Anda di halaman 1dari 20

TITRASI ASAM BASA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis berasal dari bahasa latin yaitu analisys yang berarti
melepaskan. Secara umum analisis dapat diartikan usaha pemisahan
satu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen
penyusunnya sehingga dapat diketahui lebih lanjut. Analisis juga dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif adalah analisa yang menyangkut identifikasi zat, yaitu
unsur atau senyawa apa yang ada didalam suatu sampel contoh.
Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisa mengenai penentuan
berapa zat tertentu dalam suatu contoh. Zat yang ditentukan sering
disebut sebagai zat yang diinginkan atau analit (Sunarya, 2010 h. 84).
Pada percobaan ini kita akan melakukan metode analisis secara
kuantitatif. Analisis volumetri merupakan bagian dari analisis secara
kuantitatif. Volumetri adalah analisa yang didasarkan pada pengukuran
volume dalam pelaksanaan analisanya. Analisis volumetri juga disebut
titrimetri karena proses analisanya berupa titrasi dimana larutan standar
(pereaksi) sebagi titran yang ditempatkan dalam buret yang digunakan
untuk menitrasi larutan yang akan ditentukan jumlah analitnya. Titran
adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Analisis titrimetri didasarkan pada reaksi kimia antar komponen analit
dengan titiran (Sunarya, 2010 h. 85).
Dalam titrasi asam basa dikenal 2 metode yaitu asidimetri dan
alkalimetri. Asidimetri yaitu apabila digunakan lartan baku asam sebagai
titrannya, sedangkan alkalimetri apabila digunakan larutan baku basa
sebagai titrannya (Sunarya, 2010 h. 85).
Manfaat titrasi asam basa dalam dunia farmasi adalah apabila ada
senyawa obat yang bersifat asam ataupun basa ingin diketahui
konsentrasinya, maka dapat digunakan metode titrasi asam basa
(Sujono, 2010 h. 74).

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

1.2 Maksud Percobaan


Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengetahui dan
memahami cara menentukan kadar suatu larutan asam dan basa dalam
metode asidimetri dan alkalimetri.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar
assam salisilat dengan menggunakan metode alkalimetri dan
menentukan kadar Natrium karbonat (Na 2CO3) dengan menggunakan
metode asidimetri.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat
didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan latutan
tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi
dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga mencapai titik
stoikiometri atau titik setara. Ada beberapa macam titrasi bergantung
pada jenis reaksinya seperti titrasi asam basa, titrasi argonometri, titrasi
iodometri. Dalam titrasi asam basa, zat-zat yang bereaksi umumnya tidak
berwarna sehingga anda tidak tau kapan titik stoikiometri tercapai.
Misalnya larutan HCl dan larutan NaOH, keduanya tidak berwarna dan
setelah bereaksi, larutan NaCl yang terbentuk juga tidak berwarna
(Cairns, 2008 hal. 168).
Jika OH- (basa) ditambahkan ke dalam larutan H+ berkurang dan
posisi kesetimbangan bergeser ke kiri. Ini berarti ion OH- ditambahkan
terus, terbentuk ion yang dominan dan larutan berwarna merah jambu.
Dalam melakukan titrasi, larutan yang akan dititrasi, disebut titrat
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer (biasanya larutan asam),
sedangkan larutan penetrasi disebut titran (biasanya larutan basa)
dimasukkan kedalam buret. Titran dituangkan dari buret tetes demi tetes
ke dalam larutan titrat sampai titik stoikiometri tercapai. Oleh karena
kemampuan mata kita terbatas dalam mengamati warna larutan maka
menggunakan indicator dalam titrasi asam basa selalu mengandung
resiko kesalahan. Jika indicator pp digunakan pada titrasi HCl dan NaOH
maka pada saat titik setara mencapai (ph=7) indicator pp belum berubah
warna dan akan berubah warna ketika ph 8. Jadi jika kesalahan titrasi
yang tidak dapat dihindari sehingga pada waktu anda menghentiksn
titrasi (titik akhir titrasi) ditandai dengan warna merah jambu (Cairns,
2008 hal.170).
Walaupun zat-zat dengan sifat asam dan basa telah dikenal
selama ratusan tahun, perlakuan keseimbangan asam-basa kuantitatif

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

baru dilakukan setelah 1887, sejak Arrhenius mempresentasikan teori


tentang penguraian elektrolit. Dalam larutan berair, menurut arhenius,
asam terurai menjadi ion ion hydrogen dan anion dan basa terurai
menjadi ion-ion hidroksida dan kation. Di tahun 1923, bronsted
mempresentasikan suatu pandangan baru tentang perilaku asam-basa
yang mempertahankan kebenaran perlakuan kesetimbangan Arrhenius
tetapi secara konseptuallebih luas dan memberikan informasi yang jauh
lebih banyak. Dalam pengertian bronstet, asam adalah segalah suatu zat
yang dapat memberikan proton dan basa adalah zat yang dapat
menerima proton. Ion hidroksida, pastinya adalah suatu akseptor proton
dank arena itu merupakan basa yang dapat mempertunjukkan perilaku
dasar. Ketika suatu asam menghasilkan proton, spesies yang
kekurangan harus mempunyai sedikit afinitas proton,sehingga
merupakan basa. Jadi, dalam perlakuan bronsted kita menemui
pasangan asam basa konjugat (muchtaridi, 2006 hal.126-127).
Jika dilarutkan dalam air larutan elektrolit kuat akan terionisasi
sempurna sehingga derajat ionisasinya adalah 1, elektrolit lemah akan
terionisasi sebagian, sedangkan non elektrolit tidak terionisasi. Larutan
asam basa termasuk larutan elektrolit karena jika dilarutkan dalam air
akan mengalami reaksi ionisasi. Oleh karena termasuk larutan elektrolit,
larutan asam basa dapat dikelompokkan menjadi asam kuat dan basa
kuat (terionisasi sempurna) serta asam lemah dan basa lemah (teionisasi
sebagian). Jadi kukuatan asam basa dapat dinyatakan dengan derajat
ionisasi. Jadi asam kuat seperti HBr+ molekulnya terurai sebagian besar
atau seluruhnyamenjadi ion H+ dan Br+ begitu juga dengan basa pekat
KOH molekulnya terurai sebagian besar atau seluruhnya menjadi ion H+
(James, 2008 hal.183).
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan
akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam
maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.
Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya merupakan titik
ekuivalen. Pada kedua jenis titrasi diatas, dapat digunakan dengan
indikator yang sejenis yaitu fenoftalen (PP). Hal tersebut dilakukan
karena jika menggunakan indikator yang lain, misalny TB, MG atau yang
lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen (Sudjadi, 2007
hal.75).
Teori asam basa yang dikemukakan oleh johanes N. bronsted dan
tomas M.Lowry. pada 1923 dua ilmuwan yang bekerja secara terpisah ini
mengemukakan teori yang sama mengenai asam dan basa. Menurut
brownted lowry asam dalah suatu zat yang dapat memberikan proton
(donor ion H+) sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima
proton (akseptor ion H+) berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan
bahwa jika terdapat zat yang berifat asam, harus terdapat zat yang basa).
Demikian pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan unkapan member
proton yang memiliki pengertian tidak mungkin terjadi peristiwa
memberikan proton jika tidak ada zat yang lain akan menerima proton
tersebut. Teori asam basa terus berkembang pada 1923, G,N.Lewis
seorang ahli kimia amerika serikat mengemukakan teori asam basanya.
Menurut lewis asam adalah pertikel (ion atau molekul) yang dapat
bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan electron, sedangkan
basa adalah pertikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai
pemberi (donor) pasangan electron. Reaksi asam basa menerut teori
lewis dengan transfer pasangan electron yang terjadi pada ikatan kovalen
koordinasi (Sutresna, 2007 hal.196-200).
Kesetimbangan asam-basa merupakan sutu topik yang sangat
penting dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia,
seperti biologi, kedokteran, dan pertanian. Titrasi yang melibatkan asam
dan basa digunakan secara luas dalam pengendalian analitik banyak
produk komersial, dan penguraian asam dan basa mempunyai pengaruh

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

yang pentingatas proses-proses metabolism dalam sel hidup.


Kesetimbangan asam-basa, yang dibahas dalam kuliah-kuliah kimia
analitik, menawarkan mahasiswa yang tidak berpengalaman suatu
kesempatan untuk memperluas pemahaman ini pada berbagai macam
masalah (Underwood 2002, h.126).
Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat
jumlah mol ion OH- yang ditambahkan kelarutan sampai dengan jumlah
mol ion H+ yang semula ada. Jadi, untuk menentukan titik ekuivalen
dalam suatu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat beberapa volume
basa yang ditambahkan dari buret keasam dalam labu. Salah satu cara
untuk mencapai tujuan ini ialah dengan menambahkan beberapa tetes
indicator asam-basa kelarutan asam atau basa organic lemah yang
menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi
dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berkaitan dengan pH larutan
yang melarutkan indicator tersebut. Sedangkan titik akhir titrasi terjadi
bila indicator berubah warna. Namun, tidak semua indicator berubah
warna pada pH yang sama, jadi pilihan indicator untuk titrasi tertentu
bergantung pada sifat asam dan basa yang digunakan dalam titrasi
(dengan kata lain, apakah mereka kuat atau lemah). Dengan memilih
indicator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan titik akhir untuk
menentukan titik ekuialen (Chang 2005, h. 142).
Titrimetri, di mana kita mengukur volume reagen bereaksi
stoikiometri dengan analit, pertama kali muncul sebagai metode analisis
pada awal abad kedelapan belas. Tidak seperti gravimetri, titrimetri
awalnya tidak menerima penerimaan luas sebagai teknik analitis (Harvey,
2000 hal. 273).
Metode titrimetrik diklasifikasikan menjadi empat kelompok
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat. Kelompok-kelompok ini adalah
asam-basa titrasi, di mana sebuah titran asam atau basa bereaksi
dengan analit yang merupakan dasar atau asam; titrasi kompleksometri

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

yang melibatkan reaksi kompleksasi logam-ligan; titrasi redoks, di mana


titran adalah oksidasi atau mengurangi agen; dan titrasipengendapan,
dimana analit dan titran bereaksi membentuk endapan (Harvey, 2000 hal.
274).
Untuk titrasi untuk menjadi akurat kita harus menambahkan
sejumlah stoikiometri setara titran untuk larutan yang mengandung analit.
Kita sebut campuran stoikiometri ini titik ekivalen.Sayangnya, di sebagian
besar titrasi biasanya kita tidak memiliki indikasi jelas bahwa titik ekivalen
telah tercapai. Sebaliknya, kita berhenti menambahkan titran ketika kita
mencapai titik akhir. Sering titik akhir ini menunjukkan dengan perubahan
warna zat ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung analit.
Substansi seperti dikenal sebagai indikator. Perbedaan antara volume
titik akhir dan volume titik ekivalen adalah kesalahan metode
menentukan, sering disebut kesalahan titrasi. Jika titik akhir dan
kesetaraan volume titik bertepatan erat, maka kesalahan titrasi tidak
signifikan dan dapat diabaikan dengan aman. Jelas, memilih titik akhir
yang tepat adalah penting jika metode titrimetri adalah untuk memberikan
hasil yang akurat (Harvey, 2000 hal. 274).
Titrimetri, di mana kita mengukur volume reagen bereaksi
stoikiometri dengan analit, pertama kali muncul sebagai metode analisis
pada awal abad kedelapan belas. Tidak seperti gravimetri, titrimetri
awalnya tidak menerima penerimaan luas sebagai teknik analitis (Harvey,
2000 hal. 273).
Metode titrimetrik diklasifikasikan menjadi empat kelompok
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat. Kelompok-kelompok ini adalah
asam-basa titrasi, di mana sebuah titran asam atau basa bereaksi
dengan analit yang merupakan dasar atau asam; titrasi kompleksometri
yang melibatkan reaksi kompleksasi logam-ligan; titrasi redoks, di mana
titran adalah oksidasi atau mengurangi agen; dan titrasi pengendapan,

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

dimana analit dan titran bereaksi membentuk endapan (Harvey, 2000 hal.
274).
Untuk titrasi untuk menjadi akurat kita harus menambahkan
sejumlah stoikiometri setara titran untuk larutan yang mengandung analit.
Kita sebut campuran stoikiometri ini titik ekivalen. Sayangnya, di
sebagian besar titrasi biasanya kita tidak memiliki indikasi jelas bahwa
titik ekivalen telah tercapai. Sebaliknya, kita berhenti menambahkan titran
ketika kita mencapai titik akhir. Sering titik akhir ini menunjukkan dengan
perubahan warna zat ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung
analit. Substansi seperti dikenal sebagai indikator. Perbedaan antara
volume titik akhir dan volume titik ekivalen adalah kesalahan metode
menentukan, sering disebut kesalahan titrasi. Jika titik akhir dan
kesetaraan volume titik bertepatan erat, maka kesalahan titrasi tidak
signifikan dan dapat diabaikan dengan aman. Jelas, memilih titik akhir
yang tepat adalah penting jika metode titrimetri adalah untuk memberikan
hasil yang akurat (Harvey, 2000 hal. 274).

2.2 Uraian Bahan


1. Asam klorida (Ditjen POM, 1979 h. 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Sinonim : asam klorida
Berat molekul : 36,46
Rumus molekul : HCl

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

Rumus struktur : H-Cl


Pemerian : Cairan tidak bewarna, berasap, bau
merangsang, jika di encerkan dengan dua
bagian volume air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol 45%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Asam salisilat (Ditjen POM, 1995 h. 51)


Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Sinonim : Asam salisilat
Berat molekul : 138,12
Rumus molekul : C7H6O3
Pemerian : Hablur putih, biasanya berbentuk jarum
..halus atau serbuk hablur putih, rasa agak
..manis, tajam, dan stabil diudara
Kelarutan : Larut dalam etanol dan eter, sukar larut
...................................................dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Natrium Karbonat (Ditjen POM, 1979 h. 400)


Nama resmi : NATRII CARBONAS
Sinonim : Natrium karbonat
Berat molekul : 124,00
Rumus molekul : Na2CO3
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, atau hablur serbuk
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut
..dalam air mendidih

4. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 h. 421)


Nama resmi : NATRII HIDROXYDUM
Sinonim : Natrium Hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Rumus struktur : Na - OH
Berat molekul : 40,00

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur,


atau keping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur putih,
mudah meleleh, dan basah.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)


A. Asidimetri : Penentuan Kadar Luminal-Natrium
1. Ditimbang saksama 500 mg zat uji
2. Dilarutkan dalam Erlenmeyer dengan 30 mL etanol netral, dan
tambahkan 15 mL air.
3. Ditambahkan 3 tetes indicator pp
4. Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna.
Tiap 1 mL HCl 0,1 N setara dengan 25, 40 mg luminal-natrium.
B. Alkalimetri : Penentuan kadar asam salisilat
1. Ditimbang saksama 400 mg zat uji
2. Dilarutkan dalam Erlenmeyer dengan 10 mL etanol netral
3. Ditambahkan 3 tetes indicator pp

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

4. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna


merah muda.
Tiap mL NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg asam salisilat.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan yaitu buret, corong, erlenmeyer, gelas
kimia dan labu takar.

3.2 Bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan yaitu asam klorida, asam salisilat,
etanol netral, indikator metil jingga, indikator penoftalin, natrium karbonat,
dan natrium hidroksida.
3.3 Cara Kerja
A. Asidimetri : Penentuan Kadar Luminal-Natrium
1. Ditimbang seksama 250 mg natrium karbonat
2. Dilarutkan dengan 5 ml aquadest dalam erlenmeyer
3. Ditetesi dengan 3 tetes indikator metil jingga
4. Dititrasi dengan larutan baku HCl 0,145
5. Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat hasil.
B. Alkalimetri : Penentuan kadar asam salisilat
1. Ditimbang saksama 100 mg asam salisilat
2. Diencerkan dengan 2,5 ml etanol netral dalam erlenmeyer
3. Ditetesi dengan 3 tetes indikator penoftalin
4. Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,093
5. Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat hasil.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
1. Tabel pengamatan

Alkalimetri
Sampel Berat Volume % kadar Warna
sampel NaOH 0,1 n
Asam 107 mg 8,3 ml 99,625 % Bening ke
salisilat merah
muda
Asidimetri
Sampel Berat Voulume % Kadar Warna
Sampel HCl 0,1 N
Natrium 253 mg 28,8 ml 138,6 % Kuning ke
bikarbonat merah
muda

2. Perhitungan
A. Asidimetri
Dik : V. Titran = 28,8 ml
: Berat setara = 8,4
: Berat sampel = 253 mg
:N = 0,145
: FK = 0,1
Dit: % kadar =?
Penyelesaian
volume titran. N . BST
% kadar = Berat sampel . FK x 100%

28,8. 0,145. 8,4


= 253.0,1 x 100%

35,0784
= 25,3 x 100%

= 1,38649802 x 100 %
= 138,64 %
Jadi, % kadar natrium karbonat dalam percobaan asidimetri
adalah 138,64 %.
B. Alkalimetri
Dik : V. Titran = 8,3 ml
: Berat setara = 13,81

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

: Berat sampel = 107 mg


:N = 0,093
: FK = 0,1
Dit: % kadar =?
Penyelesaian
volume titran. N . BST
% kadar = Berat sampel . FK x 100%

8,3.0,093. 13,81
= 107. 0,1 x 100%

10,659939
= 10,7 x 100%

= 0,99625598 x 100 %
= 99,6 %
Jadi, % kadar asam salisilat dalam percobaan alkalimetri adalah
99,6 %

4.3 Pembahasan
Netralisasi berasal dari kata netral, artinya tidak memihak. Adapun
dalam analisis titrimetri (volumetri), netralisasi adalah salah satu metode
analisis titrimetri yang didasari oleh reaksi antara asam dan basa
menghasilkan garam dan air. Reaksi netralisasi merupakan reaksi
dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk
menghasilkan garam dan air. Natrium klorida cair yang dihasilkan dalam
reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik yang
terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Sebuah garam pada
dasarnya adalah setiap senyawa ionik yang bukan merupakan asam atau
basa.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu


zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di
dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Sedangkan pada percobaan kali ini hanya akan dibahas tentang titrasi
asam basa. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant
dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan
didalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.Titrasi
asam basa disebut juga titrasi asidi-alkalimetri. Kadar atau konsentrasi
asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan
teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif
untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan
yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia
ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna
indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan
berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik
untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang
kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen
adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai
perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya
perubahan warna indikator.
Dalam praktikum ini, pada percobaan metode asidimetri sampel
yang dititrasi adalah Natrium Karbonat (Na 2CO3) dengan menggunakan
larutan baku asam klorida (HCl) 0,145 N. Hal ini disebabkan karena
Natrium karbonat bersifat basa sehingga titran yang digunakan adalah

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

larutan baku asam. Sedangkan pada percobaan metode alkalimetri


sampel yang dititrasi adalah Asam salisilat (C 7H6O3) dengan
menggunakan larutan baku Natrium Hidroksida (NaOH) 0,093 N. Hal ini
disebabkan karena asam salisilat bersifat asam, sehingga titran yang
digunakan adalah larutan baku yang bersifat basa.
Pada saat melakukan titrasi metode asidimetri larutan sampel
(Na2CO3) dilarutkan dengan aquadest. Indikator yang digunakan adalah
indikator metil jingga. Hasil titrasi adalah terjadinya perubahan warna dari
bening menjadi merah muda. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari
indikator sebagai larutan penunjuk dari titrasi. Volume titran yang
didapatkan adalah 28,8 ml.
Pada saat melakukan titrasi dengan metode alkalimetri sampel
asam salisilat dilarutkan dengan etanol netral dan indikator yang
digunakan adalah indikator PP. Sampel tersebut dititrasi hingga terjadi
perubahan warna. Hal ini juga disebabkan oleh indikator sebagai larutan
penunjuk dari titrasi. Volume titran yang di dapatkan dalam metode
alkalimetri ini adalah 8,3 ml.
Untuk menghitung % kadar terlebih dahulu diperhatikan faktor
koreksinya berdasarkan berat setara sampel. Alasan penggunaan
indicator adalah pada saat dilakukan proses penitrasian pH yang ada
menunjukkan perubahan warna larutan seperti pada trayek pH. Alasan
digunakan etanol netral adalah karena jika menggunakan etanol biasa
masih terkandung za-zat cair lain yang tidak murni, etanol netral juga
lebih mudah menitrasi larutan pada metode alkalimetri.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Penentuan kadar natrium karbonat dalam metode asidimetri % kadar
yang didapatkan adalah 138,64 %.
2. Penentuan kadar asam salisilat dalam metode alkalimetri % kadar
yang didapatkan adalah 99,6 %.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya alat dan bahan sebelum digunakan
diperiksa dahulu kelayakan dan kemurniannya karena dapat
mempengaruhi hasil akhir dan pada saat asistensi materi, diharapkan
asisten tidak terlalu cepat untuk menjelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

Anonim., 2017. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Makassar : Fakultas

Farmasi UMI.

Cairns, D., 2008, Intisari Kimia Farmasi, EGC : Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI

Ditjen POM. 1995 Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Chang, R., 2005. Kimia Dasar Jilid II edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.

Harvey, D., 2000, Modern Analitycal Chemistry, The McGraw-Hill Companies,

United States of America.

James, J., 2008, Prinsip sains untuk keperawatan, Erlangga : Jakarta.

Muchtadi, S, J., 2006, Kimia 2, UI Press : Jakarta.

Sudjadi., 2007, Kimia farmasi analisis, Pustaka pelajar : Jakarta.

Sujono., 2010. Sistem Pengukur Molaritas Larutan dengan Metode Titrasi

Asam Basa Berbasis Komputer. Universitas Budi Luhur:

Surabaya.

Sutresna, N., 2007, Cerdas Belajar Kimia, Balai Pustaka : Jakarta.

Sunarya, Y., 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.

Underwood., 2002. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga.

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

LAMPIRAN

SKEMA KERJA ASIDIMETRI


Ditimbang 250 mg Natrium karbonat

Dilarutkan dengan 5 ml aquadest dalam erlenmeyer

Diteteskan dengan 3 tetes indikator metil jingga

Dititrasi dengan larutan baku HCl 0,145

Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat hasil

SKEMA KERJA ALKALIMETRI


Ditimbang 100 mg asam salisilat

Diencerkan dengan 2,5 ml etanol netral dalam erlenmeyer

Diteteskan dengan 3 tetes indikator PP

Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,093

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076
TITRASI ASAM BASA

Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat hasil

MUHAMMAD ZHARI. S NAQLI AKBAR S.Farm


15020160076

Anda mungkin juga menyukai