Anda di halaman 1dari 18

1.

Judul Penelitian
Rancang Bangun Antena Mikrostrip Dengan Bahan Yang Berbeda Pada Aplikasi
Ultra Wideband (UWB).

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian berkisar pada materi dibawah ini :
1. Antena dan propagasi
2. Elektromagnetika
3. Saluran Transmisi

3. Tujuan
Pada proposal proyek akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut :
Merancang antena mikrostrip circular yang bekerja pada frekuensi 3.2 GHz pada
aplikasi Ultra Wideband (UWB).
Mengetahui pengaruh perubahan substrate terhadap perubahan karakteristik
antena yang dihasilkan
Mensimulasikan menggunakan CST Microwave 2014.
Membuat beberapa prototype antena mikrostrip hasil dari simulasi.
Mengukur karakteristik antena mikrostrip yang telah dibuat dan membandingkan
dengan hasil simulasi.

4. Latar Belakang
Majunya perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi khususnya teknologi
tanpa kabel (wireless) menyebabkan para perancang antena agar merancang suatu antena
yang dapat mendukung teknologi tersebut. Pada dasarnya antena memiliki banyak jenis,
dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang sangat kompleks, dimana pada setiap
jenisnya memiliki karakteristik masing-masing. Kegunaan antena telah banyak diterapkan
untuk kepentingan telekomunikasi. Salah satu antena yang sangat pesat perkembangannya
di dalam dunia telekomunikasi adalah antena mikrostrip.
Antena mikrostrip sebagai salah satu perangkat komunikasi yang memiliki dimensi kecil
dengan kemampuan meradiasi dan menerima sinyal secara baik. Untuk mendukung
perangkat teknologi Ultra Wideband, diperlukan suatau antena yang memiliki karakteristik
bandwidth yang sangat lebar. Teknologi Ultra Wideband yang akan digunakan pada antena
mikrostrip ini merupakan suatu teknologi yang dapat digunakan pada aplikasi jaringan
wireless dengan kecepatan data yang sangat tinggi. Antena mikrostrip ini bekerja pada
frekuensi 3.2 GHz. Diperlukan metode khusus untuk mereduksi ukuran antena. Agar
antena mikrostrip yang dihasilkan memiliki karakteristik yang optimal, maka perlu adanya
perubahan parameter pada antena seperti merubah jenis substrate pada antena. Setelah
dilakukan perubahan pada jenis substrate yang digunakan pada antena, maka akan
diketahui kerakteristik antena mikrostrip yang optimal untuk perangkat komunikasi.

5. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah


Masalah-masalah yang akan dibahas dalam proyek akhir ini :

Berapa frekuensi kerja yang digunakan pada antena ini ?


Bagaimana menentukan stuktur antena ?
Bagaimana menguji karakteristik antena mikrostrip circular 3.2 GHz ?
Bagaimana memilih bahan untuk mendapatkan karakteristik antena yang baik?

1
Batasan masalah pada proyek akhir ini :

Antena yang akan dirancang bekerja pada frekuensi 3.2 GHz.


Stuktur antena mikrostrip ini berbentuk circular atau lingkaran
Perancangan dilakukan dengan menggunakan software CST Microwave Studio
2014.
Jenis bahan yang digunakan adalah Fiberglass dan FR4

6. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini, dijelaskan beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa
pihak yang sejalan dengan penelitian ini sebagai referensi.

6.1 Penelitian Sebelumnya


Beberapa penelitian terkait antena mikrostrip ground plane yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah :

Adhi Mahendra [1] melakukan sebuah penelitian mengenai Perancangan Antena


Microstrip Bow-Tie Pada Aplikasi Ultra Wideband. Tujuan dari penelitian ini adalah
mensimulasikan perancanagan antenna mikrostrip bow-tie untuk aplikasi Ultra Wideband.
Analisa yang dilakukan pada simulasi akan diubah tiga parameter yaitu konstanta
dielektrik substrate, ketebalan substrate dan sudut patch dengan menggunakan range
frekuensi ultra wideband antara lain 3,1 GHz, 6,85 GHz, dan 10,6 GHz.

Erfan Achmad Dahlan, Dwi Fadila K, Robie Tawakal [14] melakukan sebuah
penelitian mengenai Rancang Bangun Antena Microstrip Circular Array Four Element
2,4 GHz Dengan Pola Radiasi Biderectional. Perancangan dan pembuatan antena
mikrostrip ini menggunakan substrate FR4 dengan elemen peradiasi berbentuk lingkaran
(circular) dengan slot yang disusun secara array dengan jymlah elemen peradiasi 4
elemen. Detachable antena akan digantikan dengan antena directional dengan pola radiasi
yang diharapkan mempunyai pola pada suatu bidang tertentu. Hal ini dikarenakan AP akan
difungsikan sebagai infrastructure mode, yang nantinya dapat berfungsi sebagai receiver
(client mode).

Ida Bagus Ngurah Wily Wiguna [15] melakukan sebuah penelitian mengenai
Perancangan Dan Pembuatan Antena Mikrostrip Circular Patch Array Empat Elemen
Dengan Konfigurasi Symmentry Parallel Feed Network Untuk Frekuensi Kerja 2.4 GHz.
Antena mikrostrip yang dirancang pada penelitian ini memiliki dimensi berupa bagian
peradiasi yang berbentuk circular atau lingkaran sejumlah empat elemen yang disusun
secara array dengan konfigurasi symmentry parallel feed network. Substrate yang
digunakan adalah FR4 dengan frekuensi kerja 2,4 GHz untuk pita frekuensi Wireless Local
Area Network.
Sedangkan pada penelitian proyek akhir ini yaitu melakukan perancangan antenna
mikrostrip circular untuk aplikasi ultra wideband pada frekuensi 3,2 GHz.

6.2 Teori yang Digunakan dalam Penelitian


Teori penunjang yang digunakan sebagai dasar penelitian ini meliputi :

2
6.2.1 Pengertian Antena
Antena merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memancarkan ataupun
menerima gelombang elektromagnetik ke atau dari udara. Dalam perencanaan antena,
harus mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya adalah arah radiasi yang
diinginkan, polarisasi yang dimiliki, frekuensi kerja dan lebar bidangnya (bandwith) [4].
Karena merupakan suatu perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus
mempunyai sifat yang sesuai dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan
dalam saluran transmisi.

Gambar 6.1 Sistem Antena

Pada antena microwave, pada frekuensi diatas 1 GHz penggunaan waveguide, antena
luasan, antena mikrostrip, dan antena cela akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan
antena berbahan kawat. Karena pada umumnya antena tersebut mempunyai sifat
pengarahan yang baik, gain yang relative tinggi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perancangan antena adalah sebagai
berikut:
bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
polarisasi yang dimiliki
frekuensi kerja
lebar band (bandwidth), dan
impedansi input yang dimiliki [16]

6.2.2 Antena Microstrip


Pada Gambar 6.2 memperlihatkan sebuah antena mikrostrip menggunakan satu
lapisan yang terdiri dari sebuah patch radiator dengan sebuah saluran transmisi mikrostrip
sebagai pencatu. Substrate merupakan media yang digunakan untuk mendesain antena,
dimana spesifikasi dan karakteristik sebuah substrate ditentukan oleh ketebalan material
( h ) dan nilai konstanta dielektrikum ( r ). Lebar saluran transmisi (w) menentukan
terhadap nilai impedansi karakteristik saluran. Dimensi patch digunakan sebagai radiasi
medan elektromagnetik yang dipancarkan.Untuk bidang sisi bawa material dijadikan
ground,dimana lapisan konduktor tidak dihilangkan[2]

3
Gambar 6.2 Stuktur Antena mikrostrip
Secara umum, antena mikrostrip terdiri atas 3 bagian,yaitu patch, substrate, dan
ground plane. Patch terletak di atas substrate, sementara ground plane terletak pada
bagian paling bawah.
Pada umumnya, patch terbuat dari logam konduktor seperti tembaga atau emas
dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk patch antena mikrostrip yang
sering dibuat, misalnya segi empat, segi tiga, lingkaran,dan lain-lain. Patch
berfungsi sebagai pemancar (radiator). Patch dan saluran pencatu biasanya terletak di
atas substrate.

Tabel 6.1 Nilai konstanta dielektrik beberapa bahan [18]

Bahan ( r )
Carbon (Diamond) 5.50
FR4 4.3
RT/duroid 5880 2.20
Fiberglass 4.882
Alumia 9.6 10
Arlon AR 320 3.2

Antena mikrostrip mempunyai nilai radiasi yang paling kuat terutama pada
daerah pinggiran di antara tepi patch. Untuk performa antena yang baik, biasanya
substrate dibuat tebal dengan konstanta dielektrik yang rendah. Hal ini akan
menghasilkan efisiensi dan radiasi yang lebih baik serta bandwidth yang lebih lebar,
namun akan menambah ukuran dari antena itu sendiri. Oleh sebab itu, kejelian dalam
menetapkan spesifikasi, ukuran, dan performa akan menghasilkan antena mikrostrip yang
mempunyai ukuran yang kompak dengan performa yang masih dalam batas toleransi.

Stuktur dasar antena mikrostrip :


a. Elemen peradiasi (patch)
Pada umumnya patch terbuat dari bahan konduktor seperti tembaga atau emas yang
mempunyai bentuk bermacam-macam. Bentuk patch ini bisa bermacam-macam, lingkaran,
persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun annular ring. Patch ini berfungsi untuk
meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Patch dan saluran pencatu biasanya
terletak diatas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (t << 0; t = ketebalan patch) [3].
Macam-macam bentuk patch antena mikrostrip ditunjukkan pada Gambar 6.3 [4].

4
Gambar 6.3 Bentuk-bentuk patch antena mikrostrip

b. Substrate dielectric
Substrate merupakan bagian yang membatasi elemen peradiasi dan
pertanahan. Bagian ini memiliki konstanta dielektrik (r), faktor disipasi dan ketebalan
(h) tertentu, ketiga nilai tersebut mempengaruhi frekuensi kerja, bandwidth dan efisiensi
antena yang akan dibuat. Ketebalan substrate jauh lebih besar dari ketebalan patch atau
elemen peradiasi. Semakin tebal substrate, maka bandwidth akan semakin
meningkat, tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan.

c. Ground Plane
Elemen pertanahan (ground) berfungsi sebagai pembumian bagi sistem antena
mikrostrip. Elemen pertanahan ini juga pada umumnya memiliki elemen yang sama
dengan elemen peradiasi, yaitu berupa lempengan tembaga [4]. Antena mikrostrip ini juga
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan antena lain, diantaranya [5]:

1. Ukuran antena yang compact dan fleksibel (kecil dan ringan)


2. Mudah difabrikasi dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
3. Secara mekanik lebih tahan terhadap permukaan yang keras.
4. Dapat dibuat untuk menghasilkan beberapa frekuensi kerja (multiband)
5. Patch dan matching network dapat difabrikasi langsung dengan struktur antena.

Tetapi, antena mikrostip juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:

1.Mempunyai gain yang rendah.


2.Mempunyai efisiensi yang rendah.
3.Mempunyai daya yang rendah.
4.Memiliki bandwidth yang sempit.
5.Dapat menimbulkan radiasi yang tidak diinginkan pada patch-nya.

6.2.3 Parameter Umum Antena Mikrostrip


Seperti bentuk antena-antena lain, antena mikrostrip mempunyai parameter-
parameter yang digunakan untuk dilihat performance yaitu :

a. Penguatan Gain
Ada dua jenis penguatan (gain) pada antena, yaitu penguatan absolut
(absolute gain) dan penguatan relatif (relative gain). Penguatan absolut pada sebuah
antena didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas pada arah tertentu dengan
intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena teradiasi secara
isotropic. Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain sebagai antena
yang standar atau sudah memiliki gain yang standar (Gs). Dimana membandingkan daya
yang diterima antara antena standar (Ps) dan antena yang akan diukur (Pt) dari antena
pemancar yang sama dan dengan daya yang sama. Metode pengukuran gain diatas dapat
dihitung menggunakan rumus [4] :

5
Pt
Gt = x Gs (1)
Ps

Pada satuan decibel dapat dituliskan menjadi:

Gt (dB) = Pt (dBm) Ps (dBm) + Gs (dB) (2)


b. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan
timbul daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya
maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing
wave) yang besarnya bergantung pada daya refleksi. VSWR adalah perbandingan
V max
antara amplitude gelombang berdiri (standing wave) maksimum dengan
V min
minimum [6]. Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan
tegangan yang dikirimkan tersebut sebagai koefisien refleksi tegangan () [7]:

Z L Z 0
V +
0 =
Z L+ Z 0
V
0 (3)

=

Dimana ZL adalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah impedansi saluran lossless.
Koefisien refleksi tegangan () memiliki nilai kompleks yang merepersentasikan besarnya
magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk dari beberapa kasus sederhana , ketika bagian
imajiner dari adalah nol maka [3]:

= -1 : refleksi negatif maksimum ketika saluran terhubung singkat.


= 0 : tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matched sempurna.
=+1 : refleksi positif maksimum ketika saluran dan rangkaian terbuka.

Harga koefisien refleksi ini dapat bervariasi antara 0 (tanpa pantulan/match) sampai
1, yang berarti sinyal yang datang ke beban seluruhnya dipantulkan kembali ke
sumbernya semula. Maka untuk pengukuran VSWR adalah [7]:

1
1+

|V |max
VSWR= =
|V |min
(4)

Reflected power ( ) =100 x 2

6
Besar nilai VSWR yang ideal adalah 1, yang berarti semua daya yang diradiasikan
antena pemancar diterima oleh antena penerima (match). Semakin besar nilai VSWR
menunjukkan daya yang dipantulkan juga semakin besar dan semakin tidak match.

c. Return Loss
Return loss (S11) adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui
berapa banyak daya yang hilang pada beban dan tidak kembali sebagai pantulan. Return
loss merupakan parameter yang menggambarkan kesesuaian impedansi (matching)
antena. Koefisien refleksi merupakan perbandingan antara tegangan yang dipantulkan
terhadap tegangan maju. Antena yang sangat bagus dapat memiliki nilai return loss
yang lebih rendah dari 10 dB sehingga 90% sinyal diserap dan hanya 10% yang
dipantulkan kembali [8].
+
V0

V0
(5)
=
Dimana :

V 0 adalah tegangan pantul
+
V 0 adalah tegangan pancar
Return loss dinyatakan sebagai bentuk logaritmik dari koefisien pantul.

Return Loss = 20 log 10


(6)

Nilai dari return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini diperoleh untuk
nilai VSWR 2 sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak
terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain,
saluran transmisi sudah matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan untuk
melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.

d. Impedansi Karakteristik Saluran mikrostrip


Pada prinsipnya antena mikrostrip mempunyai kesamaan dengan saluran
mikrostrip. Dengan memperhatikan adanya kesamaan sifat yang dimiliki sebagai
komponen pasif, maka dalam menentukan impedansi karakteristik antena dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis saluran transmisi dalam bentuk mikrostrip.
Tujuan penentuan impedansi karakteristik antena adalah untuk menentukan lebar
saluran atau elemen radiasinya. Secara matematik besarnya nilai impedansi
karakteristik untuk saluran antena microstrip dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut [9]:

377 h
Z0= ()
r Lp (7)

Dimana :

7
Z 0 = impedansi karakteristik ()
r = permitivitas dielektrik relatif substrat (F/m)
L p = lebar elemen radiasi (mm)
h = tinggi bahan substrat (mm)

Impedansi karakteristik merupakan salah satu parameter yang penting dalam


merancang antena mikrostrip karena apabila impedansi saluran yang tidak matching
dengan impedansi masukan antena akan menyebabkan beberapa masalah, antara lain
menimbulkan sinyal pantul, distorsi dan interferensi antar alur rangkaian.

e. Bandwidth
Bandwith didefinisikan sebagai jangkauan frekuensi dimana performa antena,
dengan mengacu pada beberapa karakteristik, dapat memenuhi standar yang telah
ditentukan. Untuk antena broadband, bandwith biasanya dinyatakan sebagai
perbandingan frekuensi atas dengan frekuensi bawah dalam rentang frekuensi kerja.
Untuk antena narrowband, bandwith dinyatakan sebagai presentase beda frekuensi
(frekuensi atas kurang frekuensi bawah) terhadap frekuensi tengah dari lebar pita.
Untuk persamaan bandwith dalam persen (Bp) dinyatakan sebagai berikut :[10]

f H f L
B p= x 100
fc
f l +f u
f c= (8)
2
Dimana :
B p = bandwidth dalam persen
f H = frekuensi atas
f L = frekunsi bawah
f c = frekuensi tengah

Gambar 6.4 Rentang frekuensi yang menjadi bandwidth [6]

f. Pola Radiasi
Pola radiasi suatu antena didefinisikan sebagi suatu pernyataan secara grafis
yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena (pada medan jauh) sebagi fungsi dari
arah itu adalah pointing vektor, maka ia disebut sebagai Pola Daya (Power Pattern).
Dengan beberapa nilai dari impedansi input, panjang dan lebar antena, dielectric
substrate ,dan frekuensi yang telah ditentukan sebelumnya. Maka akan didapatkan
pola radiasi sesuai yang sesuai dengan antena yang akan dibuat.
8
Dengan pola radiasi yang sesuai, diharapkan dapat menangkap gelombang
wireless. Dalam hal ini, maka pola radiasi disebut juga pernyataan secara grafis yang
menggambarkan sifat radiasi dari antena (pada medan jauh) sebagai fungsi dari arah dan
penggambarannya dapat dilihat pada diagram pola radiasi yang sudah diplot sesuai
dengan hasil pengukuran sinyal radiasi dari suatu antena.
Pola radiasi menggambarkan bentuk radiasi elektromagnetik dari antenna ke segala
arah, dimana besar radiasi ini dapat berbeda beda ke beberapa arah.

Pola radiasi terbagi menjadi tiga macam yaitu :


Pola radiasi isotropis, yang memancarkan dan menerima energinya sama besar ke
seluruh bidang dan hanya ada secara fiktif. Bentuk pola radiasi isotropis dapat dilihat
pada Gambar 6.5 dibawah ini.

Gambar 6.5 Pola Radiasi Isotropis

Pola radiasi omnidireksional, yang memancarkan dan menerima gelombang


elektromagnetik sama besar dalam satu bidang. Gambar 6.6 dibawah ini
menunjukkan pola radiasi omnidireksional.

Gambar 6.6 Pola Radiasi Omnidireksional


Pola radiasi direksional, yang bisa mengkonsentrasikan energinya ke arah sudut
tertentu. Gambar 6.7 menunjukkan bentuk dari pola radiasi direksional.

9
Gambar 6.7 Pola Radiasi Direksional

g. Polarisasi Antena
Polarisasi antana adalah polarisasi dari gelombang yang ditransmisikan oleh
antena. Jika arah tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi dari arah
gain maksimum. Pada praktiknya, polarisasi dari energi yang teradiasi bervariasi dengan
arah dari tengah antena, sehingga bagian lain dari pola radiasi mempunyai polarisasi
yang berbeda [11].
Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gelombang elektromagnet yang menggambarkan daerah dari magnitudo vektor medan
elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan
sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu.
Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear, circular (melingkar), atau elliptical
(elips). Polarisasi dapat direprentasikan oleh dua medan listrik yang saling tegak lurus
(Ex,Ey) dimana kedua medan ini dipisahkan oleh sudut fase L .

a. Polarisasi Linear
Polarisasi linier terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu di titik
ruang memiliki vektor medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut selalu berorientasi
pada garis lurus yang sama pada setiap waktu. Hal ini dapat terjadi jika vektor (elektrik
maupun magnet) memenuhi [11]:
Hanya ada satu komponen, atau
Dua komponen yang saling tegak lurus secara linier yang berada pada perbedaan fasa
waktu atau 180 derajat atau kelipatannya.

b. Polarisasi circular
Polarisasi circular (melingkar) terjadi jika suatu gelombang yang berubah
menurut suatu titik memiliki vektor medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut
berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yng harus dipenuhi untuk
mencapai jenis polarisasi ini adalah [11]:

Medan harus mempunyai 2 komponen yan saling tegak lurus linear


Kedua komponen tersebut harus memiliki magnitude yang sama
Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan ganjil
90 derajat.
Axial ratio untuk polarisasi ini adalah kurang dari 3dB.

c. Polarisasi Elliptical
Polarisasi elliptical (elips) terjadi jika gelombang yang berubah menurut waktu
memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips
pada ruang. Polarisasi ini digunakan untuk mengindikasikan jenis polarisasi yang
bukan linier dan juga bukan melingkar. Kondisi yang harus terpenuhi untuk
mendapatkan polarisasi ini adalah [11]:

Medan harus mempunyai dua komponen linear orthogonal.


10
Kedua komponen tersebut harus berada pada magnitudo yang sama atau berbeda.
Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitude yang sama, perbedaan
fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 0 derajat atau
kelipatan 180 derajat (karena akan menjadi linear). Jika kedua komponen berada
pada magnitudo yang sama, maka perbedaan fasa diantara kedua komponen
tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 90 derajat (karena akan
menjadi lingkaran).

6.2.4 Software CST Microwave Studio 2014

Gambar 6.8 CST Microwave Suite 2014

Software yang dapat digunakan untuk membuat desain dan menganalisis dari
semua jenis sistem antena. Tools ini sangat membantu seorang desainer antena
melakukan analisa parameter antena, perhitungan SAR, perhitungan fasa, directivity
atau mengkaji antena tunggal atau array dalam 3D, polar dan koordinat cartesius. Fitur
yang disajikan pada perangkat lunak ini memudahkan dalam analisis elektromagnetik.
CST MWS memungkinkan analisis cepat dan akurat pada frekuensi tinggi (HF), seperti
antena, filter, skrup, struktur planar, multi-layer, dan perangkat yang lainnya.Perangkat
lunak simulasi elektromagnetik CST MICROWAVE STUDIO SUITE 2014 adalah
puncak dari bertahun-tahun penelitian dan pengembangan yang menjadi solusi komputasi
paling akurat dan efisien untuk desain elektromagnetik, ini terdiri dari alat CST untuk
desain dan optimasi perangkat yang beroperasi di berbagai frekuensi - statis hingga optik.
Analisis dapat mencakup efek termal dan mekanik, serta simulasi sirkuit. Manfaat
dari lingkungan desain terpadu yang memberikan akses ke seluruh rentang teknologi
solver. Perakitan sistem dan pemodelan memfasilitasi multi-fisika dan co-simulasi
serta pengelolaan seluruh sistem elektromagnetik. Aplikasi ini Dapat menawarkan
produk yang cukup untuk keuntungan pasar seperti siklus pendek pengembangan,
prototyping virtual sebelum uji fisik, dan optimasi bukannya eksperimen.

6.2.5 UWB (Ultra Wideband)


Ultra Wideband (UWB) adalah salah satu teknologi yang menggunakan frekuensi
operasi sangat lebar (3.1GHz sampai 10.6 GHz), sehingga UWB sanggup menyalurkan
data dengan kecepatan 480 Mbps. Sistem UWB dirancang untuk digunakan seperti
bluetooth, yaitu sebagai teknologi personal area network (PAN) yang beroperasi pada daya
sangat rendah dan jarak sekitar 10 meter. Keuntungan lain dari teknologi UWB adalah
kecilnya interferensi, karena transmisi disebarkan melalui spektrum radio dan tersebarnya
sinyal membuatnya lebih sulit dihambat.

11
Untuk mentransfer informasi berukuran 100 Mbit, sebuah informasi akan dipecah
menjadi 10 bagian atau lebih dan selanjutnya dilewatkan melalui 10 frekuensi carrier.
Itulah yang dimaksud dengan Orthogonal Frekuensi Division Multiplexed (OFDM) yang
merupakan teknologi jaringan akses UWB. Sistem UWB dirancang untuk digunakan
seperti bluetooth. [13]

7. Metodologi
Metodologi pembuatan antena digambarkan seperti blok diagram pada Gambar 7.1

Perancangan Antena
Menentukan frekuensi kerja Menentukan
antena bahan dan parameter

Pengukuran karakteristik antena Entri


Pembuatan antena
data pada simulasi perancangan antena dengan software C

Analisa data dari hasil pengukuran

Gambar 7.1 Diagram alir pembuatan antena

Pada gambar 7.1 dijelaskan bahwa dalam pembuatan proyek akhir ini harus terlebih dahulu
mempelajari tentang karakteristik sebuah antena mikrostrip dan cara kerja software
simulasi CST Microwave Studio. Pemahaman tersebut digunakan untuk proses pembuatan
antena mikrostrip. Setelah desain sesuai dengan spesifikasi, dilanjutkan dengan pembuatan
antena. Kemudian dilakukan pengukuran karakteristik antena. Hasil pengukuran antenna
dianalisa dan diambil kesimpulan.

7.1 Perancangan Sistem


Pada tahap ini akan dibuat rancangan antenna mikrostrip yang meliputi desain,
ukuran, perubahan jenis substrate dan nilai pembebanan (resistor) pada antena yang akan
dibuat.

12
Gambar 7.2 Desain antena mikrostrip circular

Perancangan ini akan disusun berdasarkan flowchart. Pada perancangan ini terdapat
beberapa langkah utama yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal,
pertama adalah penentuan spesifikasi antena yang diharapkan (frekuensi kerja, jenis dan
bentuk antena, jenis substrate, teknik pencatuan), kemudian dilakukan
perancangan/simulasi pada software CST. Ketika simulasi sudah sesuai harapan dilakukan
proses optimasi guna menyesuaikan nilai dengan hasil spesifikasi perancangan.

Dalam perancangan antena pertama kali adalah dengan menentukan karakteristik antenna
yang diinginkan. Karakteristik antena yang dimaksud yaitu frekuensi kerja, return
loss/VSWR dan penguatan. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan karakteristik
hasil yang diinginkan yaitu :

Tabel 7.1 Spesifikasi antena yang akan dibuat


Parameter Spesifikasi
Frekuensi kerja 3,2 GHz
Impedansi Input 50 coaxial konektor SMA
VSWR <2
Return loss -10

Konektor SMA 50 digunakan untuk menghubungkan antena dengan kabel coaxial 50 .


Sedangkan untuk kabel coaxial 50 nantinya akan digunakan untuk menghubungkan
antena dengan alat simulasi Vector Network Analyser.

Pada perancangan antena tugas akhir ini menggunkan 2 jenis substrate dengan
spesifikasi seperti pada table dibawah ini :

Tabel 7.2 Spesifiksi substrate


Jenis Substrat FR4
Konstanta Dielektrik Relatif ( 4,3
r

Ketebalan Substrate 1,6 mm


Jenis Substrat Fiberglass
Konstanta Dielektrik Relatif ( 4,882
r

Ketebalan Substrate 1,6 mm

Pertimbangan memilih substrate untuk antena mikrostrip circular yaitu dimulai dengan
memilih bahan dielektrik yang cocok dengan menyesuaikan tingkat ketebalan h. Semakin
tebal substrate, disamping secara mekanik akan lebih kuat, akan meningkatkan daya
radiasi dan memperbaiki impedansi bandwidth. Konstanta substrate dielektrik r
memiliki fungsi yang sama seperti ketebalan substrate. Selain itu substrate yang semakin

13
tebal akan meningkatkan impedansi bandwidth. Nilai konstanta substrate dielektrik
berpengaruh terhadap besar kecilnya ukuran patch.

7.1.1 Perencanaan Dimensi Patch Antena


Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi bentuk maka terlebih dahulu harus
direncanakan nilai frekuensi kerja sebesar 3200 MHz dengan nilai perambatan diruang
8
bebas (c ) sebesar 3 x 10 m/s dan dibutuhkan suatu bentuk dasaran berupa
lingkaran. Dengan menggunakan persamaan :[14]
c
0 =
fr (9)

Maka panjang gelombang pada saluran trasmisi mikrostrip dapat dihitug dengan
menggunakan persamaan :

d = 0
r (10)

Kemudian dihitung besarnya radius ( ) elemen peradiasi antenna mikrostrip dengan


persamaan :
F
= 1

{1+
2h
r F [( )
ln
nF
2h
+1.7726 ]}
2
(11)

= dimensi radius lingkaran (cm)


h = ketebalan substrate (m)
r = permitivitas dielektrik relative substrate (F/m)
F = fungsi logaritmik (F)

Sedangkan fungsi logaritmik (F) dari elemen peradiasi ditentukan dengan persamaan :

8.791 x 10 9
F= (12)
f r r

F = fungsi logaritmik (F) dari elemen peradiasi


Fr = frekuensi kerja pada antena (Hz)
r = permitivitas dielektrik relative substrate (F/m)

Setelah diketahui nilai elemen peradiasi setelah itu disubstitusikan untuk mencari nilai
dimensi radius lingkaran dengan nilai ketebalan substrat sebesar 1.6 mm.
Dimensi minimum ground plane yang dibutuhkan oleh antena mikrostrip diberikan melalui
persamaan sebagai berikut:

14
Lg =6 h+2 R

W g=6 h+ R (13)
2
h = ketebalan substrate (mm)
R = jari jari (mm)
Lg = panjang minimum ground plane (mm)
W g = lebar minimum ground plane (mm)

7.1.2 Perancangan Saluran Pencatuan Antena Mikrostrip


Pada saat pengukuran, pencatu antena mikrostrip akan dihubungkan dengan konektor
SMA 50 . Dengan demikian dalam perancangan pencatu antena mikrostrip perlu
impedansi masukan (Zin) 50 .Untuk mencari panjang dari saluran pencatu ini dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:[17]

W=
2h
{ 1
B1ln ( 2 B1 )+ r
2 r [
ln ( B1 ) +0.39
0.61
r ]} (14)

377
B=
2 Z 0 r (15)

15
7.2 Implementasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan implementasi system pada antena mikrostrip patch circular
sehingga dapat diketahui apakah system dapat berjalan dengan lancar dengan
membandingkan 2 jenis substrate yang akan digunakan. Sistem dapat dikatakan berjalan
lancar jika dapat menampilakan karakteristik antena yang sesuai dengan harapan pada hasil
akhir yang berupa hasil proses optimasi.

Start

ukan Spesifikasi antena yang dibuat (frekuensi antena dan substrate antena)
Pengukuran antena

Penentuan dimensi antena Sesuai T


Optimasi
?

Y
Menentukan bahan dan bentuk patch
Analisa data

Pembuatan Laporan
Jenis Substrat A
Jenis Substrat B

End

Simulasi dengan software CST

T
Sesuai? Optimasi

Perancangan Antena

16
Gambar 7.3 Flowchart untuk perancangan antena
7.3 Pengujian Sistem
Pada tahap ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan
pengukuran karakteristik antena mikrostrip yang telah dirubah jenis substrate -nya .
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing karakteristik antena
dapat bekerja secara maksimal baik secara simulasi dan implementasi sehingga
antena dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan serta dapat diterapkan sesuai tujuan.
Dalam pengujian ini, ada beberapa parameter yang akan diuji, yaitu impedansi masukan,
gain, return loss, VSWR, pola radiasi, polarisasi, frekuensi kerja, dan bandwidth.

7.4 Analisa dan Kesimpulan


Pada tahap ini dilakukan analisa dan kesimpulan berdasarkan hasil pengukuran dan
dibandingkan dengan hasil simulasi.

8. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah terciptanya desain dan prototype
antena mikrostrip dengan membandingkan jenis substrate yang berbeda, yang bekerja pada
frekuensi 3.2 GHz dan dapat digunakan untuk aplikasi Ultra Wideband.

9. Relevasi
Hasil dari penulisan proyek akhir ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui
penggunaan substrate yang baik untuk kinerja antena mikrostrip circular yang bekerja
pada frekuensi 3.2 GHz sehingga untuk penerapannya dalam aplikasi ultra wideband
sendiri mudah untuk dilakukan.

10. Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Perancangan Pembuatan Antena
3 Pembuatan Antena
4 Pengujian dan verifikasi antena yang dibuat
5 Pembuatan Makalah dan Buku
6 Presentasi Hasil Penelitian

11. Rencana Pembiayaan

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total (Rp.)


1. Pembuatan Proposal 4 Buah Rp. 20.000 Rp.80.000
2. Pembuatan Buku TA 4 Buah Rp.60.000 Rp.240.000
3. Substrate FR-4 2 Buah Rp.30.000 Rp.60.000
4. Substrate Fiberglass 2 Buah Rp.30.000 Rp.60.000
Jumlah Total Rp.440.000

17
12. Referensi/Daftar Pustaka

[1] Mahendra, Adhi. Universitas Pancasila, Perancangan Antena Mikrostrip Bow-Tie


pada Aplikasi Ultra Wideband, 2012
[2] Darsono. 2008. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Segitiga Polarisasi
Lingkaran Untuk Aplikasi GPS Pada Satelit Mikro LAPAN-Tubsat.Departemen
Elektro. Universitas Darma Persada. Jakarta.
[3] Iqbal, Muhammad.Antena Mikrostrip.17Februari2014.
http://casdoper.blongspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html.
[4] Balanis, Constantine A, Antena Theory : Analysis and Design, Second
Edition, New York : Harper &Row Publisher Inc, 1997
[5] G.R, Bharthia, P, Bahl, I. dan Ittipiboon. 2001. AMicrostrip Design
Handbook.Artech House Inc, Noerdwood, MA.
[6] Pratama, Irfandella, Rancang Bangun Antena Mikrostrip untuk Penerimaan Pada
Aplikasi GPS, Universitas Indonesia.
[7] A.A. Kishk. Fundamentals of Antenas. Center of Electromagnetic System
Research (CEDAR). Department of Electrical Egineering, University of Mississipi.
[8] Wiguna, Ida Bagus, Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Circular
Patch Array Empat Elemen Dengan Konfigurasi Symmetry Parallel Feed
Network Untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz. Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya.
[9] D.R. Jackson. Overview of Microstrip Antena. University of Houston,Department
of ECE.
[10] Nakar, Punit S. Design of a Compact Microstrip Patch Antenna for use in
Wireless/Cellular Devices. The Florida State University. Thesis. 2004.
[11] T.U. Fawwaz. Applied Electromagnetics. Prentice Hall International. Inc., The
University of Michigan.
[12] Ouda, Muhammed. 2013. Antenna Theory. Electrical Engineering Departement
Islamic University of Gaza.
[13] Kohan_jb.PengenalanUltraWide-band.29Juni2009.
http://kohan161.blogspot.co.id/2009/06/pengenalan-ultra-wide-band.html.
[14] Erfan Achmad Dahlan, Dwi Fadila K, Robie Tawakal.Rancang Bangun Antena
Microstrip Circular Array Four Element 2.4 GHz Dengan Pola Radiasi
Bidirectional.
[15] http://www.academia.edu/8572703/PERANCANGAN_DAN_PEMBUATAN_ANT
ENA_MIKROSTRIP_CIRCULAR_PATCH_ARRAY_EMPAT_ELEMEN_DENG
AN_KONFIGURASI_SYMMETRY_PARALLEL_FEED_NETWORK_UNTUK_
FREKUENSI_KERJA_2_4_GHz
[16] Diana Asri Wiryanti, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Perancangan dan
Pembuatan Antenna Mikrostrip Sirkular untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz, 2009.
[17] Rio Juli Hendra, Yusnita Rahayu, Ery Safrianti. Kampus Bina Widya KM 12,5
Simpang Baru Pekanbaru 28293, Analisa Antena Mikrostrip Array Bentuk
Lingkaran Dan Persegi Panjang Menggunakan Simulasi Untuk Aplikasi LTE
Frekuensi 2.3 GHz.
[18] https://elmatica.zendesk.com/hc/en-us/articles/201043268-Dielectric-Constants-Er-
of-Materials

18

19

Anda mungkin juga menyukai