Anda di halaman 1dari 4

MUH.

PRAYOGI AL-SYAH
C111 12 270

1. Hemoptysis karena penyakit kardiovaskuler:


Salah satu penyebab hemoptysis adalah Malformasi
Arteriovena pulmonal, dengan atau tanpa hereditary hemorrhagic
telangiectasia. Arteri maupun vena pulmonal ini dapat lebih mudah
terkena jejas sehingga menyebabkan hemoptysis. [1]
Selain itu, stenosis mitral meningkatkan resistensi di vena
pulmonalis, disertai aliran darah balik dari kapiler pulmonal ke
pembuluh darah bronchial. Ini menyebabkan varices submucosa di
bronchial dapat ruptur, menyebabkan cardiac apoplexy. Namun
ini jarang ditemukan di Amerika Serikat. [2]
Cardiac Hemoptysis merupakan komplikasi yang telah
diketahui pada penderita penyakit jantung bawaan, ditemukan pada
4.5% kasus PJB yang masuk ke Unit Gawat Darurat.[3] Pada pasien-
pasien PJB, flow pulmonal yang buruk meningatkan resistensi di
pulmonal disertai pembentukan kolateral-kolateral artopulmonal
yang dapat berdarah ke jalan napas menyebabkan hemoptysis. [4]

2. Mekanisme Hemoptysis pada TB:


TB paru termasuk kategori penyakit parenkim paru,
hemoptysis pada TB Paru paling sering disebabkan oleh ulserasi
bronchiolar dengan nekrosis pada pembuluh darah disekitarnya dan
alveolus di distalnya. Perdarahan ini berasal dari sirkulasi arteri
bronkhial. Penyebab lain yang lebih jarang adalah ruptur
Rasmussen's aneurysm. Aneurisma di arteri pulmonal ini dengan
perlahan membesar karena erosi inflamatorik hingga akhirnya
pecah. [2]

3. Mekanisme efusi pleura pada TB Paru, Pneumonia, Tumor,


dan CHF.
Dalam cavum pleura normal, terdapat keadaan tetap dimana
terjadi pembentukan (entry) dan absorpsi (exit) cairan yang secara
kasar sama. [5]
Pada TB Paru dan Pneumonia, infeksi melibatkan membran
pleura melalui reaksi granulomatous yang secara langsung dapat
meningkatkan entry rate atau juga menurunkan exit rate cairan.
Konsentrasi protein yang tinggi pada cairan pleura pasien TB paru
menandakan asal efusinya yaitu kapiler yang mengalami inflamasi
intens (permeabilitas meningkat). Exit rate yang menurun
mengindikasikan kemungkinan inflamasi pleura parietal yang cukup
intensif hingga melibatkan terganggunya fungsi limfatik pleura. [5]
Efusi pleura akibat keganasan kemungkinan disebabkan
kedua mekanisme peningkatan pembentukan cairan dan gangguan
fungsi limfatik parietal. Tumor dapat secara ekstensif menginfiltrasi
kapiler-kapiler pleura, menyebabkan meningkatnya filtrasi, tumor
juga dapat memproduksi sitokin misalnya vascular endothelial
growth factor (VEGF) yang meningkatkan permeabilitas kapiler.
Selain itu, tumor juga dapat menginfiltrasi draining lymph nodes,
menyebabkan menurunnya exit rate. Pada kasus keganasan
tertentu, keterlibatan extrapleural bisa menjadi penyebab tunggal
efusi. Hal ini dapat menjelaskan adanya efusi transudat pada sekitar
10% pasien dengan efusi akibat malignansi. [6]
Efusi pleura akibat CHF disebabkan meningkatnya tekanan di
sirkulasi sistemik dan pulmonal menyebabkan filtrasi yang turut
meningkat pada kedua membran pleura. Berkurangnya absorpsi di
limfatik pleura disertai filtrasi yang meningkat dan berpindahnya
edema paru ke cavum pleura. Beberapa penelitian cenderung
menganggap edema paru adalah mekanisme terpenting. [5]

4. Atelektasis.
a. Definisi
Atelektasis merupakan pengurangan volume yang disebabkan
kolapsnya jaringan paru. [7]
b. Etiologi
Etiologi bisa berupa obstruktif, yaitu konsekuensi blokade
jalan napas, dan Non-obstruktif. Penyebab non-obstruktif yaitu
hilangnya kontak antara pleura parietal dan viseral (misalnya
pada efusi atau pneumothorax), kompresi parenkim, disfungsi
surfaktan, pergantian jaringan paru oleh scarring (sikatriks)
atau penyakit infiltratif (misalnya tumor), dan tekanan
akselerasi vertikal yang kuat (misalnya pada pilot). [7]
c. Terapi [8]
Terapi atelektasis sangat bergantung pada etiologi.
- Antibiotik spektrum luas bisa diberikan jika terdapat
tanda-tanda inflamasi.
- Nebulasi N-Ace bisa diberikan untuk mempromosikan
pengeluaran sputum.
- Terapi non-farmakologik yang penting termasuk
fisioterapi dada, yaitu postural drainase, perkusi dan
vibrasi dada, dan teknik ekspirasi paksa.
- Pada atelektasis kronis, dapat dilakukan terapi bedah
reseksi segmental atau lobectomy.

Referensi
1. Ference BA, Shannon TM, White RI Jr, et al. Life-threatening
pulmonary hemorrhage with pulmonary arteriovenous
malformations and hereditary hemorrhagic telangiectasia. Chest
1994; 106:1387.
2. David H Ingbar, MD. Massive hemoptysis: Causes. [Online]
http://www.uptodate.com/contents/massive-hemoptysis-causes
3. Lee YS, Baek JS, Kwon BS, et al. Pediatric emergency room
presentation of congenital heart disease. Korean Circ J 2010; 40:36.
4. Paul C Stillwell, MD. Hemoptysis in children. [Online]
http://www.uptodate.com/contents/hemoptysis-in-children
5. V Courtney Broaddus, MD. Mechanisms of pleural liquid
accumulation in disease. [Online]
http://www.uptodate.com/contents/mechanisms-of-pleural-liquid-
accumulation-in-disease
6. Sahn SA. Malignant pleural effusions. Clin Chest Med 1985; 6:113.
7. Paul Stark, MD. Atelectasis: Types and pathogenesis in adults.
[Online]. http://www.uptodate.com/contents/atelectasis-types-and-
pathogenesis-in-adults
8. Tarun Madappa, MD. Atelectasis Treatment & Management. [Online]
http://emedicine.medscape.com/article/296468-treatment#d8
MUH. PRAYOGI AL-SYAH
C111 12 270

Anda mungkin juga menyukai