Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP TURNOVER INTENTION


(Studi Pada Karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang)

Arin Dewi Putrianti


Djamhur Hamid
M. Djudi Mukzam
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: ariindewii@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kompensasi dan Motivasi Kerja, secara
parsial dan simultan terhadap Turnover Intention. Jenis Penelitian ini adalah explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif dan dilakukan dengan metode kuesioner. Berdasarkan dari hasil penelitian ini
diketahui adanya pengaruh yang signifikan dari kompensasi dan motivasi kerja terhadap turnover intention
karyawan di PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang, dan dari sini dapat diketahui bahwa kedua
variabel bebas tersebut yang dominan pengaruhnya terhadap turnover intention adalah kompensasi karena
nilai koefisien beta yang lebih besar. Saran yang diberikan untuk perusahaan adalah berupaya untuk tetap
terus meningkatkan kompensasi dan motivasi kerja para karyawan agar tetap berkembang dan mampu
memberikan pelayanan yang maksimal

Kata kunci : Kompensasi, motivasi kerja, turnover intention

ABSTRACT
This research was aimed to find out the effect of Compentation and Work Motivation, in a parcial and
simultan way to Turnover Intention. The type of the research used by the researcher was an explanatory
research that using quantitative approach by spreading out questionnaire. Based on the results of this
research, the researcher discovered that there was a significant effect of Compensation and Work
Motivation toward Turnover Intention to the employees of PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang.
It was known that from those two variables, Compentation had more dominant effect toward Turnover
Intention for its coefficient beta was bigger than Work Motivation. Advice given to the company was to keep
improving Compentation and Work Motivation of the employees so that they could provide the best service.

Keywords: Compentation, work motivation, turnover intention

PENDAHULUAN karyawan agar turut berpartisipasi dalam kegiatan


Kompensasi menjadi salah satu kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dan
utama yang dibutuhkan oleh seorang karyawan juga membangun komitmen karyawan. Menurut
selaku manusia untuk memenuhi kebutuhan Handoko (2003:155), suatu cara departemen
hidupnya. Pemberian kompensasi harus dilakukan personalia untuk meningkatkan prestasi kerja,
secara adil dan merata agar tercipta lingkungan motivasi dan kepuasan kerja adalah melalui
kerja yang kondusif dan produktif bagi kompensasi. Sedangkan menurut Simamora
perusahaan. Kompensasi dapat diartikan sebagai (2004:626), pada saat kinerja dikaitkan dengan
keseluruhan balas jasa yang diterima oleh imbalan, orang-orang dengan produktivitas tinggi
karyawan karena telah melaksanakan akan lebih termotivasi untuk bekerja.
pekerjaannya, dan selanjutnya perusahaan Motivasi kerja merupakan semangat kerja
memberi dalam bentuk uang, tunjangan ataupun karyawan untuk perusahaan yang timbul dari
penghargaan yang bertujuan untuk memotivasi adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
individual. Pemberian motivasi yang tepat bisa PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat
meningkatkan kinerja karyawan sehingga tujuan Malang pada tahun 2014 memiliki jumlah total
perusahaan dapat tercapai sekaligus memenuhi karyawan 160 orang. Bagaimana caranya
kebutuhan individual karyawan itu sendiri. perusahaan tetap meningkatkan kepuasan kerja
Menurut Robbins (2008:222), motivasi sebagai karyawan melalui sistem kompensasi yang baik
proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan dan motivasi kerja yang cukup untuk menghindari
ketekunan seorang individu untuk mencapai suatu terjadinya turnover intention yang tidak
tujuan. Motivasi merupakan faktor psikologis diharapkan. Pemberian kompensasi perlu
yang menunjukkan minat individu terhadap memperhatikan regulasi yang berlaku, sistem
pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab penggajian, kebijakan kompensasi yang
terhadap segala kegiatan atau pekerjaan yang didasarkan atas prestasi kerja karyawan serta
dilakukannya. Seluruh kegiatan atau pekerjaan syarat-syarat lain. Pemberian motivasi kerja bisa
yang dilakukan seseorang pada dasarnya dilakukan melalui hubungan kerja yang baik
dikarenakan adanya faktor kebutuhan yang harus antara atasan dengan bawahan ataupun sesama
dipenuhi, baik kebutuhan yang disadari (conscious karyawan. Kecenderungan yang terjadi dalam PT.
needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang
(unconscious needs), berbentuk materi atau non- mengenai pemberian kompensasi adalah masih
materi, dan kebutuhan fisik maupun rohaninya. banyak karyawan yang merasa belum puas dengan
Disamping itu, dengan penanganan sumber kompensasi yang diberikan perusahaan. Untuk
daya yang tepat dapat menjadikan perusahaan motivasi kerja sudah dilakukan cukup baik dengan
semakin dinamis dan berkembang pesat. Oleh memberikan pelatihan, kegiatan sosial di luar
sebab itu, kebijakan pengelolaan sumber daya kantor, outbound, dan hubungan antar karyawan
manusia khususnya pada upaya meminimalisir yang baik. Namun perusahaan masih harus
keinginan karyawan untuk keluar atau penekanan memperhatikan fasilitas dan lingkungan kerja
tingkat turnover intention haruslah bertitik tolak yang banyak dikeluhkan oleh karyawan sehingga
pada pemahaman tentang faktor-faktor yang membuat karyawan kurang nyaman dalam
mempengaruhinya yaitu sistem kompensasi dan bekerja. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian
motivasi kerja, yang selanjutnya akan dijadikan lebih agar kedepannya tingkat turnover intention
dasar pengambilan kebijakan pengembangan karyawan dapat diminimalisir dan karyawan
sumber daya manusia. Keinginan karyawan untuk mampu memberikan layanan yang berkualitas
keluar (turnover intention) disini menjadi suatu kepada konsumen sekaligus meningkatkan income
indikator sejauh mana keberhasilan sistem perusahaan.
kompensasi dan motivasi suatu perusahaan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
sehingga dapat membuat karyawan tetap semangat didapat beberapa rumusan masalah, yang pertama
bekerja dan berkomitmen terhadap perusahaan. apakah ada pengaruh yang signifikan antara
Beberapa peneliti telah mengemukakan kompensasi dan motivasi kerja terhadap turnover
bahwa mempunyai niat untuk keluar adalah intention secara simultan, yang kedua apakah ada
prediktor terbaik dari turnover. Pernyataan pengaruh yang signifikan antara kompensasi
tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan dengan turnover intention, dan yang ketiga apakah
oleh Steel dan Ovalle (1984) yang dikutip Smither ada pengaruh yang signifikan antara motivasi
(1998:257) bahwa, memiliki intensi untuk kerja dengan turnover intention.
meninggalkan pekerjaan memprediksi turnover Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
lebih baik daripada pengekspresian perasaan maka tujuan penelitian yang diinginkan adalah
terhadap pekerjaan. Sedangkan Handoko yang pertama menguji dan menganalisis pengaruh
(2000:322) menyatakan, perputaran (turnover) yang signifikan antara kompensasi dan motivasi
merupakan tantangan khusus bagi pengembang kerja terhadap turnover intention secara simultan,
sumber daya manusia. Karena kejadian-kejadian yang kedua menguji dan menganalisis pengaruh
tersebut tidak dapat diperkirakan, kegiatan- yang signifikan antara kompensasi dengan
kegiatan pengembangan harus mempersiapkan turnover intention, dan yang ketiga menguji dan
setiap saat pengganti karyawan yang keluar. Di menganalisis pengaruh yang signifikan antara
lain pihak, dalam kasus nyata, banyak program motivasi kerja dengan turnover intention.
pengembangan perusahaan yang sangat baik justru
meningkatkan turnover intention.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KAJIAN PUSTAKA kepada karyawan akan memperoleh kepuasan
Kompensasi kerja dan termotivasi untuk berprestasi dan
Pemberian kompensasi pada karyawan mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah
menjadi salah satu tugas yang paling kompleks ditetapkan.
bagi perusahaan dan menjadi salah satu aspek
yang paling berarti baik bagi karyawan maupun Motivasi Kerja
bagi perusahaan. Kompensasi karyawan Robbins (2008:222) mendefinisikan
mempengaruhi kinerja karyawan untuk tetap motivasi sebagai, proses yang menjelaskan
bersama perusahaan atau mencari pekerjaan lain. intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
Mathis dan Jackson (2006:118) menyatakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
bahwa, kompensasi adalah faktor penting yang menurut Hasibuan (2007:95) memberikan
mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang- pengertian motivasi secara sederhana, bahwa
orang bekerja pada suatu perusahaan dan bukan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
perusahaan lainnya. menciptakan gairah kerja seseorang, agar mereka
Kompensasi dari sudut pandang individu mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
karyawan adalah segala sesuatu yang diterima dengan segala upayanya untuk mencapai
karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi tenaga kepuasan.
dan pikiran yang telah disumbangkan kepada Berdasarkan beberapa pengertian motivasi
perusahaan. Sedangkan kompensasi dari sudut di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
pandang perusahaan adalah segala sesuatu timbul dari diri sendiri untuk pemenuhan
pengeluaran dan biaya yang telah diberikan kebutuhan individualnya dan juga bisa
kepada karyawan sebagai balas jasa atas dikarenakan oleh dorongan orang lain. Tetapi
kontribusi tenaga dan pikiran yang telah mereka motivasi yang paling baik adalah dari diri sendiri
sumbangkan kepada perusahaan dimana mereka karena dilakukan tanpa paksaan dan setiap
bekerja. Menurut Ambar (2003:206), kompensasi individu memiliki motivasi yang berbeda untuk
adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai mencapai tujuannya.
sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja Pemberian motivasi yang dilakukan oleh
mereka. suatu perusahaan baik publik maupun bisnis harus
Kompensasi merupakan hak bagi karyawan dapat memenuhi beberapa tujuan. Tujuan
dan menjadi kewajiban perusahaan untuk pemberian motivasi menurut Hasibuan (2007:221)
membayarnya. Dengan memberikan kompensasi antara lain :
yang sesuai, perusahaan menginginkan adanya 1. Mendorong gairah dan semangat kerja
prestasi kerja karyawan sesuai dengan tujuan karyawan
perusahaan. Schuler dan Jackson (1999:86) 2. Meningkatkan modal dan kepuasan kerja
menyatakan bahwa, kompensasi merupakan karyawan
suatu sistem imbalan jasa total meliputi 3. Meningkatkan produktivias kerja karyawan
kompensasi moneter dan kompensasi non 4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan
moneter. Kompensasi moneter ini meliputi karyawan pada perusahaan
penilaian kontribusi langsung (tunjangan) secara 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan
wajar dan adil. Sedangkan kompensasi non tingkat absensi karyawan
moneter dapat berupa simbol status (jabatan), 6. Mengefektifkan keadaan karyawan
pujian, dan pengakuan. 7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja
Dari beberapa pengertian di atas, dapat yang baik
dilihat adanya dua belah pihak yang memikul 8. Meningkatkan kreativitas dan prestasi kerja
kewajiban dan tanggungjawab yang berbeda tetapi yang baik
saling mempengaruhi dan saling menentukan. 9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu karyawan
sendiri sebagai individu, karena besarnya 10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan
kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran terhadap tugas-tugasya
nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya 11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat
besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi dan bahan baku.
prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja
karyawan. Perusahaan harus dapat mengatur
sedemikian rupa agar kompensasi yang diberikan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Turnover Intention b. Unavoidable turnover (yang tidak dapat
Harnoto (2002:2) menyatakan, turnover dihindari). Hal ini disebabkan oleh pindah
intention adalah kadar atau intensitas dari kerja ke daerah lain karena mengikuti
keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak pasangan, perubahan arah karir individu,
alasan yang menyebabkan timbulnya turnover harus tinggal di rumah untuk menjaga
intention ini dan di antaranya adalah keinginan pasangan atau anak, dan kehamilan.
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. 2. Involuntary turnover dapat diartikan sebagain
Pendapat tersebut juga relatif sama dengan karyawan meninggalkan perusahaan karena
pendapat yang diungkapkan sebelumnya, bahwa terpaksa. Involuntary turnover diakibatkan oleh
intensi turnover pada dasarnya adalah keinginan tindakan pendisiplinan yang dilakukan oleh
untuk meninggalkan atau keluar dari perusahaan. perusahaan atau karena lay off.
Pada setiap perusahaan, karyawan dapat
keluar dari waktu ke waktu. Beberapa peneliti Hipotesis
telah mengemukakan bahwa mempunyai niat H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara
untuk keluar adalah prediktor terbaik dari simultan variabel kompensasi (X1 ) dan
turnover. Model konseptual dan model empiris motivasi kerja (X2) terhadap turnover
tentang turnover intention memberikan dukungan intention (Y1).
kuat terhadap proposisi yang menyatakan bahwa H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara
intensi perilaku membentuk determinan paling parsial antara variabel kompensasi (X1)
penting dari perilaku sebenarnya (actual behavior) terhadap turnover intention (Y1).
(Lee & Mowday, O Reilly & Cadwell 1981) H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara
dalam Pare and Trembaly (2001:1-3). Sementara parsial antara variabel motivasi kerja (X2)
itu menurut Steel (2002) dalam Mueller (2003:2), terhadap turnover intention (Y1).
penelitian mengenai proses turnover sebaiknya
dimulai ketika karyawan baru mulai bekerja atau METODE
menjadi anggota perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Pernyataan tersebut diperkuat oleh metode penelitian penjelasan (explanatory
penelitian yang dilakukan oleh Steel dan Ovalle research). Sampel yang digunakan dalam
pada tahun 1984 dalam Smither (1998:257) penelitian yaitu pada karyawan PT. TIKI Jalur
memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaan Nugraha Ekakurir Pusat Malang adalah sebanyak
memprediksi turnover lebih baik daripada 62 orang.
pengekspresian perasaan terhadap pekerjaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah :
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat a. Analisis statistik deskriptif
disimpulkan bahwa turnover intention adalah Analisis ini dipakai untuk menggambarkan
keinginan individu yang secara sadar dan penuh karakteristrik lokasi penelitian, objek
pertimbangan untuk meninggalkan perusahaan penelitian serta distribusi item-item dari
dimana ia bekerja sekarang. masing-masing variabel. Data dikumpulkan
Turnover dibedakan menjadi perilaku dan ditabulasikan dalam tabel, kemudian
berpindah kerja secara sukarela (voluntary dilakukan pembahasan secara deskriptif dalam
turnover) dalam dua kelompok, yang dapat angka dan prosentase.
dihindari (avoidable) dan yang tidak dapat b. Analisis Regresi Linier Berganda
dihindari (unavoidable) perusahaan. Menurut Regresi berganda adalah analisis yang
Suwandi dan Indriantoro (2003:3), turnover dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: variabel bebas terhadap variabel terikat.
1. Voluntary turnover yang dapat diartikan Bentuk persamaan yang digunakan Bungin
sebagai karyawan meninggalkan perusahaan (2009:222) sebagai berikut :
karena alasan sukarela. Voluntary turnover Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + bk Xk
dapat dibedakan menjadi dua : Keterangan :
a. Avoidable turnover (yang dapat dihindari). Y = Variabel terikat
Hal ini disebabkan oleh upah yang lebih X1 , X2, Xk = Variabel bebas
baik di tempat lain, kondisi kerja yang lebih b1, b2 , bk = Koefisien regresi
baik di perusahaan lain, masalah dengan
kepemimpinan / administrasi yang ada, serta
adanya perusahaan lain yang lebih baik.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Pengujian Hipotesis satuan dengan asumsi variabel yang lainnya
1) Uji F dianggap konstan.
Uji F ini digunakan untuk mengetahui Berdasarkan interpretasi tersebut dapat
besarnya pengaruh variabel bebas diketahui besarnya kontribusi variabel bebas
(kompensasi dan motivasi kerja) secara terhadap variabel terikat, antara lain kompensasi
simultan atau keseluruhan, bersamaan sebesar -0,366, dan motivasi kerja sebesar -0,395.
terhadap variabel terikat (turnover Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi
intention). dan motivasi kerja berpengaruh negatif terhadap
2) Uji t turnover intention. Dengan kata lain, apabila
Analisis ini digunakan untuk menguji kompensasi dan motivasi kerja meningkat maka
hipotesis pengaruh variabel bebas akan diikuti penurunan turnover intention.
(kompensasi dan motivasi kerja) terhadap
variabel terikat (turnover intention) secara Koefisien Determinasi (R2) dan Koefisien
terpisah (parsial). Korelasi (R)
Untuk mengetahui besar kontribusi variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN bebas (kompensasi (X1) dan motivasi kerja (X2))
Analisis Regresi Linier Berganda terhadap variabel terikat (turnover intention)
Analisis regresi ini digunakan untuk digunakan nilai R2, dan nilai R. Koefisien
menghitung besarnya pengaruh antara variabel determinasi digunakan untuk menghitung
bebas, yaitu kompensasi (X1) dan motivasi kerja besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas
(X2) terhadap variabel terikat yaitu turnover terhadap variabel terikat.
intention (Y1). Dari analisis dengan menggunakan SPSS for
windows ver 13.00 didapat hasil R2 (koefisien
Persamaan Regresi determinasi) sebesar 0,536. Artinya bahwa 53,6%
Persamaan regresi digunakan mengetahui variabel turnover intention (Y1) akan dipengaruhi
bentuk hubungan antara variabel bebas dengan oleh variabel bebasnya, yaitu kompensasi (X1) dan
variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan motivasi kerja (X2). Sedangkan sisanya 46,4%
SPSS for windows ver 13.00 didapat model regresi variabel turnover intention (Y1) akan dipengaruhi
seperti pada Tabel 1: oleh variabel-variabel yang lain yang tidak
Tabel 1. Persamaan Regresi dibahas dalam penelitian ini.
Unstandardized St andardized Selain koefisien determinasi juga didapat
Coef f icients Coef f icients
Model B St d. Error Beta t Sig. koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya
1 (Constant) 43.978 3.464 12.695 .000
X1 -.366 .119 -.421 -3.084 .003
hubungan antara variabel bebas yaitu kompensasi
X2 -.395 .150 -.359 -2.633 .011 (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan variabel
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 turnover intention (Y1), nilai R (koefisien
Berdasarkan pada Tabel 1 didapatkan korelasi) sebesar 0.732, nilai korelasi ini
persamaan regresi sebagai berikut : menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
bebas yaitu kompensasi (X1) dan motivasi kerja
Y1 = 43,978 0,366 X1 0,395 X2
(X2) dengan turnover intention (Y1) termasuk
Dari persamaan tersebut dapat
dalam kategori kuat karena berada pada selang 0,6
diinterpretasikan sebagai berikut:
0,8. Hubungan antara kompensasi (X1) dan
a. Turnover intention akan menurun sebesar
motivasi kerja (X2) dengan turnover intention (Y1)
0,366 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
bersifat negatif, artinya jika kompensasi dan
X1 (kompensasi). Jadi apabila kompensasi
motivasi kerja semakin ditingkatkan maka
mengalami peningkatan 1 satuan, maka
turnover intention akan mengalami penurunan.
turnover intention akan menurun sebesar 0,366
satuan dengan asumsi variabel yang lainnya
Pengujian Hipotesis
dianggap konstan.
Pengujian hipotesis merupakan bagian
b. Turnover intention akan menurun sebesar
penting dalam penelitian, setelah data terkumpul
0,395 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
dan diolah. Kegunaan utamanya adalah untuk
X2 (motivasi kerja). Jadi apabila motivasi kerja
menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti.
mengalami peningkatan 1 satuan, maka
turnover intention akan menurun sebesar 0,395

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hipotesis I (F test / Serempak) 3,084. Sedangkan t tabel ( = 0.05 ; db residual
Pengujian F atau pengujian model = 59) adalah sebesar 2,001. Karena t hitung > t
digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari tabel yaitu 3,084 > 2,001 atau nilai sig t (0,003)
analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata < = 0.05 maka pengaruh X1 (Kompensasi)
lain model yang diduga tepat/sesuai atau tidak. terhadap Y1 (Turnover Intention) adalah
Jika hasilnya signfikan, maka H 0 ditolak dan H1 signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat turnover intention dapat dipengaruhi secara
juga dikatakan sebagai berikut : signifikan oleh kompensasi atau dengan
H0 ditolak jika F hitung > F tabel meningkatkan kompensasi maka turnover
H0 diterima jika F hitung < F tabel intention akan mengalami penurunan secara
nyata.
Tabel 2. Uji F / Serempak b. t test antara X2 (Motivasi Kerja) dengan Y1
(Turnover Intention) menunjukkan t hitung =
2,633. Sedangkan t tabel ( = 0.05 ; db residual
= 59) adalah sebesar 2,001. Karena t hitung > t
tabel yaitu 2,633 > 2,001 atau nilai sig t (0,011)
< = 0.05 maka pengaruh X2 (Motivasi Kerja)
terhadap Y1 (Turnover Intention) adalah
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014 signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
Berdasarkan Tabel 2 nilai F hitung sebesar disimpulkan bahwa turnover intention dapat
34,125. Sedangkan F tabel ( = 0.05 ; db regresi = dipengaruhi secara signifikan oleh motivasi
2 : db residual = 59) adalah sebesar 3,153. Karena kerja atau dengan meningkatkan motivasi kerja
F hitung > F tabel yaitu 34,125 > 3,153 atau nilai maka turnover intention akan mengalami
sig F (0,000) < = 0.05 maka model analisis penurunan secara nyata.
regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H 0 ditolak Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan
dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang
bahwa variabel terikat turnover intention (Y1) signifikan terhadap turnover intention secara
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel simultan dan parsial. Dan dari sini dapat diketahui
bebas kompensasi (X1) dan motivasi kerja (X2). bahwa kedua variabel bebas tersebut yang paling
dominan pengaruhnya terhadap turnover intention
Hipotesis II (t test / Parsial) adalah kompensasi karena memiliki nilai koefisien
t test digunakan untuk mengetahui apakah beta dan t hitung paling besar.
masing-masing variabel bebas secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembahasan
variabel terikat. Dapat juga dikatakan jika t hitung Dari hasil analisis data sebelumnya, maka
> t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya dapat diketahui bahwa variabel kompensasi (X 1)
signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. berpengaruh signifikan terhadap turnover
Sedangkan jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t intention (Y1). Hal ini menunjukkan bahwa
tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H 0 kompensasi (X1) mempunyai kontribusi yang
diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji t dapat besar dalam menurunkan turnover intention (Y1).
dilihat pada Tabel 3. Untuk item penelitian ketiga yaitu kompensasi
yang diterima sudah sesuai dengan masa kerja
Tabel 3. Hasil Uji t / Parsial
hanya mendapat skor 3,16. Sedangkan untuk item
Unstandardized St andardized
Coef f icients Coef f icients penelitian kelima yaitu mendapat bonus yang
Model
1 (Constant)
B
43.978
St d. Error
3.464
Beta t
12.695
Sig.
.000
menarik hanya mendapat skor 3,35. Kedua item
X1 -.366 .119 -.421 -3.084 .003 tersebut perlu ditingkatkan, sesuai dengan teori
X2 -.395 .150 -.359 -2.633 .011
semakin lama masa kerja maka kompensasi yang
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014 diterimanya akan semakin baik. Menurut Saydam
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil sebagai (2005:268), komponen yang mempengaruhi
berikut : besar kecilnya gaji yang diterima oleh seorang
a. t test antara X1 (Kompensasi) dengan Y1 karyawan antara lain adalah pangkat atau
(Turnover Intention) menunjukkan t hitung = golongan karyawan yang bersangkutan, masa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kerja karyawan, susunan keluarga, dan jabatan kemungkinan untuk pindah kerja pada waktu yang
yang disandangnya. Dengan adanya komponen akan datang, pernah mencoba mencari pekerjaan
masa kerja maka semakin lama masa kerja yang lebih menarik, memiliki keinginan untuk
karyawan seharusnya semakin besar pula pindah kerja pada organisasi lain dengan harapan
kompensasi yang diterima karyawan dapat mengembangkan karir di tempat tersebut,
Selain gaji pokok, perusahaan perlu membandingkan kesempatan untuk bekerja
memberikan bonus yang menarik. Mathis dan ditempat lain, dan adanya perasaan tidak
Jackson (2006:173) menyatakan bahwa, bonus mempunyai masa depan jika tetap bekerja pada
juga digunakan untuk memberikan imbalan organisasi sekarang. Didapat nilai mean variabel
kepada karyawan untuk memberikan kontribusi Y1 sebesar 2,62 hal ini menunjukkan skor cukup
ide-ide baru, mengembangkan keterampilan tinggi.
mereka, atau mendapatkan sertifikasi Hasil penelitian ini juga menunjukkan
profesional. Dengan meningkatkan pemberian besarnya kontribusi variabel kompensasi (X 1)
bonus maka diharapkan karyawan dapat sebesar -0,366 dan variabel motivasi kerja (X 2)
memberikan kontribusi ide-ide baru yang akan sebesar -0,395. Untuk variabel kompensasi
membantu perusahaan untuk semakin mempunyai nilai koefisien beta sebesar -0,421 dan
berkembang. Keterampilan karyawan yang sesuai t hitung sebesar -3,084. Sedangkan variabel
dengan bidangnya juga akan semakin berkembang motivasi kerja mempunyai nilai koefisien beta
sehingga menurunkan minat untuk meninggalkan sebesar -0,359 dan t hitung sebesar -2,633.
perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan hal- Sehingga didapat variabel bebas yang paling
hal tersebut agar karyawan mendapat kepuasan dominan pengaruhnya terhadap turnover intention
kompensasi. Untuk hasil penelitian nilai mean X1 adalah kompensasi karena memiliki nilai koefisien
sebesar 3,42 berarti skor berada pada asumsi beta dan t hitung paling besar.
penelitian kompensasi yang baik. Secara simultan variabel kompensasi (X1)
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dan motivasi kerja (X2) memberikan kontribusi
kompensasi dan motivasi berpengaruh terhadap sebesar 53,6%. Sedangkan sisanya sebesar 46,4%,
turnover intention. Penelitian di PT. TIKI Jalur variabel turnover intention (Y1) akan dipengaruhi
Nugraha Ekakurir Pusat Malang menunjukkan oleh variabel-variabel yang lain yang tidak
bahwa kompensasi memiliki kontribusi paling dibahas dalam penelitian ini. Seperti yang
besar terhadap turnover intention. Hasil ini sesuai dikemukakan oleh Zeffane (2003:27-31) ada
dengan pendapat Ramlall (2002:20), beberapa faktor yang mempengaruhi turnover
pertimbangan keinginan karyawan untuk keluar intention yaitu, faktor eksternal, yakni pasar
ditentukan oleh faktor kompensasi. Hal ini tenaga kerja, faktor institusi yakni kondisi ruang
berarti semakin baik sistem kompensasi suatu kerja, keterampilan kerja, dan supervisi,
perusahaan akan menurunkan keinginan karyawan karakteristik personal dari karyawan seperti
untuk keluar. Zeffane (2003:15) juga menyatakan, intelegensi, sikap, masa lalu, jenis kelamin, minat,
ketidakpuasan terhadap kompensasi akan umur, dan lama bekerja serta reaksi individu
memicu perilaku karyawan yang negatif seperti terhadap pekerjaannya. Flinkman et al. (2006:62)
kemangkiran dan kelesuan. Seringkali juga memberikan alasan utama karyawan
dikelompokkan dalam perilaku pengunduran diri meninggalkan pekerjaan adalah, gaji, banyaknya
atau disebut pula sebagai keinginan berhenti permintaan pekerjaan, pergeseran waktu kerja,
bekerja. Jika karyawan merasa belum puas dan status pekerjaan yang tidak pasti. Hal ini
terhadap kompensasi yang diberikan perusahaan, mendorong karyawan untuk mencari pemuas
maka karyawan akan berperilaku negatif dan akan kebutuhan dengan mencari alternatif pekerjaan di
meningkatkan turnover intention. tempat lain apabila terdapat kesenjangan antara
Sedangkan nilai mean X2 didapat hasil jumlah kompensasi yang diharapkan dan
sebesar 3,77 berarti skor berada pada asumsi kenyataan yang diterima atas faktor tinggi
penelitian motivasi kerja yang baik. Dengan rendahnya kompensasi sehingga akan
demikian karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha meningkatkan turnover intention dari karyawan
Ekakurir Pusat Malang telah memiliki motivasi dan mencari perusahaan lain yang lebih bisa
kerja yang baik, sehingga dapat menekan angka memenuhi harapan akan kebutuhan kompensasi
turnover intention. Variabel turnover intention mereka. Dari beberapa hal tersebut dapat
(Y1) dengan item adanya pemikiran untuk dikembangkan menjadi variabel penelitian
meninggalkan pekerjaan yang sekarang, pengaruh turnover intention, dan diharapkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
variabel tersebut dapat memperkuat hasil mempunyai pengaruh yang dominan dalam
penelitian berikutnya. Hal ini lah yang menjadi mempengaruhi turnover intention. Perusahaan
keterbatasan penelitian sehingga diharapkan dapat harus mempertahankan sistem kompensasi
menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk tanpa diskriminasi dalam hal apapun saat
menambahkan variabel lain selain kompensasi dan penerimaan kompensasi dan pemberian
motivasi kerja. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
Namun perusahaan juga perlu meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN sistem kompensasi yang sesuai dengan masa
Kesimpulan kerja dan pemberian bonus yang menarik. Hal
1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap tersebutlah yang dapat menciptakan kepuasan
variabel bebas terhadap turnover intention dan komitmen kerja melalui kompensasi
dilakukan dengan pengujian F-test. Dari hasil sehingga turnover intention akan menurun.
analisis regresi linier berganda diperoleh nilai 2. Kompensasi yang sesuai dengan masa kerja
Fhitung sebesar 34,125, sedangkan Ftabel pada perlu ditingkatkan, hal ini sesuai dengan teori
taraf signifikan 0,05 menunjukan nilai sebesar masa kerja, semakin lama masa kerja maka
3,153. Hal tersebut berarti F hitung lebih besar kompensasi yang diterimanya akan semakin
dari Ftabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, baik. Maka diharapkan perusahaan dapat
yang berarti variabel bebas mempunyai mengevaluasi sistem pemberian kompensasi
pengaruh yang signifikan secara simultan berdasarkan masa kerja karyawan. Pemberian
terhadap turnover intention. Kedua variabel bonus yang menarik juga masih harus
bebas juga memiliki nilai koefisien ditingkatkan dengan harapan karyawan dapat
determinasi sebesar 0,536. Artinya bahwa memberikan kontribusi ide dan
53,6% variabel turnover intention akan mengembangkan keterampilan kerja yang
dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu sesuai dengan kemampuan sehingga
kompensasi dan motivasi kerja. Sedangkan menurunkan minat untuk mencari pekerjaan
sisanya sebesar 46,4% variabel turnover lain dan keluar dari perusahaan.
intention akan dipengaruhi oleh variabel- 3. Berdasarkan data yang telah diteliti, turnover
variabel lain yang tidak dibahas dalam intention dipengaruhi oleh kompensasi dan
penelitian ini. motivasi kerja sebesar 53,6%. Sedangkan
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu sisanya 46,4% turnover intention dipengaruhi
(parsial) variabel bebas (kompensasi (X1) dan oleh variabel-variabel lain. Diharapkan hasil
motivasi kerja (X2)) terhadap turnover penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi
intention dilakukan dengan pengujian t-test. peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa penelitian ini dengan mempertimbangkan
kedua variabel mempunyai pengaruh variabel-variabel lain yang belum tercantum.
signifikan terhadap turnover intention yaitu Variabel yang bisa dikembangkan adalah
kompensasi dan motivasi kerja. faktor eksternal dengan pasar tenaga kerja,
3. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa faktor institusi seperti kondisi ruang kerja,
variabel kompensasi mempunyai nilai t hitung keterampilan kerja dan supervisi, karakteristik
sebesar -3,084 dan koefisien beta sebesar - personal dari karyawan seperti intelegensi,
0,421. Sedangkan variabel motivasi kerja sikap, masa lalu, minat, pergeseran waktu
mempunyai nilai koefisien beta sebesar -0,359 kerja, dan status pekerjaan yang tidak pasti.
dan t hitung sebesar -2,633. Berdasarkan nilai Beberapa hal tersebut dapat dijadikan variabel
koefisien beta dan t hitung didapat bahwa tambahan untuk penelitian selanjutnya
variabel kompensasi mempunyai pengaruh sehingga hasil penelitian pengaruh turnover
yang paling kuat dibandingkan dengan intention akan semakin baik.
variabel motivasi kerja maka variabel
kompensasi mempunyai pengaruh yang DAFTAR PUSTAKA
dominan terhadap turnover intention. Ambar, Teguh Sulistiyani, dan Rosidah. 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Saran Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Diharapkan pihak perusahaan dapat
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif.
mempertahankan serta meningkatkan sitem Jakarta: Kencana.
kompensasi, karena variabel kompensasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Flinkman, M. et al. 2006. Explaining Young Studi Empiris pada Lingkungan Akunyansi
Registered Finnish Nurses Intention to Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Leave The Profesion. International, Journal Zeffane, Rachid. 1994. Understanding Employee
of Nursing Study.
Turnover : The Need For a Contingency
Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen Sumber Approach. International Journal of
Daya Manusia dan Manjemen Pesonalia. Manpower 15(9) : 1-14.
Yogyakarta: BPFE.
----------. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapan
belas. Yogyakarta: BPFE.
Harnoto. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi kedua. Jakarta : Prehallindo.
Hasibuan, Malayu, SP. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mathis, Robert. L dan John H. Jackson. 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Mueller, John Dwight Kammeyer. 2003. Turnover
Process in a Temporal Context: It's about
Time, online (www.emeraldinsight.com,
diakses 12 Januari 2014).
Par, Guy and Michel Tremblay. 2001. The
Measurement and Antecedents of Turnover
Intention among IT Professionals, online
(www.cirano.umontreal.ca/publication/docu
ments.html, diakses 12 Januari 2014).
Ramlall, Sunil. 2002. A Comparison of Work
Motivation Theoroes and Their Implications
for Employee Retention with in
Organization. The Journal of American
Academy of Business, Cambridge.
Robbins, dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi,
Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.
Saydam, Gouzali. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia : Suatu Pendekatan Mikro.
Jakarta: Djambatan.
Schuler, R dan Suzan E. Jackson. 1999.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Keenam Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: STIE.
Smither, R.D. 1998. The Psychology of Work and
Human Performance. United States : An
Imprint of Addison Wesley Longman, Inc.
Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan
Korelasi. Bandung: Tarsito.
Suwandi, dan Indriantoro, Nur. 2003. Pengujian
Model Turnover Pasework dan Strawser :

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai