BAB I PENDAHULUAN
pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.
Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya merupakan titik
ekuivalen. Pada kedua jenis titrasi diatas, dapat digunakan dengan
indikator yang sejenis yaitu fenoftalen (PP). Hal tersebut dilakukan
karena jika menggunakan indikator yang lain, misalny TB, MG atau yang
lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen (Sudjadi, 2007
hal.75).
Teori asam basa yang dikemukakan oleh johanes N. bronsted dan
tomas M.Lowry. pada 1923 dua ilmuwan yang bekerja secara terpisah ini
mengemukakan teori yang sama mengenai asam dan basa. Menurut
brownted lowry asam dalah suatu zat yang dapat memberikan proton
(donor ion H+) sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima
proton (akseptor ion H+) berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan
bahwa jika terdapat zat yang berifat asam, harus terdapat zat yang basa).
Demikian pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan unkapan member
proton yang memiliki pengertian tidak mungkin terjadi peristiwa
memberikan proton jika tidak ada zat yang lain akan menerima proton
tersebut. Teori asam basa terus berkembang pada 1923, G,N.Lewis
seorang ahli kimia amerika serikat mengemukakan teori asam basanya.
Menurut lewis asam adalah pertikel (ion atau molekul) yang dapat
bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan electron, sedangkan
basa adalah pertikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai
pemberi (donor) pasangan electron. Reaksi asam basa menerut teori
lewis dengan transfer pasangan electron yang terjadi pada ikatan kovalen
koordinasi (Sutresna, 2007 hal.196-200).
Kesetimbangan asam-basa merupakan sutu topik yang sangat
penting dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia,
seperti biologi, kedokteran, dan pertanian. Titrasi yang melibatkan asam
dan basa digunakan secara luas dalam pengendalian analitik banyak
produk komersial, dan penguraian asam dan basa mempunyai pengaruh
dimana analit dan titran bereaksi membentuk endapan (Harvey, 2000 hal.
274).
Untuk titrasi untuk menjadi akurat kita harus menambahkan
sejumlah stoikiometri setara titran untuk larutan yang mengandung analit.
Kita sebut campuran stoikiometri ini titik ekivalen. Sayangnya, di
sebagian besar titrasi biasanya kita tidak memiliki indikasi jelas bahwa
titik ekivalen telah tercapai. Sebaliknya, kita berhenti menambahkan titran
ketika kita mencapai titik akhir. Sering titik akhir ini menunjukkan dengan
perubahan warna zat ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung
analit. Substansi seperti dikenal sebagai indikator. Perbedaan antara
volume titik akhir dan volume titik ekivalen adalah kesalahan metode
menentukan, sering disebut kesalahan titrasi. Jika titik akhir dan
kesetaraan volume titik bertepatan erat, maka kesalahan titrasi tidak
signifikan dan dapat diabaikan dengan aman. Jelas, memilih titik akhir
yang tepat adalah penting jika metode titrimetri adalah untuk memberikan
hasil yang akurat (Harvey, 2000 hal. 274).
Alkalimetri
Sampel Berat Volume % kadar Warna
sampel NaOH 0,1 n
Asam 107 mg 8,3 ml 99,625 % Bening ke
salisilat merah
muda
Asidimetri
Sampel Berat Voulume % Kadar Warna
Sampel HCl 0,1 N
Natrium 253 mg 28,8 ml 138,6 % Kuning ke
bikarbonat merah
muda
2. Perhitungan
A. Asidimetri
Dik : V. Titran = 28,8 ml
: Berat setara = 8,4
: Berat sampel = 253 mg
:N = 0,145
: FK = 0,1
Dit: % kadar =?
Penyelesaian
volume titran. N . BST
% kadar = Berat sampel . FK x 100%
35,0784
= 25,3 x 100%
= 1,38649802 x 100 %
= 138,64 %
Jadi, % kadar natrium karbonat dalam percobaan asidimetri
adalah 138,64 %.
B. Alkalimetri
Dik : V. Titran = 8,3 ml
: Berat setara = 13,81
8,3.0,093. 13,81
= 107. 0,1 x 100%
10,659939
= 10,7 x 100%
= 0,99625598 x 100 %
= 99,6 %
Jadi, % kadar asam salisilat dalam percobaan alkalimetri adalah
99,6 %
4.3 Pembahasan
Netralisasi berasal dari kata netral, artinya tidak memihak. Adapun
dalam analisis titrimetri (volumetri), netralisasi adalah salah satu metode
analisis titrimetri yang didasari oleh reaksi antara asam dan basa
menghasilkan garam dan air. Reaksi netralisasi merupakan reaksi
dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk
menghasilkan garam dan air. Natrium klorida cair yang dihasilkan dalam
reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik yang
terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Sebuah garam pada
dasarnya adalah setiap senyawa ionik yang bukan merupakan asam atau
basa.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Penentuan kadar natrium karbonat dalam metode asidimetri % kadar
yang didapatkan adalah 138,64 %.
2. Penentuan kadar asam salisilat dalam metode alkalimetri % kadar
yang didapatkan adalah 99,6 %.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya alat dan bahan sebelum digunakan
diperiksa dahulu kelayakan dan kemurniannya karena dapat
mempengaruhi hasil akhir dan pada saat asistensi materi, diharapkan
asisten tidak terlalu cepat untuk menjelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Farmasi UMI.
Chang, R., 2005. Kimia Dasar Jilid II edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Surabaya.
LAMPIRAN