Anda di halaman 1dari 3

Memberantas tumor dengan virus

Sejak lama, para pakar kedokteran bergulat melawan dua penyakit yang
menghantui umat manusia. Yakni penyakit yang disebabkan serangan
virus serta penyakit akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali alias
tumor. Seperti diketahui, virus memicu penyakit dari yang ringan seperti
flu sampai yang mematikan seperti SARS, Ebola atau AIDS. Sementara
kanker, dipicu oleh pertumbuhan sel yang liar dan tidak terkendali.
Virus adalah penyebab penyakit, yang ibaratnya kreasi alam paling
industrial. Virus mampu melakukan mutasi dan adaptasi secepat kilat.
Virus yang hanya bersenjatakan kode genetiknya sendiri, yang dikemas
dalam selubung protein, melakukan pembiakan dalam sel yang
dibajaknya. Virus mengubah sel, menjadi mesin pengembang biak, Donasi membawa Anda ke
halaman unduh seluruh artikel
sampai selnya mati. Setiap jenis virus yang berbeda menyebabkan dalam 1 file yang simpel dan
penyakit yang berbeda pula. Sebab, serangan virus ke dalam sebuah sel, praktis.
dimulai dengan mengkaitkan diri pada reseptor yang khas pada dinding
sel. Misalnya saja, yang paling terkenal saat ini adalah virus HIV, yang
mengkaitkan diri pada reseptor tertentu pada sel, untuk kemudian
memperbanyak diri dalam sel yang dibajaknya. Serangan virus bisa
berdampak positif namun juga dapat mematikan. Misalnya saja virus
cacar atau influenza, yang memicu kekebalan tubuh baik sementara
maupun permanen. Atau sebaliknya, seperti serangan virus HIV dan
Ebola yang menyebabkan kematian. Para pakar kedokteran sejak lama
mengetahui, bahwa kanker atau tumor, dipicu oleh perkembang biakan
sel yang abnormal. Kedua penyakit itu kelihatannya memang tidak
memiliki kaitan. Tapi sejak tahun 1990 lalu, para ahli rekayasa genetika Didukung oleh
terus melakukan penelitian, untuk memanfaatkan virus tertentu guna
memberantas kanker. Metodenya disebut virotherapy. Logikanya, virus
membajak sel untuk berkembang biak, sampai selnya mati. Jika virus ini
diarahkan, membajak sel kanker yang tumbuh liar, hingga selnya mati,
berarti dapat ditemukan pengobatan kanker baru. Syaratnya tentu saja Toko online-nya
virus tidak boleh menyerang sel yang sehat. Kelas Mikrokontrol

Virus pembajak kanker


Gagasan memanfaatkan virus untuk memerangi kanker, sebetulnya
tidak baru. Seorang ginekolog dari Italia pada tahun 1912 mengamati,
bahwa virus dapat memerangi kanker. Ia mencoba pemberian vaksin
penyakit gila anjing atau Rabies, dari virus yang sudah dilemahkan,
kepada seorang wanita yang menderita kanker leher rahim. Hasilnya,
kankernya menciut. Penggunaan virus dalam kerangka pengobatan
kanker, secara resmi dimulai akhir tahun 40-an. Akan tetapi, karena
tidak menunjukan hasil yang memuaskan, metode itu kemudian
ditinggalkan. Akan tetapi, 20 tahun kemudian, para ahli ilmu
pengetahuan mengamati, penyakit sampar unggas yang disebut penyakit
Newcastle, yang dapat menyebabkan radang selaput mata pada manusia,
juga menyerang sel kanker. Untuk memperkuat kecenderungan ini, para
ahli membiakan virusnya beberapa generasi pada sel kanker di
laboratorium. Setelah itu, virus khas tsb kembali diujicoba pada
penderita kanker. Pada saat itu, banyak yang meragukan metode ini
akan berhasil. Atau paling banter, virusnya menimbulkan dampak tidak
langsung pada sel kanker, dengan memicu aktifnya sistem kekebalan
tubuh pada masing-masing individu. Memang sebelumnya dalam jurnal
kesehatan, selalu muncul berita mengenai sembuhnya pasien kanker,
setelah ia terinfeksi penyakit virus. Tentu saja dalam dunia kedokteran,
kebetulan semacam itu, harus terus diteliti untuk menjadikannya bukan
lagi kebetulan, tapi metode standar penyembuhan. Pada awal tahun
1970 dan 1980, dua kelompok peneliti yang berbeda, melaporkan
penderita kanker kelenjar getah bening yang menyusut tumornya,
setelah terinfeksi virus campak. Berbagai laporan dalam jurnal ilmiah
itu, ibaratnya membangkitkan kembali metode pengobatan
menggunakan virus, yang dilupakan selama beberapa dekade.

Virotherapy modern
Konsep pengobatan menggunakan virus yang disebut viroteraphy
modern, dikembangkan tahun 1990 oleh Frank McCormick yang saat
itu bekerja di perusahaan farmasi ONYX di California, dan Daniel
Henderson dari perusahaan farmasi Calydon juga di California. Tentu
saja hukum alam dalam dunia pengobatan tetap berlaku. Yakni, tidak
ada metode yang aman 100 persen. Selalu terjadi dampak samping yang
merugikan. Kadang-kadang virus yang digunakan untuk membasmi
kanker, dikenali oleh sistem pertahanan tubuh. Tubuh bereaksi dengan
memproduksi antibody. Jika virus bersangkutan semuanya dikalahkan
oleh antibody, artinya pengobatan kankernya gagal. Namun dalam
waktu bersamaan, juga terdapat keuntungan lain dari produksi antibody
ini. Yakni virusnya dapat dikendalikan, dengan hanya menghancurkan
sel kanker dan tidak berkembang secara liar.

Transduksi dan transkripsi


Untuk menjamin, bahwa sasaran yang dituju saja yang dihancurkan, dan
tidak menimbulkan kerusakan kolateral, para peneliti virotherapy
mengembangkan dua macam strategi. Yang pertama disebut transduksi
target dan yang kedua disebut transkripsi target. Transduksi target
adalah melakukan infeksi secara terarah. Dalam hal ini dengan
mengembangkan virus yang hanya menginfeksi sel kanker. Sementara
transkripsi target adalah mengaktifkan gen tertentu secara terarah.
Dalam hal ini, virus hanya dapat berkembang biak dalam sel tumor yang
mengandung gen tertentu saja. Metode transduksi target seringkali
dibutuhkan, karena beberapa jenis virus lebih mudah menyerang
jaringan sel sehat, bukannya jaringan sel kanker. Rekayasa transduksi
target amat rumit. Tapi secara sederhana mekanismenya dapat
digambarkan, seperti memasang stecker listrik ke lubang dudukannya.
Seperti diketahui, virus menyerang jaringan sel dengan mengkaitkan
dirinya pada reseptor tertentu. Ini diibaratkan sebagai stecker mencari
lubang dudukannya. Para ahli virotherapi membalik logikanya.
Sekarang bukan virus yang mengkaitkan diri, tapi protein sel tertentu
yang menangkap virusnya. Sekarang ibaratnya lubang dudukan yang
menangkap stecker. Dengan cara transduksi seperti itu, dipastikan hanya
sel kanker yang terinfeksi virus.

Seleksi protein atau antibody


Para ahli virotherapy merekayasa adaptor molekul penangkap virus ini,
dengan memilah secara teliti antibody atau molekul lainnya yang cocok
untuk tujuan itu., Adaptor penangkap virus ini dipilih yang secara
selektif, dan bereaksi pada protein khusus yang cuma ada pada sel
kanker. Dengan cara itu, virus direkayasa hanya akan menyerang sel
kanker, tapi tidak menyerang sel sehat di sekitar kanker. Virus yang

Anda mungkin juga menyukai