PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Profesi sebagai konsultan pajak merupakan profesi yang hanya dijalankan oleh profesional
yang memberikan jasa mereka kepada para wajib pajak, terutama mereka yang membutuhkan
bantuan untuk perhitungan dan perencanaan pembayaran pajak. Sementara pengertian
konsultan pajak sendiri adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya secara
bebas memberikan jasa profesional kepada para wajib pajak dalam memenuhi keajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di
Indonesia saat ini. Untuk menjadi seorang konsultan pajak memang tidaklah mudah, tidak
semua orang yang paham dam mengerti pajak dapat menjadi konsultan pajak, melainkan
harus dengan memenuhi beberapa kualifikasi yang telah ditetapkan.
Salah satu syarat yang dibutuhkan untuk menjadi konsultan pajak, salah satunya adalah
dengan mengikuti ujian USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak). Ujian Sertifikasi
Konsultan Pajak (USKP) adalah ujian sertifikasi untuk jenjang profesi konsultan pajak.
Sertifikat USKP menjadi prasyarat untuk mendapat ijin praktek sebagai konsultan pajak.
Ujian sertifikasi ini pada mulanya diselenggarakan oleh Konsorsium Pengembangan
Konsultan Pajak Indonesia, yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: BPPK (Pusdiklat
Perpajakan) dan Dirjen Pajak sebagai unsur Pemerintah, Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
(IKPI) sebagai unsur Profesi, UI (FISIP) sebagai unsur lembaga pendidikan tinggi negeri,
serta Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia (STPI) sebagai unsur lembaga pendidikan tinggi
swasta. Namun semenjak tahun 2004 wewenang penyelenggaraannya diserahkan kepada
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sebagai organisasi profesi yang menaungi kegiatan
para konsultan pajak di Indonesia.
Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mempelajari mata kuliah Perpajakan, kita
dihimbau juga untuk mengetahui beberapa syarat untuk menjadi konsultan pajak, salah satu
yang terpenting adalah dengan mengikuti USKP. Karena untuk mengikuti USKP tidaklah
mudah, melainkan ada beberapa prosedur dan syarat yang harus dipenuhi. Semoga dengan
adanya makalah ini, dapat berguna bagi kita semua khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara dalam menambah pengetahuan dan wawasan tentang Perpajakan.
1
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Untuk mengetahui materi apa saja yang akan diujikan di dalam USKP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya secara
bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Sedangkan Profesi konsultan pajak adalah profesi yang
dijalankan oleh para profesional yang memberikan jasa profesional kepada Wajib
Pajak.
Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang.
3
Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
2. Pengertian USKP
Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) adalah gerbang bagi para praktisi pajak
untuk memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus USKP berhak menyandang gelar BKP
(Bersertifikat Konsultan Pajak). USKP diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan (Pusdiklat
Pajak). Ujian ini dilaksanakanan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang meliputi
Sertifikat A, B dan C.
Untuk dapat dinyatakan lulus, peserta USKP harus minimal memenuhi kriteria
dibawah ini :
1. Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan skala 1 (satu)
sampai dengan 100 (seratus).
2. Peserta USKP dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling rendah 60 (enam
puluh) untuk setiap mata ujian.
3. USKP diselenggarakan dengan sistem kredit dengan batas mengulang dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan sertifikat.
4
Q : Apakah ada batasan ruang lingkup dalam USKP A, B dan C?
A : Ya. Ruang lingkup sertifikasi A adalah Orang Pribadi, sertifikasi B adalah Badan,
dan sertifikasi C adalah BUT
Q : Apa saja syarat untuk mengikuti USKP?
A : Syarat untuk mengikuti USKP adalah :
1. Fotocopy ijazah S-1 yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang
2. Pas photo berwarna dengan latar merah ukuran 46 sebanyak 4 lembar
3. Fotocopy KTP yang masih berlaku
4. Surat pernyataan bermaterai Rp 6.000,-
Q : Bagaimana persyaratan legalisir untuk calon peserta USKP itu lulusan Luar
Negeri?
A : Persyaratan sama akan tetapi yang bersangkutan diharuskan melampirkan legalisir
ijazah yang telah mendapatkan legalisasi dari Notaris
Q : Bagaimana mengenai biaya untuk mengikuti ujian ini?
A : Peserta USKP dengan kurikulum lama: Biaya pendaftaran sebesar Rp 300.000,-
dan biaya ujian sertifikasi A sebesar Rp 350.000,- / MU, sertifikasi B sebesar Rp
650.000,- / MU dan sertifikasi C sebesar Rp 1.500.000,- / MU. Peserta USKP dengan
kurikulum baru: Biaya pendaftaran sebesar Rp 300.000,- dan biaya ujian sertifikasi A
sebesar Rp 1.500.000,-, sertifikasi B sebesar Rp 3.000.000,- dan sertifikasi C sebesar
Rp 5.000.000,-
Q : Bagaimana cara pembayaran biaya ujian ini?
A : Peserta harus melakukan pembayaran dengan Nomor Rekening Virtual BCA.
Setoran untuk biaya Pendaftaran dengan menggunakan nomor rekening virtual BCA
ke-1, demikian juga untuk biaya ujian menggunakan nomor rekening virtual BCA ke
2. Kedua nomor rekening virtual ini akan diterima pada e mail Konfirmasi
Pendaftaran dan Konfirmasi Ujian masing-masing Pendaftar.
Q : Apa proses pendaftaran selanjutnya?
A : Setelah membayar biaya pendaftaran, slip setoran pembayaran biaya pendaftaran
tersebut dibawa ke loket pendaftaran beserta dengan persyaratan yang telah
disebutkan diatas. Kemudian mengisi formulir ujian. Setelah itu berkas calon peserta
di verifikasi terlebih dahulu dan calon peserta menunggu konfirmasi dari panitia
untuk pembayaran biaya ujian.
Q : Mengenai biaya ujian, kemana harus menyetorkannya apakah ke rekening
yang sama?
A : Tidak sama rekeningnya, peserta melakukan transfer biaya pendaftaran & biaya
ujian dengan menggunakan Nomor Rekening Virtual BCA (VAcc) yang diperoleh dari
5
e-mail masing-masing peserta setelah Login pada website e-uskp. VAcc tersebut
adalah rincian rekening yang biasa, baik a.n. IKPI untuk setoran uang pendafataran
maupun a.n. IKPI-BPUSKP untuk setoran uang ujian. BP-USKP telah menyediakan
6.000 nomor VAcc, baik untuk pembayaran uang pendaftaran menggunakan nomor
VAcc ke-1 maupun untuk pembayaran uang ujian menggunakan nomor VAcc ke-2.
Q : Setelah membayar biaya ujian, apa yang kami dapatkan?
A : Calon peserta mendapatkan Kartu Tanda Peserta USKP setelah membayar biaya
ujiannya.
6
SPT PPh Badan
SPT Masa PPN
Kode Etik Profesi
Soal USKP A Mata Ujian PPh Pot/ Put Pasal (15, 21, 22, 23, 26)
Periode Juni Tahun 2013
(Bagian Pertama)
Pilihan Ganda
7
Soal 1
Batas waktu bagi pemotong PPh Pasal 21 untuk memberikan bukti pemotongan Pasal 21 atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap adalah ...
a. Paling lama 1 (satu) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja
Paling lama 2 (dua) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
b.
bersangkutan berhenti bekerja
Paling lama 3 (tiga) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
c.
bersangkutan berhenti bekerja
Paling lama 1 (satu) bulan setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang bersangkutan
d.
berhenti bekerja
Pembahasan
Jawaban : D
Berdasarkan Per No. 31/PJ/2012 Pasal 23 disebutkan bahwa Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Pegawai Tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 (satu)
bulan setelah tahun kalender berakhir. Dalam hal Pegawai Tetap berhenti bekerja sebelum
bulan Desember, bukti pemotongan PPh Pasal 21 harus diberikan paling lama 1 (satu) bulan
setelah yang bersangkutan berhenti bekerja.
Soal 2
Bagi pemberi kerja yang melakukan pembayaran kepada selain pegawai tetap harus
memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap masa pajak pada saat
a. Setiap kali melakukan pemotongan PPh Pasal 21
b. Setiap masa melakukan pemotongan PPh Pasal 21
c. Setiap bulan melakukan pemotongan PPh pasal 21
d. Setiap akhir bulan melakukan pemotongan PPh Pasal 21
Pembahasan
Jawaban : A
Berdasarkan Per No. 31/PJ/2012 Pasal 23 ayat 3 disebutkan bahwa Pemotong PPh Pasal 21
dan/atau PPh Pasal 26 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas pemotongan
PPh Pasal 21 selain Pegawai Tetap dan penerima pensiun berkala, serta bukti pemotongan
PPh Pasal 26 setiap kali melakukan pemotongan PPh Pasal 26.
8
Soal 3
Alex adalah bujangan yang bekerja sebagai tukang ojek di wilayah Kebon Jeruk. Pada bulan
Februari 2013 mengalami kecelakaan dan terpaksa harus menjalani operasi patah tulang di
rumah sakit. Meskipun demikian, Alex masih beruntung karena seluruh biaya operasi yang
besarnya Rp25.000.000,00 dibayar oleh perusahaan asuransi Jasa Cidera yang pendiriannya
telah disahkan oleh menteri keuangan. Besarnya PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh
asuransi Jasa Cidera atas santunan asuransi yang diberikan kepada Alex adalah ...
a. Rp0 karena dikecualikan dan objek pemotongan PPh Pasal 21
b. Rp0 karena santunan asuransi bagi Alex bukan merupakan penghasilan
c. Rp1.250.000,00 karena bagi Alex santunan asuransi merupakan penghasilan
d. Rp2.500.000,00 karena merupakan penghasilan yang bersifat final
Pembahasan
Jawaban : A
Berdasarkan Per No. 31/PJ/2012 Pasal 8 ayat 1disebutkan salah satu yang tidak termasuk
dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah pembayaran manfaat atau
santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
Soal 4
Usaha dagang Maju Tak Gentar (Hary) terdaftar di KPP Pratama Jakarta Pulogadung
mempunyai usaha dagang perdagangan aceran bahan bangunan. UD Maju Tak Gentar
(09.888.777.0-073.000) menggunakan pembukuan dalam melaksanakan kewajiban pajaknya.
Transaksi yang dilakukan adalah :
9
a. UD Maju Tak Gentar harus memotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp900.000,00
b. UD Maju Tak Gentar harus memotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp900.000,00 jika
sudah mendapatkan penetapan sebagai pemotong pajak dan Kepala KPP Pratama Jakarta
Pulogadung
c. UD Maju Tak Gentar bukan pemotong pajak karena merupakan wajib pajak orang pribadi
d. Tidak ada jawaban yang benar
Pembahasan
Jawaban : B
Berdasarkan KEP No. 227/PJ/2002 pasal 4 disebutkan bahwa Tata Cara pelunasan Pajak
Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan dilakukan melalui Pemotongan oleh
penyewa dalam hal penyewa adalah Badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Soal 5
PT Keluarga (02.222.444.6-xxx.000) merupakan perusahaan keluarga mempunyai laba tahun
2012 sebesar Rp900.000.000,00. Rapat umum pemegang saham dilakukan tanggal 9 Maret
2013, rapat memutuskan untuk membagi laba tahun 2012 sebesar Rp300.000,000,00 kepada
5 orang pemegang saham masing-masing sebesar Rp60.000,000,00. Pembayaran dividen
dilakukan pada tanggal 4 April 2013. SPT Tahunan PPh Badan dimasukkan ke KPP Pratama
XXX pada tanggal 18 April 2013, atas transaksi di atas ...
a. PPh Pasal 23 atas dividen harus disetorkan paling lambat tanggal 10 April 2013
b. PPh Pasal 23 atas dividen harus disetorkan paling lambat tanggal 10 Mei 2013
c. PPh Pasal 4(2) atas dividen harus disetorkan paling lambat tanggal 10 April 2013
d. PPh Pasal 4(2) atas dividen harus disetorkan paling lambat tanggal 10 Mei 2013
Pembahasan
Jawaban : C
Berdasarkan PP No. 94 Tahun 2010 penjelasan pasal 15 ayat 3 dijelaskan bahwa saat
terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah pada saat
pembayaran, saat disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo
(seperti: bunga dan sewa), saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur
(seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya).
10
1. untuk perusahaan yang tidak go public, adalah saat dibukukan sebagai utang dividen
yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan atau
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Demikian
pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam tahun berjalan membagikan
dividen sementara (dividen interim), maka Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-
Undang Pajak Penghasilan terutang pada saat diumumkan atau ditentukan dalam
Rapat Direksi atau pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan yang
bersangkutan.
Berdasarkan kasus diatas, maka saat terutang adalah pada tanggal 9 Maret 2013 atau Masa
Pajak Maret 2013. Berdasarkan PMK No. 80 tahun 2010, tanggal jatuh tempo pembayaran
untuk PPh Pasal 4 ayat 2 adalah tanggal 10 bulan berikutnya, yaitu tanggal 10 April 2013.
Sedangkan jenis PPh yang dibayar adalah PPh Pasal 4 ayat 2. Hal ini dikarenakan perusahaan
merupakan perusahaan keluarga (dimiliki oleh individu / perorangan), sehingga dividen
tersebut dibagikan ke pemegang saham Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
11
c. Penghasilan bunga deposito berjangka Rp. 40 juta
Pertanyaan :
b. Pada akhir tahun 1999, apakah PT. GERHANA masih harus memasukkan SPT
Tahunan PPh Badan? Jika tidak, jelaskan alasannya!
c. Biaya-biaya (per fiskal) yang dikeluarkan dalam tahun 1999 adalah sebesar Rp. 240
juta.
Pertanyaan :
PT. ARTHA yang bergerak dalam bidang industri pakaian jadi meminta bantuan Anda
mengisi Tahunan PPh Tahun 2000 berdasarkan data di bawah ini :
Penjualan Rp.
17.500,-
13
17. Sumbangan Rp. 18,00
14
Pendapatan lain-lain:
Rp.
325,7
KETERANGAN TAMBAHAN
15
JENIS AKTIVA TAHUN BELI HARGA BELI UNIT
TETAP
3. INFORMASI LAINNYA :
4. PAJAK-PAJAK
16
Rp.
6.270.000
1. Apa yang dimaksud dengan Kode Etik IKPI? Jelaskan jawaban Saudara!
2. Apa pula yang diatur dalam Kode Etik IKPI itu? Apa yang perlu dibentuk dalam rangka
pelaksanaan Kode Etik IKPI?
3. Apa saja syarat-syarat dalam Kode Etik IKPI mengenai Kepribadian Konsultan Pajak
Indonesia tentang kewajibannya?
1. Mr. Patrick Warga Negara Inggris, bekerja di Indonesia sebagai perwakilan organisasi
Safe World di mana Indonesia sebagai salah satu anggotanya dan Safe World adalah
salah satu organisasi internasional yang ditetapkan menteri keuangan pada tahun
2006. Selama tahun 2006 Mr. Patrick menerima gaji per bulan Rp25.000.000 dan
tunjangan Rp7.000.000, bulan Desember ia memperoleh bonus Rp50.000.000. Pada
17
bulan Agustus 2006, Mr. Patrick membantu sebuah EO mendatangkan penyanyi
terkenal dari Inggris, Jammie, untuk melakukan pentas musik di Jakarta dan
Surabaya. Atas bantuannya ini ia dibayakan Rp70.000.000 oleh EO.
Analisa kasus di atas, dan hitung pajak terutang bila Mr. Patrick memiliki kewajiban
membayar pajak di Indonesia.
3. Sebagai seorang Milyarder, Bapak Sugih Tenan menghibahkan sebuah Pom Bensin
dan restaurant kepada cucu tunggalnya Bejo Banget yang baru berumur 6 tahun.
Penghasilan Pom Bensin dan restaurant per tahun rata-rata Rp1.500.000.000. Jelaskan
apa saja landasan juridis fiskal atas penghasilan pom bensin tersebut.
PEMBAHASAN:
1. Landasan Hukum:
18
Analisis Kasus:
Jika selama tahun 2006 Mr. Patrick hanya mendapatkan penghasilan semata-mata dari
jabatannya sebagai perwakilan organisasi Safe World (yang diperolehnya selama tahun
2006 terdiri dari gaji perbulan Rp25.000.000 dan tunjangan perbulan Rp7.000.000 serta
bonus Rp50.000.000), maka Mr. Patrick bukan merupakan Subjek Pajak dan penghasilan
yang diterimanya ini tidak termasuk sebagai penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26.
Namun karena pada bulan Agustus 2006, Mr. Patrick menerima penghasilan dari sebuah
EO (dari soal dapat ditafsirkan bahwa EO ini adalah subjek pajak dalam negeri) atas
jasanya membantu mendatangkan penyanyi terkenal dari Inggris untuk pentas di Jakarta
dan Surabaya sebesar Rp70.000.000, maka Mr. Patrick otomatis menjadi Subjek Pajak.
Maka Mr. Patrick harus memenuhi kewajiban pajak dengan cara mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP.
Asumsi Jawaban:
- Saat menerima penghasilan dari organisasi Safe World, karena pemberi kerja bukan
pemotong pajak atas penghasilan anggotanya serta penghasilan yang diterima Mr.
Patrick adalah penghasilan yang tidak termasuk objek pemotongan PPh Pasal 21/26
maka, penghasilan tersebut tidak dipotong PPh Pasal 21 atau 26.
- Saat menerima penghasilan dari EO (asumsi adalah pemotong PPh Pasal 21/26), maka
penghasilan ini merupakan objek pemotongan PPh Pasal 21 dan terutang PPh Pasal 21
sebesar (hal 44), asumsi bahwa Mr. Patrick telah memenuhi kewajiban pajak sebagai
subjek pajak dalam negeri:
Rp25.000.000 x 5% = Rp 1.250.000
Seandainya jika di soal disebutkan bahwa Mr. Patrick telah mendaftarkan diri memiliki
NPWP, maka seluruh penghasilan yang diterimanya tahun 2006 ini harus dihitung
kembali dan dicari PPh terutang yang sebelumnya dikurangkan dahulu dengan PTKP.
Namun dalam soal ini tidak diketahui PTKP, maka jawaban dapat diasumsikan.
2. Penerapan tarif untuk masing-masing suami dan isteri adalah sebagai berikut:
19
Penghasilan Neto suami Rp 100.000.000,00
Rp 75.000.000,00 +/+
5 % x Rp 25.000.000,00
= Rp 1.250.000,00
10% x Rp 25.000.000,00
= Rp 2.500.000,00
15% x Rp 50.000.000,00
= Rp 7.500.000,00
Rp 34.193.750,00
a.
Untuk SPT suami
20
225.000.000,00 Rp 15.197.222,22
Hibah tersebut tidak termasuk objek pajak jika harta hibahan yang diterima oleh keluarga
dalam garis keturunan lurus satu derajat dan pengusaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 604/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994
sepanjang tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan
atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. (Pasal 4 ayat (3) huruf
a angka 1 UU PPh).
Karena hibah ini dari kakek ke cucu (tidak berada dalam keturunan lurus satu derajat),
maka hibah ini tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 4 ayat (3).
Atas penghasilan dari pom bensin ini akan ditanggung oleh subjek pajak Bejo Banget,
sehingga Bejo Banget harus memenuhi segala kewajiban perpajakannya, walaupun dia
baru berumur 6 tahun tapi telah memenuhi kewajiban pajak subjektif dan objektif.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.uskp.or.id/?page_id=21
http://www.uskp.or.id/?page_id=13
http://ayutias.blogspot.co.id/2011/01/sejarah-jasa-konsultan-pajak-menurut.html
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=58
http://taxlearning.blogspot.co.id/2008/07/pembahasan-soal-uskp.html
http://belajaruskp.blogspot.co.id/2008/07/contoh-soal-soal-brevet-b_03.html
22
23