Tiang listrik yang kami amati berada di daerah Telanai Pura dekat dengan pepohonan dan berada
di pinggir jalan. Berbagai macam factor seperti temperature, perubahan musim ( panas dan
dingin), factor bioligi dan lainnya yang menjadi penyebab terjadinya korosi yang beragam.
Menurut analisis kami korosi yang terjadi pada tiang listrik yang kami amati yaitu ketiga belas
Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya metal
besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udara terbuka.
dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari metal kurang
mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia
berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi
dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumur karat (Surface
sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat berubah akibat pengaruh perubahan suhu,
perubahan konsentrasi zat-zat yang terlarut, kondisi permukaan elektroda, kotoran/sampah pada
steel/baja karbon) dan tubenya dari paduan tembaga (Aluminium bronze), kalau ditinjau pada
electromotive series jelas bahwa baja (ferrum) lebih tinggi letaknya daripada tembaga, jadi baja
dalam kondisi ini menjadi lebih anodic terhadap paduan tembaga, karenanya terjadilah sel karat
galvanic dan akibatnya tube sheet baja tersebut berkarat dan kehilangan metal pada
permukaannya.
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi batas ketentuannya.
Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau stress corrosion cracking. Sifat
retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadnya/spontaneous), regangan biasanya bersifat
internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan seperti bentukan dingin atau
merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti pengelingan, pengepresan dan lain-lain.
Untuk material kuningan jenis RKR disebut Season Cracking, dan pada material Low
Carbon Steel disebut Caustic Embrittlement (kerapuhan basa), karat ini terjadi sangat cepat
dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratan untuk terjadinya karat regangan ini telah
terpenuhi pada suatu moment tertentu yakni adanya regangan internal dan terciptanya kondisi
korosif yang berhubungan dengan konsentrasi zat karat (Corrodent) dan suhu lingkungan.
Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR pada berbagai sistem paduan.
Udara laut
Ion Amonium
Paduan Tembaga (Kuningan dan lain-
lain) Amine
Paduan Nikel Hidroksida terkonsentrasi dan panas
(hydrofluoric)
Baja Karbon Rendah Hidroksida terkonsentrasi dan
mendidih
bara
Baja Oil-Country/Oil Field H2S dan CO2
Baja paduan rendah berkekuatan tinggi Klorida
Baja nir noda Klorida mendidih
mendidih
Asam politionik
Klorida
Baja feritik dan Baja martensitik (seri
Metal alcohol
Contoh sebuah paku dimasukan dalam air asin/air laut maka paku tersebut akan berkarat
yang diawali dari bagian kepala dan bagian yang runcing. Bagian kepala dan bagian runcing
paku dibentuk secara paksa dengan sistem Cold Forming (pembentukan dingin). Di dalam
pengerjaan Cold Forming selalu dihasilkan regangan sisa, akibatnya bagian tersebut akan
menjadi anodic terhadap bagian paku lainnya apabila dihubungkan melalui elektrolit.
konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan lektrolit (air yang
pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar celah
yang basah dengan air yang lebih banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah dalam
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam celah
cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama kering. Celah
pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis yang disusun secara
Contoh, sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air lautdalam waktu yang cukup
lama sehingga pada permukaan logam yang semularata dan bersih tidak ada karat akan menjadi
bergelombang pada permukaannyadan berkarat, hal itu mencerminkan bahwa terjadi perbedaan
serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja pada suatu
konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus. Pada titik dimana
arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan karat yang cukup serius sehingga dapat
minum di dalam tanah yang terbuat dari baja bergalvanis atau bajaberlapis beton sebelah dalam
dan berbalut (wrapped) sebelah luar. Karatakan terjadi pada daerah keluarnya arus luar yang
berasal dari rel keretalistrik tersebut. Tempat dimana arus liar masuk ke dlaam pipa,
menjadikatoda, sedangkan dimana arus liar meninggalkan pipa menjadi anoda dan berkarat.
Seperti sel perlindungan katodik pada pipa bawahtanah. Arus berasal dari sumber arus listrik
searah menuju elektroda danmelalui tanah arus mengalir dari elektroda ke pipa sehingga pipa
menjadi katoda yang tidak berkarat. Selanjutnya arus kembali ke sumber (rectifier)
Korosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu komponen darizat paduan yang
biasa disebut pelarutan selektif (Selective Dissolution) ataupartino / de alloying. Zat komponen
yang larut selalu bersifat anodic terhadapkomponen yang lain. Walaupun secara visual tampak
perubahan warna pada permukaaan paduan namun tidak tampak adanya kehilangan materi
berupa takik, perubahan dimensi, retak atau alur. Bentuk permukaan tampaknya tetap tidak
jeniskarat ini menjadi berkurang, berpori-pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifat
Karat ini biasa terjadi melalui struktur logam dalam dua macam :
1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa bersifat anoda atau katoda terhadap logam utama.
2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini bersifat katoda terhadap ferit.
Contoh :
2.1. Dezincification
Yaitu proses pelarutan seng dari metal paduan kuningan yang perpaduan antara seng dengan
tembaga. Mekanisme :
2.1.a. Logam paduan berkarat dan tembaga menuju ke permukaan membentuk lapisan luar yang
keropos.
2.1.b. Logam seng menuju ke permukaan paduan dan melakukan reaksi, sehingga meninggalkan
paduan.
2.2. Grafitasi
Yaitu proses karat yang terjadi pada grafit, contoh besi cor, dimana besi meninggalkan paduan
dari karbon dan grafit, sifat logam ringan, keropos dan getas.
Korosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh aliran
fluida yang sangat cepat. Korosi erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu :
3.Kondisi peronggaan
4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran laminer
II.8. Korosi Bakteri
Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat
aktifitas mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir100 jenis dan telah
dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba tidak
dipandang serius saat degradasi pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan
tahun1970-an. Ketika pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air
stainless steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang yang luas pada permukaan sehingga
para industriawan menyadari serangan tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan
salahsatu faktor pertimbangan pada instalasi pembangkit industri, industri minyak dan gas,
proses kimia, transportasi dan industri kertas pulp. Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal
tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan perhatian dalam biaya operasi dan
pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan
memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya korosi tersebut.
Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam
kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini disebut Mikroba Korosi. Mikroba sendiri merupakan
suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas pada habitat-habitatnya dan
membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang
memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan
di sistem air, kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang
lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan
protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh
inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan
permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuklapisan tipis atau
biodeposit.
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Bakteri ini
mengubah garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat.
Adapun mikro organisme yang lain yaitu bakteri yang membentuk lapisan berlendir (slime)
menyebabkan deposisi besi, jamur dan alga. Bakteri ini melubangi filter, menyebabkan karat
Nama Jenis
Flavobacterium
Mucoids
B. Subtilis
B. Cereus
Desulfovibrio Closfridia Bakteri penyebab karat
Gallionella Crenothrix Bakteri pendeposisi bakteri
Chrococcus Algae (Lumut)
Oscillatoria
Chlorococcus
Ulothrix
Scenedesmus
Navicula
Aspergillus
Alternaria
Penicillium Jamur
Trichoderma
Torula Monilia
Pada korosi bakteri secara umum merupakan gabungan dan pengembangan sel diferensial
oksigen, konsentrasi klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk korosidan depolarisasi
Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi disebabkan oleh
fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :a. Pipa-pipa bawah tanah
di Industri minyak dan gas bumiDalam suatu contoh kasus dari perusahaan Korea Gas
Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis dengan polyethylene (APL 5L
X-65). Selama instalasi, pipa dilas tiap 12 meter dan diproteksi dengan impressed current
proteksi katodik dengan potensial proteksi 850 mV (vs saturated Cu/CuSO4). Kemudian
beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun korosi aktif menggunakan pengujian
potensial gardien5, hasilnya berupa letak-letak coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan
selanjutnya yaitu adanya disbonded coating area di permukaan pipa yang disebabkan adanya arus
proteksi katodik yang berlebihan terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat
baik untuk perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local
(pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok. Kedalaman pit 5-7 mm
Karat titik embun ini diesebabkan oleh factor kelembababn yang menyebabkan titik embun
(dew point) atau kondensasi. Tanpa adanya unsurekelembaban relative, segala macam
kontaminan (zat pencemar) tidak akan atausedikit sekali menyebabkan pengkaratan. Titik embun
ini sangat korosifterutama di daerah dekat pantai dimana banyak partikel air asin yang
terhembusdan mengenai permukaan metal, atau di daerah kawasan industry yang kaya dengan
Saat jarang jatuh hujan, maka zat pencemar di permukaan metal tidakterganggu, sehingga
sewaktu terjadi kondensasi di permukaan dengan factorcuaca yang relative dingin dan factor
kelembaban relative cukup tinggi ( di atas80%), maka air embun tersebut tercampur dengan zat
pencemar yang adamenjadi larutan elektrolit yang sangat baik, sehingga mempercepat
keberadaan zat pengkarat (corrodent) yang tinggi, kelembaban yang tinggi juga suhu yang
Dengan suhu yang relative hangat dan terlarut di dalam embun yang cukup banyak maka
Contoh, pada puncak cerobong suhu udara cukup rendah sehingga berada di bawah suhu
kondensasi (titik embun). Karenanya di daerah tersebut terjadikondensasi dari gas bekas yang
banyak mengandung uap air, panas akibat pembakaran di puncak cerobong telah mendingin
karena diserap oleh metaldinding cerobong yang bersuhu lebih rendah sepanjang cerobong,
cerobong (perforasi). Karena di dalam gas bekas (Flue gas) banyak mengandung CO, CO 2,
COx dan SO2s, yang memiliki butir-butir kondensat yang tercemar dan bersifat asam