Anda di halaman 1dari 12

Dislokasi : suatu keadaan dimana terjadi perubahan dari letak permukaan tulang satu terhadap

lainnya yang membentuk persendian.


Humerus : tulang yang membentuk bagian lengan atas.
Fraktur linier : patah tulang yang terjadi sejajar dengan sumbu panjang tulang.
Imobilisasi : pembatasan untuk bergerak dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan
komplikasi pergerakan akibat fraktur.
Remodeling tulang : pergantian jaringan tulang tua dengan jaringan tulang muda. Kondisi ini
sebagian besar terjadi untuk mempertahankan massa tulang.

Histologi

Tulang rawan

Karakteristik tulang rawan

Tulang rawan merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang berasal dari mesenkim
Terdiri atas sel dan matriks ekstraselular (serat jaringan ikat dan substantia
fundamentalis)
Bersifat nonvaskular (avaskular)
Terdiri atas sel yang disebut kondrosit dan kondroblas

Jenis tulang rawan

Tulang rawan hialin

Jenis tulang rawan yang paling banyak ditemukan


Berfungsi sebagai model kerangka kebanyakan tulang
Model tulang rawan secara bertahap diganti dengan tulang kompak (osifikasi
endokondral)
Misalnya terletak pada permukaan sendi, ujung iga, hidung, laring, trakea, bronki
Terdapat matriks interteritorial berwarna terang dan matriks teritorial berwarna
gelap yang berdekatan dengan kondrosit.

Tulang rawan elastik

Hampir serupa dengan tulang rawan hialin, tetapi memiliki lebih banyak serat
elastik (fibra elastica) bercabang dalam matriks
Bersifat sangat lentur
Misalnya terletak pada telinga luar, dinding tuba auditorius, epiglotis, laring

Fibrokartilago

Adanya berkas-berkas serat kolagen kasar, sangat padat, tidak teratur dalam
jumlah besar.
Terdiri atas lapisan matriks tulang diselingi lapisan serat kolagen tipe I padat.
Kondrosit kecil dalam lakuna tersebar berderet di dalam matriks, bukan tersebar
acak membentuk kelompok atau sendiri-sendiri.
Semua kondrosit dan lakuna mempunyai ukuran serupa.
Tidak terdapat perikondrium pada perifer kartilago fibrosa, karena banyak
terdapat pada daerah peralihan tulang rawan hialin dan tendon atau ligamentum
Misalnya terletak pada diskus intervertebralis, simfisis pubis, dan sendi tertentu.

Perikondrium

Perikondrium berupa selapis jaringan ikat padat, tidak teratur, dan memiliki vaskularisasi
(pendarahan) mengelilingi tulang rawan hialin dan elastik.
Lapisan luar banyak terdapat serat kolagen tipe I dan fibroblas.
Bersifat selular dan kondrogenik. Sel kondrogenik membentuk kondroblas yang
menghasilkan matriks kartilago.
Tulang rawan hialin di permukaan sendi tulang tidak ber-perikondrium
Fibrokartilago tidak ber-perikondrium, selalu berhubungan dengan serat jar.ikat padat

Perikondrium mengelilingi matriks kartilago, berisi fibroblas. Lapisan dalam


perikondrium berupa lapisan kondrogenik di sebelah dalam membentuk kondroblas dan
berdeferensiasi menjadi kondrosit. Kondrosit dalam lakuna dapat berkelompok
(aggregatio isogenica) atau sendiri-sendiri. Matriks interteritorial berwarna terang,
matriks teritorial berwarna gelap di sekitar lakuna.

Perikondrium : selubung jar.ikat padat yang mengelilingi tulang rawan


Mengandung pembuluh darah yang memasok tulang rawan (avaskular), saraf, dan limfe
Pada tulang rawan yang menutupi sendi, perikondrium tidak ada (berangsur habis karena
pergerakan) dan dipertahankan oleh disfusi oksigen dan nutrien dari cairan sinovial

Matriks tulang rawan

Dihasilkan dan dipelihara oleh kondrosit dan kondroblas.


Serat kolagen atau elastik memberi kekuatan dan ketahanan matriks kartilago.
Mengandung banyak air sehingga memudahkan difusi keluar-masuk molekul.
Di dalam matriks, terdapat serat kolagen dan elastik dengan proporsi bervariasi
menggolongkan kartilago menjadi kartilago hialin, elastik, atau fibrokartilago.
Terdiri atas serabut halus kolagen tipe II (proteoglikan dan glikoprotein struktural).

Matriks ekstraseluler berfungsi sebagai penyatu sel-sel penyusun tulang rawan berupa
substansi encer mirip gel dari karbohidrat kompleks. Macam serat matriks :
1. Kolagen : serat seperti kabel atau lembaran. Memberikan kekuatan tensil (resistensi
terhadap stress longitudinal)
2. Elastin : serat protein seperti karet mudah meregang dan kembali pulih
3. Fibronektin : mendorong perlekatan antarsel

Sel tulang rawan


Berkembang dari sel mesenkim berdeferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas
bermitosis dan menyintesis matriks kartilago dan bahan ekstraseluler.
Setiap kondroblas dikelilingi oleh matriks dan terperangkap dalam lacunae. Sel-sel di
dalam lakuna disebut kondrosit (mature sel). Satu lakuna berisi lebih dari satu kondrosit.

Sel mesenkim juga berdeferensiasi membentuk perikondrium sebagai pembungkus tulang


rawan. Lapisan dalam perikondrium berupa sel kondrogenik yang berdeferensiasi
membentuk kondroblas yang menyekresikan matriks dan terperangkap dalam lakuna
sebagai kondrosit

Tulang rawan tidak mempunyai kapiler darah dari dalam, maka kondrosit bernapas pada
tekanan oksigen rendah
Kondrosit bermetabolisme secara glikolitik anaerob
Nutrien dari darah berdifusi masuk melalui perikondrium

Proses pembentukan kartilago (kondrogenesis)

Appositional growth :
Mesenkim embrio sebagai jaringan prekursor semua tipe kartilago
Proliferasi dan deferensiasi sel mesenkim menjadi kondroblas
Kondroblas mensekresikan cairan ekstraselnya sendiri (matriks) yang
memisahkan antarkondroblas
Kondroblas berkondensasi membentuk kondrosit dalam aggregatio isogenica
dalam suatu lakuna
Memperluas kartilago dari luar
Interstisial growth :
Kondrosit dalam lakuna membelah dan mensekresikan matriks baru dan
memperluas kartilago dari dalam

Proses perbaikan kartilago


Regenerasi : aktivitas sel kondrogenik di perikondrium yang menginvasi area cedera dan
menghasilkan tulang baru. Pada area cedera yang luas, sel kondrogenik terlebih dahulu
membentuk parut jar.ikat padat

Tulang (osteon)

Terdiri atas sel dan matriks organik ekstrasel yang dihasilkan oleh sel
Sel-sel tulang penghasil matriks disebut osteoblas
Matriks organik terdiri dari serat kolagen dalam suatu gel padat, membentuk kekuatan
tensile (keuletan tulang menahan patah yang ditimbulkan oleh tegangan)
Kristal kalsium fosfat membantu tulang mempertahankan bentuk ketika diperas atau
ditekan (kemampuan kompresi)
Tulang panjang terdiri dari batang silindris (diafisis) dan bonggol sendi di kedua ujung
(epifisis), keduanya dipisahkan oleh lempeng epifisis. Rongga sentral tulang terisi oleh
sumsum tulang, tempat produksi sel darah
Penambahan ketebalan : penambahan tulang baru di atas permukaan tulang yang sudah
ada. Dihasilkan oleh osteoblas (pembentuk tulang) dalam periosteum (jar.ikat pelindung
luar tulang), sedangkan ke arah dalam, osteoklas (penghancur tulang) melarutkan
jaringan tulang di dekat rongga sumsum. Rongga sumsum ikut membesar

Penambahan panjang : memanjang akibat aktivitas sel-sel tulang rawan (kondrosit) di


lempeng epifisis. Kondrosit membelah dan memperbanyak diri di tepi luar lempeng
samping epifisis, kondrosit kemudian membesar. Proliferasi kondrosit dan hipertrofi
kondrosit menyebabkan lempeng melebar.

Penambahan lebar lempeng epifisis menyebabkan bagian epifisis dan diafisis tulang
menjauh satu sama lain (pemisahan). Matriks yang mengelilingi kondrosit yang
mengalami pembesaran terjadi kalsifikasi. Difusi nutrien dan oksigen yang dibutuhkan
kondrosit dalam matriks terganggu akibat adanya kalsifikasi, yaitu pengendapan oleh
garam kalsium. Kondrosit tua mati di tepi diafisis.

Osteoklas kemudian membersihkan sisa-sisa kematian kondrosit di tepi diafisis


(melarutkannya) terperangkap dalam matriks kalsifikasi. Osteoblas masuk dari diafisis ke
atas membawa kapiler darah menggantikan tempat dimana terjadinya kematian kondrosit
yang dibersihkan oleh osteoklas. Osteoblas yang terperangkap dalam matriks kalsifikasi
ini kemudian disebut osteosit menggantikan kondrosit tua yang telah mati (osifikasi :
penulangan) menyebabkan tulang bertambah besar. Osteosit memperoleh nutrien dan
oksigen melalui pembuluh kapiler yang ada bersamanya.

Periosteum dan endosteum

Periosteum berupa lapisan luar berkas kolagen (serat perforata atau serat sharpey) yang
berfungsi mengikatkan periosteum pada tulang dan serat fibroblas.
Lapisan dalam periosteum terdapat sel punca mesenkimal (sel osteoprogenitor) yang
berpotensi membelah melalui mitosis dan berdeferensiasi menjadi osteoblas
Endosteum melapisi rongga dalam tulang
Endosteum berupa jaringan ikat sangat tipis berisi osteoblas dan osteoprogenitor gepeng
pelapis trabekula
Fungsi utama : menyediakan nutrisi bagi tulang dan sekresi osteoblas baru secara kontinu

Jaringan tulang primer

Tampak pada perkembangan embrionik dan pada perbaikan fraktur


Adanya disposisi acak serat kolagen halus (irreguler) karenanya disebut tulang anyaman
(woven bone)
Bersifat sementara dan digantikan oleh jaringan tulang sekunder pada saat dewasa
Kadar mineral lebih rendah
Proporsi osteosit lebih tinggi

Jaringan tulang sekunder


Tulang pengganti dari tulang primer pada saat dewasa
Lapisan matriks berkapur sering disebut tulang lamelar
Lamela konsentrik yang mengelilingi kanal kecil pembuluh darah disebut osteon (dulu
sistem havers)
Lakuna terbenam dalam lamela. Lakuna berisi osteosit dihubungkan satu sama lainnya
melalui kanalikulus (memungkinkan semua sel berkontak dengan kanal ostenik sebagai
sumber nutrien dan oksigen
Kanal sentral (kanal ostenik) berhubungan dengan periosteum dan rongga sumsum
melalui kanal perforata transversal atau oblik (dulu kanal volkmann)

Remodeling Tulang

Pergantian tulang dengan jaringan yang baru seluruhnya melalui pengendapan


(pembentukan) dan resorpsi tulang (pengeluaran) secara bersamaan. Memiliki 2 tujuan
yaitu menjaga tulang agar tetap efektif dalam fungsi mekanisnya, dan membantu
mempertahankan kadar kalsium plasma.

3 jenis sel tulang yaitu, osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas berperan dalam
menghasilkan matriks ekstrasel tempat pengendapan kalsium fosfat. Osteosit adalah
osteoblas yang telah mengendap di matriks ekstrasel. Osteoklas berperan dalam
menyerap dan membersihkan sel tulang yang telah mati dengan mengeluarkan asam yang
dapat melarutkan kalsium fosfat yang sudah mengendap.

Osteoblas dan osteoklas berasal dari sumsum tulang. Osteoblas berasal dari sel stroma
sumsum, sedangkan osteoklas berasal dari deferensiasi makrofag (turunan monosit).

Osteoblas bersama dengan prekursornya menghasilkan dua sinyal kimiawi yang


mengatur aktivitas osteoklas :

Ligan RANK (RANKL)


Meningkatkan aktivitas osteoklas meresorpsi tulang yang telah rusak (mati)
RANK merupakan suatu protein reseptor di permukaan membran makrofag sumsum
RANKL merupakan ligan yang berikatan dengan RANK
Pengikatan RANK-RANKL menyebabkan makrofag sumsum berdeferensiasi menjadi
osteoklas yang membantunya hidup lebih lama dengan menekan apoptosis
Osteoklas meningkatkan aktivitas resorpsi tulang sehingga menurunkan massa tulang

Osteoprotegerin (OPG)
Menekan aktivitas osteoklas meresorpsi tulang
OPG merupakan reseptor protein pengecoh yang disekresikan ke dalam matriks ekstrasel
dan berikatan dengan RANKL
RANKL tidak dapat berikatan dengan reseptor protein makrofag sejati (RANK)
Osteoblas (penghasil tulang) mengalahkan kerja osteoklas (penyerap tulang), massa
tulang bertambah
Keseimbangan konsentrasi antara RANK dan OPG mempengaruhi kerja dan aktivitas
osteoklas.
Osteoblas menghasilkan lebih banyak RANKL - aktivitas osteoklas meningkat -
penurunan massa tulang
Osteoblas menghasilkan lebih banyak OPG - aktivitas osteoklas menurun - peningkatan
massa tulang

Organisasi tulang menjadi osteon-osteon

Tulang kompak tersusun atas osteon-osteon


Setiap osteon terdiri atas kanalis sentralis, lamela, osteosit, dan kanalikulus
Satu kanalis sentralis dikelilingi oleh lamela, yaitu lapisan osteosit yang terkubur di
dalam tulang
Osteosit dalam lamela dihubungkan dengan osteosit dalam lamela lain melalui
kanalikulus (pertukaran bahan dan sirkulasi)
Anyaman osteosit yang dihubungkan bersama dengan kanalikulus dinamakan membran
tulang

Mineralisasi dalam matriks tulang (kalsifikasi)

Osteoblas mensekresi kolagen tipe I, sejumlah glikoprotein, dan proteoglikan


Beberapa faktor tersebut (osteoklasin dan glikoprotein lainnya) mengikat Ca2+ dengan
afinitas tinggi sehingga konsentrasi ion-ion setempat meningkat
Osteoblas juga melepaskan vesikel matriks
Konsentrasi ion tinggi menyebabkan terbentuknya kristal CaPO4 di vesikel matriks
Kristal mengalami mineralisasi bersama dengan massa hidroksiapatit dalam matriks
membentuk matriks tulang yang solid

Anatomi

Klasifikasi tulang berdasarkan regio-nya :


Kerangka aksial
Tengkorak, hyoid, vertebre, strenum, costae
Kerangka apendikular
Gelang bahu, clavicula, scapula
Extremitas superior
Humerus, radius, ulna, ossa carpalia, ossa metacarpalia, phalanges
Gelang panggul
Os coxae
Extremitas inferior
Femur, patella, fibula, tibia, ossa tarsalia, ossa metatarsalia, phalanges

Klasifikasi tulang berdasarkan bentuk umumnya :

Tulang panjang
Panjangnya lebih besar dari lebarnya
Mempunyai corpus tubular, diaphysis, dan epiphysis di kedua ujungnya
Selama masa pertumbuhan diaphysis dipisahkan dari epiphysis oleh kartilago
epiphysis
Bagian diaphysis yang berdekatan dengan cartilago epiphysis disebut metaphysis
Corpus mempunyai cavitas medullaris (sumsum tulang : medulla ossium)
Bagian luar corpus terdiri atas tulang kompakta diselubungi oleh periosteum
Ujung tulang panjang berupa tulang spongiosa yang dikelilingi selaput tipis tulang
kompakta
Facies articularis ujung-ujung tulang diliputi cartilago hyalin
Contoh : humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsa, dan phalanges

Tulang pendek
Bentuk segi empat
Terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selaput tipis tulang kompakta
Diselaputi periosteum
Facies articularis diliputi oleh cartilago hyalin
Contoh : os schapoideum, os lunatum, talus, dan calcaneus

Tulang pipih
Bagian dalam dari luar tulang terdiri atas lapisan tipis tulang kompakta (tabula)
dipisahkan oleh selapis tulang spongiosa (diploe)
Contoh : os frontale, os parietale

Tulang iregular
Tersusun dari selaput tipis tulang kompakta di bagian luarnya dan bagian
dalamnya dibentuk oleh tulang spongiosa
Contoh : vertebre, tengkorak, os coxae

Tulang sesamoid
Tulang kecil yang tertanam dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh
cartilago
Tujuan tulang sesamoid : mengurangi friksi pada tendo dan merubah arah tarikan
tendo
Contoh : patella (tendo musculus quadriceps femoris)

Sumsum tulang
Terdapat dalam cavitas medullaris tulang panjang dan tulang pendek
Terdapat pada substantia spongiosa tulang pipih dan tulang iregular
Pada waktu lahir, semua sumsum tulang dalam tubuh berwarna merah (medulla ossium
rubra)
Bertambahnya usia, sumsum tulang merah digantikan dengan sumsum tulang kuning
(medulla ossium flava)
Pergantian sumsum bergerak ke arah proksimal
Sumsum merah pada orang dewasa : tulang tengkorak, columna vertebralis, dinding
thorax, tulang gelang bahu dan panggul, caput humeri dan capput femoris
Semua permukaan tulang diselaputi oleh periosteum kecuali permukaan persendian
Periosteum mengandung sel yang bersifat osteogenik
Periosteum menerima banyak persarafan dan sangat peka

Perkembangan tulang
Berkembang dengan 2 cara : membranosa dan endochondral
Membranosa : berkembang langsung dari membran jaringan ikat
Osifikasi endochondoral: berawal dari model tulang rawan, kemudian digantikan oleh
tulang

Tulang rawan
Cartilago hyalin
Selama masa pertumbuhan, cartilkago berperan penting pada pertumbuhan tulang
panjang (lempeng epiphysis terdiri atas cartilago hyalin)
Sangat peka terhadap robekan meliputi seluruh permukaan sendi sinovial
Tidak dapat diperbaiki jika mengalami fraktur, tempat kerusakan diisi jaringan
fibrosa

Cartilago fibrosa
Banyak serabut fibrosa dalam matriks
Ditemukan pada discus articularis (articulatio temporomandibularis,
sternoclavicularis, genus) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula
Bila rusak, dapat memperbaiki dirinya sendiri

Cartilago elastis
Banyak serat elastis dalam matriks
Sangat fleksibel
Bila rusak, dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa
Auricula, meatus acusticus externus, tuba auditiva, epiglottis

Regio Membrum Inferior


Glutea
Tungkai atas (paha)
Lutut
Tungkai bawah (tibia, fibula)
Tarsal
Metatarsal
Phalanges

Regio Glutea

Ligamenta
Ligamentum sacrotuberosum : menghubungkan dorsal sacrum dengan tuber
ischiadica
Ligamentum sacrospinosum : menghubungkan dorsal sacrum dengan spina
ichiadica
Foramina
Foramen ischiadicum major : dibentuk oleh incisura ischiadica major os coxae
dengan lig.sacrotuberosum
Foramen ischiadicum minor : dibentuk oleh incisura ischiadica minor os coxae
dengan lig.sacrospinosum

Musculi
M. Gluteus maximus
M. Gluteus medius
M. Gemellus superior
M. Gemellus inferior
M. Minimus
M. Obturatorius internus
M. Piriformis
M. Quadratus femoris
M. Tensor fasciae latae

Tulang-tulang
Os. Coxae : ilium, ischium, pubis
Gelang panggul : os coxae, os coccygis, os sacrum

Nervus
N. Ischiadicus
N. Cutaneus femoris posterior
N. Gluteus superior
N. Gluteus inferior
N. Pudendus

Arteriae
A. Glutea superior
A. Glutea inferior
Anastomosis trochanterica suplai darah utama caput femoris : a.glutea inferior,
a.glutea superior, a.circumflexa femoris medialis, a.circumflexa femoris lateralis
Anastomosis cruciata : a.glutea inferior, a.circumflexa femoris medialis,
a.circumflexa femoris lateralis, a.perforans I

Regio tungkai atas

Fascia anterior : n.femoralis


Flexor dan extensor
M. Sartorius
M. Iliacus
M. Psoas
M. Pectineus
M. Quadriceps femoris
M. Rectus femoris
M. Vastus lateralis
M. Vastus medialis
M. Vastus intermedius

Fascia medial : n.obturatorius


Adductor dan rotator
M. Gracilis
M. Adductor longus
M. Adductor brevis
M. Adductor magnus
M. Obturatorius externus

Fascia posterior : n.ischiadicus


Flexor dan extensor
M. Biceps femoris
M. Semitendonosus
M. Semimembranosus
M. Adductor magnus

Regio tungkai bawah

Fascia anterior : n.peroneus profundus


Extensor
M. Tibialis anterior
M. Extensor digitorum longus
M. Peroneus tertius
M. Extensor halluscis longus
M. Extensor digitorum brevis

Fascia lateral : n.peroneus superficialis


Plantar flexor
M. Peroneus longus
M. Peroneus brevis

Fascia posterior : n.tibialis


Flexor
Kelompok superficial
M. Gastrocnemius
M. Plantaris
M. Soleus
Kelompok profunda
M. Popliteus
M. Flexor digitorum longus
M. Flexor hallucis longus
M. Tibialis posterior
Telapak kaki

Lapisan pertama
Lapisan kedua
Lapisan ketiga
Lapisan keempat

Arteriae utama
A. Iliaca externa
A. Femoralis
A. Profunda
A. Circumflexa femoris lateralis
A. Profunda fermoris
A. Circumflexa femoris medialis
A. Femoralis
A. Poplitea
A. Tibialis posterior
A. Peranoea
A. Tibialis anterior
A. Dorsalis pedis
A. Arcuata

Venae utama
V. Femoralis
V. Circumflexa ilium superficialis
V. Epigastrica superficialis
V. Pudenda externa superficialis
V. Sephena magna
V. Accessoria
V. Poplitea
V. Saphena parva
Arcus venosus dorsalis

Nervus utama
N. Cutaneus
N. Ichiadicus
N. Pudendus
N. Tibialis
N. Peroneus
N. Plantaris

Osifikasi Endokondral
Didahului oleh suatu moedel tulang rawan hialin sementara
Terjadi pada tulang pendek dan tulang panjang : humerus, radius, ulna, femur, tibia,
fibula
Zona cadangan tulang rawan
Tulang rawan hialin yang dikelilingi oleh perikondrium. Kondrosit dalam lakuna
tersebar dalam kelompok kecil
Zona proliferasi kondrosit
Kondrosit berproliferasi, membelah dan tersusun dalam kolom vertikal
Zona hipertrofi dan kalsifikasi tulang rawan
Kondrosit bertambah ukurannya (pembengkakan inti dan sitoplasma), kemudian
berdegenerasi membentuk lempeng tipis tulang rawan terkalsifikasi yang
dikelilingi oleh osteoid
Zona osifikasi
Sel-sel perikondrial lapisan dalam perikondrium membentuk kerah periosteal
hingga menjadi periosteum
Terbentuk sel osteoprogenitor dari deferensiasi sel mesenkim periosteum,
berdeferensiasi lagi menjadi osteoblas, mengeluarkan matriks osteoid
Osteoblas terperangkap dalam osteoid menjadi osteosit
Terbentuk rongga sumsum berisi kapiler darah, mesenkim, osteoblas (pusat
osifikasi primer) di diafisis tulang
Kemudian diikuti terbentuknya pusat osifikasi sekunder di epifisis tulang

Osifikasi intramembranosa
Tidak didahului oleh model tulang rawan, tetapi berasal dari mesenkim jaringan ikat.
Mesenkim berdeferensiasi menjadi sel osteoprogenitor dan osteoblas yang akan
mensekresikan matriks osteoid yang akan memerangkap osteoblas menjadi osteosit
Pada awalnya membentuk tulang spongiosa (primer) dengan struktur trabekula
Terjadi pada seluruh tulang pipih seperti mandibula, maksila, klavikula, tulang tengkorak

Remodeling tulang
Proses pergantian tulang yang rusak akibat fraktur menjadi tulang baru
Prosesnya :
Pembentukan hematoma (bekuan darah) fraktur oleh pembuluh darah yang robek
Bekuan darah diangkut oleh makrofag dan sel tulang yang telah mati dalam matriks
berdekatan oleh osteoklas
Bekuan darah digantikan oleh jaringan periosteum yang berproliferasi menghasilkan
osteoblas. Aktivitas osteoblas membentuk kalus fibrokartilaginosa (lunak)
Kalus fibrokartilaginosa (lunak) secara bertahap digantikan oleh kalus keras berupa
tulang primer (spongiosa) dengan struktur trabekula
Tulang primer mengalami remodeling menjadi tulang kompak seluruhnya

Hormon yang mempengaruhi jaringan tulang


Parathormon : meningkatkan kadar kalsium plasma
Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma
GH atau somatotropin) : merangsang hati mensekresikan IGF 1 berpengaruh pada pertumbuhan
kartilago epifisis

Fungsi tulang : memberi bentuk tubuh, menyokong berdiri tegaknya tubuh, tempat melekatnya
otot, melindungi alat-lat tubuh lunak, melakukan fungsi gerak, tempat pembentukan sel-sel
darah, penyimpanan mineral dan lemak

Anda mungkin juga menyukai