PENDAHULUAN
Pada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak
bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang
canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai
penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-
barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Sebagai penyalur
energy listrik dari jaringan distribusi primer 20 kV, maka dibutuhkan GTT sebagai penyalur
energy listrik kepada konsumen.
Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga
listrik yang terpasang di Jaringan Distribusi berfungsi sebagai trafo daya penurun
tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan rendah
tersebut disalurkan ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila
dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang
dilakukan secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen
GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar
pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.
Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa
mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa
program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan
memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk
terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang
dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan GTT ini sangat bermanfaat dan membantu
mahasiswa dalam memahami kodisi GTT di lapangan.
Dalam pelaksanaan praktek pengamatan GTT ini tidak mencakup pada seluruh GTT
yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan GTT yang kami
lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.
91
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah :
Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat
memasuki lapangan kerja nantinya.
Lebih mengenal peralatan-peralatan untuk inspeksi GTT dan agar dapat
menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya.
Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen GTT,
karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya.
Membantu mahasiswa agar dapat merangkai dan memasang instalasi listrik sesuai
petunjuk dan gambar yang sudah tersedia.
Mampu melakukan pengujiaan/Comissiong pada GTT sesuai standar.
Perlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas
pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi.
Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di
lapangan dengan dukungan penguasaan teori.
BAB II
LANDASAN TEORI
91
Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada
tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya,
GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step
down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah
380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).
Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan
langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen
melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan. Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena
tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali
pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay
ke Gardu Tiang Trafo(GTT)
Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung
berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.
91
single line GTT
Cut Out
Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:
CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link
dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari
kapasitasnya
91
Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:
o SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.
o Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit
trafonya.
Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan
dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila
terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link
dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik
PLN.
Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan
lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb:
Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan
selanjutnya disalurkan ketanah.
91
LA dipasang setelah CO
Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan
arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.
PHB-TR
Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai
berikut:
Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta
harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis.
o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar
(MCB atau MCCB).
91
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal
penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh.
o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan
rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.
PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung
dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau
pemakai.
Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:
Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.
Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur
minimal Volt meter dan Ampere meter.
Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.
Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis
metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA
terminal sepatu kanel harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit
yang bersangkutan rangkaian.
Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga
gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.
91
NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada sisi
tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila
terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang.
Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir
pada LV Panel.
91
2.4 SOP Pengoperasian GTT
I. UMUM
II. TUJUAN
Tujuan dibuat SOP adalah untuk dapat mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan.
III. PERALATAN
1. Peralatan Kerja
Toolkit
AVO meter
Squencial
91
Puller
Tangga
Peralatan K3 (helm, safety belt, sarung tangan, kacamata pengaman)
Peralatan pembersih (kain lap, vaseline)
91
2. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Periksa fisik trafo, apakah ada perubahan bentuk fisik trafo dan bila ada,
sejauh mana dapat diperbaiki segera.
2. Periksa paking dan baut penyikat.
3. Periksa minyak trafo, ambil contoh minyak trafo untuk tes.
4. Periksa kondisi bushing MV isolator .
5. Periksa kondisi bushing LV isolator.
6. Periksa semua terminal penghubung.
7. Periksa terminal netral / ground netral.
8. Periksa kran / saluran minyak trafo.
9. Bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak.
10. Bersihkan tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes.
11. Bersikan semua terminal penghubung.
12. Tambah minyak trafo bila ada kekurangan.
13. Kencangkan semua baut pengikat.
14. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter.
15. Tes kondisi masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel.
16. Periksa masing-masing terminal lug.
17. Periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base.
18. Periksa dan bersihkan terminal pada main contactor.
19. Kencangkan semua baut pengikat pada main contactor.
20. Periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.
21. Tes pentanahan / grounding system.
22. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.
91
4. Masukkan FCO 20 kV, pastikan trafo sudah bertegangan.
5. Masukkan tegangan pada sisi TR dengan cara :
Masukkan saklar utama bila LV panel dilengkapi saklar utama.
Masukkan fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi saklar utama.
6. Masukkan fuse jurusan secara berurutan pada masing-masing phasa.
7. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
8. Jika semua pengukuran sudah baik dan normal, berarti pekerjaan selesai.
4. Melepas CO bertahap
1. Masuk CO bertahap
91
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. Tempat kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja
atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja.
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas
Ketenagakerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
91
c. Pelampung.
91
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan telekomunikasi radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis;
q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air; dan
r. Diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah:
Safety Helmet
91
seperti itu. Dalam menggunakan safety
helmet, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya,
91
boiler. Diwajibkan menggunakan alat ini
di ketinggian lebih dari 1,8 meter dan
harus dapat menahan beban sebesar 80 kg.
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja.
Arus Primer
91
Arus Sekunder
ARUS PERCABANGAN
91
BAB III
EARTH TESTER
91
Fitur:
* Anti percikan air dan debu (di desain
sesuai standar IEC 529 IP54).
* Sebagai tambahan fasilitas untuk
pengukuran yang presisi, test lead untuk
penyederhanaan sistem pengukuran dua
kabel juga disertakan sebagai asesoris
standar (unit dapat digantung dari leher
untuk pengukuran yang simple).
* Didesain memenuhi standar keamanan IEC
61010-1.
* Dapat mengukur tegangan tanah.
* Peringatan otomatis ketika resistansi paku pancang berada diluar toleransi/berlebihan.
* Kecil dan ringan. Material casing baru anti goncangan.
* Pengukuran arus 2mA memungkinkan penge-tesan resistansi tanah tanpa harus men-
tripping arus bocor tanah pada rangkaian yang sedang diukur.
Cara Pengukuran
Pada switch pilih mode , tekan push button.
Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke
ujung volt meter
check kembali instalasi kabel.
Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer 0 volt.
Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter.
Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.
91
INSULATION TESTER
Test insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi
yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit
atau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan
bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api
yang bisa mengakibatkan kebakaran.
91
Cara penggunaan meliputi alat ukur dan kesiapan objek yang diukur. Kesiapan objek
yang iukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya membebaskan objek transformator
dari tegangan sesuai Standar IEEE. Kesiapan objek yang akan diukur dilakukan dengan
urutan sebagai berikut :
1. Test battery
2. Pastikan battery dalam range good
3. Pastikan peralatan yang diukur tidak dalam keadaan bertegangan dan berbeban
91
EXCEL INSPEKSI GTT
91
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
91
Pada saat inspeksi GTT, pada saat pelaksanaannya harus sesuai dengan SOP
Diwajibkan memakai APD ( Alat Pelindung Diri ) pada saat inspeksi GTT
Menggunakan Earth Tester serta Insulation Tester pada saat inspeksi GTT
BAB I
PENDAHULUAN
91
Pada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak
bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang
canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai
penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-
barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Untuk menunjang
keandalan penyaluran energy listrik dibutuhkan Genset guna untuk membackup ketersediaan
energy listrik disaat terjadi pemadaman
Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa
mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa
program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan
memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk
terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang
dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan Genset ini sangat bermanfaat dan membantu
mahasiswa dalam memahami kodisi Genset di lapangan.
Dalam pelaksanaan praktek pengamatan Genset ini tidak mencakup pada seluruh
Genset yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan Genset yang
kami lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah :
91
Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat
memasuki lapangan kerja nantinya.
Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen Genset,
karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya.
Perlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas
pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi.
Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di
lapangan dengan dukungan penguasaan teori.
BAB II
LANDASAN TEORI
91
2.1 Generator Set
Prinsip-prinsip Diesel
Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan
untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan ggl (gaya
gerak listrik). Mesin Diesel termasuk mesin kalor yang mengubah tenaga panas menjadi
tenaga gerak. Tenaga panas diperoleh dari proses pembakaran solar dengan bantuan oksigen
dari udara. Gas hasil pembakaran itu dipergunakan untuk menggerakkan torak secara gerak
translasi.Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan
proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar pada poros engkol.
Demikian juga sebaliknya gerak rantai dari poros engkol dan rotor disambung secara
kopling. Dengan adanya rotor yang diputra oleh mesin diesel, sedangkan kepada gulungan
rotor diberikan arus listrik searahm, maka pada pihak stator terbangkit out put tegangan :
bolak balik. Untuk mendapatkan putaran yang stabil diperlukan sistem Governor ( pengaturan
putaran ) dan VR ( Voltage Regulator).
Syarat-syarat untuk mendapatkan diesel sebagai penggerak mula yang baik diperlukan
91
f. Generator dan perlengkapannya termasuk pengatur tegangan dan frekuensi harus
baik
g. Panel-panel yang berisi rangkaian kontrol, baik untuk kontrol diesel maupun
Generator selalu bekerja normal.
h. Sistem starter harus baik agar mesin selalu siap untuk beroperasi apabila hendak
dioperasikan
i. Perawatan dan pemeliharaan yang baik dan teratur akan menjadikan tercapainya
tujuan pemeliharaan tersebut.
Keterangan Gambar
91
Cara Kerja Sistem Penyaluran bahan bakar
Bahan bakar dari tangki utama (1) dialirkan oleh pompa (2) ketangki harian (3) dari
tangki harian karena gaya berat bahan bakar sendiri ( isapan dari pompa), bahan bakar
mengalir melalui filter permulaan (4) diteruskan kesaringan (6). Bahan bakar melalui
asrinan (6) kemudian dialirkan kepompa tekanan tinggi (7) dan diteruskan ke
penyemprot ( injector) bahan bakar (8). Bahan Bakar yang berlebihan dari
penyemprot dikembalikan ke tangki harian melalui saluran (9).
Fungsi saringan
Saringan bahan bakar diperlukan untuk menyaring kotoran kedalam pompa tekanan
rendah. Pompa tekanan tinggi dan penyemprot bahan bakar. Kotoran ini dapat
mengakibatkan kerusakan penyumbatan pada pompa, penyemprot dan saluran bahan
bakar. Fungsi dari pompa tekanan rendah ( penyalur) diperlukan untuk mengalirkan
mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi, agar bahan bakar selalu memenuhi
pompa tekanan tinggi.
Pompa penyalur ini harus mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan Atmosfir
supaya udara tidka masuk kedalam aliran bahan bakar, bila udara masuk maka akan
terjadi ganguan pada mesin, yaitu terjadinya pembakaran yang tersendat-sendat dan
mesin tidak dapat beroperasi secara sempurna.
System Pelumasan
Untuk memahami bahwa kecepatan gerak dan panas mempunyai hubungan yang erat,
maka gesekan antara permukaan benda yang saling bergerak akan mengakibatkan
timbulnya panas. Begitu pula yang terjadi pada genset, dimana didalam genset terjadi
pengubahan tenaga mekanis (gerak) menjadi energi listrik.
91
yang bergesekan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah
pelumasan sangat bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas adalah suatu
cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, minyak pelumas
adalah suatu cairan yang berfungsi sebagai media penghantar ( penyerap) panas, juga
sebagai pelicin atau pelancar gerak.
Keterangan
91
5. Pompa Oli
6. Katub pelangsung untuk pendingin oli ( Oli cooler )
7. Salruan hisap
8. Pendingin oli
Prinsip kerja
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan
oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol,
melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ) lingkar
dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa
kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek
saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun
sirkulasi di dalam mesin sendiri. Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan
melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak
rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak
per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke
bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-
dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding
charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
Memahami tentang fungsi dan bekerjanya pelumasan tersebut harus dijaga jangan
sampai sistem pelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam pelumasan dapat
terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :
a. Oli dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainya
b. Banyak kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain
sebagainya ).
91
c. Tersumbatnya saluran pelumasan
d. Rendahnya tekanan oli
Keterangan
Begitu pula pada filter oli setelah sekian lama dipakai maka akan terjadi endapan
sehingga filternya harus diganti dengan filter yang baru. Pemeriksaan yang kontinue
menjadikan mesin mempunyai keandalan yang cukup tinggi, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan pada saat over haul nanti perlu diadakan pemeriksaan yang teliti keadaan
lubang jalan oli, pada dinding crang case atau blok mesin jangan sampai ada yang buntu.
Sistem Pendinginan
Sistem pendinginan sangat penting artinya bagi keawetan suatu mesin, pada waktu
berjalan mesin akan menjadi panas, karena proses pembakaran di dalam silinder,
mesin yang terlalu panas, selain cepat rusak juga out put tenaganya kurang maksimal
maka diperlukan pendinginan, umumnya sistem pendinginan dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
91
a. Sistem pendinginan air
b. Sistem pendinginan udara
Air mengalir ke bawah dari bagian atas radiator melalui pipa-pipa radiator, udara
dihembuskan melintasi radiator ke arah depan genset, terjadilah proses pendinginan udara,
udara ini menghembus keras karena adanya kipas yang berputar di belakang radiator. Pada
saat air sampai di bagian bawah radiator, air menjadi dingin dan masuk kembali ke blok
silinder dari bawah untuk mendinginkan mesin.
91
istem Pendinginan Udara
Berbeda dengan sistim pendinginan air, di sini silinder-silinder tidak ditempatkan dalam
suatu blok silinder melainkan pada tiap silinder diberi semacam sirip, gunanya sirip ialah
untuk menyerap panas dari silinder kepala dengan sirip-sirip ini berarti memperluas
permukaan yang dapat menyerap panas tersebut dapat dilepaskan ke luar bersama udara
yang dihembuskan dengan kuat oleh kipas atau blower.
91
Dalam praktek kelebihan bahan bakar dibanding dengan jumlah udara ini ditandai dengan
asap hitam ke luar dari knalpot. Untuk keperluan start mesin, orang membuat agar udara yang
dimasukan kedalam mesin tidak dingin ( hangat), sebab udara dingin sukar bersenyawa
dengan bahan bakar.
Agar Supaya proses pendinginan ini berlangsung efektif, maka perlu dijaga kebersihan dari
sirip-sirip silinder.
Udara yang dihembuskan kuat oleh blower disalurkan ke dalam tabung udara dan membawa
panas ke luar sirip. Harus diusahakan agar udara panas ini tidak tertarik lagi oleh blower .
Udara yang masuk haruslah udara luar yang masih segar dan dingin perlu juga untuk
membersihkan jendela-jendeka kaca yang dipasang di ruang mesin.
91
Gb. 5 Sistem sirkulasi udara mesin dengan turbo chrager.
Prinsip kerja :
Sikat mendapat tegangan searah dari sumber searah ( voltage regulator) dimana tegangan yang
diberikan kepada sikat tersebut oleh voltage regulator telah diatur sehingga tegangan yang
91
diberikan pada sikat tersebut tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber searah dari VR
yang telah melalui sikat ini, mengalir lebih slip ring dan masuk ke bagian rotor yang diputra.
Pada bagian stator terbangkitlah medan magnet yaiut pada bagian ujung kutub utara dan selatan.
Diantara kedua ujung kutubnya akan timbul garis gaya magnet ( fluksi) dan akibat adanya rotor
yang berputar yaitu kumparan jangkar diantara kutub utara dan selatan ini, maka garis gaya
magnet akan terpotong oleh kumparan jangkar. Dalam perpotongan garis gaya magnet oleh
kumparan jangkar, keadaanya tidak selalu tetap, ada dalam keadaan netral artinya kumparan
jangkar sejajar dengan arah garis gaya magnetnya, ada juga dalam keadaan emmotong garis gaya
magnet sehingga dihasilkan tegangan bolak balik.
Bila stator dari generator dibuat untuk menghasilkan listrik AC tiga phasa maka out put generator
juga dibuat dengan tiga phasa.
Prinsip Kerja :
Arus mengalir dari sumber arus searah voltage regulator. Alat ini telah mengatur agar tegangan
yang diberikan tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber arus DC dari VR ini mengalir
91
kedalam stator gulungan Exiter (A), maka alam stator exiter ini mengalir akan timbullah medan
magnet yang kemudian menginduksi gulungan rotor exiter (B) yang berputar. Maka garis gaya
magnet ( fluksi rotor dari stator exiter (A) yang menginduksi rotor exiter (B) akan terpotong oleh
kumparan jangkar dari rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan oleh kumparan jangkar dari
rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan garis gaya magnet oleh kumparan jangkar diantara
kutub utara dan selatan ini keadaannya tidak selalu tetap yaitu ada dalam keadaan netral artinya
kumparan jangkar kedudukannya searah dengan garis gaya magnet ada juga dalam keadaan
memotong garis gaya magnet ada juga dalam keadaan memotong garis gaya magnet sehingga
timbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus bolak balik AC. Kemudian arus AC ini
disearahkan oleh penyearah (C) yang kemudian mengalir ke gulungan stator (D) hingga
timbullah kembali garis gaya magnet di kutub utara dan selatan stator tersebut. Kemudian garis
gaya magnet ii akan terpotong oleh kumparan jangkar yang keadaannya tidak selalu tetap
sehingga tiimbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus AC untuk selanjutnya
digunakan untuk mencatu perangkat Telekomunikasi yang membutuhkan arus AC tersebut.
Bila pada bagian stator ini dibuat untuk menghasilkan energi listrik tiga phasa maka dibuatlah
out put dari generator yang juga dengan tiga phasa.
Untuk keperluan penguatan bagi kutub-kutub magnet selalu dibutuhkan sumber arus searah. Jika
ditinjau dalam menghasilakannya, terhadap bermacam-macam cara yaitu :
a. Secara Konvensional
Mesin utama ( main machine), DC penguat utama ( main DC exiter) dan DC penguat
pembantu ( Pilot exiter) berada dalam satu poros. Tegangan keluaran dari DC penguat
pembantu dipergunakan untuk memperkuat kemagnetan pada penguat utama yang mana besar
kecilnya arus yang mengalir pada mesin DC utama dapat diatur dengan menggunakan
Rheostat utama ( main rheostat) yang diatur dengan menggunakan Rheostat utama ( main
rheostoat) yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis ( automatic regulator),
sedangkan tegangan keluaran dari mesin DC utama dipergunakan untuk memperkuat pada
kemagnetan mesin utama
91
b. Sebagai pengembangan, dengan adanya kemajuan teknologi telah banyak suatu pembangkit
yang mana sumber arus searah sebagai arus penguat magnet tidak diperoleh dari generator
arus searah (DC), melainkan menggunakan rectifier ( penyearah).
Tegangan keluaran dari sumber AC penguat yang digunakan untuk penguatan sendiri
dikontrol dengan menggunakan regulator utama ( main regulator) yang mana regulator ini
dapat dikerjakan dengan menggunakan seperangkat amplidin ( amplidyne set).
Penguatan dengan sistem ini sangat baik untuk mesin-mesin yang sangat besar yang dapat
mencapai ratusan MVA.
Adapun cara yang ketiga adalah suatu cara yang sering disebut Brushlaless Exition.
Untuk mengalirkan arus kemagnetan tidak diperlukan sikat-sikat ( cincin seret) seperti halnya
cara yang lain.
Tegangan keluaran dari mesin utama sebagian kecil disearahkan untuk penguatan pada
sumber AC penguat ( AC exiter), yang mana pengontrolan arus kemagnetan dilakukan oleh
regulator.
Tegangan keluaran dari AC exiter langsung digunakan untuk memperkuat kemagnetan mesin
utama ( tanpa menggunakan sikat dan cincin) dengan perantara penyearah utama main
( rectifier)
91
1. Voltage Regulator (VR)
Voltage Regulator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan out put dari
generator tetap konstant sesuai yang diinginkan. VR secara langsung/ tidak langsung
memberikan arus searah kepada kumparan rotor sehingga menimbulkan tegangan pada out
put gulungan stator. Kalau terjadi tegangan out putnya diteruskan ke gulungan stator. Kalau
terjadi penurunan tegangan karena kenaikan beban maka VR akan menaikan tegangan out
putnya diteruskan ke gulungan rotor sehingga tegangan induksi stator akan naik sampai level
semula. Begitupun jika ada kenaikan tegangan ( beban turun), oleh karena VR hanya
berfungsi sebagai pengatur tegangan maka alat ini akan bekerja pada frekuensi atau mesin
pada keadaan ratingnya ( putaran normal )
Jika mesin berputar lebih rendah dari pada ratingnya akan berakibat tegangan out put
regulator sedemikian tingginya dan arus akan sangat tinggi sehingga merusak peralatan VR.
Maka untuk mengadakan testing mesin yang berhubungan dengan rpm, VR harus dimatikan /
dilepas, untuk percobaan pada rpm normal VR boleh disambung.
Biasanya VR pada batas-batas kemampuan tertentu ( dapat disetel) kalan ada kenaikan/
penurunan tegangan melebihi batas kemampuan ( 10 %) harus diusahakan agar beban
terlepas dari beberapa saat kemudian mesin mati.
2. Governor
Seperti hanya VR, alat pengatur putaran ( Governor) berfungsi untuk mengatur atau
mempertahankan putaran mesin agar dalam kecepatan yang tetap. Jika ada kenaikan beban,
mesin bertendensi menurunkan putarannya dan Governor akan memberikan signal kepada
katup pembuka bahan bakar. Sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam Injector bertambah
banyak, sehingga mesin akan berputar normal kembali dan tidak terjadi penurunan putaran,
sebaliknya kalau ada penuruanan beban mesin akan berputar melebihi ratingnya. Governor
akan mengirim signal kepada katup bahan bakar agar mengurangi bahan bakar yang masuk
sehingga mesin berputar normal.
Governor sama halnya dengan VR mempunyai batas-batas tertentu itu tidak lebih dari 5%.
Jika mesin berputar pada keadaan lebih kecil 75% atau lebih besar 105% dari putaran
normalnya maka usahakanlah agar Genset melepaskan beban listriknya dan bebera saat mesin
dimatikan.
91
3. Indikator-indikator
Fungsinya :
Indikator dan peralatanya yaitu relay-relay, timer, switch semuanya dipasanag pada panel
kontrol, antara lain :
4. Alat Pengaman
- Mengamankan Generator
91
- Mengamankan Prime Mover ( Diesel)
Pengaman Generator bertugas mematikan seluruh Genset apabila ada hal-hal yang
membahayakan Generator. Pengaman Diesel sama dengan pengaman Generator, hanya
berbeda dari asal usul gangguan. Kalau Temperatur mesin diesel terlalu panas bekerja
pengaman diesel itu akan bekerja. Kalau tegangan generator naik bekerjalah pengaan
generator
Untuk pengaman ini sebaiknya dipasang pemutus beban dan pematikan mesin, baik yang
bekerja secara otomatis maupun secara manual. Keduanya harus ada dan disambung seri.
Untuk jenis otomatis dipergunakan apabila sewaktu-waktu ada gangguan yang dapat
membahayakan Genset secara otomatis pengaman ini akan bekerja. Sedangkan untuk jenis
manual dipakai bila harus mematikan mesin atau melepaskan beban setiap saat yang
dikehendaki
Misalnya :
Untuk menjaga agar mesin selalu bekerja dalam keadaan yang diijinkan maka diusahakan
mesin secara otomatis melakukan hal-hala sebagai berikut :
- Kalau mendapat temperatur air pendingin lebih dari 2000 F ( 94C) maka pemutus beban
harus bekerja dan mesin jalan tanpa beban.
- Kalau terjadi Over Speed sampai mencapai 30 detik, mesin dibuat mati total.
Keterangan :
Sebenarnya untuk panel kontrol dapat dibuat otomatis penuh dan selengkap mungki. Tetapi
diperlukan rangkaian-rangkaian listrik ( rangkaian kontrol) yang cukup rumit,. Tentu saja
komponen-komponen yang dipakai harus dari jenis yang terbaik. Sebab pemakaian dari
kualitas biasa-biasa saja sering mengalami gangguan yang berakibat mesin tidak dapat
bekerja walaupun dalam kondisi yang baik.
5. Peralatan Tambahan
Peralatan tambahan yang dimaksudkan adalah hal-hal yang dipasang pada diesel untuk
mengetahui kondisi dari seluruh sistemnya. Sistem-sitem yang ada di dalam diesel biasanya :
91
- Sistem bahan bakar - Sistem udara masuk
- Sistem pelumasan - Sistem starter, dan lain-lain
- Siswam pendinginan
a. Sistem Penyaluran Bahan Bakar
Bila filter bahan bakar kotor sebaiknya ada tanda / indikator (alarm) Bila tekanan bahan bakar
turun sebaiknya ada tanda atau indikator ( alarm). Bila bahan bakar dalam tangki harian
menuju level jam operasi ada tanda daln lain sebagainya
b. Sistem Pelumasan
- Bila Tekanan minyak pelumas turun sebaiknya timbul alarm
- Bila tekanan minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm
- Bila suhu minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm, dan lain sebagainya
c. Sistem Pendinginan
- Bila suhu air tinggi ( lebih 24C) sebaiknya timbul alarm
- Bila level air turun sebaiknya timbul alarm
- Bila tekanan air kurang sebaiknya timbhul alarm
d. Sistem Starting
- Bila motor starter terlampau laa senempel pada Fly Wheel Timbul alarm
- Charger tidak dapat mengisi Battery sebaiknya timbul alarm
f. Lain-Lain
- Bila mesin jalan dengan rpm yang rendah sebaiknya timbul alarm
- Bila mesin jalan dengan rpm yang lebih dari normal ( 120%) timbul alarm.
91
Sering terjadi bahwa sebuah pembangkit (generator) tidak mampu melayani beban
yang terpasang, dengan arti bahwa kapasitas beban lebih besar daripada kapasitas
generator.
Dalam hal yang demikian, perlu kiranya memaralelkan dua generator atau lebih dengan maksud
untuk memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan.
Selain untuk tujuan diatas, kerja parallel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan jika ada generator yang harus dihentikan misalnya untuk istirahat atau reparasi.
Keuntungan dari kerja beberapa generator kapasitas yang kecil secara paralel untuk mencuplai
beban yang sama dibanding dengan hanya satu generator yang besar adalah sebagai berikut :
1. Beberapa unit yang kecil lebih handal dibanding satu unit yang besar. Apabila satu
rusak kelangsungan suplai beban dapat dipertahankan oleh kerja unit yang lain.
2. Jika terdapat beberapa unit station tenag perbaikan untuk unit-unit menjadi lebih
mudah dan ekonomis.
3. Biaya dari unit yang siap dipakai adalah lebih kecil
4. Penambahan unit dapat dipasang saat diperlukan sesuai dengan pertambahan beban pada
station tenaga.
Untuk maksud memaralelkan ini, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
91
Gambar 54 melukiskan prinsip memaralelkan dua buah generator beserta vektor
diagramnya.
Jika ketiga syarat diatas telah dipenuhi maka akan diperoleh vektor tegangan seperti
gambar 54b. Jika terjadi perubahan pada salah satu generator misal G 2 mempunyai
putaran lebih cepat dari pada G1 maka akan mengalir suatu arus lokal antara G 1 dan G2
dan antara tenagan V1 dan V2 mempunyai beda phasa lebih kecil dari 180. Hal ini dapat
dilukiskan seperi gambar 54c. dimana Ec merupakan beda tegangan antara G 1 dan G2
antara tegangan lokal Ec dan arus lokal Ic terdapat beda phasa sebesar :
Xs1 Xs 2
Ra 1 Ra 2
s = tan -1 = ............................. (40)
91
Sedangkan besarnya arus lokal Ic :
Ec
2( Ra i. Xs)
Ic = .........................................( 41)
Dengan arti :
Jika G1 berputar lebih cepat dari G2 maka arus lokal Ic tertinggal s dari tegangan lokal
Ec seperti dapat dilukiskan pada gambar 54d.
Dengan adanya ketiga syarat pokok dalam memaralelkan generator dapat diperlukan
peralatan-peralatan untuk dapat mengetahui apakah ketiga syarat tersebut telah terpenuhi.
Untuk ini tentu saja penglihatan mata lebih banyak menentukan, karena harus diperhatikan
terang atau tidaknya keadaan lampu dan sebagainya. Ditinjau dari cara penyambungan lampu-
lampunya dikenal tiga macam cara :
91
a) Sambungan gelap, jika kedua generator sudah sephasa maka semua lampu menyala.
b) Sambungan terang, jika kedua generator suah sephasa maka semua lampu menyala sangat
terang, sedangkan kedua generator belum sephasa maka semua lampu mati.
c) Sambungan cahaya putar
Jika terlihat bahwa nyala lampu berputar baik kekiri atau kekanan, hal ini menunjukkan
bahwa kedua generator belum spahasa, yang mana masalah kecepatan berputarnya nyala
lampu tersebut disebabkan oleh frkwensi dari kedua generator yang juga belum sama.
Sedangkan jika nyala lampu sudah tetap tidak berputar, ini berarti disamping frekwensi
kedua generator sudah sama, pahasanya juga suda sama.
Dalam keadaan yang demikian ini, dari ketiga lampu yang dipasang, satu lampu mati dan
dua lampu yang lain menyala sama terang.
Dalam praktek biasanya masing-masing cara diatas dilengkapi dengan Vo meter, yang
mana setelah frekwensi sama tegangan sama dan phasa sama, saklar utama yang
digunakan untuk memaralelkan ditutup (ON) saat Vo meter pada phasa yang sama antara
generator yang satu dengan lainnya.
2) Synchronous cope.
91
Synchronous cope merupakan peralatan yang khusus dimana alat ini pada dasarnya
bekerja berdasarkan alat-alat ukur lainnya dengan dasar penunjukkan jarusm karena
adanya sifat elektro magnetisme. Misalnya synchronous cope Lincoln yang dilukiskan
seperti gambar 56.
Synchronous Lincoln merupakan sebuah motor kecil berkutub dua. Motor mempunyai
dua lapisan kumparan yang masing-masing dihubungkan pada generator yang akan
diparallelkan.
Kedua kumparan R dan X dihubungkan secara paralel dengan adanya R maka arus yang
mengalir padanya sephasa dnegan tegangannya, sedangkan arus yang mengalir melalui
91
kumparan X yang merupakan induktor murni arus lebih mendekati 90 tertinggal
terhadap tegangan.
Dengan adanya sifat-sifat diatas, maka diperoleh arus kemagnetan yang mengalir pada
kumparan R murni sephasa dengan tegangan Vsedangkan arus kemagnetan yang
mengalir pada F. Sebatang jarum yang dipasang pada jangkar akan menunjukkan
bagaimana keadaan phasa antara tegangan-tegangan yang diserempakkan .
Dalam keadaan serentak yang mana tegangan V dan V dalam keadaan sephasa, maka
jarum akan menunjukkan angka nol. Jika generator yang diparalelkan tidak dalam
keadaan serenpakmaka jarum tersebut akan menunjukkan angka dibawah nol atau diatas
nol, tergantung pada tegangan yang diparalelkan, apakah lebih cepat atau lebih lambat
dari generator yang akan dibantu.
Gambar 57 melukiskan atu contoh dalam proses memaralelkan dua buah generator AC 3
pahasa beserta perlengkapannya.
Prinsip Kerja.
G1 sudah melayani beban dengan data : V1 dan F1 . Dalam hal ini Ss1 dan Sm2 dibuka G2
yang akan diserempakkan dimasukkan kedalam rel penyerempak dengan menutup Ss 2 .
Dengan mengatur G2 sedemikian rupa sehingga V1 = V2 dan F1 = F2. Setelah lampu
cahaya putar berada pada kondisi tetap (satu lampu mati, dua lampu yang lain menyala
sama terang) atau Vo meter menunjukkan harga nol, dengan secepat mungkin Sm2
ditutup.
Dalam pembangkit yang besar, untuk menutup saklar Sm 2 biasanya digunakan kontaktor.
Setelah kedua generator berada dalam kondidi paralel maka agar G 2 dapat ikut memikul
beban maka daya penggerak G1 dikurangi dan daya penggerak G2 ditambah.
91
dapat dilihat pada kilo watt mater atau ampere meter ( kilo ampere meter) yang terpasang
pada panel kontrol.
BAB III
91
PENGAMATAN GENSET
Agar genset dapat beroperasi dengan baik, perlu dilakukan atau dilaksanakan
pemeliharaan dengan rekomendasi pabrik atau prosedur yang berlaku. Dalam pelaksanaan
pemeliharaan, dilakukan pemeriksaan (inspection) pada mesin-mesin dan bagiannya baik
pada penggeraknya (diesel) maupun pada pembangkitnya terhadap adanya kerusakan atau
keausan.
Pemeliharaa kontinyu adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap hari sekalipun
mesin tersebut jarang dioperasikan diantaranya:
91
- Memeriksa dan mencatat penunjukan Cos Meter
91
- Tekanan kompresi diperiksa
- Oil cooler dibersihkan/diganti
- Kalborstel starter diperiksa/diganti.
Setelah mencapai 4000 sampai 5000 jam kerja perlu diadakan perawatan atau service
tambahan (Top Overhoul)
Setelah mencapai 9000 jam kerja supaya diadakan General Overhoul.
91
3 Tutup lubang pengisian radiator.
Pemeriksaan permukaan minyak pelumas yang ada di dalam pompa injeksi bahan
bakar.
1 Kendorkan oil check plug satu atau dua putaran dan cerat kelebihan minyak lumas
2 Buka tutp filter lubang pengisian/ventilasi
3 Tuangkan kedalam pompa injeksi melalui filter minyak lumas baru sampai minayk
tersebut terlihat keluar melalui oil check plug
4 Kencangkan kembali plug tersebut.
Harus diperhatikan betul-betul agar permukaan minyak pelumas tidak lebih dari oil
check plug.
91
Periksa semua baut-baut, mur-mur dan pipa-pipa karet, jika kendor dikencangkan
kembali sesuai dengan yang diijinkan oleh pabrik.
Catatan: Pengencangan baut-baut cylinder hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dengan menggunakan torque meter.
91
Catatan: Bila minyak pelumas didalam saringan udara terlalu banyak mengakibatkan
udara masuk tersekat dan mesin akan berasap.
Pemeriksaan Accu
1 Dengan menggunakan hygrometer dapat dibaca kadar accu zuur bila
pembacaan menunjukkan kurang dari 1,21 kg/l. (normal antara 1,23 kg/l
sampai 1,25 kg/l), hal ini menunjukkan bahwa accu perlu di charge/di stroom
lagi. Arus pengisian accu max. 6,5 Amp.
2 Buka semua tutup accu waktu di charge
3 Isi air accu sampai 15 mm diatas sel-sel accu.
Pengisian hanya diperkenankan dengan air destilasi.
4 Katode dan anode (terminals) diberi gemuk yang anti asam
5 Periksa terminal apakah sudah cukup kencang
6 Charger accu setiap 4 sampai 6 minggu sekali
91
7 Dilarang keras menaruh barang-barang dari besi/metal diatas accu.
91
Pendinginan mesin yang baik dapat diperoleh apabila pompa air pendingin dan
thermostat dapat bekerja dengan baik. Apabila terjadi kelainan kerja dari kedua alat
tersebut, maka perlu diambil lngkah-langkah sebagai berikut:
1 Lepas tali kipas
2 Periksa gerakan kipas pompa (Impeller) apakah bebas dan apakah jarak antara impeller
dan rumah pompa sesuai dengan yang diharuskan.
3 Periksa seal pompa
4 Cerat 2 liter air pendingin
5 Lepas thermostat
6 Siapkan air panas 80C
7 Masukkan thermostat kedalam air panas tersebut dan periksa apakah katup
utama terangkat/membuka. Kalau membuka berarti thermostat tersebut masih
bekerja.
1 Bantalan (bearing)
2 Pegas-pegas pemegang sikat arang
3 Pemegang sikat arang
91
Bagian-bagian elektriknya meliputi:
1 Lamel komutator
2 Sikat-sikat arang
3 Cincin seret (slip ring)
4 Isolasi kumparan medan dan jangkar
5 Kontak-kontak pada sambungan kabel di terminal
6 Kapasitor dan arrester
91
Identifikasi Susunan Konstruksi
Sistem Pelumasan
Gambar 1
91
Gambar 2
Sistim Pendinginan
91
Gambar 3
91
Gambar 4
91
41 3.3 PANEL KONTROL GENSET DAN FUNGSINYA
Pengertian
42 Panel Kontrol Genset atau biasa disebut PKG, terdiri dari komponen-
komponen pengontrol yang mendapatkan catu daya dari Genset, dan biasanya mendapat
catuan daya dari PLN hanya untuk pengechargean battery. Panel merupakan pusat
kontrol dari sebuah genset. Tergantung dari rangkaian, panel dapat memiliki beberapa
komponen, beberapa di antara nya yaitu: kontrol, pengaman, auto dan meter. panel
listrik yang fungsi utamanya untuk mengoperasikan generator yang meliputi starting ,
running, stoping, emergency stop dan dilengkapi
dengan proteksi dan monitoring baik proteksi dan
monitoring terhadap diesel engine maupun terhadap
alternator (generator).
- Over/under voltage
- Over/under Frekuensi
- Over current
- Overload
- Over temperature
- Reverse Power
- Unbalancing Voltage
- Unbalancing current
- Earth Fault
45
46
Fungsi
Pengoperasian
1. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama putus diproses di
kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah otomatis
beroperasi.
2. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama (PLN) siap kembali di
kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah Stop.
1. Panel Mesin
2. Panel Generator
Volt Meter
Frekuensi Meter
Ampere meter
3. Panel AMF-ATS
o Cara Kerja AMF dan ATS (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer
Switch)
o Fungsi
63 Panel ini disediakan dengan saling bertautan secara mekanis atau tiang
listrik kontaktor atau MCCBs. Dipasang di dinding atau di luar ruangan yang berdiri
bebas kabinet dengan kabel. Aliran keluar dan masuk terjadi melalui basis melalui
aluminium gland plates.
Sambungan dapat berupa kabel keras atau dengan cara tiang tunggal atau multi-pin
konektor.
Panel memiliki sirkuit, yang begitu dilantik sehingga mulai mengirim sinyal ke
generator jika terjadi kegagalan suplai utama. Dilengkapi dengan urutan tahap relay
yang membuatnya yakin bahwa pasokan generator memiliki fase akurat rotasi.
Perubahan panel ini sumber arus hanya setelah waktu tunda. Ini memberikan waktu
yang cukup untuk generator untuk mulai sebelum mengambil beban. Panel ini juga
dilengkapi dengan manual over-ride kendali. Panel AMF dapat dioperasikan relay atau
PLC dioperasikan dan pilihan fitur seperti auto mulai, auto changeover, tidak berhenti
seiring dengan perubahan, dll.
64 Komponen Kontrol
Relay
65 Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari
banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat
tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.
Kontroler
68
69
70
71 Gambar 1
DSE
(Deepsea
4420)
PLC, Auto Start & Automains (Utility) Failure Control Modules
73
Tombol Tekan
Selector Switch
Buzzer
79 Komponen Daya
Kontaktor
81
MCCB
85 MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang
berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih.
MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan.
88 Ie = 40 A-2500 A
90
92 Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi
listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut
dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai. Battery charger ini biasanya sebagai
charger yaitu alat ini mendapat suplai listrik dari sumber PLN atau dari generator itu
sendiri. Battery charger untuk mengisi energi listrik ke accu. Accu ini biasanya
berkapasitas 12/24 V, maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai
kapasitas tersebut.
93 Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang
dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh
arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan
untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di
sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya
disebut sirkuit sekunder).
94
Alat Ukur
98
99
101
113 10.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya Utama
(PLN)
119 Keterangan :
122 3. Relay Kontrol sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada rangkaian kontrol
125 6. Battery Charger sebagai backup listrik untuk modul DSE 4420
2 Synchronizing Panel
132 Adalah panel yang berfungsi untuk mengoperasikan dua buah genset
atau lebih yang bekerja secara parallel(bersamaan) agar didapat catu daya sumber yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan beban listrik disamping juga untuk efisiensi jika
beban listrik dalam level rendah/ringan. Dengan adanya teknologi yang semakin pesat
maka pengoperasian panel synchrone sudah sedemikian mudah karena dilengkapi
dengan modul modul elektronik berteknologi tinggi yang secara keseluruhan sudah
diatur secara otomatis.
o Rekayasa system
o Komunikasi multimedia
o Telekomunikasi
o Peralatan electron
135
141
144
146
147 Genset silent type atau dikenal dengan genset tipe diam
adalah genset yang dibuat untuk kebutuhan genset yang praktis
dalam penggunaannya. Genset Silent Type memiliki kanopi
(rumah genset) berbentuk segi empat yang terbuat dari bahan besi
plat dan dilapisi dengan busa peredam yang tahan api. Lapisan ini
sangat baik untuk mengurangi kebisingan yang dikeluarkan oleh
suara mesin genset (dalam batas normal).
155
156
158
159 Genset open type atau juga dikenal dengan genset tipe
terbuka biasanya digunakan bagi pengguna yang mempunyai
power house sendiri dan dirancang khusus untuk penempatan
genset di dalam ruang/gedung yang kedap suara.
160
Peletakan genset
169 Genset harus diletakkan di tempat yang permukaannya
rata atau di atas pondasi yang kuat dan tidak labil. Pondasi yang
tidak kuat bisa menyebabkan kerusakan genset.
187
MASALAH GANGGUAN
Suhu Tinggi
Penguatan hilang
256
Putaran Lebih
261
Tegangan Lebih
265
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283 BAB IV
284 KESIMPULAN
285
286 Jadi dari kegiatan inspeksi generator set dapat kita
simpulkan, bahwa :
Generator set memiliki 2 tipe generator, yaitu Generator Set Tipe Open dan
Generator Set Tipe Silent dimana genset tipe silent tidak bising pada saat
pengoperasian dibandingkan dengan genset tipe open, namun pada saat
maintenance memiliki tingkat kesulitan lebih rumit dibanding genset tipe open.
Terdapat Standar Operational Procedure dalam pelaksanaan perawatan genset,
agar perawatan dilakukan secara baik dan benar, dan mengurangi terjadinya
kejadian kecelakaan kerja.
287