PENDAHULUAN
Property, Plant, and Equipment lebih sering disebut sebagai aset tetap
dalam literatur bahasa Indonesia ataupun didalam standar akuntansi
keuangan Indonesia. Pengetian Aset tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
dandiharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dari
berbagai defini di atas dapat ditarik, kesimpulan bahwa aset dapat disebut
aset tetap apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. berupa wujud fisik.
2. bersifat permanen.
3. digunakan dalam operasi perusahaan.
4. tidak dimaksudkan dijual kembali.
5. memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun
B. RUANG LINGKUP
C. PENGAKUAN
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya
jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa
depan dari aset tersebut;
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya
dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat
dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap
pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan
menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya
jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan
untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.
CONTOH:
Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan
bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk
mendirikan bangunan tersebut sebesar 1,2 miliar.
Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta.
Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran.
200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 1.335,167 jt
Cr Kas 1.200 jt
Kewajiban diestimasi 135,1167jt
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset
nonmoneter, atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan
berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset
nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran
yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu
aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas
tidak dapat dengan segera menghentikan pengakuan aset yang
diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar,
maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang
diserahkan.
Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi
pasar yang sejenis, jika:
a. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar)
untuk aset tersebut tidak signifikan; atau
b. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat
dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai
wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang
diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan
digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima
kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
Perolehan Gedung
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya
bunga jika membangun sendiri
Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
Fee profesional
Ijin pendirian bangunan
Perolehan Tanah
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan
tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biay a pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris,
dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak
diperlukan.
Perolehan Peralatan
Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor,
peralatan pabrik dan peralatan lain.
Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan
instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
Property, Plant, and Equipment lebih sering disebut sebagai aset tetap
dalam literatur bahasa Indonesia ataupun didalam standar akuntansi
keuangan Indonesia. Pengetian Aset tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
dandiharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dari
berbagai defini di atas dapat ditarik, kesimpulan bahwa aset dapat disebut
aset tetap apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. berupa wujud fisik.
2. bersifat permanen.
3. digunakan dalam operasi perusahaan.
4. tidak dimaksudkan dijual kembali.
5. memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun
H. RUANG LINGKUP
I. PENGAKUAN
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya
jika:
(c) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa
depan dari aset tersebut;
(d) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya
dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat
dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap
pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan
menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya
jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan
untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.
CONTOH:
Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan
bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk
mendirikan bangunan tersebut sebesar 1,2 miliar.
Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta.
Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran.
200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 1.335,167 jt
Cr Kas 1.200 jt
Kewajiban diestimasi 135,1167jt
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset
nonmoneter, atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan
berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset
nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran
yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu
aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas
tidak dapat dengan segera menghentikan pengakuan aset yang
diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar,
maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang
diserahkan.
Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi
pasar yang sejenis, jika:
c. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar)
untuk aset tersebut tidak signifikan; atau
d. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat
dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai
wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang
diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan
digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima
kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
Perolehan Gedung
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya
bunga jika membangun sendiri
Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
Fee profesional
Ijin pendirian bangunan
Perolehan Tanah
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan
tujuan penggunaan :
(4) Harga Beli
(5) Biay a pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris,
dll.
(6) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak
diperlukan.
Perolehan Peralatan
Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor,
peralatan pabrik dan peralatan lain.
Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan
instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
Secara berkala semua aset tetap, kecuali tanah akan mengalami penyusutan
atau penurunan kemampuan dalam menyediakan manfaat. Dengan ada nya
penyusutan, maka nilai dari aset tetap tercatat tidak lagi dapat mewakili nilai
dari manfaat yang dimiliki aset tersebut. Agar nilai aset tetap dapat memiliki
nilai dari manfaat yang dimiliki nya, maka perlu dilakukan pengalokasian
manfaat atas aset tetap ke dalam akumulasi biaya secara sistematika,
berdasarkan estimasi masa manfaat aset tetap.
Menurut PSAK (IAI, 2011 : 16.4) pengertian umur manfaat adalah : a. Periode
aset diperkirakan dapat digunakan oleh perusahaan, atau b.Jumlah produksi
atau unit serupa yang diperkirakanakan diperoleh oleh perusahaan.
Pengertian nilai residu dari aset menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah
estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset,
setelah di kurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur
dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
a. Berdasarkan Waktu.
Beban penyusutan dibagi sama rata selama masa manfaat aset yang
bersangkutan, setelah dikurangi dengan estimasi nilai residu yang
wajar. Rumus untuk menghitung penyusutan metode garis lurus yaitu :
b. Berdasarkan penggunaan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan
pengakuannya, tetapi keuntungan tersebut tidak dapat dianggap sebagai
pendapatan .Namun pada perusahaan yang kegiatan usahanya menjual aset
yang sebelumnya dientalkan kepada pihak lain, maka perusahaan harus
memindahkan aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika
aset tidak lagi direntalkan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual. Keuntungan
atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan
sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah
tercatatnya.
Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli mesin cetak laser seharga Rp50
Pada
juta31 Des 2007, penggant
Mesin tersebut digunakan selama 5 tahun (umur maksimum) kemudian
Nilai tercatat
dihapusbukukan
motor padatan
ta
Motor mesin tersebut dapat beroperasi selama 500 jam, setelah[Rp10
melewati
juta waktu
(Rp10
operasi
juta 500
ters
Biaya dari motor baru sebesar Rp10 juta tanpa nilai sisa. Biaya perolehan dari motor b
N. PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap yaitu
:
1. Dasar penilaian yang di gunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto,
jika lebih dari satu dasar yang digunakan, maka jumlah tercatat bruto untuk
dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan.
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
5. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
i. penambahan;
ii. aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya;
iii. akuisisi melalui kombinasi bisnis;
iv. peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31,
39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal
balik dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi
2009): Penurunan Nilai Aset;
v. rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
vi. rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK
48;
vii. penyusutan;
viii. selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan
yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri
menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan
ix. perubahan lain.
Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-
hal yang memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode
yang digunakan dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan
informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam me-review kebijakan yang
dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk
alasan yang serupa, juga perlu diungkapkan:
a. penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari
biaya perolehan aset lain, selama suatu periode; dan
b. akumulasi penyusutan pada akhir periode.