Telur cacing ini memiliki empat bentuk, yaitu tipe dibuahi (fertrilized), tidak
dibuahi (afertilized), matang, dan dekortikasi. Telur yang dibuahi berukuran
60 x 45 mikron dengan dua lapis dinding tebal. Lapisan luar terdiri dari
jaringan albuminoid, sedangkan lapisan dalam jernih. Isi telur berupa massa
sel telur. Sel telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang
daripada tipe yang dibuahi ukurannya 90 x 40 mikron, dengan dinding luar
yang lebih tipis. Isi telur berupa massa granula refraktil. Telur matang berisi
larva (embrio), tipe ini menjadi infelatif setelah berada di tanah 3 minggu.
Telur yang dekortikasi tidak dibuahi, namun lapisan luar yaitu albuminoid
sudah hilang.
Cacing betina menghasilkan 200 ribu butir per hari. Telur Ascaris
lumbricoides berkembang dengan baik pada tanah liat dengan kelembaban
tinggi pada suhu 25-30 C. Pada kondisi ini, telur tumbuh menjadi bentuk
infektif (mengandung larva) dalam waktu 2-3 minggu. Telur yang infektif bila
tertelan manusia akan menetas menjadi larva di usus halus. Larva
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limpa,
kemudian terbawa oleh darah sampai ke jantung dan menuju paru-paru.
Larva di paru-paru menembus dinding alveolus dan masuk ke rongga
alveolus dan naik ke trakea. Dari trakea larva menuju ke faring dan
menimbulkan iritasi. Penderita akan batuk karena rangsangan larva ini. Larva
di faring tertelan dan terbawa ke esofagus, sampai di usus halus, dan
menjadi dewasa. Dari telur matang yang tertelan sampai menjadi cacing
dewasa membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan.
Gejala Askariasis
Diagnosis Askariasis
Pada fase migrasi larva, diagnosis dapat dibuat dengan menemukan larva
dalam spudium atau bilas lambung. Selama fase intestinal, diagnosis
dilakukan dengan menemukan telur dan cacing dewasa dalam tinja.
Epidemiologi Askariasis
Pencegahan Askariasis
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
1.1 Pengertian
Telur cacing ini sering ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile
(dibuahi) dan telur yang infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum
berkembang biasanya tidak memiliki rongga udara, tetapi yang telah
mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. Pada telur fertile
yang telah mengalami pematangan kadangkala mengalami pengelupasan
dinding telur yang paling luar sehingga penampakan telurny tidak lagi
berbenjol-benjol kasar melainkan tampak halus. Telur yang telah mengalami
pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut sering dikatakan telah
mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan
yang paling luar.
Telur infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma
yang mati sehingga tampak lebih transparan.
Pada stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Biasanya jenis betina memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan
jantan. Pada bagian kepala (anterior) terdapat 3 buah bibir yang memiliki
sensor papillae, satu pada mediodorsal dan 2 buah pada ventrolateral.
Diantara 3 bibir tersebut terdapat bucal cavity yang berbentuk trianguler
dan berfungsi sebagai mulut. Jenis kelamin jantan memiliki ukuran panjang
berkisar antara 10 30 cm sedangkan diameternya antara 2 4 mm. Pada
bagian posterior ekornya melingkar ke arah ventral dan memiliki 2 buah
spikula. Sedangkan jenis kelamin betina panjang badannya berkisar antara
20 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 6 mm. Bagian ekornya relatif
lurus dan runcing.
6.1 Diagnosa
Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan telur
cacing dewasa pada feses. Metode-metode yang digunakan dalam
pemeriksaan feses ada dua cara, yaitu dengan metode langsung (dengan
kaca prnutup ataupun tidak dengan kaca penutup) dan meetode tidak
langsung (dengan cara sedimentasi atau sentrifuge, cara flotasi dengan NaCl
jenuh).
Salah satu metode pemeriksaan telur cacing selain dengan pemeriksaan
tinja yang diagnosis, dapat pula dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik
melalui mulut (berupa muntahan) ataupun kotoran atau tinja.
7.1 Pengobatan
Pengobatan tradisional
B. Saran