BCG Campak Polio

1 Ny.N Pr Isteri 22 th SMK - - - Status


2 Bp.W Lk Mertua 50 th SD - - - imuni-
3 Ny.W Pr Mertua 48 th SD - - - sasi tidak
4 Sdr.B Lk Kakak ipar 24 th SMP - - - terkaji
Adik ipar
5 An.A Pr 12 th SMP - - -

Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
: Tn.N
6. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.N adalah keluarga besar
7. Suku Bangsa
Jawa, Indonesia
8. Agama
Agama yang dianut seluruh anggota keluarga Tn.N adalah Islam
9. Status Ekonomi Keluarga
TN.N dan Ny.N berpenghasilan sedang Rp. 500.000 Rp.1.000.000
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Digunakan untuk kerjabakti dilingkungan, jarang rekreasi keluar kota atau
liburan bersama keluarga, sering menonton TV, sering mendengarkan radio
bersama-sama.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. N berada pada tahap keluarga baru menikah dan belum
mempunyai anak.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada keluarga Tn. N tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
adalah mempunyai anak, memiliki rumah.
13. Riwayat keluarga inti
Tn. N dan Ny. N tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
Tn. N dan Ny. N belum pernah mengalami sakit yang serius. Penyakit yang
pernah dialami Tn. N dan Ny. N hanya flu dan batuk.
Status imunisasi Tn. N dan Ny. N tidak terkaji.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Ayah dari pihak istri mempunyai riwayat penyakit hipertensi sedangkan
keluarga dari pihak suami tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.

III. LINGKUNGAN
15. Karakteristik Rumah
Luas rumah P x L = 15 x 4 (m) pemanfaatan ruangan kurang efektif
Denah Rumah

IA II A III A IV A

Teras s

UTARA
Keterangan :
: Jalan Umum IA : Kamar Tn. N dan Ny. N
S : Sumur II A : Kamar Sdr. B

K : Kamar Mandi III A : Kamar An. A


IV A : Kamar Bp. W dan Ny.
W

a. Ventilasi dan penerangan


Ventilasi berupa, yang terbuat dari kayu yang di buka setiap hari dan juga
pintu yang dapat dibuka. Penerangan menggunakan genting kaca dan bila
malam hari mengunakan listrik baik di dalam rumah, dan teras.
b. Persediaan air bersih
Air yang gunakan untuk memasak, mandi, dan keperluan keseharian
mengunakan air sumur, keadaan air keruh, kurang jernih, tidak berbau,
tidak berasa, tidak ada jentik nyamuk, kamar mandi dan tampungan air di
kulkas satu minggu sekali.
c. Pembuangan sampah
Sampah yang di kumpulkan dibuang dan di bakar di depan rumah, dan
juga ada yang di timbun dalam tanah.
d. Pembuangan air limbah
Air limbah rumah tangga di buang dan di alirkan ke selokan di samping
rumah.
e. WC dan kamar mandi
WC dan kamar mandi terletak di pojok selatan, keadaan bersih ,lantai agak
licin ,tidak berlumut bak mandi di kuras satu kali seminggu.
f. Dapur
Ny. N memasak bersama ibunya dengan menggunakan kompor minyak
dan juga menggunakan kayu bakar. Keadaan dapur agak sedikit rusak
karena gempa.
16. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Setiap satu bulan sekali ada kerja bakti, ada system keamanan (pos kampling),
aturan jam berkunjung sampai jam 21.00, lingkungan kurang bersih.
17 Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn N tinggal bersama di rumah mertua Ny N
18. Perkumpulan dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga besar berkumpul pada saat ada hajatan dan lebaran. keluarga
berinteraksi dengan masyarakat baik. Keluarga juga mengikuti perkumpulan
arisan dan pengajian sekali dalam satu minggu.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga tidak ada yang sakit, bila sakit seperti sakit flu
menggunakan obat generik yang ada dipasaran. Fasilitas fisik rumahnya : sarana
air bersih, sarana pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan yang terdekat
rumah sakit.

IV. STRUKTUR KELUARGA


20. Pola Komunikasi Keluarga
Internal : komunikasi harmonis ; ayah, ibu dan anggota keluarga
berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa jawa.
Eksternal : dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan tetangga dan
masyarakat baik, biasanya menggunakan bahasa Indonesia dan
jawa
21. Struktur Kekuatan Keluarga
Setiap masalah di selesaikan dengan musyawarah dan tidak mengabaikan usul
dari anggota keluarga yang lain, tetapi dalam pengamnilan keputusan terletak
pada Tn.N sabagai kepala keluarga.
22. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Formal : Masing-masing anggota keluarga tidak menjabat jabatan tertentu
dalam masyarakat.
Informal : kepala keluarga di pegang oleh Bp. W
Informal : Tn N sebagai kepala rumah tangga, dan pencari nafkah
Informal : Ny W & N sebagai ibu rumah tangga
23. Nilai dan Norma Keluarga
Anggota keluarga Tn. N selalu berdoa agar keinginan dapat terwujud, nilai dan
norma yang dianut yang berhubungan dengan kesehatan adalah melindungi
anggota keluarga, menjaga kebersihan, mengenal masalah kesehatan. Keluarga
Tn. N mempercayai petugas kesehatan dalam mencari pertolongan bila
adaanggota yang sakit. Dalam keluarga dikenalkan sopan santun..

V. FUNGSI KELUARGA
24. Fungsi Afektif
Hubungan antar keluarga harmonis dan saling memberikan dukungan dan
perhatian.
25. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. N mudah berinteraksi baik dalam keluarga maupun di masyarakat,
mereka juga sering ikut kegiatan di lingkungannya.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah
Keluarga Tn. N belum mengetahui sepenuhnya tentang PHBS dan
kemungkinan terjadinya konflik.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan
Keluarga Tn. N selalu bermusyawarah bila ada anggota keluarga yang sakit
selalu diperiksa kepuskesmas, keluarga selalu percaya pada petugas
kesehatan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Tn. N mengatakan jika ada yang sakit seperti nyeri perut dapat
diobati dengan membeli obat diwarung terdekat.
d. Kemampuan memelihara lingkungan
Keluarga Tn. N tampak tidak peduli dengan keadaan lingkungan rumah
yang nampak kumuh dan kotor.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas layanan kesehatan.
Kelurga Tn. N mengetahui fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas
atau rumah sakit. Keluarga Tn. N lebih percaya pada petugas-petugas
kesehatan. Kelurga menganggap bahwa kesehatan sangat penting, sehingga
bila ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke Dokter / tempat
pelayanan kesehatan umum.
27. Fungsi Reproduksi
Pola menstruasi Ny N normal / lancar seperti biasanya, tidak mengunakan alat
kontrasepsi tertentu pada waktu berhubungan. Sampai saat ini Tn. N belum
dikarunia anak.

28. Fungsi Ekonomi


Keluarga merasa cukup dengan penghasilan yang di dapat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tidak ada anggaran khusus untuk kesehatan. Dengan
situasi rumah yang strategis yang terletak dilingkungan anak kost maka
keluarga memanfaatkan peluang dengan membuka warung makan untuk anak
kost disekitar rumahnya.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


29. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Jangka pendek
Keluarga Tn. N merupakan salah satu korban gempa, bangunan rumah
banyak yang retak, sehingga memerlukan renovasi secepatnya. Namun
keluarga juga menyadari bahwa hal tersebut tidak semudah membalik
telapak tangan, karena merenofasi rumah itu membutuhkan biaya yang tidak
sedikit.
Jangka panjang
Dari pihak keluarga Tn. N ingin mempunyai anak 1 orang dalam waktu
kurang lebih 2 tahun, dan mempunyai rumah sendiri, tidak serumah dengan
mertua.
30. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi Atau Stressor
Jika ada masalah dimusyawarahkan bersama-sama untuk mencari jalan
keluarnya, meskipun hanya ada masalah yang sederhana seperti adik Ny N mau
melanjutkan sekolah dimana, maka keluarga mengadakan musyawarah untuk
menentukan solusi yang tepat, namun segala kepusan berada ditangan ananda A
(adik Ny N)
31. Strategi Koping Yang Digunakan
Jika ada masalah berusaha diselesaikan dengan musyawarah keluarga, akan
tetapi jika keadaan sudah mendesak tak mungkin dapat diselesaikan maka cara
yang diambil untuk menyelesaikannya dengan meminta bantuan orang lain
(orang yang dipercaya dinggap mampu untuk membantu dalam menyesaikan
masalahnya misalnya orang tua Tn. N atau orang tua Ny N).

32. Strategi adaptasi disfungsional


Dalam menghadapi suatu masalah keluarga Tn. N tidak pernah menggunakan
cara pemecahan masalah yang menyimpang.
VII. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
1. Tn. N
Vital sign :
Suhu : 37 0 C Tek darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/mnt Respirasi : 22 x /mnt
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih mata simetris konjungtiva
merah jambu sclera uniterik, telingga simetris bersih serumen tidak
ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada polip bersih,
bersih stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas
negatif
palpasi ; tidak ada nyeri tekan
auskultasi ; pernapasan teratur
perkusi ; sonor
Abdomen :inspeksi; tak tampak pembesaran organ-organ dalam
auskultasi ; peristaltic 20 x / mnt.
perkusi ; timpani
palpasi ; tak ada pembesaran organ-organ intra abdomaen dan
tidak
ada nyeri tekan
Ektremitas : atas dan bawah ; simetris, kuku bersih, tidak ada keterbatasan
gerak.
2. Ny. N
Vital sign :
Suhu : 37 o C Tek darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x / mnt Respirasi : 20 x /menit
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih, mata simetris konjungtiva
merah jambu sclera uniterik; telingga simetris bersih serumen tidak
ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada polip bersih,
bersih stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas negatif
Palpasi ; tidak ada nyeri tekan
Perkusi ; sonor
Auskultasi ; pernapasan teratur
Abdomen :inspeksi; tak tampak pembesaran organ-organ dalam
Auskultasi; peristaltic 16-20 x / mnt
perkusi ; timpani
palpasi ; tak ada pembesaran organ-organn intra abdomen dan tidak
ada nyeri tekan
Ektremitas : atas dan bawah; simetris, kuku bersih, tidak ada keterbatasan
gerak.
3. Bp. W
Vital sign :
Suhu : 36,5 o C Tek darah : 140/90 mmhg
Nadi : 72 Respirasi : 24 x /menit
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih beruban, mata keruh
konjungtiva merah jambu sclera uniterik, telingga simetris bersih
serumen tidak ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada
polip bersih, bersih stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas
negatif
palpasi ; tidak ada nyeri tekan
perkusi ; sonor
auskultasi ; pernapasan teratur
Abdomen : inspeksi ; tak tampak pembesaran organ-organ dalam
auskultasi ; peristaltic 16 x / mnt
perkusi ; timpani
palpasi ; tak ada pembesaran organ-organ intra abdomaen dan
tidak ada nyeri tekan
Ektremitas : atas dan bawah; simetris, kuku bersih, tidak ada keterbatasan
gerak.
4. Ny. W
Vital sign :
Suhu : 37 o C Tek darah : 130/90 mmhg
Nadi : 80 x / mnt Respirasi : 24 x /menit
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih, mata simetris konjungtiva
merah jambu sclera uniterik, telingga simetris bersih serumen tidak
ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada polip bersih, bersih
stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas
negatif
palpasi ; tidak ada nyeri tekan
perkusi ; sonor
auskultasi ; pernapasan teratur
Abdomen: inspeksi; tak tampak pembesaran organ-organ dalam,
Auskultasi; peristaltic 16-20 x / mnt
Perkusi ; timpani
Palpasi ; tak ada pembesaran organ-organn intra abdomaen dan
tidak
ada nyeri tekan
Ektremitas : atas ; simetris, kuku merah jambu , pensek bersih, tidak ada
keterbatasan gerak.
5. Sdr. B
Vital sign :
Suhu : 37 o C Tek darah : 120/70 mmhg
Nadi : 80 x / mnt Respirasi : 22 x /menit
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih, mata simetris konjungtiva
merah jambu sklera uniterik, telingga simetris bersih serumen tidak
ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada polip bersih, bersih
stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas
negatif
Palpasi ; tidak ada nyeri tekan
Perkusi ; sonor
Auskultasi ; pernapasan teratur
Abdomen :inspeksi; tak tampak pembesaran organ-organ dalam
Auskultasi ; peristaltic 16-20 x / mnt
Perkusi ; timpani
Palpasi ; tak ada pembesaran organ-organn intra abdomaen dan
tidak
ada nyeri tekan
Ektremitas : atas dan bawah; simetris, kuku bersih, tidak ada keterbatasan
gerak.
6. An. A
Vital sign :
Suhu : 36,2 o C Tek darah : 110/70 mmhg
Nadi : 72 x / mnt Respirasi : 22 x /mnt
Kepala : bentuk mesochepahal rambut bersih, mata simetris konjungtiva
merah jambu sclera uniterik, telingga simetris bersih serumen tidak
ada pendengaran baik, hidung simetrisa tidak ada polip bersih, bersih
stomatitis tidak ada.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : inspeksi ; simetris retraksi dinding dada negatif, sesak nafas
negatif
Palpasi ; tidak ada nyeri tekan
Perkusi ; sonor
Auskultasi ; pernapasan teratur
Abdomen :inspeksi ; tak tampak pembesaran organ-organ dalam,
Auskultasi ; peristaltic 18 x / mnt.
Perkusi ; timpani,
Palpasi ; tak ada pembesaran organ-organn intra abdomaen dan
tidak
ada nyeri tekan.
Ektremitas : atas dan bawah; simetris, kuku bersih, tidak ada keterbatasan
gerak.

VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PENGKAJIAN


Harapan keluarga setelah pengkajian adalah :
- Dapat mengetahui masalah- masalah kesehatan yang sending dialami
keluarga.
- Dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dalam
keluarga.
- Agar petugas kesehatan lebih dekat dengan masyarakat serta lebih sering
memberikan penyuluhan tentang penyakit yang kebanyakan diderita oleh
masyarakat.

IX. PENGKAJIAN FOKUS


PERTANYAAN
1. Bagaimana proses sebelum menikah?
2. Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?
3. Adakah hambatan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)?
4. Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan?
5. Bagaimana kehidupan dilingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga
dari kedua orang tua?
6. Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan?
7. Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
8. Bagaimana keadaan ortu masing-masing dan hubungannya dengan ortu
setelah perkawinan?
9. Bagaimana rencana untuk memiliki anak?
10. Berapalama waktu berkumpul setiap hari?
11. Bagaimana rutinitas setelah perkawinan?
12. Bagaimana pelaksakaan tugas dan fungsi keluarga?
JAWABAN
1. Awal mula yaitu pacaran, kehendak sendiri, penilaian sikap sudah cocok
2. Keduanya memutuskan untuk menikah atas kehendak sendiri, sudah terlalu
cinta dan ingin membuat keluarga yang sakinah.
3. Tidak ada hambatan dalam perkawinan
4. Respon anggota keluarga baik dan setuju terhadap perkawinan mereka
5. Baik, tidak ada masalah
6. Orang tua (keluarga dari wanita) bapak, ibu, adik, kakak
7. Baik, tidak ada masalah
8. Keadaan keluarga wanita baik begitu pula keluarga pria.
9. Ingin punya anak 1 dalam jangka 2 tahun lagi
10. 24 jam selalu berkumpul
11. Dagang warung kelontong
12. Baik sebagai ibu rumah tangga.

I. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
DS :
Tn. N mengatakan saat tinggal di tempat Tinggal serumah denganResiko terjadi konflik pada
mertua, ia merasa kurang nyaman, malu. mertua . keluarga Tn. N
DO :
Tn. N tampak gelisah, kurang tenang.

DS :
Tn. N mengatakan setelah gempa 27 Mei
terjadi, kondisi tempat tinggalnya menjadiKondisi lingkungan rumah danResiko terjangkit penyakit diare,
kacau, berantakan atau kurang teratur persediaaan air yang kuranggatal-gatal pada kulit
DO : bersih.
Kondisi rumah agak kumuh, air sumur
agak kotor, sampah-sampah kurang teratur
dalam suatu tempat.

DS :
Tn. N mengatakan

DO :
Tn. N tampak

II. PRIORITAS MASALAH


1. Resiko terjadi konflik pada keluarga Tn. N b.d ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal konflik.

No Kriteria Skor Bobot Hitungan Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : Resiko 2 1 2/3 x 1 2/3 Jika ada masalah dengan


mertuanya bila tidak
terselesaikan dapat menimbulkan
konflik yang berkepanjangan dan
kemungkinan campur tangan dari
pihak mertua kepada keluarga Tn
.N
2. Kemungkinan masalah 1 2 x2 1 Masalah dapat di hindari dengan
dapat diubah : sebagian saling percaya kepada keputusan
yang mereka ambil / Tn. N
3. Potensial untuk dicegah : 2 1 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat di cegah dengan
cukup rumah terpisah dan bila ada
masalah segera diselesaiakan.
4. Menonjolnya masalah : 1 1 1/2 x 1 1/2 Keluarga menyadari karena
dirasakan tetapi tidak membuat rumah memerlukan
perlu penanganan segera biaya yang besar.

Jumlah 2 5/6

2. Resiko terjangkit penyakit diare pada keluarga Tn. N b.d Kondisi lingkungan
rumah dan persediaaan air yang kurang bersih.

No Kriteria Skor Bobot Hitungan Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : Resiko 2 1 2/3 x 1 2/3 Bila tidak ditangani masalah


akan menjadi aktual.
2. Kemungkinan masalah 1 2 x2 1 Masalah dapat diubah dengan
dapat diubah : sebagian memberikan pengetahuan tetang
penyakit yang di akibatkan oleh
lingkungan yang kurang bersih
dan sehat.
3. Potensial untuk dicegah : 3 1 3/3 x 1 1 Dengan pengetahuan yang cukup
tinggi maka resiko terjadinya penyakit
dapat di cegah.
4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari jika masalah
masalah berat, harus tidak segera di tangani akan
segera ditanganni bertakibat fatal.
Jumlah 3 2/3

Prioritas
Masalah
Prioritas diambil berdasarkan jumlah skor terjadinya masalah sebagai berikut :
1. Resiko terjangkit penyakit diare pada keluarga Tn. N b.d Kondisi lingkungan
rumah dan persediaaan air yang kurang bersih.
2. Resiko terjadi konflik pada keluarga Tn. N b.d ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal konflik.
3.
4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.

N
Di Gg PERJUANGAN 598 SIDIKAN KEC. UMBULHARJO
KABUPATEN BANTUL
DISUSUN OLEH :

1. BAYU JOKO S. 04.03.0004


2. MUHKLASIN 04.03.0028
3. NANANG FIRMAN N. 04.03.0030
4. NUR HABIBAH 04.03.0032
5. RATNA F. 04.03.00
6. SONI WAHYUDI 04.03.0045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2006

Anda mungkin juga menyukai