Bahan KB
Bahan KB
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui alat kontrasepsi IUD
2. Mengetahui cara kerja, kelebihan, kelemahan dan kontra indikasi IUD
3. Mengetahui cara kerja dan penggunaan/pemasangan IUD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik
dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai
dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus berada dalam
rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel
telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh
sperma (Kusmarjadi, 2010) .
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang
dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode
pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik,
dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan
metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.
Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga
medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi
menular seksual (Imbarwati, 2009) .
IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi
terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010) .
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya
Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen
dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan
ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan
untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma
dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009).
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan
lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).
c. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009).
d. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal
(benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic
(Imbarwati, 2009).
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun
lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling
umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua
jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan
IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga
untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin
(Kusmarjadi, 2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai
selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk
1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).
a. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
b. Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
c. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangan benar)
d. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
f. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
g. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR
h. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
i. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas (Muhammad, 2008).
j. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu (Imbarwati,
2009).
Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat sampai
beberapa jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami perdarahan ringan
dan nyeri sampai beberapa minggu setelah pemasangan. Kadang haid bisa banyak
pada IUD tembaga (Kusmarjadi, 2010).
Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan
seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral akan memperparah
penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, seperti radang mulut
rahim yang bisa membuat Anda kehilangan kesuburan (mandul) (Zahra, 2008).
1. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul
jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi AKDR.
2. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari
dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
3. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
4. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
5. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih
banyak.
6. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
7. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama
k. Perokok
l. Gemuk ataupun kurus (Muhammad, 2008).
e. Mendapat haid yang berat (darah yang keluar sangat banyak) diserat rasa sakit
yang hebat
f. sangat kekurangan darah merah (anemia)
g. belum pernah hamil (Zahra, 2008).
Langkah-langkah :
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan,
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter.
4. Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung
kemih.
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi
dengan posisi Lithotomi.
7. Petugas cuci tangan
8. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9. Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
posisi uterus.
11. Pasang speculum sym.
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
13. Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi
dan bentuk rahim.
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15. Gunting AKDR sehingga panjang benang 5 cm
16. Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping
mulut rahim.
17. Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring 5 menit
18. Alat-alat dibersihkan
19. Petugas cuci tangan
20. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami
setelah pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol
21. Membuat nota pelayanan
22. Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian
administrasi pelayanan.
23. Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
Catatan :
a. Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan)
konsultasi dengan dokter.
b. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa,
kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang
rongga uterus. Ukuran normal 6 7 cm.
d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang
(Imbarwati, 2009).
Tujuan umum :
Agar pasien yang akan melepas AKDR mendapat pelayanan yang cepat, puas, dan
sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan khusus :
Mempersiapkan ibu agar cepat mengenal efek samping dilepaskan AKDR.
Kebijaksanaan :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang
dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode
pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik,
dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan
metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.
Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga
medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi
menular seksual. Jenis-jenis IUD yaitu : Copper-T, Copper-7, Multi load, lippes
loap
3.2. Saran
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian spiral, segera
kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan
mencoba mencopot spiral sendiri di rumah.
DAFTAR PUSTAKA