Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan profesional adalah


memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh) bio, psikososial dan
kulturan kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian
pelayanan keperawatan lanjutan dirumah atau lebih dikenal dengan Home Helath
Care.
Disegi lainnya, masyarakat yan gsemakin maju dan semakin pandai diikuti
dengan peingkatan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut pelayanan profesional
yang memadai dari petugas kesehatan yang profesional. Hal in pulalah yang
menyebabkan pembangunan disegala bidang dari rumah sakit serta institusi
pelayanan keseatan lainnya.
Dalam mengantisipasi globalisasi dan memenuhi tuntutan masyarakat
tersebut, maka rumah sakjit dan institusi pelayanan kesehatan berusaha untuk
meningkatkan kualitasnya dengan salah satu aspeknya adalah melakukan evaluasi
terhadap peningkatan Bed Occupancy Rates, peningkatan rawat pasca bedah,
pemulangan pasien lebih awal, yang meurpakan trend yang diacu untuk peningkatan
mutu pelayanan.
Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya kebutuhan akan pelayanan
keperawatan lanjutan di urmah atau Home Helath Care. Dengan mengacu kepada
konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli kepeawatan, maka Home Helath
Care mulai dikembangkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang mandiri
sesuai dengan kaidah-kaidah keperawatan.
Untuk melaksanakan hal ini, perlu dipahami bahwa tidak hanya
keperawatan saja yang akan terlibat dalam Home Helath Care, namun semua pihak
yang melaksanakan pelayanan kesehatan akan terlibat dalam Home Helath Care.
Para pengambilan keputusan dari institusi pelayanan kesehatan juga merupakan
sumber-sumber pemikir yang penting untuk ikut mengembangkan Home Helath
Care.

Konsep dan Pengertian Home Helath Care.


Home Helath Care didefibniskan oleh Neis dan Mc Ewen (2001)
sebagai sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberkan dirumah
kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yag harus tinggal dirumah karena
kondsi kesehatannya.
US Department of Commerce and Internatonal trade Administration (1990)
pada Mc Ewen 91998) dan Neis & Ewen (2001), mendefinisikan Home Helath
Care adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan dimana pelayanan ini
diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggalnya dengan tujuan untuk
mempertahankan kesehatannya (promoting), memperbaiki kesehatannya (restoring),
atau memaksimalkan kemandirian dnegan meminimalkan efek samping dari
kecacatan dan penyakitnya termasuk penyakit yang terminal. Pelayanan yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan individu dan keluagra akan direncanakan,
dikoordikasikan dan disediakan oleh petugas kesehatan dirumah klien atau pasien.
Dalam memberikan pelayanan Home Helath Care pelaksanaannya akan
diberkan oleh petugas yang khusus Home Care Nursesyang khusus (Home Helath
Care) dengan peraturan waktu yang ditentukan dan disepakati (Warhola 1980).
Penekanan pelayanan ini adalah pelayanan kesehatan bukan pelayanan medis
yang harus diberikan secara komprehensif dan diseign untuk mempromosikan,
menjaga atau meningkatkan kesehatan dnegan tujuan khusus untuk memaksimalkan
kemandirian dnegan meminimalkan resiko / efek samping dari kondisi kesehatannya.
Dengan pelayanan Home Helath Care individu dapat tetap tinggal dirumah dan
tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang biasanya diberikan oleh institusi seperti
rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya. Home Helath Care sangat popular
pada klien yang lebih menyukai pelayanan keperawatan di rumah daripada harus
tinggal di rumah sakit.
Standar Keperawatan Dan Persiapan Perawat Untuk Home Helath Care
Persatuan Perawat Amerika (American Nurse Association / ANA) sejak
1986 telah menetapkan standar praktek keperawatan lanjutan dirumah atau Home
Helath Care yang dibedakan menurut kualifikasi dari perawat yaitu perawat
generalis (tingkat S1) dan perawat spesialis yang telah disiapkan dalam program
pendidikan spesialis keperawatan lanjutan dirumah / Home Helath Care. Perawat
generalis memberikan asuhan keperawatan kepada individu dan keluarga dan
berpartisipasi dalam program menjaga mutu pelayanan. Selanjutnya Keating dan
Kelman 1998) menambahkan bahwa perawat ii harus mempunyai keterampilan untuk
melakukan pengkajian kesehatan masyrakat untuk dapat menentukan diagnosa yang
lengkap dari masalah kliennya bio-psiko sosio dan cultural, bisa memberikan
pendidikan kesehatan, melakukan konseling, dan merujuk kepada petugas kesehatan
lainnya serta mereka dituntut untuk bisa menguasai keterampilan teknologi
keperawatan yang tinggi. Sedangkan para spesialis Home Helath Care kepada
pasien dan keluarga, membuat kebijakan-kebijakan kesehatan dan sosial,
mengimplementasikan dan mengevaluasi program-program kesehatan (ANA 1986,
1992). Model pelayanan Home Helath Care menurut ANA 1992 digambarkan
dalam diagram dibawah ini (Sumber Mc Ewen 1998, page 165).

Keperawatan
jiwa dan
kesehatan Keperawatan
Keperawatan medical
mental
jiwa dan bedah
kesehatan
mental Home Health
Nursing
Keperawatan
Keperawatan komunitas
anak Keperawatan
maternitas
ANA juga menetapkan komponen yang berbeda dalam standar praktek
untuk home health nursing sebagai berikut :
Standard pertama : Pengorganisasian
pelayanan home health care. Pelayanan home health care harus direncanakan,
diorganisir, dan diarahkan oleh seorang perawat dalam tingkat master.
Standar kedua ketujuh tentang
asuhan keperawatan home health care yang dilaksanakan oleh perawat generalis
tingkat sarjana strata satu.
Standar kedelapan : Kontinuitas
pelayanan. Focus pada discharge planning, manajemen kasus dan koordinasi dari
sumber-sumber.
Standar kesembilan : kolaborasi
interdisiplin. Koordinasi pelayanan diberikan oleh semua angora tim pelayanan
kesehatan.

Kontinuitas Dari Pelayanan


Salah satu komponen utama dalam memberikan pelayanan yang kontinyu
adalah dnegan tersedianya pelayanan Home Health Care dengan menggunakan
discharge planning dari institusi pelayanan kesehatan yang telah merawatnya.
Discharge planning adalah proses untuk menentukan dan merencanakan
pelayanan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan klien setelah dipulangkan
dari rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan. Proses discharge planning akan
memungkinkan teridentifikasinya kebutuhan klien tersebut. Sehingga tanggung awab
untuk pemenuhan kebutuhan klien tersebut dapat dioperkan kepada keluarga terdekat
atau petugas kesehatan lainnya. Tujuan dari discharge planning antara lain adalah
mempromosikan pelayanan yang berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan
klien dengan sumber-sumber yang ada. (Clark 1995). Mc Ewen (1998) menuliskan
beberapa keuntungan dari discharge planning antara lain :
Penurunan rata-rata length of
service
Biaya yang rendah
Pemanfaatan sumber-sumber yang
lebih efisien
Permintaan tambahan pelayanan
yang kurang
Peningkatan komunikasi
Peningkatan informasi untuk
kebutuhan klien.
Sebaiknya proses discharge planning dimulai segera begitu klien dirawat,
dengan antisipasi kebutuhan klien waktu sembuh nanti. Apabila telah diprediksikan
bahwa penyembuhan akan mengalami kesulitan karena beberapa hal, maka pelayanan
follow up care melalui Home Health Care dapat diantisipasi.

Koordinasi Dengan Sumber-Sumber Di Komunitas


Perubahan gambaran dari Home Health Care dilingkungan masyarakat
telah mempengaruhi secara luas perand ari perawat komunitas (Communitu health
nurses). Beberapa agen untuk pelayanan home care mulai berkembang di negara-
negara maju, demikian juga dengan rumah-rumah sakit mulai memikirkan pelayanan
ini, sehingga pemikiran biaya mulai berkembang. Meskipun berbagai pihak telah
memikirkan tentang pelayanan ini, akan tetapi umumnya mereka tidak
mempersiapkan personilnya untuk mampu memberikan pelayanan yang holistic yang
berfokus pada keluarga serta memberikan pelayanan promotif dan preventif yang
sangat penting untuk klien ini. Seorang perawat komunitas dapat mendemontrasikan
kemampuannya dalam mengkaji status kesehatan kliennya dan tingkat fungsionalnya
sebagai predictor dari kebutuhan kliennya daripada hanya mengreka reka berdasarkan
katagori diagnosa medis saja (Stanhope Knollmueller, 1992). Oleh sebab itu sangat
dianjurkan agar terjadi kerjasama antara perawat Home Health Care dengan
perawat komunitas. Sehingga pelayanan yang diberikan lebih komprehensif dan
sekaligus dokumentasi klien lebih lengkap dan terkendali. Sehingga perawat Home
Health Care harus mengenal dengan baik pelayanan-pelayanan yang bisa diperoleh
klien, sumber-sumber yang tersedia di masyarakat yang berguna bagi klien, serta
mengenal sistem rujukan yang ada. Untuk dapat memberikan pelayanan yang efektif
dan referral yang tepat maka seorang perawat harus :
Menyadari bahwa pelayanan
komunitas tersedia sesuai dnegan kebutuhan pelayanan Home Health Care yang
diberikan.
Menentukan apakah klien berhak
untuk mendapatkan pelayanan ini
Mempunyai pengetahuan bagaimana
merujuk klien kesuatu pelayanan tertentu atau siapa yang mungkin akan merujuk
klien.
Mengetahui pembiayaan serta
ongkos dari setiap pelayanan
Mengetahui pasti lokasi, nomer
telepon, jam operasional dan orang yang dihubungi (contact person)
Perawat Home Health Care harus mempunyai kemmapuan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang profesional, mampu berkomunikasi secara
efektif, mampu melakukan ketrampilan keperawatan dnegan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, dapat berfikir kirits, mampu berperan sebagai koordinator,
educator, advocator serta dapat melakukan manajemen pelayanan keperawatan
Home Health Care dnegan baik.

Keuntungan Pelayanan Home Health Care antara lain :


a. Bagi Klien
- Pelayanan akan lebih se,purna, holistic dan komprehensif.
- Pelayanan lebih profesional
- Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan dibawah
naungan legal dan etik keperawatan
- Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih
nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional.
b. Bagi institusi pelayanan kesehatan
- Untuk rumah sakit : Tidak kehilangan konsumen dan selalu terkontrol
- Pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan mudah terkontrol dan
terkendali
- Pengkoordinasian pelayanan kesehatan lebih terarah
- Cost control dapat dilakukan serta dapat melakukan penghematan
biaya pelayanan

c. Bagi pendidikan keperawatan


- Merupakan lahan praktik mandiri untuk role model bagi mahasiswa
keperawatan
- Lahan atau area penelitian keperawatan untuk pengembangan ilmu
- Merupakan area untuk menerapkan tri darma perguruan tinggi

Disampng hal-hal tersebut diatas, perlu diperhatikan bahwa masih sulit


diterapkan perawatan home care yang profesional sesuai dengan teori yang
seharusnya. Hal ini karena seperti disebutkan diatas home care seharusnya dilakukan
oleh minimal perawat generalis level strata satu yang mempunyai daya pikir yang
kritis dalam memberikan pelayanan.

Gambaran aktifitas dari perawat Home Health Care


Smith (1995) membagi beberapa fase dari pelaksanaan kunjungan rumah
oleh perawat Home health care sebagai berikut :
1. Fase permulaan / perkenalan dimana perawat harus
memperkenalkan diri dan identitasnya dengan jelas kepada klien dan
keluarganya termasuk juga tujuan untuk melaksanakan Home health care.
Pada fase ini sering juga diperlukan sosialisasi dengan klien dan keluarganya
dengan berdiskusi tentang keadaan umum, lingkungan sosial klien dan
keluarganya.
2. Fase Implementasi
Pada fase ini perawat mulai bekerja. Fase ini terdiri daritiga aktifitas pokok
yaitu :
a. Pengkajian
Terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe dan mengkaji sistem-sistem
seperti pernafasan, jantung, kebtuhan psikososial, kemampuan
fungsional, pengobatan, nutrisi, keamanan dan kenyamanan serta
lingkungan klien. Dalam hal ini perawat dapat menggunakan dokumen
pengkajian yang telah disiapkan dan selama pengkajian dengan
anamnesa perawat harus menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh klien.
b. Melakukan intervensi keperawatan dengan melaksanakan
prosedur keperawatan. Sesuai dengan hasil pengkajian dan discharge
planning yang ada, maka perawat dapat menetapkan masalah dan
kebutuhan pelayanan keperawatan klien, sehingga perawat melakukan
berbagai intervensi dan prosedur keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.
c. Penyuluhan / pendidikan kesehatan
Bagian ini merupakan bagan yang penting dilakukan oleh perawat
home health care. Perawat akan menganjurkan dan menginformaskan
kepada klien dan keluarganya tentang kondisi penyakitnya dan
pengobatan yang diberikannya. Perawat juga menjelaskan gejala-gejala
komplikasi yang bisa diamati oleh keluarga atau penungu klien serta
memberikan jalan apa yang harus dilakukan oleh mereka.
3. Fase terminal
Untuk melengkapi intervensinya perawat akan mengahiri kunjungannya
dengan mengevaluas respon klien dan merangkum kegiatan keperawatan
bersama klien dan keluarganya.
Perawat juga harus dengan seksama mengumpulkan peralatan yang
sudah dipakainya, jangan sampai tertinggal dan melukai klien. Akhirnya
perawat mengingatkan kembali kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal
emergensi yang harus diamati dan bagaimana untuk menanganinya.
Sebelum meninggalkan klien, perawat harus menanyakan kembali
apakah klien dan keluargaya cukup jelas, puas dengan pelayanan yang
diberikan serta apakah semua kebutuhan telah terpenuhi. Dan akhirnya
perawat membuat perjanjian untuk kunjungan berikutnya atau apabila
perawat akan berkoordinasi dengan tim lainnya seperti fisioterapi maka
perawat akan menghubungi klien dan keluarganya untuk pelaksanaannya.

4. Aktifitas psot visit


a. Komunikasi
Perawat harus melaporkan hasil pengkajian dan hal-hal yang telah
dilakukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan khususnya kepada
perawat komunitas sebagai petugas puskesmas untuk didokumentasikan.
Apabila klien tersebut adalah rujukan dari seorang dokter praktik pribadi
maka laporan wajib diberikan kepada dokter tersebut. Apabila klien
memerlukan penanganan tenaga kesehatan lainnya maka perawat segera
mengkomunikasikan keadaan klien dan mengkoorinir pelayanan untuk
klien tersebut.
b. Domumentasi
Dokumentasi yang lengkap, konsistensi dan akurat sangat diperlukan
pada home health care. Pendokumentasian ini sebagai petunjuk untuk
langkah selanjutnya serta untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan
khususnya dalam aspek legal.

Isi Tas Home Health Care Yagn Dianjurkan (Basic Standard)


1. Alat-alat kedokteran seperti :
- Sabun desinfektan dan alkohol pencuci tangan
- Stetoskop
- Spignomanometer
- Termometer
- Lampu baterai
- Alat pengukur (meteran)
- Kapas alkohol
- Sarung tangan tidak steril
- Gaun / apron yang bersih
- Lap bersih yang menyerap air
- Masker
- Sarung tangan steril (3-4 pasang)
- Alat-alat penganti balutan steril
- Alat-alat untuk menyuntik (disposible)
- Glukometer dan strip
- Spesimen laboratorium steril
- Gunting balutan
- Forsep
- Kantung-kantung untuk sampah serta tempat pembuangan alat-alat
tajam
Hak-hak klien dalam pelayanan Home Health Care
1. Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum pengobatan

Anda mungkin juga menyukai