Anda di halaman 1dari 7

1.

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI (Dinamika Pelaksanaan UUD 1945)

1.1 Pengertian,kedudukan,sifat,dan fungsi UUD 1945

Pengertian hukum dasar UUD 1945


dalam penjelasan UUD 1945 dinnyatakan,bahwa UUD suatu Negara adalah sebagian dari
hukum dasar Negara itu.UUD ialah hukum dasar yang tertulis, sedangkan disampingnya
UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis,ialah aturan aturan yang timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis.

1.1 Pengertian UUD 1945

UUD ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kondifikasi mengenai hal-hal yang
mendasar,atau pokok ketatanegaraan suatu Negara , sehingga kepadanya bersifat kekal dan
leluhur, sedangkan untuk mengubahnya di perlukan cara yang istimewah serta lebih berat
dibandingkan dengan pembuaUUD ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu
kondifikasi mengenai hal-hal yang mendasar,atau pokok ketatanegaraan suatu Negara ,
sehingga kepadanya bersifat kekal dan leluhur, sedangkan untuk mengubahnya di perlukan
cara yang istimewah serta lebih berat dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan
peraturan perundang-undangan sehari hari.

1. Masa awal kemerdekaan

Sejak berlakunya UUD 1945, pada tanggal 18 agustus 1945, maka mulai saat itu berlaku tata
hukum baru bersumber dari proklamasi kemerdekaan Indonesia dan tidak berlaku lagi tata
hukum lama (zaman colonial). Untuk mengganti seluruh tata hukum peninggalan colonial
dalam UUD 1945 , pasal II aturan peralihan menyatakan , segala badan Negara dan
peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang Undang dasar ini.

UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dalam gerak pelaksanaanya pada kurun waktu 1945-
1949 , jelas tidak dilaksanakan dengan baik , karena kita memang dalam masa pancaroba ,
dalam usaha membela dan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan ,
sedangkan pihak colonial belanda justru ingin menjajah kembali Indonesia yang telah
merdeka. Segala perhatian bengsa dan Negara diarahkan untuk memenangkan perang
kemerdekaan. Oleh karena itu,dalam pelaksanaanya UUD 1945 terjadi penyimpangan-
penyimpangan kostitusional.

Sistem pemerintahan dan kelembagaan yang ditetapkan dalam UUD 1945 jelas belum dapat
dilaksanakaan. Dalam masa ini sempat diangkat anggota DPA sementara, sedangkan MPR
dan DPR belum sempat di bentuk. Pada waktu itu masih diberlakukan ketentuan aturan
peralihan pasal IV yang menyatakan, sebelum majelis permusyawaratan rakyat , dewan
perwakilan rakyat , dan dewan pertimbangan agung dibentuk menurut Undang Undang dasar
ini segala kekuasaaanya di jalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional.

Penyimpangan konstitusional yang dapat dicatat dalam kurun waktu 1945-1949. Pertama ,
berubahnya fungsi komite nasional pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaaan legislative dan ikut menentukan garis-garis besar haluan Negara
bedasarkan maklumat wakil presiden no.X tanggal 16 oktober 1945 , kedua bedasarkan
perubahan sistem cabinet presidensial menjadi cabinet parlementer bedasarkan usul Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNIP) pada 11 oktober 1945 , yang kemudian dinyatakan
oleh presiden dan diumumkan dengan makkunat Pemerintahan tanggal 14 november 1945 ,
sistem cabinet presidensial bedasarkan UUD 1945 diganti dengan sistem cabinet parlementer.

Kemudian pada tanggal 3 november 1945 atas usul BP-KNIP , pemerintahan mengeluarkan
suatu maklumat yang di tandatangani oleh wakil presiden tentang pembentukan partai-partai
politik. Tujuan pemerintahan ialah agar dengan adanya partai partai politik itu dapat di
pimpin segala aliran paham yang ada di masyarakat ke jalan yang teratur.Maklumat ini ikut
memperkuat kedudukan sistem cabinet parlementer.

2.1 Sistem presidensial

Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu sistem dari Negara
manapun, tetapi adalah suatu sistem khas bangsa Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari isi ,
baik pembukaan, batang tubuh dan penjelasan,maupun dari pembicaraan-pembicaraan pada
waktu perencanaan,penetapan, dan penesahaan Undang-Undang dasar 1945 tersebut.menurut
UUD 1945 disamping berkedudukan sebagai kepala Negara, presiden juga sebagai kepala
pemerintahan. Presiden memegang kekuasaan pemerintahaan tertinggi di bawah MPR.
Presiden adalah mandataris MPR kepala pemerintahaan adalah presiden, sehingga menurut
konstitusi ketatanegaraan ini, pemerintahan pada hakikatnya adalah presiden dinamakan
sistem presidensial,UUD 1945 mempergunakan sistem sistem presidensial sistem
presidensial ini berlangsung untuk pertama kalinya pada tanggal 18 agustus sampai dengan
14 november 1945.

2.2 Penyimpangan UUD 1945

Pasal 4 dan 17 UUD 1945 telah menunjukan, bahwa UUD 1945 menganut sistem
pemerintahan presidensial. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan, mengangkat serta
memberhentikan para menteri.Para menteri bertanggung jawab kepada presiden. Atas dasar
itu , maka tanggal 2 september 1945 dilantik cabinet yang pertama Negara Replubik
Indonesia , yaitu cabinet yang akan membantu presiden dan wakilnya dalam
menyelenggarakan pemerintahaan. Pada tanggal 11 november 1945, badan pekerja KNIP
mengusulkan kepada presiden agar sistem pertanggungjawaban menteri kepada parlemen
denganpertimbangan sebagai berikut :

1. Dalam UUD 1945 tidak terdapat satu pasal pun yang mewajibkan atau melarang
menteri bertanggung jawab

2. Pertanggungjawaban kepada bedan perwakilan rakyat itu adalah suatu jalan untuk
memperlakukan kedaulatan rakyat

Usul badan pekerja KNIP itu diterima oleh presiden dengan mengeluarkan Maklumat
Pemerintahan tanggal 14 november 1945. Konsekwensi dikeluarkannya Maklumat
Pemerintahan tersebut ialah sistem pemerintahaan bedasarkan parlementer.Disinilah letak
penyimpangan kostitusional yang prinsipil, karena Maklumat tersebut melanggar pasal 17
UUD 1945.

2.3 UUD 1945 sebagai UUD Negara bagian

Bedasarkan hasil Konferensi Meja Bundar(KMB) yang menyatakaan :

1. Didirikannya Negara republic Indonesia Serikat

2. Pengakuan kedaulataan oleh pemerintahaan kerajaan belanda kepada Negara


Replubik Indonesia Serikat,

3. Didirikannya uni antara RIS dan kerajaan Belanda.

Untuk Negara RIS akan dibuat sebuah perancangaan UUD yang baru oleh delegasi RI dan
delegasi BFO(Bijeenkomst voor Federal Overleg). Setelah rancangan undang undang dasar
yang dibuat,disetujui,dan diterimaoleh kedua belah pihak,maka Undang-Undang Dasar
tersebut mulai berlaku sejak 27 Desember 1949 yang dikenal dengan nama konstitusi
RIS,terdiri atas Mukaddimah(4 alinea),6 bab,197 pasal dan lampiran.

Berdirinya Negara Replublik Indonesia Serikat dengan Konstitusi RIS sebagai undang-
undang dasarnya,maka Negara RI hanya berstatus sebagai salah satu bagian saja,dengan
wilayah kekuasaan daerah yang disebut dalam persetujuan Renville dan sesuai dengan bunyi
pasal 2 konstitusi RIS, sedangkan UUD 1945 sejak tanggal 27 desember 1949, hanya
berstatus sebagai UUD Negara bagian Republik Indonesia.

2.4 UUD 1945 tidak berlaku lagi

Terbentuknya Negara RIS bukanlah suatu bentuk Negara yang di cita-citakan seluruh rakyat
Indonesia ,melainkan siasat politik belanda yang memecah-belah persatuan bangsa. Oleh
karena itu, setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda di daerah daerah timbul pergolakaan
dan pernyataan spontan dari rakyat untuk duperintah sehinga kewibawaan pemerintahan
Negara federal menjadi makin berkurang.

Dalam perkembangan selanjutnya untuk merealisasikan tuntutan kembali ke Negara


kesatuan, satu per satu Negara bagian menggabungkan diri kepada Negara republic
Indonesia. Penggabungan ini memang dimungkinkan oleh pasal 44 konstutusi RIS 1949,yang
kemudian dibentuk undang undang organiknya, yaitu Undang-Undang Darurat no 11 tahun
1950 tentang Tata Cara perubahan susunan kenegaraan wilayah republic Indonesia serikat,
lembaran Negara no.16 tahun 1950 mulai berlaku pada tanggal 9 maret 1950. Akibat
penggabungan itu, maka Negara yang berbentuk federal itu hanya tinggal tiga Negara saja,
yaitu sebagai berikut:

Negara Republik Indonesia

Negara Indonesia Timur

Negara Sumatra Timur


Kemudian, Negara Republik Indonesia dan RIS (mewakili Negara Indonesia timur dan
Negara Sumatra timur) mengadakan musyawarah untuk mendirikan kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tanggal 19 mei 1950 tercapai kata kesepakatan antara RIS dan negaa Republik
Indonesia yang dituangkan dalam suatu piagam persetujuan RI-RIS untuk membentuk
Negara kesatuan sebagai penjelma dari Negara republic Indonesia bedasarkan proklamasi 17
Agustus 1945. Piagam persetujuan itu ditandatangani oleh kedua belah pihak ,yaitu perdana
menteri RIS Dr.Moh.Hatta selaku pemegang mandate dari dua Negara bagian dan
pemerintahan RI diwakili oleh Mr.A.Halim.

Tanggal 15 agustus 1950 memulai undang-undang federal No.7 tahun 1950 ditetapkan
perubahan konstitusi RIS menjadi UUD sementara. Bedasarkan Pasal 1 UU No 7 tahun 1950
dikatakan bahwa kostitusi RIS diubah menjadi Undang-Undang Dasar sementara Replublik
Indonesia (dikenal UUDS 1950) sehingga naskahnya berbunyi sebagai berikut ,
lalu,dimuat naskah UUDS selengkapnya, mulai bagian mukaddimah yang terdiri atas 4 alinea
dan batang tubuh terdiri 6 bab serta 146 pasar.

Pada tanggal 17 agustus 1950 UUDS 1950 mulai berlaku yang diumumkan Jakarta pada
tanggal 15 Agustus 1950. Dengan demikian, mulai 17 Agustus 1950 terjadilah perubahan
bentuk susunan Negara serikat menjadi bentuk susunan Negara kesatuan dengan cara
mengubah (mengganti) konstitusi RIS dengan UUDS dan berlakulah bentuk susunan
kesatuan Negara UUDS sebgai konstitusi atau hukum dasarnya. Bedasarkan perkembangan
ketatanegaraan Republik Indonesia ini, maka sejak berlakunya UUDS 1950 dengan
sendirinya tidak berlaku lagi UUD 1945 di dalam masyarakat Indonesia,karena bentuk
Negara kesatuan tidak mengenal lagi UUD lain, sekalipun berlaku di suatu daerah tertentu.
UUD 1945 dalam kurun waktu ini hanya dikenal sebagai dokumen sejarah sampai
dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

1. Pelaksanan UUD 1945 pada masa awal kemerdekaan (17 Agustus 1945 29 Desember
1949)

Pada awal kemerdekaan Indonesia, KNIP mengusung gagasan pemerintahan parlementer


karena khawatir dengan pemberian kekuasaan yang begitu besar pada presiden oleh UUD.
Karena itu pada tanggal 7 oktober 1945, KNIP mengeluarkan momerandum yang meminta
presiden untuk segera membentuk MPR, menanggapi hal itu, presiden mengeluarkan
maklumat wakil presiden pada tanggal 16 oktober 1945 yang berisi bahwa komite nasional
pusat, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative dan ikut menetapkan
GBHN, serta membentuk badan pekerjaan, dan pada tanggal 3 november 1945, wakil
presiden mengeluarkan maklumat lagi tentang kebebasan membentuk banyak partai.
Terbentuknya cabinet pertama berdasarkan system parlementer dengan perdana menteri
syahrir pada tanggal 14 november 1945. Hal itu berakibat pada kestabilan Indonesia di
bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan.

Pada tanggal 27 desember 1949, dibentuklah negara federal yaitu Negara kesatuan republic
Indonesia Serikat yang berdasar pada RIS.Dalam Negara RIS tersebut masih terdapat Negara
bagian republic Indonesia yang ber ibukota di Yogyakarta.Pada tanggal 17 agustus 1950,
terjadi kesepakatan antara Negara RI yogyakarata dengan Negara RIS untuk kembali
membentuk Negara kesatuan berdasarkan pada undang-undang dasar.

2. Pelaksanaan UUD pada masa orde lama (demokrasi terpimpin) (5 juli 1959 11 maret
1966.

Pada tanggal 5 juli 1959 presiden menganggap NKRI dalam bahaya, karena itu presiden
mengeluarkan dekrit presiden yang isinya :

a) Menetapkan pembubaran konstituante.

b) Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali bagi seluruh rakyat Indonesia, dan terhitung
mulai dari dikeluarkannya dekrit ini, UUD 1950 tidak diberlakukan lagi.

c) Pembentukan MPR sementara yang beranggotakan DPR, perwakilan daerah- daerah


dan dewan agung sementara.

Sejak dikeluarkannya dekrit presiden tersebut, mulai berkuasa kekuasaan orde lama yang
secara ideologis banyak dipengaruhi oleh faham komunisme. Penyimpanagan ideologis
tersebut berakibat pada penyimpangan konstitusional seperti Indonesia diarahkan menjadi
demokrasi terpimpin dan bersifat otoriter yang jelas menyimpang dari apa yang tercantum
dalam UUD 1945. Puncaknya adalah adanya pemberontakan G30S.PKI yang berhasil
dihentikan oleh generasi muda Indonesia dengan menyampaikan Tritula (Tri tuntutan Rakyat)
yang isisnya:

1. Bubarkan PKI.

2. Bersihkan cabinet dari unsure-unsur KPI.

3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.

Gelombang gerakan rakyat semakin besar, sehingga mengakibatkan dikeluarkannya surat


perintah 11 maret 1966 yang memberiaka kekuasan pada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil langkah-langkah dalam mengembalikan keamanan Negara.

3. Pelaksanaan UUD 1945 masa orde baru (11 maret 1966 22 mei 1998)

Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi mengembalikan keadaan
setelah pemberontakan PKI, masa orde baru juga mempelopori pembangunan nasional
sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan.

MPRS mengeluarkan berbagai macam keputusan penting, antara lain :

1. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera yang menyatakan


agar presiden menugasi pengemban Super Semar, Jenderal Soeharto untuk segera
membentuk kabinet Ampera.
2. Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan maaf, menarik kembali
pengangkatan pemimpin Besar Revolusi menjadi presiden seumur hidup.

3. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR mengenai sumber


tertib hukum republik Indonesia dan tata urutan perundang -undangan.

4. Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan kepartaian, keormasan


dan kekaryaan.

5. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran partai komunis Indonesia dan
pernyataan tentang partai tersebut sebagai partai terlarang diseluruh wilayah
Indonesia, dan larangan pada setiap kegiatan untuk menyebar luaskan atau
mengembangkan faham ajaran komunisme/Marxisme, Leninisme.

Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak menentu baik di bidang politik,
ekonomi maupun keamanan.Oleh karena itu, pada bulan februari 1967, GDRGR
mengeluarkan suatu resolusi yaitu meminta MPR agar mengadakan siding istimewa pada
bulan maret 1967.Keputusan yang diperoleh dari sidang istimewa tersebut sebagai berikut.

- Sidang menetapkan berlakunya Tap No. XV/MPRS/1966 tentang pemilihan/penunjukan


wakil presiden dan tata cara pengangkatan pejabat presiden dan mengangkat Jenderal
Soeharto.

Pengembangan Tap. No. 6 IX/MPRS/1966, sebagai pejabat presiden berdasarkan pasal 8


Undang-Undang Dasar 1945 hingga dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum.
Dalam kaitan dengan itu di bidang politik dilaksanakanlah pemilu yang dituangkan dalam
Undang-Undang No.15 tahun 1969 tentang pemilu umum, Undang-Undang No.16 tentang
susunan dan kedudukan majelis permusyawaratan rakyat. Dewan perwakilan rakyat dan
dewan rakyat daerah.Atas dasar ketentuan undang-undang tersebut kemudian pemerintah
OrdeBaru berhasil mengadakan pemilu pertama.Dengan hasil pemilu pertama tersebut
pemerintah bertekat untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia.

4. Pelaksanaan UUD 1945 masa Reformasi ( 22 Mei 1998 sekarang)

Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto sampai tahun 1998 membuat
pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai demokrasi seperti yang tercantum
dalam Pancasila, bahkan juga tidak mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-
norma dan pasal-pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi dan
nepotisme(KKN). Keadaan tersebut membuat rakyat Indonesia semakin menderita.Terutama
karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia yang membuat perekonomian
Indonesia hancur.Hal itu menyebabkan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang
dipelopori oleh generasi muda Indonesia terutama mahasiswa sebagai gerakan moral yang
menuntut adanya reformasi disegala bidang Negara. Keberhasilan reformasi tersebut ditandai
dengan turunnya presiden Soeharto dari jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof.
B.J Habibie pada tanggal 21 mei 1998. Kemudian bangsa Indonesia menyadari bahwa UUD
45 yang berlaku pada jaman orde baru masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu
diadakan amandemen lagi. Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan dalam reformasi hukum antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU.No.2tahun
1999, tentang partai politik, UU.No.3 tahun 1999, tentang pemilihan umumdan UU.No. 4
tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD; UUotonomi daerah,
yaitu meliputi UU.No.25 tahun 1999.Tentang pemerintahandaerah, UU.No.25 tahun 1999,
tentang perimbangan keuangan antar pemerintahanpusat dan daerah dan UU.No.28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan negara yangbersih dan bebas dari KKN.Berdasarkan reformasi
tersebut bangsa Indonesia sudah mampu melaksanakan pemilu pada tahun 1999 dan
menghasilkan MPR, DPR dan DPRD hasil aspirasi rakyat secara demokratis.

Anda mungkin juga menyukai