Laporan Penelitian Anry Atria
Laporan Penelitian Anry Atria
Disusun Oleh :
Menyatakan bahwa seluruh hasil penelitian ini adalah hasil karya sendiri. Apabila di
kemudian hari terbukti bahwa ada beberapa bagian dari karya ini adalah bukan hasil
karya sendiri, maka kami siap menanggung resiko dan konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini kami buat, semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua JurusanTeknik Kimia Dosen Pembimbing
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Malang,
Telah menyelesaikan revisi laporan hasil penelitian sebagai salah satu syarat untuk
menempuh wisuda sarjana pada jenjang strata satu (S-1).
Dosen Penguji :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua JurusanTeknik Kimia Dosen Pembimbing
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya Laporan Penelitian yang berjudul Pembuatan Biodiesel Dari Minyak
Kelapa Sawit Menggunakann Metode Interesterifikasi Dengan Variasi Massa
Katalis NaOH dan Waktu Reaksi dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan penelitian ini disusun dan diajukan sebagai syarat untuk melengkapi
Tugas Penelitian serta syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir yang wajib dilaksanakan
oleh mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Malang. Dalam kesempatan
ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak M. Istnaeny Hudha, ST. MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia ITN
Malang.
2. Bapak Elvianto Dwi Daryono, ST. MT., selaku dosen pembimbing sekaligus
Sekretaris Jurusan Teknik Kimia ITN Malang.
3. Ibu Faidliyah Nilna Minah, ST. MT., dan Dra. Siswi Astuti selaku Kepala
Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang.
4. Seluruh pihak yang sudah membantu penyusun baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian
ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Penelitian ini belum sempurna, karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami harapkan guna penyempurnaan Laporan
Penelitian ini. Akhir kata, semoga Laporan Penelitian ini dapat berguna bagi rekan-
rekan mahasiswa khususnya Jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
5
2.10 Lemak Kambing....................................................................................... 21
2.11 Uji Kualitas Lemak................................................................................... 22
2.11.1 Pengujian warna.............................................................................. 24
2.11.2 Pengujian bau.................................................................................. 24
2.11.3 Pengujian kadar asam lemak bebas................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 26
3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 26
3.2 Variabel Penelitian...................................................................................... 26
3.2.1 Variabel Tetap................................................................................... 26
3.2.2 Variabel Berubah.............................................................................. 26
3.3 Alat dan Bahan............................................................................................ 26
3.3.1 Alat.................................................................................................... 26
3.3.2 Bahan................................................................................................ 26
3.4 Prosedur Penelitian..................................................................................... 27
3.5 Kerangka Penelitian.................................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 28
4.1 Data Pengamatan........................................................................................ 28
4.1.1 Uji Asam Lemak Bebas (%FFA)...................................................... 28
4.1.2 Uji Bau.............................................................................................. 29
4.1.3 Uji Warna.......................................................................................... 30
4.2 Pembahasan................................................................................................ 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 36
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 36
5.2 Saran........................................................................................................... 36
Daftar Pustaka................................................................................................ x
Lampiran 1...................................................................................................... xiv
Lampiran 2...................................................................................................... xvi
Lampiran 3...................................................................................................... xix
Lampiran 4...................................................................................................... xx
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
PENGARUH VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI ADSORBEN PADA
PEMURNIAN LEMAK DALAM PENGAMBILAN MINYAK BUNGA MAWAR
SEBAGAI PENUNJANG TEKNIK ENFLEURASI
Philar Pandega & Mochamad Yusuf Al Ghazali
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang
Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang 65145
Abstrak
Minyak atsiri bunga mawar merupakan salah satu hasil pertanian yang mempunyai potensi nilai ekonomi
sangat tinggi. Salah satu cara produksi minyak atsiri bunga mawar tersebut adalah dengan metode
enfleurasi yang menggunakan lemak sebagai adsorben minyak dari bunga. Lemak sebagai adsorben
memiliki peranan penting terhadap minyak atsiri yang dihasilkan pada proses enfleurasi. Lemak yang
digunakan harus memiliki kualitas dan kemurnian sebaik mungkin. Maka dari itu, dilakukan pembersihan
dan pemurnian lemak dari pengotor menggunakan adsorben dengan jenis dan konsentrasi bervariasi.
Campuran lemak sapi, kambing, dan ayam digunakan sebagai media penyerap minyak bunga, sedangkan
untuk memurnikan lemak digunakan variasi adsorben arang aktif kayu, zeolit, dan bentonit, dengan
variasi komposisi masing-masing adsorben sebesar 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8% (%berat). Lemak
dicampurkan dengan adsorben pada suhu 60 C dan diaduk pada kecepatan 827 rpm selama 15 menit.
Campuran tersebut lalu disaring menggunakan kertas saring dan kemudian dilakukan pengujian kadar
asam lemak bebas, uji bau, dan uji warna. Hasil yang didapat yaitu campuran lemak dan bentonit pada
konsentrasi 0,8% memiliki hasil yang terbaik. Pada sampel ini, kadar asam lemak bebas (%FFA)
mengalami penurunan dari 0,648% menjadi 0,225%. Sedangkan pada uji warna menggunakan color
meter menunjukkan skala 18 pada alat, dan nilai rata-rata uji bau dengan teknik organoleptik
menghasilkan nilai rata-rata 4,7.
Kata kunci: enfleurasi, lemak, adsorben
THE VARIATION EFFECT OF KIND AND CONCENTRATION OF
ADSORBENT ON FAT PURIFICATION IN ROSE ESSENTIAL OIL TAKING
PROCESS BY WAY OF ENFLEURATION TECHNIQUE SUPPORT
Philar Pandega & Mochamad Yusuf Al Ghazali
Chemical Engineering Departement, Faculty of Industrial Technology, ITN Malang
Bendungan Sigura-gura St. 2, Malang 65145
Abstract
Rose essential oil is one of agricultural product that possess high potential economic value. One of rose
essential oil production way is enfleuration method that used fat as the adsorbent of rose essential oil. Fat
as the adsorbent has an important role for the essential oil that will be produced in enfleuration process.
The fat that will be used must has quality and purity as good as possible. Therefore, cleaning and
purification of fat from polluter are need to be done by using adsorbent with variation of type and
concentration. Mixture of cow, goat, and chicken fat are used as rose essential oil absorbent media,
whereas the fat purification is using adsorbent variation that consist of activated timber charcoal, zeolite,
and bentonite, with variations of each adsorbent composition are 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%
(%weight). Fat is mixed with adsorbent at 60 C and stirred at velocity of 827 rpm for 15 minutes. The
mixture is then filtered by using filter paper and then the free fatty acid content, odor, and color are tested.
The result that obtained is the mixture of fat and bentonite at concentration of 0,8% has the best outcome.
In this sample, the free fatty acid content decreased from 0,648% to 0,225%. On color test using color
meter was showing on scale 18 from the instrument, and the average value of odor meter using
organoleptic method generate average value of 4,7.
Key words: enfleuration, fat, adsorben
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
didapat triasetilgliserol yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi daripada metode
reaksi alkohol dengan hasil samping gliserol (Hermansyah, 2009). Tri Acetyl Glycerol
(Triacetin) merupakan bahan aditif pada makanan seperti permen, minuman olahan
susu, permen karet dan minuman berperisa. Bahkan digunakan sebagai pelarut didalam
industri parfum, tinta cetak, pelarut pada aroma, plastizer untuk resin selulosa, polimer
dan ko-polimer, juga digunakan bahan aditif pada mesin mobil yaitu dengan menaikan
nilai ekonomi biofuel dan gliserol itu sendiri (Ernawati, 2015). Triastin juga digunakan
sebagai aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin mobil (Nuryoto
dalam Pristiyani, 2015).
Riset sebelumnya pernah dilakukan oleh sebuah grup penelitian di China pada
tahun 2005 dengan menggunakan metode yang sama diperoleh %-yield metil ester
mencapai 92% (Hermansyah, 2009). Riset tersebut dilakukan terus dan mengingat
jumlah kelapa sawit yang melimpah diharapkan dapat mengoptimalkan produksi
biodiesel yang terus berkelanjutan sebagai bahan bakar.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu:
1. Berapa jumlah massa katalis yang optimal didalam proses pembuatan biodiesel
menggunakan metode interesterifikasi?
2. Berapa waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal?
1.3 Tujuan
Rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu:
1. Berapa jumlah massa katalis yang optimal didalam proses pembuatan biodiesel
menggunakan metode interesterifikasi?
2. Berapa waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal?
1.4 Luaran yang Diharapkan
- Publikasi dalam jurnal ilmiah mengenai pembuatan biodiesel dengan metode
interesterifikasi.
- Meningkatkan nilai guna dari produk samping pembuatan biodiesel yaitu
triasetin.
- Teknologi pembuatan biodiesel yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.
1.5 Kegunaan
Penelitian tentang produksi Biodiesel yang dilakukan dengan metode
Interesterifikasi sangat berguna untuk referensi di masa yang akan datang. Bahkan
2
sebagai acuan penelitian tentang bahan bakar alternatif kedepannya. Diperlukan
kekompakan pemerintah dan Institusi yang terkait sebagai tindak lanjut pengembangan
penelitian ini agar menjadi bahan bakar dengan produksi non-migas yang memiliki nilai
jual tinggi.
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia Insitut Teknologi
Nasional Malang, berlangsung sejak 27 November 2016 hingga 8 Desember 2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel
Biodiesel merupakan suatu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan secara
langsung maupun dicampur dengan solar pada mesin diesel. Biodiesel diproduksi dari
minyak nabati ataupun lemak hewani (Kusumaningsih dkk ,2006).
Biodiesel merupakan suatu produk yang digunakan untuk menggantikan
potreleum diesel dari sumber minyak nabati. Biodiesel lebih ramah lingkungan, dapat
diperbarui (renewable), dapat terurai (biodegradable), memiliki sifat pelumasan
terhadap mesin piston karena termasuk kelompok minyak tidak mengering, mampu
mengeliminasi efek rumah kaca, dan kontinuitas ketersediaan bahan baku terjamin
(Anshary dkk, 2012)
Biodiesel memiliki sifat-sifat fisik yang mirip dengan solar biasa, yaitu:
1. Dapat diaplikasikan langsung untuk mesin tanpa modifikasi.
2. Biodegradable
3. Memiliki angka setana yang lebih baik daripada solar
4. Asap biodiesel tidak hitam dan tidak mengandung sulfur
Dari sifat fisik diatas, emisi yang dihasilkan lebih kecil sehingga bisa mengurangi
efek pemanasan global yang sering disebut Zero CO2 Emission (Listiadi dkk, 2013)
3
Angka setana Min 51
o
Titik nyala (closed cup) C, min 100
Titik kabut, oC o
C, min 18
Korosi tembaga (3 jam pada
Nomor1
50oC)
Air dan sedimen %-volume, maks 0,05
Abu tersulfatkan %-massa, maks 0,02
Belerang mg/kg, maks 50
Fosfor mg/kg, maks 4
Angka asam Mg-NaOH/g, maks 0,5
Gliserol bebas %-massa, maks 0,02
Gliserin total %-massa, maks 0,24
Kadar ester metil %-massa, min 96,5
Angka iodium %-massa
115
(g-I2/100 g), maks
Kestabilan oksidasi Periode
induksi metode rancimat atau Menit 480
Periode induksi metode petro oksi
Monigliserida %-massa, maks 0,8
2.2. Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit adalah suatu sumber energi yang potensial. Sebagai negara
yang tanahnya subur, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berperan
dalam industri kelapa sawit (Julianti dkk, 2014). Minyak kelapa sawit merupakan
susunan dari fatty acids, esterified, serta gliserol yang masih mengandung banyak
lemak. Didalamya memiliki kandungan fatty acids antara 50-80% (Departemen
Perindustrian,2007). Minyak kelapa sawit merupakan senyawa yang tidak larut dalam
air, penyusun utamanya adalah trigliserida dan nontrigliserida ( Pasaribu, 2004).
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua yaitu menurut
kemurniannya dan berdasarkan ukuran. Mutu minyak menurut kmurniannya ditentukan
dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka
penyabunan dan bilangan yodium. Sedangkan mutu minyak berdasarkan ukurannya
dapat diukur dengan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB,
air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.Kebutuhan
mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non
pangan masing-masing berbeda (Departemen Perindustrian,2007). Berikut ini adalah
tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak dari minyak kelapa
sawit
4
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (sumber : ketaren dalam
Pasaribu, 2004)
Asam Lemak Jumlah (%)
Asam Kaprilat -
Asam Kaproat -
Asam Miristat 1,1 2,5
Asam Palmitat 40 46
Asam Stearat 3,6 4,7
Asam Oleat 30 45
Asam Laurat -
Asam Linoleat 7 11
Pembuatan biodiesel menggunakan minyak kelapa sawit dipilih karena
ketersediaannya di Indonesia yang melimpah dan termasuk dalam sumber daya alam
yang dapat diperbarui (Departemen Perindustrian, 2007). Kandungan dari minyak
kelapa sawit juga lebih aman dibandingkan minyak jelantah karena minyak jelantah
termasuk ke dalam limbah yang sangat berbahaya dan akan menyebabkan pencemaran
lingkungan sekitar apabila dibuang ke lingkungan ( Listiadi dkk, 2013). Sedangkan
minyak jarak merupakan jenis minyak yang memiliki sifat sangat beracun dalam bentuk
risin (Kusumaningsih dkk, 2006).
2.3. Interesterifikasi
Umumnya, pembuatan biodiesel menggunakan metode esterifikasi dan
transesterifikasi. Namun dalam metode itu memiliki kelemahan yaitu sulit untuk
memisahkan antara produk dan produk samping sehingga perlu adanya proses separasi.
Di lain pihak, proses separasi ini cukup sulit dan membutuhkan biaya yang juga besar.
Oleh karena itu telah dikembangkan pembuatan biodiesel dengan rute non alkohol
(interesterifikasi) (Kusumaningtyas dkk, 2016).
Dalam sintesis biodiesel rute alkohol, alkohol berfungsi untuk menyuplai gugus
alkil . Sementara itu, dalam sintesis biodiesel rute non alkohol, alkohol bisa digantikan
dengan ester. Produk samping dari rute non alkohol memiliki nilai jual yang lebih
tinggi dibandingkan dengan produk samping rute alkohol ( Hermansyah dkk, 2009).
Interesterifikasi merupakan reaksi kompleks yang bereaksi reversibel secara
berturut-turut. Pertama-tama trigliserida direaksikan dengan metil asetat, sehingga
menghasilkan metil ester dan monoasetin digliserida. Kemudian monoasetin digliserida
bereaksi dengan metil asetat untuk menghasilkan emtil ester dan diasetin monogliserida.
5
Selanjutnya diasetin monogliserida direaksikan dengan metil asetat sehingga
menghasilkan ester dan triasetin (Kusumaningtyas dkk, 2016). Adapun reaksi overall
yang terjadi adalah:
6
Waktu Reaksi juga berpengaruh karena semakin lama waktu reaksi maka
tumbukan antar moleluk akan semakin besar sehingga hasil yang diperoleh akan
semakin besar. Namun apabila kesetimbangan telah tercapai maka waktu reaksi tidak
akan berpengaruh karena hasil dari konversi akan tetap (Setyadji dkk, 2006).
Suhu akan memengaruhi viskositas dan densitas dimana dua parameter ini sangat
penting untuk penentuan mutu biodiesel. Perubahan suhu reaksi akan menyebabkan
tumbukan antar molekul pereaksi akan meningkat sehingga akan menyebabkan reaksi
terjadi lebih cepat (Wahyuni dkk, 2015).
Nilai yield didapatkan dari perbandingan volume produk dengan volume reaktan,
dengan rumus (Listiadi dkk, 2013):
volum e biodiesel
Yield= x 100%
volume minyak+volume metil asetat
2.4. Pemurnian dengan menggunakan water washing
Pencucian merupakan proses lanjutan setelah didapatkannya biodiesel. Pencucian
ini dilakukan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terikut didalam
biodiesel. Penambahan air biasanya 50% dari total minyak yang dicuci. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, pencucian harus dilakukan beberapa kali sampai air
pencuci jernih. Pencucian dengan air hangat bisa meningkatkan kelarutan dari pengotor.
(Mahfud dkk, 2010).
Pada pencucian biodiesel, air akan mengambang beserta pengotor yang terikut.
Dengan pencucian ini, sifat bahan bakar akan meningkat sedangkan pengotor, residu
dan sisa katalis akan terikut oleh air ( Rahayu dan Mindaryani, 2007).
Dalam proses pencucian, penambahan asam dimaksudkan untuk menetralisasi
katalis basa yg digunakan dalam proses pembentukan biodiesel (Mahfud dkk, 2010).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat dkk (2010) menggunakan kondisi
pencucian yaitu suhu air panas 60oC dengan berat air yang digunakan pada pencucian
tersebut adalah 50% dari berat biodiesel yang telah dihasilkan. Dilakukan penambahan
asam asetat sebanyak 0,03% dari valume biodiesel yang dihasilkan dan dicuci sampai
hasil dari air cucian pH netral. Kemudian dilakukan pemanasan di oven dengan suhu
105oC selama 15 menit diteruskan dengan penyimpanan di desikator selama 15 menit.
Serta menurut Rahayu dan Mindaryani (2007) proses pencucian dilakukan dengan
pengadukan dengan kecepatan pengadukan 300 rpm yang dilakukan selama 20 menit
agar didapatkan biodiesel dengan kemurnian yang lebih tinggi.
7
2.5. Perbandingan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
Tabel 5 Daftar Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Jurnal Variabel Hasil Pengamatan
Hermansyah dkk Interesterifikasi Tetap: Kondisi optimal:
(2009) Minyak Kelapa - Jenis enzim : Enzim - Immobilized
Sawit Dengan Lipase Lipase : 4%-wt
- Katalis : KOH - Perbandingan
Metil Asetat
- Reaktan : metil asetat
minyak sawit dan
Untuk Sintesis
Bebas:
metil asetat: 1:12
Biodiesel
- Immobilized Lipase: - Waktu pengambilan
Menggunakan
1%, 2%, 4%-wt sampel : 50 jam
Candida Rugosa - Perbandingan minyak
Hasil :
Lipase sawit dan metil
- Konsentrasi
Terimobilisasi asetat: 1:3 dan 1:12
biodiesel 3,98 mol/L
- Waktu pengambilan
- Konversi 82%
sampel : 0; 0,25;
0,5; 1; 2; 4; 6; 9; 12;
15; 20; 25; 30; 35;
40; 45; dan 50 jam
Listiadi dkk Intensifikasi Tetap : Kondisi optimal:
- Volume minyak
(2013) Biodiesel Dari - Rasio perbandingan
jelantah : 250 mL
Minyak Jelantah minyak dengan
- Reaktan : metil asetat
Dengan Metode - Massa KOH : 1% metil asetat : 1:6
- Temperatur proses :
Interesterifikai berat minyak
- Waktu proses : 60 60oC
Dan Pemurnian
menit Hasil:
Dry Washing
- Massa magnesol : 1%
- Yield sebesar
gr biodiesel
87,63%
Bebas: - Densitas : 880,3
- Rasio perbandingan kg/m3
- Viskositas : 7,24 cSt
minyak dengan
- Bilangan asam :
metil asetat : 1:4,
0,75 mgKOH/g
1:5, 1:6, 1:7 dan 1:8
- Temperatur proses :
40, 50, 60oC
8
Kusumaningtyas A New Route of Tetap: Kondisi optimal:
dkk (2016) Biodiesel - Katalis : KOH - Konsentrasi katalis :
- Reaktan : etil asetat
Production 0,5 w/w oil
Bebas: - Suhu : 70oC
through Chemical
- Rasio perbandingan
- Konsentrasi
Interesterification
minyak dengan
katalis: 0,5-1,25%
of Jatropha Oil
metil asetat : 1:6
w/w oil
using Ethyl - Waktu reaksi : 6 jam
- Suhu reaksi : 50,
Acetate Hasil:
60, 70oC
- Rasio - Yield : 14%
perbandingan
minyak dengan
metil asetat : 1:6,
1:9, 1:15, 1:30 dan
1: 60
- Waktu reaksi : 0-8
jam
Sudrajat dkk Proses Tetap: Kondisi optimal:
- Jenis katalis : NaOH - Rasio perbandingan
(2010) Transesterifikasi
Bebas: minyak dengan
pada Pembuatan
- Rasio metanol : 1:6
Biodiesel
- Waktu reaksi : 30 menit
perbandingan
menggunakan - Kecepatan
minyak dengan
Minyak pengadukan : 400
metanol : 1:3, 1:6,
Nyamplung rpm
1:9 - Suhu reaksi : 60oC
(Calophyllum
- Waktu reaksi : 0, 5, - Konsentrasi katalis :
inophyllum L.)
10, 15, 20, 25, 30 1% dari berat minyak
yang Telah
menit
Dilakukan - Kecepatan
Esterifikasi pengadukan : 100,
200, 300, 400, 500
rpm
- Suhu reaksi : 45,
60, 75oC
- Konsentrasi katalis
: 0,5%; 1%; 1,5%;
9
2% dari berat
minyak
Kondisi water
washing
- Air panas suhu 60-
70oC
- Asam asetat 0,03%
dari volume
minyak
- Pemanasan suhu
105oC
- Waktu 15 menit
Rahayu dan Optimization of Kondisi saat water Kondisi optimal
Mindaryani Biodiesel washing pencucian dengan
Variabel tetap
(2007) Washing by Water metode water washing
- Kecepatan
- Suhu pencucian :
Extraction
pengadukan 300
328 K
rpm - Rasio biodiesel : air
- Waktu pencucian : 1:3
20 menit
Variabel bebas
- Suhu pencucian :
301, 308, 318, 328
K
- Rasio biodiesel :
air : 2:1, 1:1, 1:2,
1:3
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Interesterifikasi
Water Washing
11
- Waktu penguapan dengan oven : 15 menit
- Buret - Spatula
- Pipet tetes
12
- Asam asetat (CH3COOH) p.a
- KOH 0,1 N
- Methanol
- Aquadest
1 Tahap Interesterifikasi
- Memasukkan minyak ke dalam labu leher tiga saat suhu minyak telah tercapai
- Memanaskan dan mengaduk campuran tersebut pada temperatur 60oC dengan waktu 15,
30, 45, 60 dan 75 menit dengan kecepatan pengadukan 400 rpm.
- Memasukkan campuran ke dalam corong pemisah selama 12 jam setelah waktu yang
ditentukan untuk
- Memisahkan campuran dalam corong pemisah setelah 12 jam dengan lapisan metil ester
sebagai top product dan triasetatgliserin sebagai lapisan bawah.
13
- Mencampur air panas bersuhu 60oC sebanyak 50% dari berat biodiesel dengan
asam asetat sebanyak 0,03% dari volume minyak.
14
- Gambar 1 Diagram Alir Proses Interesterifikasi
-
-
-
-
Air panas suhu 60oC Biodiesel
-
sebanyak 50% dari berat
-
Erlenmeyer
biodiesel + asam asetat
-
0,03% dari berat biodiesel
- Pencucian selama 20 menit dengan
- kecepatan pengadukan 300 rpm sampai air
- cucian jernih dan netral
-
- Penguapan suhu 105oC
selama 15 menit
-
-
Memasukkan ke dalam
-
desikator selama 15 menit
-
-
Analisa GC, Analisa angka asam,
-
analisa densitas dan yield
-
-
15 Analisa
Analisa
GC,
GC,
angka
angka
asam,
asam,
dandan
V KOH x N KOH x Mr KOH
- Bilangan asam =
m
- Analisa Densitas
- Menimbang berat piknometer kosong
- Memasukkan sampel sebanyak 25 mL ke dalam piknometer
- Menimbang berat piknometer yang telah berisi sampel
( massa piknometer isi ) -(massa piknometer kosong)
-=
volume sampel
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
16
- 58,52
- - 45 - 0,88 - 0,1017
3
- 67,74
- - 60 - 0,849 - 0,0594
3
- 49,35
- - 75 - 0,887 - 0,0000
1
-
- Tabel 4.2. Data nilai angka asam biodiesel pada Pembuatan Biodiesel
- menggunakan Metode Interesterifikasi
- w -
a
k 4.2 Gambar dan
t
Pembahasan
u
- Massa - Angka
- Pada Penelitian ini,
NaOH Asam (mg
(
(% berat KOH/gr proses yang dilakukan adalah
m
minyak) sample)
e interesterifikasi dengan
n
menggunakan variasi massa
i
t katalis dan waktu reaksi. Rasio
)
molar minyak kelapa sawit dan
- 1
- 0,25 - 0,449 metil asetat yang digunakan
5
- 3 adalah 1:6, Jenis katalisnya
- - 0,617
0
- 4 adalah NaOH dengan massa
- - 0,617
5 0,25; 0,5 dan 0,75% dari berat
- 6
- - 0,449 minyak, dengan waktu reaksi 15,
0
- 7 30, 45, 60 dan 75 menit.
- - 0,449
5
- 1 -
- 0,5 - 0,561
5 -
- 3
- - 0,393 -
0
- 4 - Massa Katalis Na
- - 0,337
5
- 6 -
- - 0,224
0 -
- 7
- - 1,459 -
5
- 1 -
- 0,75 - 0,617
5
-
- 3
- - 0,673
0 -
- 4
- - 0,561
5
- 6
- - 0,617
17
0
- 7
- - 1,683
5
-
- Gambar 4.1. Hubungan antara Konsentrasi Metil Ester (%) terhadap Waktu
Reaksi
- (menit) dan Massa Katalis (% berat minyak)
- Pada gambar 4.1. dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada
konsentrasi metil ester dengan massa katalis 0,5% berat minyak sedangkan peningkatan
konsentrasi metil ester pada massa katalis 0,25 dan 0,75% berat minyak cenderung
rendah. Hal ini disebabkan karena katalis NaOH tidak larut sempurna pada metil asetat.
Metil asetat bersifat polar lemah sehingga bukan termasuk pelarut yang baik.
- Pada gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa pada waktu reaksi 60 menit,
konsentrasi metil ester cenderung naik. Sebaliknya pada waktu 75 menit terjadi
penurunan. Hal ini menandakan bahwa kondisi optimal pembuatan biodiesel pada
waktu 60 menit.
-
-
-
Massa Katalis NaOH
-
-
-
-
-
-
-
-
- Gambar 4.2. Hubungan antara Yield (%) terhadap Waktu Reaksi (menit) dan
massa
- Katalis (% berat minyak)
- Pada gambar 4.2. dapat dilihat bahwa pada massa katalis 0,5% berat minyak
didapatkan kondisi terbaik yang menghasilkan yield biodiesel makimal yaitu 89,086%.
Bila massa katalis NaOH ini terus ditingkatkan, yield biodiesel yang terbentuk
berkurang. Hal ini membuktikan bahwa kondisi terbaik pembuatan biodiesel pada
penelitian ini adalah dengan penambahan katalis NaOH 0,5%, dan apabila massa katalis
18
ditambah maka yield akan menurun dikarenakan penambahan katalis yang berlebihan
akan mendorong terjadinya reaksi sabun.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- BAB V
- KESIMPULAN & SARAN
-
5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan penelitian pembuatan biodiesel menggunakan metode
interesterifikasi dengan variasi massa katalis dan waktu reaksi, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
- Konsentrasi tertinggi didapatkan dengan massa katalis 0,5% berat minyak dan waktu
reaksi 60 menit yaitu sebesar 7,7144%. Sedangkan yield tertinggi juga didapatkan
dengan massa katalis 0,5% berat minyak dan waktu reaksi 60 menit yaitu sebesar
89,086%.
- Dari hasil analisa angka asam didapatkan bahwa semakin tinggi nilai angka asam
maka semakin kecil konsentrasi biodiesel.
- Dapat disimpulkan bahwa kondisi optimal pada penelitian ini adalah dengan massa
katalis 0,5% berat minyak dan waktu reaksi 60 menit.
5.2 Saran
19
- Sebelum melakukan penelitian dilakukan dulu percobaan untuk mengetahui
kelarutan katalis didalam pelarut metil asetat
- Penambahan variasi pelaut seperti etil asetat
- Penambahan variasi metode pemurnian seperti dry washing
- Penambahan analisa mutu biodiesel yang belum digunakan.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
- DAFTAR PUSTAKA