Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Langkah proses pada PLTU dari bahan baku berupa air sampai menghasilkan
produk berupa energi listrik seperti pada Gambar 1. Dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Coal Handling
a. Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut
batubara di PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Kedalaman dermaga ini adalah 18 m
dari dasar laut, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar merapat. Pada
Unit 7 dan ini ada dua Jetty yaitu jetty A dan Jetty B . Tiap Jetty mempunyai
empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara
dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah
posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal
Unloading Control building (CUCB).
b. Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang
bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk
menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang
berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor
beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu
diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang
dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor
dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian
bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh
ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk
diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan.
c. Reclaiming
Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan
menyalurkan ke Silo.
d. Stock Pile
Di Stock Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan
dengan alat yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah
konveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat
bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker menyalurkan batubara melalui
sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat, sehingga batubara
yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi ,
apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan
menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan,
Reclaiming Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang
selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti
halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur aagar
tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
e. Coal Silo
Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo
dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan
Tripper, pengopersiannya dilakukan oleh operator di Coal handling Control
Building (CHCB). Silo merupakan bunker tempat menampung batubara di
instalasi yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume
sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo
kurang dari 30 40%. Dari silo batubara dimasukkan ke Pulverizer dengan
menggunakan Coal Feeder, batubara dari Pulverizer ini yang akan
digunakan untuk pembakaran di boiler.
2. Boiler
Dalam power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang mengawali perubahan
dan pengaliran energi disebut boiler. Definisi boiler sendiri sebagai suatu
komponen pada power plant adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien
mampu mengubah air menjadi steam dengan bantuan panas dari proses
pembakaran batubara. Jika dioperasikan dengan benar, boiler secara efisien dapat
mengubah air dalam volume yang besar menjadi steam yang sangat panas dalam
volume yang lebih besar lagi.
Jenis boiler yang digunakan pada unit 7 dan 8 adalah Drum Type Boiler,
yang memungkinkan terjadinya sirkulasi sebagian air dalam boiler secara terus
menerus. Pengoperasian Drum Type Boiler yang efisien dan aman sangat
tergantung pada sirkulasi air yang konstan di beberapa komponen steam circuit,
diantaranya Economizer, Steam Drum dan Boiler Water Circulaating Pump.
a. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan
awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam drum,
komponen ini berada dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes)
yang menerima air dari inlet. Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut
berasal dari gas buang dalam boiler. Air mengalir dalam pipapipa, sementara
diluar mengalir gas panas yang berasal dari hasil pembakaran boiler.
Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air
sehingga temperaturnya meningkat.
Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena:
1. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan,
karena panas yang ada pada steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan
usaha.
2. Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler,
berarti mempermudah kerja Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu
ditambahkan.
3. Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler.
b. Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk
memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam
Boiler. Secara umunm, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang
berhubungan dengan Steam Drum, yaitu:
1. Feed Water Pipe
Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang
panjangnya sama persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi
mengalirkan air dari Economizer secara merata keseluruh bagian Steam
Drum.
2. Downcomer atau Pipa turun
Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama
antara yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari
Steam Drum menuju Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating
Pump (BWCP) digunakan untuk memompa air dari Downcomer dan
mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut
dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke Steam Drum.
3. Waterwall Pipe
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang
berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar
membentuk selubung yang kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini
disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan
mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam
Boiler dan dialirkan ke Steam Drum
4. Steam Outlet Pipe
Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk
memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju
Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan
untuk pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada
dalam Steam drum dan dialirkan ke Down Comer, dari sini proses akan
dimulai lagi.
Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipa yang letaknya
dibagian bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah
menjadi uap, kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam
Drum. Jika konsentrasi kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam
yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan akan terbawa ke Super
Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan sebagian
kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya
sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada
akhirnya dapat menjaga Super Heater dan Turbin tetap bersih.
3. Heater
a. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran
gas panas hasil pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam
yang ada dalam pipa Superheater, sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.
b. Re-Heater
Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut
akan dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini
berlangsung di bagian Boiler yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan
pipa Boiler yang diberi panas dari gas pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-
Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH Steam tanpa mempengaruhi
tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk memutar
Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine (LP).
5. Furnace
Ada empat syarat pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen, panas dan
reaksi kimia. Akan tetapi untuk pembakan di Boiler perlu adanya syarat tambahan
agar pembakaran di dalam Boiler bekerja dengan efisien yaitu turbulensi dan
waktu. Waktu yang cukup harus diupayakan agar campuran yang mudah
terbakar dapat terbakar seluruhnya. Aliran bahan bakar dalam Boiler harus cukup
lambat untuk memberikan cukup waktu untuk pembakaran sempurna, kalau tidak
bahan yang mudah terbakar akan terkumpul dalam ketel atau cerobong dan
menimbulkan bahaya ledakan. Bahaya ledakan dicegah dengan perancangan
Boiler yang tepat, Boiler harus cukup besar untuk memperlambat aliran udara,
sehingga sebelum meninggalkan Boiler bahan bakar dapat terbakar dengan
sempurna.
a. ID Fan, FD Fan dan PA Fan
Udara pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer)
dan Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh Primary Air
Fan (PA Fan) yang dihembuskan menuju ke alat penggiling batubara
(Pulverizer) kemudian bersama-sama dengan serbuk batubara dialirkan ke
Furnace untuk dibakar (reaksi kimia). Bercampurnya batubara dan udara
dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara sehingga
menimbulkan turbulensi yang memungkinkan terjadinya pembakaran yang
efisien. Turbulensi mengacu pada gerakan udara didalam Furnace, gerakan ini
perlu karena dapat menyempurnakan pencampuran udara dan bahan bakar.
Udara primer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan turbulensi untuk
melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi
kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna. Untuk itulah diperlukan
pasokan dari udara sekunder yang dihasilkan oleh FD Fan bersama ID Fan.
Boiler yang bekerja dengan tekanan yang negatif atau dibawah tekanan
atmosfir selalu dilengkapi dengan Force Draft Fan (FD Fan) dan Induced
Draft Fan (ID Fan). Boiler ini disebut dengan Balanced-Draft yaitu Furnace
dengan kipas tarikan seimbang.
b.Pulverizer
Bongkahan bongkahan batubara yang seperti batu harus dihancurkan
menjadi butiran-butiran halus agar batubara mudah tercampur dengan udara.
Pulverizer adalah alat untuk menggiling batubara sehingga menjadi halus dan
kemudian bersama dengan udara primer akan dialirkan ke Furnace. Fungsi lain
dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan batubara sehingga mudah
dihaluskan dan dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau menyaring
batubara untuk memastikan bahwa batubara yang masuk ke dalam Boiler
benar-benar halus. Batubara yang tidak tergiling akan keluar melalui sebuah
lubang dan ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang.
Dalam penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah
temperatur dari udara primer, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan
batubara dari dalam Pulverizer dan menyebabkan ledakan. Jika temperatur
terlalu rendah, batubara tidak bisa kering benar dan sulit dihaluskan.
Temperatur idealnya kira-kira 650C.
Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi batubara) yang
letaknya diatas Pulverizer, berfungsi untuk menyuplai sejumlah batubara
sesuai dengan kebutuhaan. Feeder ini mendapat suplai batubar dari penampung
batubara yang disebut Silo (Coal Bunker).
c. Ignitor
Panas yang diperlukan untuk pembakaran disediakan oleh Ignitor.
Begitu pembakaran dimulai, bahan bakar yang terbakar akan memasok panas
yang cukup untuk menyalakan bahan bakar baru yang memasuki Boiler dan
Ignitor dapat dimatikan.
6. Turbine
Konversi energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai susunan
Blade bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan masuk ke
Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak dan bekerja
untuk mengubah energi thermal dalam Steam menjadi energi mekanis berotasi,
yang menyebabakan rotor Turbin berputar, perputaran rotor ini akan
menggerakkkan Generator dan akhirnya energi mekanik menjadi energi listrik.
7. Condenser
Setelah LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju
Condenser untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser ada dua A dan
B yang letaknya dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang terjadi steam
bersentuhan langsung dengan pipa yang didalamnya dialiri pendingin berupa air
laut . Kondensasi ini mengubah steam menjadi air yang kemudian ditampung di
Condensaate Hot Well. Air laut selain berfungsi sebagai media heat transfer juga
berfungsi untuk mendinginkan kondenser juga mendinginkan Closed Cooling
System (air pendingin). Closed Cooling System ini mendinginkan berbagai
peralatan yang membutuhkan pendinginan seperti Air Compressor, Pump dan
Generator Stator Cooling dan juga penting untuk mendinginkan oli untuk
pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut
terjadi pada alat yang disebut Heat Exchanger.
Karena adanya Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan
volume air ke volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk
menambah volume air. Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing
RO. Condenser bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses
kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya
volume. Untuk menjaga agar kondensor dalam keadaan vakum, maka gas-gas
yang dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air) dipompa keluar oleh
vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang diambil
dari turbin adalah Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga
tekanan diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena
Enthalpinya juga besar.
8. Polisher
Dari Condensate Hot Well, condensate water akan dipompa oleh
condensate pump menuju Polisher. Condesate pumpnya ada tiga, dua aktif dan
satu stand by dengan kapasitas tiap pompa sebesar 50%. Di polisher terdapat
reksin kation dan anion, resin ini berfungsi sebagai:
1. Resin kation : mengikat ion negatif penyebab korosi .
2. Resin anion : mengikat ion positif penyebab kerak atau scale.
Ion- ion tersebuit diikat oleh resin dalam Polisher untuk memurnikan air yang
masuk ke Boiler. Parameter ion-ion itu dapat diukur dengan melihat nilai
conductyvity-nya (normalnya 0.2 ). Jika nilai conductivity tinggi, bisa berarti dua
hal:
1. Terdapat kebocoran air laut di dalam Polisher , terdeteksi dengan Leak
Detector.
2. Resin telah jenuh dan harus diregenerasi. Regenerasi resin dapat
menggunakan :
- Resin Kation : menggunakan asam kuat ( H2SO4)
- Resin anion : menggunakan basa (NaOH)
9. Daerator
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas gas yang terkandung
pada air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi.
Gas gas lain yang cukup berbahya adalah karbon dioksida (CO2). Gas O2 dan
CO2 akan bereaksi dengan meterial Boiler dan menimbulkan korosi yang sangat
merugikan.
Prinsip kerjanya air yang masih mengandung O2 dan CO2 disemprotkan ke
Steam Daerator, sehingga gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan
melalui valve pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan
temperatur air pengisi Boiler (sampai 162 0C). Penempatan posisi Daerator yang
tinggi memungkinkan pemberian suction heat yang cukup untuk Feed Water
Pump. Dari Daerator air akan dipompa dengan tiga feed water pump, dua pompa
yang tenaganya dari extraction IP Turbin disebut Turbine Driven Pump dan satu
pompa yang digerakkan oleh motor disebut Motor Driven Pump, dimana
kapasitas tiap pompa 100% menuju Feed Water Heater 6, 7 ,8 A-B dan akan
menuju ke Economizer terus ke Steam Drum.
10. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri
terdiri dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga
berputar bersam-sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus
hubungan output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush
Gear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan
rotor sehingga akan timbul medan magnet (flux). Jika rotor berputar , medan
magnet tersebut memotong kumparan di stator sehingga pada ujung-ujung
kumparan stator timbul tegangan listrik. Untuk penyediaan arus listrik
Generator diambilkan arus DC dari luar . Setelah sesaat generator timbul
tegangan, sehingga melalui exitasi transformer arus AC akan disearahkan oleh
rectifier dan arus DC akan kembali ke Generator, proses ini disebut dengan Self
Excitation. Dalam sistem tenaga, disamping Generator menyuplai listrik ke
jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian sendiri dimana
tegangan output Generator diturunkan melalui transformer sesuai dengan
kebutuhan. Untuk kebutuhan saat start diambilkan dari 150 KV line. Untuk
sistem tegangan ekstra tinggi tenaga listrik yang dihasilkan oleh Power Plant
disuply ke jaringan sebesar 500 KV dan selanjutnya oleh beberapa transformer
tegangannya diturunkan sesuai dengan kebutuhan.
Disusun Oleh: