LATAR BELAKANG
a. Rute pemberian
Injeksi Intravena
b. Efek farmakologi
Salbutamol merupakan agen simpatomimetik yang bekerja dengan
menduduki reseptor eta dan secara selektif mendudui reseptor -2
yang berefek pada aksi bronkodilatasi dibandingkan kerjanya oada
jantung (Martindale;1133)
c. Dosis
Dewasa : 0,5-1 ml, anak-anak : 0,2-0,3 ml disuntikan tiap 4 jam
(informas spesialis Obat ; 465)
NO PERMASALAHAN SOLUSI
IV. PREFORMULASI
a. Zat aktif
1. Salbutamol (FI IV; 751)
Nama resmi : SALBUTAMOL SULFAT
Nama lain : Mesoprostol
Bm : 576,70
Rumus struktur : C13H21NO3. H2SO4
pH : 3,4 -5 (The pharmaceutical ordex,
1994; 1041)
Pemerian : Serbuk putih, atau hamper putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut
dalam etanol, kloroform dan eter
Stabilitas : Panas; pada penelitian menunjukan
salbutamol sulfat masih memiliki
stabilitas yang baik dalam rentang
suhu 55 - 855c. Dekomposisi larutan
salbutamol sulfat pada 205c pada ph
3,5 dipercepat bergantung pada
konsentrasi baik glukosa atau sukrosa.
Degradasi salbutamol sulfat pada suhu
55-855c dalam larutan buffer berair
yang terlindungi dari cahaya
mengikuti laju kinetika orde pertama
dengan stabilitas maksimum pada ph
3,5. Hidrolisis; tidak ada
permasalahan dalam hidrolisis,
Oksidasi; tidak ada permasalahan
dalam oksidasi, (The pharmaceutical
ordex, 1994; 1041)
Kemasan : Vial 10 ml yang tertutup baik
Kesimpulan : Bentuk zat yang digunakan; garam
Cara stabilitas sediaan ; sterilisasi aktif
dengan autoklaf pada suhu 1215c
selama 15 menit.
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terhindari
dari cahaya
b. Zat tambahan
1. Asam Asetat (HPE 6th ; 34)
Nama resmi : ACIDUM ACETAT
Nama lain : Asam Asetat
Bm : 60,05
Rumus struktur : C2H4O2
Ph : 4 7,6
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau
khas, tajam, jika diencerkan dengan
air, rasa asam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol, glycerin, ether dan dengan
gliserol serta dengan minyak menguap.
Stabilitas : Panas; menguap pada suhu 1185c ,
larutan berair Nacl stabil terhadap
pemanasan, Hidrolisis; satbil dalam air,
Cahaya; stabil.
Cara sterilisasi : Pemanasan akhir dengan autoklaf
Kesimpulan : Asam asetat glasial berfungsi sebagai
pendapar dengan Pka 4,76
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
b. Dapar
Jenis dapar/ kombinasi asam asetat C2H402 dan Natrium asetat
CH3COONa.
Target pH : 9,5
Kapasitas Dapar : 0,01
Perhitungan :
pKa = 4,76
( garam)
pH = pKa + log (asam)
( garam)
4,5 = 4,76 + log (asam)
(garam)
log (asam) = - 0,26
ka x H
+
ka x H
= 2,303 x Ctotal x +
104,76 X 104,6
0,01 = 2,303 x Ctotal x 104,76 +104,52
10
( 4,76+104,5)2
0,01 = 2,303 x Ctotal x 5,4954 X 104,6
0,01 = 2,303 x Ctotal = 0,228873 Ctotal = 0,019
Dalam 10 ml sediaan
massa asam asetat = 0,0123 m x 10 ml x 60,05 mg/mol = 7,38 mg
3
massa Natrium asetat = 6,765 x 10 x 10 ml x 82 mg/mol = 5,5473
mg
b. Wadah
c. Bahan
d. Penimbangan
Volume tertera dalam kelebihan volume yang dinyatakan untuk
penandaan 10 ml cairan encer 0,50 ml untuk cairan kental 0,70 ml (FI
IV; 644)
VIII. Prosedur Pembuatan
Ruang sterilisasi - Permukaan meja dilap dengan etanol 70%.
- Semua peralatan, wadah sediaan, yang telah
dikalibrasi dan aquadest yang akan digunakan
disterilkan sesuai cara sterilisasinya.
Ruang penimbangan - Ruang disterilisasi selama 12 jam dengan lampu
uv.
- Aqua pro inkesi dibuat dengan menyuling kembali
air segar dan disterilkan dengan autoklaf
- Kaca arloji yang sudah disterilkan, digunakan untuk
menimbang salbutamol 50mg, asam asetat 7,38
mg, natrium asetat 5,547 mg, natrium klorida 85
mg, setelah ditimbang tiap zat diletakan pada kaca
alroji disiapkan pada adjust pH dan pelat.
- Hcl 0,1 N : 10 ml
- Aqua pro injeksi : 10ml
Transfer Box - Semua wadah peralatan dan bahan dimasukan
keruang pencampuran.
Ruang Pencampuran - Gelas kimia a 10 ml dimasukan 0,5 ml salbutamol
sulfat, lalu dimasukan aqua pro injeksi sambil
diaduk, bilas kaca arloji 1 kali dan add 0,5 ml.
- Gelas kimia B 10 ml, dimasukan 0,5 mg dan
tambahkan 2 ml aqua streil pro injeksi sambl
diaduk. Bilas kaca arloji 1 kali dan add 0,5 ml
- Gleas kimia C 10 ml, dimasukan asam asetat 0,1 N
sebanyak 1,3 ml atau 7,8 mg, lalu ditambahkan
0,5 ml aqua pro injeksi sambil diaduk. Bilas kaca
arloji 1 kali dan add 0,5 ml.
- Gelas kimia D 10 ml, dimasukan asam asetat 5,547
mg lalu ditambahkan 0,5 ml aquapro injeksi
sambil diaduk hingga larut. Bilas kaca arloji 1 kali
dan add 0,5 ml.
- Gelas kimia E 10 ml, dimasukan metil paraben 0,06
mg, lalu ditambahkan 0,5 ml aqua pro injeksi
sambil diaduk hingga larut. Bilas kaca arloji 1 kali
dan add 0,5 ml.
- Gelas kimia F campurkan bahan pada gelas c dan D
hingga homogeny kemudian tambahkan larutan
pada kelas kimia B, dicampurkan larutan pada
gelas kimia A ke F sambil diaduk hingga
homogen, bilas gelas kimia 1 kali dan add 0,5 ml.
- Ditambahkan aqua pro injeksi sebanyak 1,5 ml
ditambahkan hingga tercapai volume sediaan 50
ml.
- pH dicek dan bila diperlukan genabkan pH dengan
NaOH encer 0,1 N dan Hcl O,1 N hingga tercapai
Ph sediaan.
- Volume digenabkan hingga 50 ml menggunakan
aqua pro injeksi
- sediaan diisikan kedalam wadah vial dengan
memperhitungkan volume terpindahkan sesuai
yang tertera di farmakope sebesar 10,5ml setiap
vial yang sudah ditutup dimasukan dalam gelas
kimia.
Transfer Box - Bawa sediaan keruang penutupan melalui transfer
box.
Ruang Penutupan - Tutup sedian menggunakan mesin penutup vial.
Tranfer Box - Bawa sedian keruang sterilisasi melalui transfer
box
Ruang sterilisasi - Sterilkan sediaan menggunakan autoklaf pada
suhu 1215c selama 15 menit.
IX. ETIKET
Mantol
Injection
Komposisi :
Tiap 10 ml mengandung
Manitol 25mg
Bahan tambahan ad 500 ml
Indikasi :
profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik
berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan
serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi
Kontraindikasi :
Penderita jantung pemberian manitol berbahaya penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem
paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan
kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.
Efek Samping :
Gangguan keseimbangan cairan tubuh & elektrolit; gangguan GI; rasa haus; sakit kepala, pusing,
menggigil, demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehidrasi; penglihatan kabur, urtikaria, hipotensi
atau hipertensi.
Dosis :
Dewasa 250 mL-1 L dalam 24 jam.
Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap
Perhatian :
Jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh & elektrolit.
perh
NO.BATCH : 701011
EXP : Maret 2021
Diproduksi oleh :
PT. EMULGATOR FARMA
PALU-INDONESIA
Farmakologi
Manitol merupakan diuretik osmotik. Manitol disaring dengan mudah di glomerulus ginjal, tidak
direabsorpsi dan tidak disekresi di tubulus ginjal. Manitol mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus
serta meningkatkan ekskresi natrium dan klorida dengan cara meningkatkan osmolaritas dari filtrat
glomerulus. Peningkatan osmolaritas ekstraseluler akibat pemberian Manitol secara intravena akan
menginduksi perpindahan air intraseluler menuju ekstraseluler dan intravaskuler
Indikasi :
profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik
berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan
X. BROSUR
serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi
Kontraindikasi :
Penderita jantung pemberian manitol berbahaya penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem
paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi,
serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.
Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap
Perhatian :
Jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh & elektrolit.
perh
NO.BATCH : 701011
EXP : Maret 2021
Diproduksi oleh :
PT. EMULGATOR FARMA
PALU-INDONESIA
INDIKASI : Komposisi :
Sebagai bronkodilator Tiap 10 ml mengandung
Salbutamol 10 mg
Bahan tambahan ad 100 %
DOSIS:
Subkutan 200 mg tiap 4 jam , iv 250 mg, im 500 mg tiap 4 jam
PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu 25c
PERHATIAN :
c. Wadah sekunder
Keterangan lengkap Lihat di brosur
NO.BATCH : 701011
EXP : Maret 2021
Diproduksi oleh :
Keterangan Lengkap
Lihat Brosur
XI. DATA PENGAMATAN E0ALUASI SEDIAAN
No Pengujian Hasil
.
1. Organoleptik
- Warna
- Aroma
- Rasa
PH
2.
X. PEMBAHASAN
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi, atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan,
mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah
pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal
atau wadah dosis ganda. (FI III, 13)
Obat suntik atau injeksi didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril
bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah
parenteral seperti yang umum digunakan, menunjukkan pemberian lewat
suntikan seperti berbagai sediaan yang diberikan dengan disuntikkan. Kata
ini berasal dari kata Yunani, Para dan enteron berarti diluar usus halus dan
merukan rute pemberian lain dari rute oral. (Ansel,399)
Sediaan yang dibuat pada praktikum ini adalah injeksi salbutamol
dengan volume sediaan 10 ml.Dimana komponen dari sediaan ini adalah
salbutamol sebagai zat aktif, aqua pro injeksi sebagai pelarut, dan natrium
klorida sebagai pengisotonis. Salbutamol merupakan agen simpatomimetik
yang bekerja dengan menduduki reseptor eta dan secara selektif mendudui
reseptor -2 yang berefek pada aksi bronkodilatasi dibandingkan kerjanya
pada jantung.
BAB
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Diharapkan pada praktikan agar lebih berhati-hati dalam melakukan
pengerjaan didalam laboratorium sehingga dapat mengurangi kesalahan atau
kecelakaan kesalahan selama praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, T.H., Kirana R., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
JURNAL AKHIR
FORMULA 5
(INJEKSI)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
FARMASI E
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
FARMAKOLOGI
Manitol merupakan diuretik osmotik. Manitol disaring dengan mudah di
glomerulus ginjal, tidak direabsorpsi dan tidak disekresi di tubulus ginjal.
Manitol mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus serta meningkatkan ekskresi
natrium dan klorida dengan cara meningkatkan osmolaritas dari filtrat glomerulus.
Peningkatan osmolaritas ekstraseluler akibat pemberian Manitol secara intravena
akan menginduksi perpindahan air intraseluler menuju ekstraseluler dan
intravaskuler (sanbe-farma.com).
5. Kontra indikasi
Edema paru, perdarahan intrakranial kecuali selama prosedur kraniotomi, gagal
jantung kongestif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler abnormal, gagal
ginjal, anuria, dehidrasi berat, edema pulmonari (IAI, 2014).