0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan2 halaman
Pembuatan saluran drainase merupakan kegiatan utama dalam persiapan lahan pertanian untuk mengalirkan kelebihan air serta mencegah genangan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Drainase permukaan dan bawah permukaan diperlukan untuk mengontrol tingkat air di atas dan di bawah permukaan tanah. Model SWMM digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan merancang sistem drainase perkotaan berdasarkan hubungan antara cur
Pembuatan saluran drainase merupakan kegiatan utama dalam persiapan lahan pertanian untuk mengalirkan kelebihan air serta mencegah genangan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Drainase permukaan dan bawah permukaan diperlukan untuk mengontrol tingkat air di atas dan di bawah permukaan tanah. Model SWMM digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan merancang sistem drainase perkotaan berdasarkan hubungan antara cur
Pembuatan saluran drainase merupakan kegiatan utama dalam persiapan lahan pertanian untuk mengalirkan kelebihan air serta mencegah genangan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Drainase permukaan dan bawah permukaan diperlukan untuk mengontrol tingkat air di atas dan di bawah permukaan tanah. Model SWMM digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan merancang sistem drainase perkotaan berdasarkan hubungan antara cur
Pembuatan saluran drainase merupakan salah satu kegiatan utama pada waktu
menyiapkan suatu lahan pertanian. Tanaman membutuhkan cukup air untuk
pertumbuhannya tetapi bila persediaan air untuk tanaman berlebih akan mengganggu pertumbuhan tanaman (Arafat 2008). Saluran drainase dibuat untuk membuang kelebihan air pada suatu lahan pertanian maupun lahan yang lainya. Drainase didefinisikan sebagai pembuangan air permukaan baik secara gravitasi maupun dengan pompa dengan tujuan untuk mencegah terjadinya genangan agar menjaga dan menurunkan permukaan air sehingga genangan air dapat dihindarkan. Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow. Drainase permukaan menitik beratkan pada pengendalian genangan air di atas permukaan tanah, sedangkan drainase bawah- permukaan pada kedalaman air-tanah di bawah permukaan tanah (Kalsim 2002). Drainase permukaan adalah proses pembuangan air yang tergenang pada permukaan lahan. Drainase permukaan terdiri dari saluran terbuka dan termasuk didalamanya perataan lahan dan penterasan. Drainase ini sangat sesuai untuk lahan dengan permeabilitas lambat dan tanah dengan kandungan liat tinggi (Johansyah dan Kusnan 2014). Laju air yang dibuang ada drainase permukaan tergantung pada beberapa faktor antara lain curah hujan, karakteristik tanah dan pola tanam. Sistem drainase permukaan harus membuang kelebihan air dalam waktu 24 sampai 48 jam pada hampir semua tanaman. Semakin cepat semakin banyak tanaman yang dapat diselamatkan. Aliran permukaan (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang langsung masuk ke dalam tanah atau disebut air infiltrasi. Aliran air permukaan yang disebut terakhir sering juga disebut air larian atau limpasan. Semakin lama dan semakin tinggi intensitas hujan akan menghasilkan air larian semakin besar. Intensitas hujan yang terlalu tinggi dapat menghancurkan agregat tanah sehingga akan menutupi pori -pori tanah akibatnya menurunkan kapasitas infiltrasi. Volume air larian akan lebih besar pada hujan yang intensif dan tersebar merata di seluruh wilayah DAS dari pada hujan tidak merata, apalagi kurang intensif. Faktor lain yang mempengaruhi volume air larian adalah bentuk dan ukuran DAS, topografi, geologi dan tataguna lahan. Bangunan terjunan adalah bangunan yang dibuat di tempat tertentu memotong saluran, dimana aliran air setelah melewati bangunan tersebut akan merupa terjunan (Sidharta 1997). Bangunan terjun berfungsi untuk mengendalikan erosi pada selokan dan sungai dan mengendalikan tinggi muka air pada saluran. Bangunan terjun juga dapat berfungsi untuk mengendalikan kecuraman saluran alam maupun buatan dan mengendalikan air yang keluar, pada spillway atau pipa. Bangunan terjunan berdasarkan bentuknya terbagi dua yaitu bangunan terjun tegak dan bangunan terjun miring. Bangunan terjunan tegak biasanya terdapat pada saluran induk dan saluran sekunder. Tinggi terjun pada bangunan terjunan tegak dibatasi maksimum 1,50 meter untuk debit aliran kurang dari 2,50 m3/detik. Sedangkan untuk debit lebih dari 2,50 m3/detik tinggi terjun maksimum adalah 0,75 meter. Kedalaman air bangunan terjunan miring tidak boleh kurang dari 0,4 kali kedalaman kritis. Apabila kecepatan aliran di dalam bangunan terjunan miring lebih dari 9 meter/detik maka dinding saluran terjunan harus ditinggikan EPA SWMM (Environmental Protection Agency Storm Water Management Model) adalah model yang digunakan untuk merencanakan, menganalisis dan mendesain suatu model yang berhubungan dengan limpasan air hujan dan sistem drainase pada area perkotaan. Menurut Rossmann (2004), SWMM adalah model simulasi dinamis hubungan antara curah hujan dan limpasan (rainfall-runoff). Model ini digunakan untuk mensimulasikan kejadian hujan tunggal atau berkelanjutan dalam waktu lama, baik berupa volume limpasan maupun kualitas air, terutama pada suatu daerah perkotaan. Aplikasi model SWMM ini dapat digunakan untuk beberapa hal antara lain perencanaan dan dimensi jaringan pembuang untuk pengendalian banjir serta perencanaan daerah penahan sementara untuk pengendalian banjir. Selain itu juga dapat digunakan untuk pemetaan daerah genangan banjir.
Arafat Y. 2008. Reduksi beban aliran drainase permukaan menggunakan sumur
resapan. Jurnal SMARTek 6(3): 144 153. Kalsim DK. 2002. Rancangan Irigasi Gravitasi, Drainase Dan Infrastruktur. Bogor (ID): Departemen Teknik Pertanian, Fateta IPB. Johansyah, Kusnan. 2014. Penanggulangan masalah banjir kali blawi di Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan terhadap masalah drainase pertanian. Rekayasa Teknik Sipil 3(3): 180 187. Rossman L. 2004. Storm Water Management Model Users Manual Version 5.0. Cincinnati (US) : EPA United Stated Environmental Agency. Sidharta. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Gunadarma.