Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa kristalina yang

disebabkan hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Banyak hal yang

dapat menyebabkan terjadinya proses diatas antara lain proses penuaan, mutasi,

imunitas, trauma dan berbagai penyakit seperti diabetes mellitus. Istilah katarak

berasal dari kata Yunani Kataraso yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia

disebut bular yang berarti penglihatan seperti air terjun. 1,2,3

Berdasarkan usia terjadinya, katarak sendiri diklasifikasikan menjadi tiga

bagian, yaitu katarak kongenital, katarak juvenil, dan katarak senilis. Katarak

kongenital ialah katarak yang terjadi pada usia dibawah 1 tahun. Katarak juvenil

ialah katarak yang terjadi pada usia diatas 1 tahun. Sedangkan katarak senilis ialah

katarak yang terjadi pada usia diatas 50 tahun.

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada usia di atas 50

tahun. Hal ini terjadi dikarenakan suatu perubahan degenerasi dari lensa atau

karena proses penuaan. Katarak senilis masih menjadi penyebab kebutaan utama

diseluruh dunia., dimana angka rata-rata operasi katarak di Indonesia adalah 468

per juta penduduk per tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi

nasional kebutaan di Indonesia yakni sebesar 0,9% dengan penyebab utama

adalah katarak, disusul glaukoma, gangguan refraksi, penyakit mata degeneratif,

dan penyakit mata lainnya. Dengan bertambahnya usia harapan hidup dan

populasi usia lanjut, diperkirakan angka kejadian kasus katarak akan terus

meningkat. Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium :

stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur.1,4


Manifestasi klinis pada katarak senilis pada umumnya berupa penurunan

ketajaman penglihatan (visus) yang dapat terjadi secara cepat ataupun perlahan-

lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan adalah melihat bintik-bintik hitam

pada lapangan pandang, melihat dua atau lebih bayangan (diplopia atau poliopia).

Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik Mata

dan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan opthalmoskop.1,3,5

Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa

dan berdasarkan stadium. Tindakan pembedahan merupakan satu-satunya

pertolongan untuk mencegah kebutaan oleh karena katarak senilis tidak dapat

dicegah timbulnya dan tidak berkurang dengan perbaikan gizi, hygiene maupun

sanitasi. Teknik Pembedahan terbagi atas ekstraksi katarak ekstra kapsuler

(EKEK) dan ekstrasi katarak intra kapsuler (EKIK).1,3,6

Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus penderita katarak senilis stadium

matur ODS di poliklinik bagian mata RSUP Manado.


DAFTAR PUSTAKA

1. 1. Ilyas S, Katarak, Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 5


FKUI, Jakarta. 2014.
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Jogjakarta: Universitas Gajah
Mada. 2007.
3. Bobrow JC, Mark HB, David B et al. Section 11: Lens and Cataract.
Singapore : American Academy of Ophthalmology. 2008.
4. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Jakarta: 2007.
5. Bukuorange
6. The Royal College of Ophthalmologists. Cataract Surgery Guidelines.
Scientific Department The Royal College of Ophthalmologists. 17
Cornwall Terrace Regents Park London. 2010
7.

Anda mungkin juga menyukai