Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak
bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang
canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai
penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-
barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Sebagai penyalur
energy listrik dari jaringan distribusi primer 20 kV, maka dibutuhkan GTT sebagai penyalur
energy listrik kepada konsumen.

Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga
listrik yang terpasang di Jaringan Distribusi berfungsi sebagai trafo daya penurun
tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan rendah
tersebut disalurkan ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila
dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang
dilakukan secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen
GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar
pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.

Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa
mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa
program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan
memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk
terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang
dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan GTT ini sangat bermanfaat dan membantu
mahasiswa dalam memahami kodisi GTT di lapangan.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam pelaksanaan praktek pengamatan GTT ini tidak mencakup pada seluruh GTT
yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan GTT yang kami
lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.

91
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah :
Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat
memasuki lapangan kerja nantinya.
Lebih mengenal peralatan-peralatan untuk inspeksi GTT dan agar dapat
menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya.
Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen GTT,
karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya.
Membantu mahasiswa agar dapat merangkai dan memasang instalasi listrik sesuai
petunjuk dan gambar yang sudah tersedia.
Mampu melakukan pengujiaan/Comissiong pada GTT sesuai standar.

1.4 Batasan Masalah

Perlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas
pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi.
Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di
lapangan dengan dukungan penguasaan teori.

Oleh karena itu, penulis hanya memberi pembahasan yang meliputi :

1. Pembahasan mengenai komponen pada GTT


2. Pembahasan mengenai fungsi kerja beberapa alat dan komponen GTT
3. Pembahasan mengenai prosedur inspeksi GTT

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gardu Tiang Trafo (GTT)

91
Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada
tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya,
GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step
down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah
380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan
langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen
melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan. Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena
tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali
pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay
ke Gardu Tiang Trafo(GTT)

2.2 Komponen-Komponen Utama GTT

Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo

Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung
berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

91
single line GTT

Cut Out

Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:

Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai


tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar

CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link
dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari
kapasitasnya

91
Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:

o SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.

o Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit
trafonya.

o Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.

Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan
dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila
terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link
dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik
PLN.

Lightning Arrester

Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan
lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb:

LA dipasang antara SUTM dan CO

Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan
selanjutnya disalurkan ketanah.

91
LA dipasang setelah CO

Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan
arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.

PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai
berikut:

Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik


pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan.

Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta
harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis.

Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;

o Satu sakelar masuk sirkit masuk

o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar
(MCB atau MCCB).

91
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal
penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh.

o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan
rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.

o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi


persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.

PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung
dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau
pemakai.

Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:

Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.

Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur
minimal Volt meter dan Ampere meter.

Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.

Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis
metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA
terminal sepatu kanel harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit
yang bersangkutan rangkaian.

Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga
gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.

Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20kV)


menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.

91
NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada sisi
tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.

Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh


tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.

Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila
terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang.

Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir
pada LV Panel.

Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak bertegangan.


Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan tiang.

2.3 Single Line GTT

91
2.4 SOP Pengoperasian GTT
I. UMUM

Standard Operation Prosedure (SOP) adalah suatu petunjuk pengoperasian/ pemeliharaan


GTT 20 kV dengan baik dan benar.

II. TUJUAN

Tujuan dibuat SOP adalah untuk dapat mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan.

III. PERALATAN
1. Peralatan Kerja
Toolkit

AVO meter

Squencial

91
Puller

Tangga
Peralatan K3 (helm, safety belt, sarung tangan, kacamata pengaman)
Peralatan pembersih (kain lap, vaseline)

IV. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN


1. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Pelaksana telah siap dengan peralatan dan material pendukung
2. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
3. Lapor ke operator gangguan terkait dengan rencana pemadaman listrik.
4. Jika sudah ada izin operator, maka dilakukan pelepasan beban pada sisi TR
dengan cara :
Melepas saklar utama bila LV panel dilengkapi dengan saklar utama.
Melepas fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi dengan saklar
utama.
5. Melepas fuse masing-masing jurusan pada masing-masing phasa.
6. Melepas fuse cut out (FCO) 20 kV.
7. Tes LV panel dengan voltmeter atau alat tester lainnya, apakah
tegangan trafo sudah benar-benar tidak ada.
8. Periksa / tes ulang pada JTR, apakah tidak ada tegangan dari luar.
9. Beri pengaman tegangan (grounding) pada sisi JTR.

91
2. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Periksa fisik trafo, apakah ada perubahan bentuk fisik trafo dan bila ada,
sejauh mana dapat diperbaiki segera.
2. Periksa paking dan baut penyikat.
3. Periksa minyak trafo, ambil contoh minyak trafo untuk tes.
4. Periksa kondisi bushing MV isolator .
5. Periksa kondisi bushing LV isolator.
6. Periksa semua terminal penghubung.
7. Periksa terminal netral / ground netral.
8. Periksa kran / saluran minyak trafo.
9. Bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak.
10. Bersihkan tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes.
11. Bersikan semua terminal penghubung.
12. Tambah minyak trafo bila ada kekurangan.
13. Kencangkan semua baut pengikat.
14. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter.
15. Tes kondisi masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel.
16. Periksa masing-masing terminal lug.
17. Periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base.
18. Periksa dan bersihkan terminal pada main contactor.
19. Kencangkan semua baut pengikat pada main contactor.
20. Periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.
21. Tes pentanahan / grounding system.
22. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.

3. Pemasukan Tegangan Kembali


1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua komponen telah
sesuai dengan fungsinya.
2. Lapor ke operator gangguan bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan
siap untuk dioperasikan kembali.
3. Jika telah mendapat izin operator, lepas grounding yang terpasang pada line
SUTR.

91
4. Masukkan FCO 20 kV, pastikan trafo sudah bertegangan.
5. Masukkan tegangan pada sisi TR dengan cara :
Masukkan saklar utama bila LV panel dilengkapi saklar utama.
Masukkan fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi saklar utama.
6. Masukkan fuse jurusan secara berurutan pada masing-masing phasa.
7. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
8. Jika semua pengukuran sudah baik dan normal, berarti pekerjaan selesai.

2.5 Pengoperasian GTT

Melepas beban / tegangan :

1. Melepas fuse jurusan bertahap

2. Melepas fuse utama bertahap

3. Melepas saklar utama

4. Melepas CO bertahap

Memasukkan tegangan / beban :

1. Masuk CO bertahap

2. Masukkan saklar utama

3. Masukkan fuse utama bertahap

4. Masukkan fuse jurusan bertahap\

2.6 Alat Pelindung Diri ( APD )

91
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. Tempat kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja
atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja.
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas
Ketenagakerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.

APD sebagaimana dimaksud meliputi:


a. Pelindung kepala;
b. Pelindung mata dan muka;
c. Pelindung telinga;
d. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. Pelindung tangan; dan/atau
f. Pelindung kaki.

Selain APD sebagaimana yg, termasuk APD:


a. Pakaian pelindung;
b. Alat pelindung jatuh perorangan;

91
c. Pelampung.

APD wajib digunakan di tempat kerja di mana:


a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah;
c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana
dilakukan pekerjaan persiapan;
d. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak,
panas bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam bumi maupun
di dasar perairan;
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun, bandar udara dan gudang;
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
j. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. Dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki, sumur atau lubang;
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

91
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan telekomunikasi radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis;
q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air; dan
r. Diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

Manajemen APD meliputi:


a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan
pekerja/buruh;
c. Pelatihan;
d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. Pembinaan;
g. Inspeksi; dan
h. Evaluasi dan pelaporan

Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah:

Safety Helmet

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai


kepala secara langsung. Pemakaian safety helmet secara tepat dan benar
dapat mengurangi konsekuensi yang mungkin timbul pada saat terjadinya
hal-hal yang disebutkan di atas. Cara pemakaian safety helmet yang benar
akan memberikan proteksi maksimal bagi kepala. Karena potensi hazard
yang berasal dari atas kepala manusia banyak terdapat di lingkungan kerja

91
seperti itu. Dalam menggunakan safety
helmet, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya,

Sebelum digunakan, yakinkan bahwa


helmet tersebut dapat digunakan, pas dan nyaman di kepala anda (tidak
longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan cacat.
Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak,
menunduk sehingga menutupi pandangan, atau terbalik.
Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi berangin, chain strip
harus digunakan untuk menghindari safety helmet yang dikenakan
terbang karena tiupan angin kencang.
Dalam penggunaannya, safety helmet sering terjadi insiden seperti
benturan atau tertimpa benda yang jatuh. Setelah terjadi insiden,
biasanya safety helmet mengalami kerusakan. Sekecil apapun kerusakan
yang terjadi, safety helmet harus didiganti dengan yang baru. Jangan
menggunakan safety helmet yang sudah mengalami cacat atau
kerusakan. Contoh kerusakan pada helmet yang perlu segera diganti.
Selain penggunaan helmet yang cacat yang tidak diperbolehkan,
penggunaan helmet yang baikpun ada batasannya. Rata-rata umur pakai
sebuah safety helmet adalah 5 tahun, namun ini sangat tergantung kepada
bahan pembuatnya. Setiap manufacturer akan mencantumkan batas
maksimum pemakaian safety helmet produksinya pada setiap helmet.
Periksalah dengan teliti. Perlu juga menjadi perhatian kita adalah bersihkan
safety helmet setelah digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
rusaknya material akibat kotoran yang menempel. Karena bisa saja kotoran
tersebut adalah bahan kimia, minyak atau solvent yang bisa memicu rusaknya
bahan pembuat safety helmet tersebut.

Tali Pengaman (Safety Harness)


Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya
digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau

91
boiler. Diwajibkan menggunakan alat ini
di ketinggian lebih dari 1,8 meter dan
harus dapat menahan beban sebesar 80 kg.

Sepatu pelindung (safety shoes)


Seperti sepatu biasa, tapi dari
bahan kulit dilapisi metal dengan sol
dari karet tebal dan kuat. Berfungsi
untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Bagian muka sepatu harus
cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja.

2.7 Perhitungan Arus GTT

Arus Primer

keterangan : I = arus primer (Ampere)


teganan (p-p) = tegangan antar phasa (KVa)
contoh :

91
Arus Sekunder

keterangan : I = arus primer (Ampere)


teganan (p-n) = tegangan phasa dengan netral (Va)
contoh :

ARUS PERCABANGAN

menggunakan hukum kircoff I

91
BAB III

PENGAMATAN KONDISI GTT

3.1 Peralatan Yang Digunakan

EARTH TESTER

91
Fitur:
* Anti percikan air dan debu (di desain
sesuai standar IEC 529 IP54).
* Sebagai tambahan fasilitas untuk
pengukuran yang presisi, test lead untuk
penyederhanaan sistem pengukuran dua
kabel juga disertakan sebagai asesoris
standar (unit dapat digantung dari leher
untuk pengukuran yang simple).
* Didesain memenuhi standar keamanan IEC
61010-1.
* Dapat mengukur tegangan tanah.
* Peringatan otomatis ketika resistansi paku pancang berada diluar toleransi/berlebihan.
* Kecil dan ringan. Material casing baru anti goncangan.
* Pengukuran arus 2mA memungkinkan penge-tesan resistansi tanah tanpa harus men-
tripping arus bocor tanah pada rangkaian yang sedang diukur.

Cara Pengukuran
Pada switch pilih mode , tekan push button.
Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke
ujung volt meter
check kembali instalasi kabel.
Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer 0 volt.
Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter.
Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.

91
INSULATION TESTER
Test insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi
yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit
atau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan
bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api
yang bisa mengakibatkan kebakaran.

Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/ phase


dngan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu
dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan.
Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC
adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.

Cara penggunaan dan pengukuran mengunakan insulation tester :

91
Cara penggunaan meliputi alat ukur dan kesiapan objek yang diukur. Kesiapan objek
yang iukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya membebaskan objek transformator
dari tegangan sesuai Standar IEEE. Kesiapan objek yang akan diukur dilakukan dengan
urutan sebagai berikut :
1. Test battery
2. Pastikan battery dalam range good

3. Pastikan peralatan yang diukur tidak dalam keadaan bertegangan dan berbeban

4. Setting insulation tester pada settingan maksimal 2 x V nominal


5. Pemasangan pentanahan local (Local Grounding) disisi terminal busbar dengan
tujuan membuang Induksi Muatan ( Residuak Current) yang masih tersisa pada
belitan.
6. Pembersihan permukaan belitan, tempat belitan dengan memakai material cleaner
dan lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar
pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat.
7. Melakukan pengukuran tahanan isolasi antara :
Terminal R terhadap cashing ( body ) / tanah.
Terminal S terhadap cashing ( body ) / tanah.
Terminal T terhadap cashing ( body ) / tanah.
8. Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi .
9. Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan
evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya

91
EXCEL INSPEKSI GTT

3.3 Dokumentasi Kegiatan

91
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

91
Pada saat inspeksi GTT, pada saat pelaksanaannya harus sesuai dengan SOP
Diwajibkan memakai APD ( Alat Pelindung Diri ) pada saat inspeksi GTT
Menggunakan Earth Tester serta Insulation Tester pada saat inspeksi GTT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

91
Pada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak
bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang
canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai
penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-
barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Untuk menunjang
keandalan penyaluran energy listrik dibutuhkan Genset guna untuk membackup ketersediaan
energy listrik disaat terjadi pemadaman

Genset (Generator set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik


(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk menghasilkan
tenaga listrik. Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik
alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik
padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan jaringan listrik di daerah tersebut, atau
juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik tambahan.

Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa
mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa
program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan
memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk
terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang
dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan Genset ini sangat bermanfaat dan membantu
mahasiswa dalam memahami kodisi Genset di lapangan.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam pelaksanaan praktek pengamatan Genset ini tidak mencakup pada seluruh
Genset yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan Genset yang
kami lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah :

91
Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat
memasuki lapangan kerja nantinya.
Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen Genset,
karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya.

1.4 Batasan Masalah

Perlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas
pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi.
Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di
lapangan dengan dukungan penguasaan teori.

Oleh karena itu, penulis hanya memberi pembahasan yang meliputi :

Pembahasan mengenai Jenis atau Tipe Genset


Pembahasan mengenai fungsi kerja beberapa alat dan komponen Genset
Pembahasan mengenai prosedur inspeksi Genset
Pembahasan mengenai proteksi Genset
Pembahasan mengenai maintenance Genset

BAB II

LANDASAN TEORI

91
2.1 Generator Set

Prinsip-prinsip Diesel

Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan
untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan ggl (gaya
gerak listrik). Mesin Diesel termasuk mesin kalor yang mengubah tenaga panas menjadi
tenaga gerak. Tenaga panas diperoleh dari proses pembakaran solar dengan bantuan oksigen
dari udara. Gas hasil pembakaran itu dipergunakan untuk menggerakkan torak secara gerak
translasi.Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan
proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar pada poros engkol.

Demikian juga sebaliknya gerak rantai dari poros engkol dan rotor disambung secara
kopling. Dengan adanya rotor yang diputra oleh mesin diesel, sedangkan kepada gulungan
rotor diberikan arus listrik searahm, maka pada pihak stator terbangkit out put tegangan :
bolak balik. Untuk mendapatkan putaran yang stabil diperlukan sistem Governor ( pengaturan
putaran ) dan VR ( Voltage Regulator).

Diesel sebagai Pengerak Mula

Syarat-syarat untuk mendapatkan diesel sebagai penggerak mula yang baik diperlukan

a. Bahannya dari logam yang berkualitas baik


b. Sistem pengaturan bahan bakar dan bahan bakarnya sendiri (solar) harus baik dari
tangki utama, tangki harian dalam pompa injeksi ( injection pump) sampai masuk
dalam pembakaran silinder.
c. Sistem pelumasan, jenis oli, seluruh sistem pelumasan silinder harus tepat dan
baik
d. Sistem pendinginan yang baik yaitu pendinginan dengan udara maupun dengan
air.
e. Sistem penyaluran udara yang baik, udara yang dipergunakan pembakaran bahan
bakar dalam silinder harus dalam perbandingan yang tepat

91
f. Generator dan perlengkapannya termasuk pengatur tegangan dan frekuensi harus
baik
g. Panel-panel yang berisi rangkaian kontrol, baik untuk kontrol diesel maupun
Generator selalu bekerja normal.
h. Sistem starter harus baik agar mesin selalu siap untuk beroperasi apabila hendak
dioperasikan
i. Perawatan dan pemeliharaan yang baik dan teratur akan menjadikan tercapainya
tujuan pemeliharaan tersebut.

Penyaluran Bahan Bakar

Keterangan Gambar

1. Tangki bahan bakar utama


2. Pompa pengisi bahan bakar
3. Tangki bahan bakar harian
4. Saringan permulaan ( precleaner-Filter )
5. Pompa tekanan rendah pengatur bahan bakar
6. Saringan bahan bakar
7. Pompa bahan bakar tekanan tinggi ( fuel injection pump)
8. Penyemprot bahan bakar ( injector )
9. Pipa saluran kelebihan bahan bakar

91
Cara Kerja Sistem Penyaluran bahan bakar
Bahan bakar dari tangki utama (1) dialirkan oleh pompa (2) ketangki harian (3) dari
tangki harian karena gaya berat bahan bakar sendiri ( isapan dari pompa), bahan bakar
mengalir melalui filter permulaan (4) diteruskan kesaringan (6). Bahan bakar melalui
asrinan (6) kemudian dialirkan kepompa tekanan tinggi (7) dan diteruskan ke
penyemprot ( injector) bahan bakar (8). Bahan Bakar yang berlebihan dari
penyemprot dikembalikan ke tangki harian melalui saluran (9).

Fungsi saringan
Saringan bahan bakar diperlukan untuk menyaring kotoran kedalam pompa tekanan
rendah. Pompa tekanan tinggi dan penyemprot bahan bakar. Kotoran ini dapat
mengakibatkan kerusakan penyumbatan pada pompa, penyemprot dan saluran bahan
bakar. Fungsi dari pompa tekanan rendah ( penyalur) diperlukan untuk mengalirkan
mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi, agar bahan bakar selalu memenuhi
pompa tekanan tinggi.

Pompa penyalur ini harus mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan Atmosfir
supaya udara tidka masuk kedalam aliran bahan bakar, bila udara masuk maka akan
terjadi ganguan pada mesin, yaitu terjadinya pembakaran yang tersendat-sendat dan
mesin tidak dapat beroperasi secara sempurna.

System Pelumasan
Untuk memahami bahwa kecepatan gerak dan panas mempunyai hubungan yang erat,
maka gesekan antara permukaan benda yang saling bergerak akan mengakibatkan
timbulnya panas. Begitu pula yang terjadi pada genset, dimana didalam genset terjadi
pengubahan tenaga mekanis (gerak) menjadi energi listrik.

Pelumasan adalah suatu system pemeliharaan/ perawatan terhadap perangkat mesin


yang selalu menampilkan masalaha-masalah gerak, gesekan dan panas yang ketiga
proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan penting dalam
masalah kestabilan mesin. Bila ketiga hal tersebut tidak diperhatikan maka akan dapat
mengakibatkan keausan dan suhu yang berlebihan menimbulkan pemuian pada bagian

91
yang bergesekan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah
pelumasan sangat bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas adalah suatu
cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, minyak pelumas
adalah suatu cairan yang berfungsi sebagai media penghantar ( penyerap) panas, juga
sebagai pelicin atau pelancar gerak.

Minyak pelumas harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :

a. Tahan terhadap panas


b. Bersih dari zat-zt kimi yang dapat mengakibatkan korosi pada bagian-bagian mesin
c. Licin
d. Tidak mengakibatkan keausan ( yang disebabkan oleh pencemaran kimiawi
sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausan
e. Tidak banyak membebani mesin
f. Untuk daerah tropis yang mempunyai suhu lebih dari 20 C keatas, pemakaian
jenis minyak pelumas dengan kode SAE-30 merupakan suatu persyaratan
teknis, minyak pelumas selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.

Keterangan

1. Oli balik dari turbo


2. Saringan oli
3. Katub pelangsung ( By pass ) untuk saringan oli
4. Bak Oli

91
5. Pompa Oli
6. Katub pelangsung untuk pendingin oli ( Oli cooler )
7. Salruan hisap
8. Pendingin oli

Prinsip kerja

Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan
oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol,
melalui pipa hisap.

Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ) lingkar
dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa
kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.

Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek
saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun
sirkulasi di dalam mesin sendiri. Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan
melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak
rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak
per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke
bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-
dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding
charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

Memahami tentang fungsi dan bekerjanya pelumasan tersebut harus dijaga jangan
sampai sistem pelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam pelumasan dapat
terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :

a. Oli dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainya
b. Banyak kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain
sebagainya ).

91
c. Tersumbatnya saluran pelumasan
d. Rendahnya tekanan oli

Dengan memperhatikan penyebab-penyebab tersebut dapat diambil tindakan-tindakan


pencegahan antara lain :

a. Pemeriksaan oli dan pengawasan terhadap kualitas oli


b. Penggantian oli secara rutine
c. Penggantian filter secara rutine
d. Pemeriksaan saluran pelumasan
e. Memperhatikan tekanan oli.

Keterangan

Sehubungan dengan fungsinya oli harus mempunyai spesifikasi persyaratan bagi


mesin yang bersangkutan. Setelah dipakai oli akan mengalami pencemaran dan perubahan
sifat semula, pada peristiwa pembakaran dalam silinder akan terjadi persenyawaan oksidasi
belerang dalam SO2 dan SO3 yang seterusnya akan terjadi asam kuat ( H2SO4 = air accu )
dan H2SO4 ini bersifat korosif ( memakan logam ) maka pada saat keadaan belum berbahaya
oli harus diganti.

Begitu pula pada filter oli setelah sekian lama dipakai maka akan terjadi endapan
sehingga filternya harus diganti dengan filter yang baru. Pemeriksaan yang kontinue
menjadikan mesin mempunyai keandalan yang cukup tinggi, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan pada saat over haul nanti perlu diadakan pemeriksaan yang teliti keadaan
lubang jalan oli, pada dinding crang case atau blok mesin jangan sampai ada yang buntu.

Sistem Pendinginan
Sistem pendinginan sangat penting artinya bagi keawetan suatu mesin, pada waktu
berjalan mesin akan menjadi panas, karena proses pembakaran di dalam silinder,
mesin yang terlalu panas, selain cepat rusak juga out put tenaganya kurang maksimal
maka diperlukan pendinginan, umumnya sistem pendinginan dibagi menjadi dua
macam, yaitu :

91
a. Sistem pendinginan air
b. Sistem pendinginan udara

Sistem Pendinginan Air


Air memasuki blok silinder dari bagian bawah silinder, mengalir melalui saluran-
saluran blok silinder terus ke atas menuju silinder head. Air menyerap panas dari mesin
sehingga suhu air nai air yang panas ini cenderung mengalir karena perbedaan berat jenis. Air
semakin menjadi panas sewaktu berada di sekitar kepala silinder, air yang telah panas harus
didinginkan kembali. Apabila sampai mendidih hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam
sistem pendinginan tersebut.

Air mengalir ke bawah dari bagian atas radiator melalui pipa-pipa radiator, udara
dihembuskan melintasi radiator ke arah depan genset, terjadilah proses pendinginan udara,
udara ini menghembus keras karena adanya kipas yang berputar di belakang radiator. Pada
saat air sampai di bagian bawah radiator, air menjadi dingin dan masuk kembali ke blok
silinder dari bawah untuk mendinginkan mesin.

Demikianlah proses pendinginan berulang dan terjadilah sirkulasi air pendinginan.


Bagaimanapun juga ada sebagain air yang menguap.Maka setiap kali perlu diperiksa
permukaan air pendinginan ini. Apabila perlu harus ditambah supaya alran air dapat berjalan
lebih cepat, harus ada pompa air yang dipergunakan untuk mendorong air mengalir sehingga
dengan demikian daya pendinginan dapat di percapat, sehingga sistem pendinginan tersebut
merupakan suatu cara pendinginan yang baik

91
istem Pendinginan Udara
Berbeda dengan sistim pendinginan air, di sini silinder-silinder tidak ditempatkan dalam
suatu blok silinder melainkan pada tiap silinder diberi semacam sirip, gunanya sirip ialah
untuk menyerap panas dari silinder kepala dengan sirip-sirip ini berarti memperluas
permukaan yang dapat menyerap panas tersebut dapat dilepaskan ke luar bersama udara
yang dihembuskan dengan kuat oleh kipas atau blower.

Sistem Penyaluran Udara


Udara di dalam Diesel digunakan untuk pembakaran bahan bakar ( solar). Kabut solar
dicampur dengan udara pada tekanan dan suhu tinggi sehingga akan terjadi pembakaran
yang menghasilkan tenaga. Perbandingan antara kabut solar dan volume diatur
sedemikian sehingga pada keadaan beban penuh, kabut solar habis terbakar oleh udara
yang dimasukan ke dalam silinder. Bahan bakar dan udara harus dalam perbandingan
yang tepat, kekurangan udara akan mengakibatkan merusak mesin, yaitu mengakibatkan
pembakaran kurang sempurna dan terjadilah kerak ( arang) di dalam silinder.

Hal-hal yang umumnya dapat merusak mesin antara lain :

a. Penyetelan tekanan pengaturan nozzale yang terlalu tinggi


b.Mesin bekerja lama dengan beban rendah
c. Mesin sering bekerja tanpa beban
d. Saluran pembuangan ( knalpot) yang kotor, akan menghambat keluarnya asap dan
mempercepta kenaikan kadar arang dalam saluran dan akhirnya mempercepat terjadinya
kerak

91
Dalam praktek kelebihan bahan bakar dibanding dengan jumlah udara ini ditandai dengan
asap hitam ke luar dari knalpot. Untuk keperluan start mesin, orang membuat agar udara yang
dimasukan kedalam mesin tidak dingin ( hangat), sebab udara dingin sukar bersenyawa
dengan bahan bakar.

Agar Supaya proses pendinginan ini berlangsung efektif, maka perlu dijaga kebersihan dari
sirip-sirip silinder.

Udara yang dihembuskan kuat oleh blower disalurkan ke dalam tabung udara dan membawa
panas ke luar sirip. Harus diusahakan agar udara panas ini tidak tertarik lagi oleh blower .
Udara yang masuk haruslah udara luar yang masih segar dan dingin perlu juga untuk
membersihkan jendela-jendeka kaca yang dipasang di ruang mesin.

91
Gb. 5 Sistem sirkulasi udara mesin dengan turbo chrager.

Generator pada Gen Set


Generator dengan Sikat

Prinsip kerja :

Sikat mendapat tegangan searah dari sumber searah ( voltage regulator) dimana tegangan yang
diberikan kepada sikat tersebut oleh voltage regulator telah diatur sehingga tegangan yang

91
diberikan pada sikat tersebut tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber searah dari VR
yang telah melalui sikat ini, mengalir lebih slip ring dan masuk ke bagian rotor yang diputra.

Pada bagian stator terbangkitlah medan magnet yaiut pada bagian ujung kutub utara dan selatan.
Diantara kedua ujung kutubnya akan timbul garis gaya magnet ( fluksi) dan akibat adanya rotor
yang berputar yaitu kumparan jangkar diantara kutub utara dan selatan ini, maka garis gaya
magnet akan terpotong oleh kumparan jangkar. Dalam perpotongan garis gaya magnet oleh
kumparan jangkar, keadaanya tidak selalu tetap, ada dalam keadaan netral artinya kumparan
jangkar sejajar dengan arah garis gaya magnetnya, ada juga dalam keadaan emmotong garis gaya
magnet sehingga dihasilkan tegangan bolak balik.

Bila stator dari generator dibuat untuk menghasilkan listrik AC tiga phasa maka out put generator
juga dibuat dengan tiga phasa.

Generator Tanpa Sikat Arang

Prinsip Kerja :

Arus mengalir dari sumber arus searah voltage regulator. Alat ini telah mengatur agar tegangan
yang diberikan tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber arus DC dari VR ini mengalir

91
kedalam stator gulungan Exiter (A), maka alam stator exiter ini mengalir akan timbullah medan
magnet yang kemudian menginduksi gulungan rotor exiter (B) yang berputar. Maka garis gaya
magnet ( fluksi rotor dari stator exiter (A) yang menginduksi rotor exiter (B) akan terpotong oleh
kumparan jangkar dari rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan oleh kumparan jangkar dari
rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan garis gaya magnet oleh kumparan jangkar diantara
kutub utara dan selatan ini keadaannya tidak selalu tetap yaitu ada dalam keadaan netral artinya
kumparan jangkar kedudukannya searah dengan garis gaya magnet ada juga dalam keadaan
memotong garis gaya magnet ada juga dalam keadaan memotong garis gaya magnet sehingga
timbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus bolak balik AC. Kemudian arus AC ini
disearahkan oleh penyearah (C) yang kemudian mengalir ke gulungan stator (D) hingga
timbullah kembali garis gaya magnet di kutub utara dan selatan stator tersebut. Kemudian garis
gaya magnet ii akan terpotong oleh kumparan jangkar yang keadaannya tidak selalu tetap
sehingga tiimbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus AC untuk selanjutnya
digunakan untuk mencatu perangkat Telekomunikasi yang membutuhkan arus AC tersebut.

Bila pada bagian stator ini dibuat untuk menghasilkan energi listrik tiga phasa maka dibuatlah
out put dari generator yang juga dengan tiga phasa.

Pengendalian Terhadap Sitem Kemagnetan

Untuk keperluan penguatan bagi kutub-kutub magnet selalu dibutuhkan sumber arus searah. Jika
ditinjau dalam menghasilakannya, terhadap bermacam-macam cara yaitu :

a. Secara Konvensional
Mesin utama ( main machine), DC penguat utama ( main DC exiter) dan DC penguat
pembantu ( Pilot exiter) berada dalam satu poros. Tegangan keluaran dari DC penguat
pembantu dipergunakan untuk memperkuat kemagnetan pada penguat utama yang mana besar
kecilnya arus yang mengalir pada mesin DC utama dapat diatur dengan menggunakan
Rheostat utama ( main rheostat) yang diatur dengan menggunakan Rheostat utama ( main
rheostoat) yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis ( automatic regulator),
sedangkan tegangan keluaran dari mesin DC utama dipergunakan untuk memperkuat pada
kemagnetan mesin utama

91
b. Sebagai pengembangan, dengan adanya kemajuan teknologi telah banyak suatu pembangkit
yang mana sumber arus searah sebagai arus penguat magnet tidak diperoleh dari generator
arus searah (DC), melainkan menggunakan rectifier ( penyearah).

Tegangan keluaran dari sumber AC penguat ( Ac exiter) disearhakan dengan menggunakan


rectifier. Tegangan keluaran sumber AC penguat ini disamping disearahkan untuk
kepentingan penguatan sendiri, juga disearhkan untuk memperkuat kemagnetan mesin utama.

Tegangan keluaran dari sumber AC penguat yang digunakan untuk penguatan sendiri
dikontrol dengan menggunakan regulator utama ( main regulator) yang mana regulator ini
dapat dikerjakan dengan menggunakan seperangkat amplidin ( amplidyne set).

Penguatan dengan sistem ini sangat baik untuk mesin-mesin yang sangat besar yang dapat
mencapai ratusan MVA.

Adapun cara yang ketiga adalah suatu cara yang sering disebut Brushlaless Exition.

Untuk mengalirkan arus kemagnetan tidak diperlukan sikat-sikat ( cincin seret) seperti halnya
cara yang lain.

Tegangan keluaran dari mesin utama sebagian kecil disearahkan untuk penguatan pada
sumber AC penguat ( AC exiter), yang mana pengontrolan arus kemagnetan dilakukan oleh
regulator.

Tegangan keluaran dari AC exiter langsung digunakan untuk memperkuat kemagnetan mesin
utama ( tanpa menggunakan sikat dan cincin) dengan perantara penyearah utama main
( rectifier)

c. Perlengkapan Diesel Genset


Genset harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang menunjang, agar mempunyai :

a. Kestabilan baik tegangan maupun putarannya bila sewaktu-waktu terjadi perubahan


beban mesin harus tetap stabil.
b. Indikator-indikator yang menunjukkan keadaan Genset setiap saat, Pemutus arus dan
pelepas beban yang bekerja secara otomatis dan manual.
c. Sistem pengontrol untuk diesel yang berfungsi untuk mematikan diesel sewaktu-waktu
terjadi gangguan.
d. Emergency stop ialah suatu alat/ tombol yang akan mematikan mesin kapan saja yang
diinginkan

91
1. Voltage Regulator (VR)
Voltage Regulator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan out put dari
generator tetap konstant sesuai yang diinginkan. VR secara langsung/ tidak langsung
memberikan arus searah kepada kumparan rotor sehingga menimbulkan tegangan pada out
put gulungan stator. Kalau terjadi tegangan out putnya diteruskan ke gulungan stator. Kalau
terjadi penurunan tegangan karena kenaikan beban maka VR akan menaikan tegangan out
putnya diteruskan ke gulungan rotor sehingga tegangan induksi stator akan naik sampai level
semula. Begitupun jika ada kenaikan tegangan ( beban turun), oleh karena VR hanya
berfungsi sebagai pengatur tegangan maka alat ini akan bekerja pada frekuensi atau mesin
pada keadaan ratingnya ( putaran normal )

Jika mesin berputar lebih rendah dari pada ratingnya akan berakibat tegangan out put
regulator sedemikian tingginya dan arus akan sangat tinggi sehingga merusak peralatan VR.
Maka untuk mengadakan testing mesin yang berhubungan dengan rpm, VR harus dimatikan /
dilepas, untuk percobaan pada rpm normal VR boleh disambung.

Biasanya VR pada batas-batas kemampuan tertentu ( dapat disetel) kalan ada kenaikan/
penurunan tegangan melebihi batas kemampuan ( 10 %) harus diusahakan agar beban
terlepas dari beberapa saat kemudian mesin mati.

2. Governor

Seperti hanya VR, alat pengatur putaran ( Governor) berfungsi untuk mengatur atau
mempertahankan putaran mesin agar dalam kecepatan yang tetap. Jika ada kenaikan beban,
mesin bertendensi menurunkan putarannya dan Governor akan memberikan signal kepada
katup pembuka bahan bakar. Sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam Injector bertambah
banyak, sehingga mesin akan berputar normal kembali dan tidak terjadi penurunan putaran,
sebaliknya kalau ada penuruanan beban mesin akan berputar melebihi ratingnya. Governor
akan mengirim signal kepada katup bahan bakar agar mengurangi bahan bakar yang masuk
sehingga mesin berputar normal.

Governor sama halnya dengan VR mempunyai batas-batas tertentu itu tidak lebih dari 5%.
Jika mesin berputar pada keadaan lebih kecil 75% atau lebih besar 105% dari putaran
normalnya maka usahakanlah agar Genset melepaskan beban listriknya dan bebera saat mesin
dimatikan.

91
3. Indikator-indikator

Fungsinya :

a. Penunjuk keadaan Mesin


b. Membantu trouble shooting yaitu mencari suatu gangguan
Pemasangan indikator pada panel Genset.

Indikator dan peralatanya yaitu relay-relay, timer, switch semuanya dipasanag pada panel
kontrol, antara lain :

- Volt meter untuk mengetahui tegangan dari tiap phasa


- Ampere meter untuk mengetahui arus dari tiap phasa
- Watt meter untuk mengetahui daya nyata
- Rpm untuk mengetahui putaran mesin
- Frekuensi meter untuk mengetahui put put frekuensi listrik
- Running Hour meter untuk mengetahui lamanya mesin bekerja
- Meter Tekanan oli, solar dall.
- Thermometer untuk suhu air dan lain-lain

Sebagai indikator untuk membuka maka dipasang lampu kontrol yaitu :

- Lampu indikator untuk Over Speed


- Lampu indikator untuk Under Speed
- Lampu Indikator untuk Low Water Level ( untuk level air radiator terlalu rendah )
- Lampu indikator untuk temperatur air tinggi
- Lampu indikator untuk tekanan oli rendah
- Lampu Indikator untuk tegangan nenaik lebih normal ( Over Voltage atau tegangan lebih)
- Lampu Indikator untuk tegangan menurun kurang dari normal ( Under Voltage)
- Lampu Indikator untuk Power Balik, dan lain-lain
Semua indikator bekerja pada batas-batas tertentu yang berhubungan erat dengan penyetelan
yang dilakukan.

4. Alat Pengaman

Alat pengaman berguna untuk :

- Mengamankan Generator

91
- Mengamankan Prime Mover ( Diesel)

Pengaman Generator bertugas mematikan seluruh Genset apabila ada hal-hal yang
membahayakan Generator. Pengaman Diesel sama dengan pengaman Generator, hanya
berbeda dari asal usul gangguan. Kalau Temperatur mesin diesel terlalu panas bekerja
pengaman diesel itu akan bekerja. Kalau tegangan generator naik bekerjalah pengaan
generator

Untuk pengaman ini sebaiknya dipasang pemutus beban dan pematikan mesin, baik yang
bekerja secara otomatis maupun secara manual. Keduanya harus ada dan disambung seri.

Untuk jenis otomatis dipergunakan apabila sewaktu-waktu ada gangguan yang dapat
membahayakan Genset secara otomatis pengaman ini akan bekerja. Sedangkan untuk jenis
manual dipakai bila harus mematikan mesin atau melepaskan beban setiap saat yang
dikehendaki

Misalnya :

Untuk menjaga agar mesin selalu bekerja dalam keadaan yang diijinkan maka diusahakan
mesin secara otomatis melakukan hal-hala sebagai berikut :

- Kalau mendapat temperatur air pendingin lebih dari 2000 F ( 94C) maka pemutus beban
harus bekerja dan mesin jalan tanpa beban.
- Kalau terjadi Over Speed sampai mencapai 30 detik, mesin dibuat mati total.
Keterangan :

Sebenarnya untuk panel kontrol dapat dibuat otomatis penuh dan selengkap mungki. Tetapi
diperlukan rangkaian-rangkaian listrik ( rangkaian kontrol) yang cukup rumit,. Tentu saja
komponen-komponen yang dipakai harus dari jenis yang terbaik. Sebab pemakaian dari
kualitas biasa-biasa saja sering mengalami gangguan yang berakibat mesin tidak dapat
bekerja walaupun dalam kondisi yang baik.

5. Peralatan Tambahan

Peralatan tambahan yang dimaksudkan adalah hal-hal yang dipasang pada diesel untuk
mengetahui kondisi dari seluruh sistemnya. Sistem-sitem yang ada di dalam diesel biasanya :

91
- Sistem bahan bakar - Sistem udara masuk
- Sistem pelumasan - Sistem starter, dan lain-lain
- Siswam pendinginan
a. Sistem Penyaluran Bahan Bakar
Bila filter bahan bakar kotor sebaiknya ada tanda / indikator (alarm) Bila tekanan bahan bakar
turun sebaiknya ada tanda atau indikator ( alarm). Bila bahan bakar dalam tangki harian
menuju level jam operasi ada tanda daln lain sebagainya

b. Sistem Pelumasan
- Bila Tekanan minyak pelumas turun sebaiknya timbul alarm
- Bila tekanan minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm
- Bila suhu minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm, dan lain sebagainya

c. Sistem Pendinginan
- Bila suhu air tinggi ( lebih 24C) sebaiknya timbul alarm
- Bila level air turun sebaiknya timbul alarm
- Bila tekanan air kurang sebaiknya timbhul alarm

Untuk mesin-mesin Pendinginan udara

- Bila alairan udara kurang lancar sebaiknya ada laarm


- Bila temperatur sirip silinder tinggi sebaiknya ada alarm

d. Sistem Starting
- Bila motor starter terlampau laa senempel pada Fly Wheel Timbul alarm
- Charger tidak dapat mengisi Battery sebaiknya timbul alarm

f. Lain-Lain

- Bila mesin jalan dengan rpm yang rendah sebaiknya timbul alarm

- Bila mesin jalan dengan rpm yang lebih dari normal ( 120%) timbul alarm.

Parallel Generator AC 3 Phasa

91
Sering terjadi bahwa sebuah pembangkit (generator) tidak mampu melayani beban
yang terpasang, dengan arti bahwa kapasitas beban lebih besar daripada kapasitas
generator.

Dalam hal yang demikian, perlu kiranya memaralelkan dua generator atau lebih dengan maksud
untuk memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan.

Selain untuk tujuan diatas, kerja parallel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan jika ada generator yang harus dihentikan misalnya untuk istirahat atau reparasi.

Keuntungan dari kerja beberapa generator kapasitas yang kecil secara paralel untuk mencuplai
beban yang sama dibanding dengan hanya satu generator yang besar adalah sebagai berikut :

1. Beberapa unit yang kecil lebih handal dibanding satu unit yang besar. Apabila satu
rusak kelangsungan suplai beban dapat dipertahankan oleh kerja unit yang lain.
2. Jika terdapat beberapa unit station tenag perbaikan untuk unit-unit menjadi lebih
mudah dan ekonomis.
3. Biaya dari unit yang siap dipakai adalah lebih kecil
4. Penambahan unit dapat dipasang saat diperlukan sesuai dengan pertambahan beban pada
station tenaga.

Untuk maksud memaralelkan ini, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :

a. Harga tegangan efektif pada terminal harus sama


b. Frekuensi yang dihasilkan masing-masing generator harus sama
c. Phasa dari kedua generator harus sama
Dengan arti lain, bahwa beda phasa tegangan harus sama dengan nol, jika dipandang dari
rangkaian beban pada titik persambungan sntara kedua generator yang akan diparalelkan
dengan generator yang akan dibantu mempunyai beda phasa 180

91
Gambar 54 melukiskan prinsip memaralelkan dua buah generator beserta vektor
diagramnya.

Tegangan V1 merupakan harga tegangan generator G 1 yang akan diparalelkan untuk


memperbsar kapasitas daya, sedangkan V2 merupakan harga tegangan generator G2.

Jika ketiga syarat diatas telah dipenuhi maka akan diperoleh vektor tegangan seperti
gambar 54b. Jika terjadi perubahan pada salah satu generator misal G 2 mempunyai
putaran lebih cepat dari pada G1 maka akan mengalir suatu arus lokal antara G 1 dan G2
dan antara tenagan V1 dan V2 mempunyai beda phasa lebih kecil dari 180. Hal ini dapat
dilukiskan seperi gambar 54c. dimana Ec merupakan beda tegangan antara G 1 dan G2
antara tegangan lokal Ec dan arus lokal Ic terdapat beda phasa sebesar :

Xs1 Xs 2
Ra 1 Ra 2
s = tan -1 = ............................. (40)

91
Sedangkan besarnya arus lokal Ic :

Ec
2( Ra i. Xs)
Ic = .........................................( 41)

Dengan arti :

Xs = Xs1 = Xs2 : reaktansi serempak kedua generator

Ra = Ra1 = Ra2 : hambatan murni lilitan jangkar

Jika G1 berputar lebih cepat dari G2 maka arus lokal Ic tertinggal s dari tegangan lokal
Ec seperti dapat dilukiskan pada gambar 54d.

Peralatan yang dapat digunakan dalam parallel Generator.

Dengan adanya ketiga syarat pokok dalam memaralelkan generator dapat diperlukan
peralatan-peralatan untuk dapat mengetahui apakah ketiga syarat tersebut telah terpenuhi.

Adapun peralatan-peralatan tersebut antara lain :

a. Frekwensi meter, yang berfungsi untuk mengetahui frekwensi masing-masing generator.


b. Volt meter AC, untuk mengetahui besarnya tegangan masing-masing generator.
c. Alat untuk mengetahui apakah tegangan kedua generator tersebut telah sephasa. Untuk
inji dapat digunakan suatu alat.
) Lampu-lampu serempak
Lampu-lampu serempak ini dipasang sedemikian rupa sehingga berdasarkan keadaan
lampu-lampu tersebut dapat diketahui apakah generator-generator tersebut telah
sephasa.

Untuk ini tentu saja penglihatan mata lebih banyak menentukan, karena harus diperhatikan
terang atau tidaknya keadaan lampu dan sebagainya. Ditinjau dari cara penyambungan lampu-
lampunya dikenal tiga macam cara :

91
a) Sambungan gelap, jika kedua generator sudah sephasa maka semua lampu menyala.
b) Sambungan terang, jika kedua generator suah sephasa maka semua lampu menyala sangat
terang, sedangkan kedua generator belum sephasa maka semua lampu mati.
c) Sambungan cahaya putar
Jika terlihat bahwa nyala lampu berputar baik kekiri atau kekanan, hal ini menunjukkan
bahwa kedua generator belum spahasa, yang mana masalah kecepatan berputarnya nyala
lampu tersebut disebabkan oleh frkwensi dari kedua generator yang juga belum sama.
Sedangkan jika nyala lampu sudah tetap tidak berputar, ini berarti disamping frekwensi
kedua generator sudah sama, pahasanya juga suda sama.

Dalam keadaan yang demikian ini, dari ketiga lampu yang dipasang, satu lampu mati dan
dua lampu yang lain menyala sama terang.

Ketiga macam sambungan tersebut dapat dilukiskan seperti gambar 55.

Dalam praktek biasanya masing-masing cara diatas dilengkapi dengan Vo meter, yang
mana setelah frekwensi sama tegangan sama dan phasa sama, saklar utama yang
digunakan untuk memaralelkan ditutup (ON) saat Vo meter pada phasa yang sama antara
generator yang satu dengan lainnya.

2) Synchronous cope.

91
Synchronous cope merupakan peralatan yang khusus dimana alat ini pada dasarnya
bekerja berdasarkan alat-alat ukur lainnya dengan dasar penunjukkan jarusm karena
adanya sifat elektro magnetisme. Misalnya synchronous cope Lincoln yang dilukiskan
seperti gambar 56.

Synchronous Lincoln merupakan sebuah motor kecil berkutub dua. Motor mempunyai
dua lapisan kumparan yang masing-masing dihubungkan pada generator yang akan
diparallelkan.

Sebuah kumparan F yang dihubungkan dengan jala-jala melalui hambatan RF yang


berfungsi untuk menentukan arus kemagnetan yang tepat sephasa dengan tegangan yang
dibangkitkan (V). Sedangkan kumparan kemagnetan kedua terletak pada jangkar yang
mempunyai dua lilitan (kumparan) yang saling tegak lurus yakni R dan X yang
memperoleh arus kemagnetan dari, generator yang akan dihubungkan paralel pada
tegangan V.

Kedua kumparan R dan X dihubungkan secara paralel dengan adanya R maka arus yang
mengalir padanya sephasa dnegan tegangannya, sedangkan arus yang mengalir melalui

91
kumparan X yang merupakan induktor murni arus lebih mendekati 90 tertinggal
terhadap tegangan.

Dengan adanya sifat-sifat diatas, maka diperoleh arus kemagnetan yang mengalir pada
kumparan R murni sephasa dengan tegangan Vsedangkan arus kemagnetan yang
mengalir pada F. Sebatang jarum yang dipasang pada jangkar akan menunjukkan
bagaimana keadaan phasa antara tegangan-tegangan yang diserempakkan .

Dalam keadaan serentak yang mana tegangan V dan V dalam keadaan sephasa, maka
jarum akan menunjukkan angka nol. Jika generator yang diparalelkan tidak dalam
keadaan serenpakmaka jarum tersebut akan menunjukkan angka dibawah nol atau diatas
nol, tergantung pada tegangan yang diparalelkan, apakah lebih cepat atau lebih lambat
dari generator yang akan dibantu.

Gambar 57 melukiskan atu contoh dalam proses memaralelkan dua buah generator AC 3
pahasa beserta perlengkapannya.

Prinsip Kerja.

G1 sudah melayani beban dengan data : V1 dan F1 . Dalam hal ini Ss1 dan Sm2 dibuka G2
yang akan diserempakkan dimasukkan kedalam rel penyerempak dengan menutup Ss 2 .
Dengan mengatur G2 sedemikian rupa sehingga V1 = V2 dan F1 = F2. Setelah lampu
cahaya putar berada pada kondisi tetap (satu lampu mati, dua lampu yang lain menyala
sama terang) atau Vo meter menunjukkan harga nol, dengan secepat mungkin Sm2
ditutup.

Dalam pembangkit yang besar, untuk menutup saklar Sm 2 biasanya digunakan kontaktor.
Setelah kedua generator berada dalam kondidi paralel maka agar G 2 dapat ikut memikul
beban maka daya penggerak G1 dikurangi dan daya penggerak G2 ditambah.

Pengurangan dan penambahan daya penggerak tersebut diusahakan dikerjakan bersama-


sama. Untuk mengetahui apakah beban G 1 berkurang dan G2 sudah memikul beban hal ini

91
dapat dilihat pada kilo watt mater atau ampere meter ( kilo ampere meter) yang terpasang
pada panel kontrol.

BAB III

91
PENGAMATAN GENSET

3.1 Prosedur Pemeliharaan Genset

Genset merupakan pembangkit tenaga listrik yang memiiliki tenaga penggeraknya di


kopel atau dihubungkan dengan suatu engin (diesel) atau dengan air.Yang banyak digunakan
di masyarakat adalah genset yang penggeraknya menggunakan diesel, dengan alasan mudah
dibawa. Sedangkan yang penggeraknya menggunakan air biasanya ditempatkan pada
pembangkit tenaga listrik.

Agar genset dapat beroperasi dengan baik, perlu dilakukan atau dilaksanakan
pemeliharaan dengan rekomendasi pabrik atau prosedur yang berlaku. Dalam pelaksanaan
pemeliharaan, dilakukan pemeriksaan (inspection) pada mesin-mesin dan bagiannya baik
pada penggeraknya (diesel) maupun pada pembangkitnya terhadap adanya kerusakan atau
keausan.

Pemeliharaan dapat dilakukan baik pada penggeraknya (diesel) maupun pada


generatornya, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pemeliharaan secara kontinyu

2. Pemeliharaansecara berkala (Periodik)

Pemeliharaan pada penggeraknya (Diesel)


1. Pemeliharaan secara berkala/Kontinyu

Pemeliharaa kontinyu adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap hari sekalipun
mesin tersebut jarang dioperasikan diantaranya:

- Membersihkan kotoran atau debu pada body genset


- Memeriksa level pelumas
- Memeriksa level bahan bakar
- Memeriksa levelair pendingin
- Memeriksa dan mencatat penunjukan Volt Meter
- Memeriksa dan mencatat penunjukan Ampere Meter

91
- Memeriksa dan mencatat penunjukan Cos Meter

2. Pemeliharaan secara berkala (Periodik)


Jika ditinjau berdasarkan penggunaan jam, setelah beroperasi 125 jam kerja:
- Membersihkan saringan minyak pelumas
- Membersihkan saringan udara
- Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu
- Lager-lager dilumasi

Setelah beroperasi 250 jam kerja:


- Membersihkan saringan minyak pelumas
- Membersihkan saringan udara
- Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu
- Lager-lager dilumasi
- Mengganti saringan minyak pelumas
- Pelindung seng diperiksa
- Penggerak ban diperiksa dan pompa air diberipelumas
- Setelan katup dicek/disesuaikan
- Setelan putaran dan selenoid pemati dicek dan dilumasi
- Accu diperiksa.

Setelah beroperasi 2000 jam kerja:


- Lager-lager pompa pendingin dan rol-rol penunjang diperiksa atau diganti
- Kopling elastis dan dudukan elastis diperiksa
- Katup-katup penyemprotan diperiksa
- Saringan bahan bakar diganti
- Lubang napas rumah engkol dibersihkan
- Pipa-pipa udara diperiksa/dibersihkan
- Thermostat-thermostat diperiksa
- Pendingin air bersih mesin dengan pendingin tidak langsung dibersihkan
- Fungsi dan system pengaman dicek kembali
- Ruang-ruang air pendingin diperiksa
- Kompensator getaran diganti

91
- Tekanan kompresi diperiksa
- Oil cooler dibersihkan/diganti
- Kalborstel starter diperiksa/diganti.

Setelah mencapai 4000 sampai 5000 jam kerja perlu diadakan perawatan atau service
tambahan (Top Overhoul)
Setelah mencapai 9000 jam kerja supaya diadakan General Overhoul.

Bila ditinjau berdasarkan penggunaan waktu.


Bahan Bakar

- Harus dijaga agar segala sesuatunya bersih


- Siapkan bahan bakar dan harus selalu menggunakan bahan bakar dengan mutu
yang baik
- Buka tutup tangki bahan bakar
- Tuangkan minyak bahan bakar, saringan jangan diangkat (dilepas)
- Jika perlu bersihkan saringan bahan bakar
- Tutup kembali tangki bahan bakar.

Pengecekan Permukaan Minyak Pelumas Dalam Carter


- Hentikan mesin dan tunggu beberapa saat
- Cabut tangkai pengukur minyak lumas dan bersihkan dengan kain bersih
- Masukkan kembali tangkai pengukur tersebut ditempatnya sedalam mungkin
- Cabut kembali tangkai pengukur dan periksa permukaan minyak lumas
- Batas yang baik dari permukaan minyak lumas dalam carter adalah pada batas
maximum, jangan lebih.
Catatan: Disarankan tidak menjalankan mesin pada permukaan minyak lumas pada
batas terendah (low oil level).

Pemeriksaan Air Pendingin


1 Buka tutup radiator
2 Periksa permukaan air pendingin didalam radiator kurang, diisi dengan air pendingin
yang bersih sampai 3 cm, dibawah bibir lubang pengisian.

91
3 Tutup lubang pengisian radiator.

Penggantian Minyak Lumas


1 Hidupkan mesin beberapa saat kalau perlu dibebani kemudian dimatikan
2 Dalam keadaan panas plug minyak lumas dibagian carter dibuka
3 Biarkan minyak keluar dari dalam carter sampai habis.
4 Pasang kembali plug dan kencangkan
5 Isi minyak lumas kembali.

Cara Mengganti Saringan Minyak Lumas


1 Lepaskan filter dengan memutar kekiri (berlawanan dengan arah jarum jam) dan ganti filter
setiap 2x ganti minyak lumas
2 Lumasi packing karet filter baru terlebih dahulu sebelum dipasang dan dikencangkan
3 Periksa kemungkinan kebocoran minyak lumas pada waktu mesin dihidupkan kembali.

Pemeriksaan permukaan minyak pelumas yang ada di dalam pompa injeksi bahan
bakar.
1 Kendorkan oil check plug satu atau dua putaran dan cerat kelebihan minyak lumas
2 Buka tutp filter lubang pengisian/ventilasi
3 Tuangkan kedalam pompa injeksi melalui filter minyak lumas baru sampai minayk
tersebut terlihat keluar melalui oil check plug
4 Kencangkan kembali plug tersebut.
Harus diperhatikan betul-betul agar permukaan minyak pelumas tidak lebih dari oil
check plug.

Pemeriksaan semua mur, baut dan pipa-pipa karet


1 Baut-baut pada kaki-kaki mesin,dynamo charger, pengabut bahan bakar, pipa- pipa gas
buang dan udara masuk
2 Pipa-pipa karet pada: pipa air pendingin,thermostat (pengatur suhu automatic), radiator,
pompa air pendingin.

91
Periksa semua baut-baut, mur-mur dan pipa-pipa karet, jika kendor dikencangkan
kembali sesuai dengan yang diijinkan oleh pabrik.
Catatan: Pengencangan baut-baut cylinder hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dengan menggunakan torque meter.

Penyetelan Klep/Katup masuk dan buang


1 Lepas katup kepala cylinder, hati-hati agar packingnya tidak rusak
2 Penyetelan klep dilakukan pada posisi piston - putaran mesin setelah katup masuk
tertutup (langkah kompressi)
3 Cek setelan klep dengan filler 0,2 mm, jika perlu stel kembali klep tersebut sehingga
jarak antara pelatuk dan batang katup adalah 0,2 mm
4 Tutup kembali tutup kepala cylinder.
Catatan: Agar kita tidak usah terlalu banyak memutar mesin yang sebetulnya tidak
perlu, maka penyetelan klep harap dilaksanakan menurut urutan pembakaran (firing order).

Pemeriksaan tegangan tali kipas dan cara penyetelannya


Tegangan tali kipas tidak boleh melebihi 10 - 15 mm bila ditekan dengan ibu jari, jika
ternyata tegangan tali kipas terlalu kendor (< 15 mm) maka penyetelannya adalah sbb:
1 Kendorkan baut-baut pengikat pemegang dynamo charger
2 Tarik kearah luar dynamo charger tersebut dan kencangkan kembali baut-baut pemegang
dynamo charger
3 Periksa kembali tegangan tali kipas dengan menekan ibu jari kita.

Membersihkan saringan udara jenis Oil Bath Filter


1 Lepas penjepit
2 Buka filter element dan dicuci dengan minyak diesel (solar)
3 Kosongkan dan bersihkan mangkok penampang minyak lumas
4 Isi kembali mangkok tersebut diatas dengan minyak lumas mesin sampai batas yang
diijinkan (ada tanda)
5 Pasang kembali filter element dan penjepit dipasang kembali.

91
Catatan: Bila minyak pelumas didalam saringan udara terlalu banyak mengakibatkan
udara masuk tersekat dan mesin akan berasap.

Membersihkan saringan udara jenis kering (Dry Filter)

1 Lepas filter cartridge dari rumahnya


2 Semprot cartridge (saringan) dengan angin bertekanan 5 bar dengan arah menyudut dari
luar kedalam
3 Sebelum memasang kembali saringan diperiksa terlebih dahulu barangkali ada tanda-
tanda rusak (retak-retak atau berlubang)
4 Bila saringan rusak harus diganti yang baru
5 Saringan tidak boleh dibersihkan lagi setelah 5x dibersihkan.

Membersihkan pipa Pernapasan Mesin

1 Lepas mur-mur, penjepit pipa karet, kepala pipa pernapasan


2 Periksa packing karet
3 Cuci lubang-lubang pernapasan pada kepala pipa pernapasan dengan minyak solar
4 Pasang kembali kepala pipa pernapasan dan jika perlu ganti packing karetnya
5 Kencangkan kembali mur-mur dan penjepit pipa karet.

Pemeriksaan Accu
1 Dengan menggunakan hygrometer dapat dibaca kadar accu zuur bila
pembacaan menunjukkan kurang dari 1,21 kg/l. (normal antara 1,23 kg/l
sampai 1,25 kg/l), hal ini menunjukkan bahwa accu perlu di charge/di stroom
lagi. Arus pengisian accu max. 6,5 Amp.
2 Buka semua tutup accu waktu di charge
3 Isi air accu sampai 15 mm diatas sel-sel accu.
Pengisian hanya diperkenankan dengan air destilasi.
4 Katode dan anode (terminals) diberi gemuk yang anti asam
5 Periksa terminal apakah sudah cukup kencang
6 Charger accu setiap 4 sampai 6 minggu sekali

91
7 Dilarang keras menaruh barang-barang dari besi/metal diatas accu.

Penggantian Saringan Bahan Bakar


1 Tutup kran bahan bakar
2 Lepas saringan bahan bakara dengan jalan memutar kekiri (berlawanan dengan
arah jarum jam)
3 Packing karet saringan baru diolesi dengan minyak lumas sebelum dipasang kembali
4 Kencangkan saringan kembali hanya dengan tangan/jari
5 Buka kran bahan bakar
6 Cerat udara dari sistim bahan bakar
7 Periksa sistim bahan bakar dari bebocoran.

Pengecekan pengabut (Injector)


1 Cabut injector dan pasang pada alat pengetesan.
2 Tekan pengabutan (injeksi) harus 180 bar dan bahan bakar harus mengabut melalui
tiap-tiap lubang pada nozzle.
3 Jika ternyata pengabutan kurang baik, nozzle atau injector diganti atau
diperbaiki terlebih dahulu.
4 Pasang injector kembali dan yakinkan tidak ada kebocoran. Pasang kembali
pipa-pipanya.

Penggantian minyak pelumas Pompa Injeksi


1 Tempatkan dibawah pompa injeksi kaleng penampungan minyak lumas
2 Lepas pompa pengisian bahan bakar, hati-hati agar packingnya tidak rusak
3 Biarkan minyak menetes sampai habis
4 Pasang kembali pompa pengisian bahan bakar
5 Isi kembali minyak pelumas sampai dengan batas seperti yang disebut pada
pemeriksaan permukaan minyak lumas yang ada di dalam pompa injeksi
bahan bakar.

Pemeriksaan pompa Air Pendingin Mesin dan Thermostat

91
Pendinginan mesin yang baik dapat diperoleh apabila pompa air pendingin dan
thermostat dapat bekerja dengan baik. Apabila terjadi kelainan kerja dari kedua alat
tersebut, maka perlu diambil lngkah-langkah sebagai berikut:
1 Lepas tali kipas
2 Periksa gerakan kipas pompa (Impeller) apakah bebas dan apakah jarak antara impeller
dan rumah pompa sesuai dengan yang diharuskan.
3 Periksa seal pompa
4 Cerat 2 liter air pendingin
5 Lepas thermostat
6 Siapkan air panas 80C
7 Masukkan thermostat kedalam air panas tersebut dan periksa apakah katup
utama terangkat/membuka. Kalau membuka berarti thermostat tersebut masih
bekerja.

Pemeriksaan tekanan kompressi dalam Cylinder


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang terlatih dan mempunyai alat-alat
pengukurnya. Secara global pengukuran tekanan kompressi adalah sebagai berikut:
1 Tahan handle penyetop bahan bakar pada posisi stop (rack 0).
2 Pasang alat pengukur tekanan kompressi
3 Putar mesin dengan accu beberapa putaran
4 Meteran akan menunjukkan/mencatat tekanan kompressi cylinder yang sedang diukur
5 Jika tekanan kompressi rendah harap berkonsultasi dengan bengkel.

3.2 Pemeliharaan pada pembangkitnya (Generator)

Pemeliharaan atau pemeriksaan meliputi pula pada exiternya, mekanik dan


elektriknya terutama bagian-bagian yang berputar dan bergesekan.

Bagian-bagian mekanik meliputi:

1 Bantalan (bearing)
2 Pegas-pegas pemegang sikat arang
3 Pemegang sikat arang

91
Bagian-bagian elektriknya meliputi:
1 Lamel komutator
2 Sikat-sikat arang
3 Cincin seret (slip ring)
4 Isolasi kumparan medan dan jangkar
5 Kontak-kontak pada sambungan kabel di terminal
6 Kapasitor dan arrester

Pemeliharaan atau pemeriksaan generator meliputi:

1 Bersihkan alur-alur lamel komutator dan cincin seret dengan menggunakan


kain lap yang halus dan bersih. Jangan sekali-kali alur lamel dan cincin seret
tersebut dibersihkan dengan ampelas sebab akan menimbulkan serbuk besi
yang dapat merusak alur lamel.
2 Jika alur lamel tersumbat kotoran bersihkan dengan pena garis atau gergaji
besi yang tipis sehingga kedalaman alurnya sama
3 Periksa sikat-sikat arang, bila ternyata sudah pendek, harus diganti dan
perhatikan kekerasannya sebab jika terlalukeras sering menimbulkan percikan
bunga api dan akan merusakalur lamel
4 Bersihkan kumparan-kumparan stator atau rotor dengan jalan membuka tutup generator
dan menggosoknya dengan tutup ijuk yang halus atau koas; jangan menggunakan sikat yang
keras karena akan merusak lapisan isolasi kumparan, kemudian semprot dengan
kompresor agar debu dan kotorannya tertiup keluar
5 Ukur harga tahanan isolasi terhadap tanah kumparan rotor dan stator dari
generator dan exciter dengan menggunakan Megger yang mempunyai
tegangan ukur maksimum 1500 Volt
6 Periksa rangkaian arrester dan kapasitor yang dipasang dibawah generator.
Baut dan mur klem rangkaian tersebut harus dalam keadaan kencang
7 Bersihkan arrester dan kapasitor berikut ruangannya dari kotoran dan debu dengan
menggunakan kain lap yang bersih dan kering. Ukur harga isolasinya terhadap tanah
dengan menggunakan Megger dan dinyatakan baik bila mempunyai harga isolasi tak
terhingga.

91
Identifikasi Susunan Konstruksi

Susunan Konstruksi Penggerak (Diesel)

Sistem Pelumasan

Gambar 1

1 Bak minyak 12 Lager poros-bubungan


2 Pompa pelumas 13 Spruyer penyemprot untuk pendinginan
3 Pompa minyak pendingin piston
4 Pipa hisap 14 Piston
5 Pendingin minyak pelumas 15 Pengetuk tangkai
6 Bypass-untuk pendingin 16 Tangkai penolak
7 Saringan minyak pelumas 17 Ayunan
8 Katup by-pass untuk saringan 18 Pemadat udara (sistem Turbine gas)
9 Pipa pembagi 19 Pipa ke pipa penyemprot
10 Lager poros engkol (lager duduk) 20 Saluran pengembalia
11 Lager ujung besar (lager putar)

Sistim Bahan Bakar

91
Gambar 2

1 Pompa penyemperot bahan bakar


2 Pompa bahan bakar
3 Pompa tangan untuk bahan bakar
4 Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan
5 Saringan bahan bakar/penyaringan akhir
6 Penutup bahan bakar otomatis
7 Injektor
8 Tanki
9 Pipa pengembalian bahan bakar
10 Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11 Pipa peluap.

Sistim Pendinginan

91
Gambar 3

Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)

1 Pompa air untuk pendingin mesin


2 Pompa air untuk pendinginan intercooler
3 Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4 Radiator
5 Thermostat
6 Bypass (jalan potong)
7 Saluran pengembalian lewat radiator
8 Kipas.

Susunan Konstruksi Pada Pembangkitnya

91
Gambar 4

1 Stator 22 Side Panel


2 Rotor 23 AVR Mounting Bracket
3 Exciter Rotor 24 Main Rectifier Assembly Forward
4 Exciter Stator 25 Main Rectifier Assembly
5 N.D.E. Bracket Reverse
6 Cover N.D.E 26 Varistor
7 Bearing O Ring N.D.E 27 Dioda Forward Polarity
8 Bearing N.D.E 28 Dioda Reverse Polarity
9 Bearing Circlip N.D.E 29 Lifting Lug D.E
10 D.E.Bracket?Engine Adaptor 30 Lifting Lug N.D.E
11 D.E.Screen 31 Frame to Endbracket Adaptor Ring
12 Coupling Disc 32 Main Terminal Panel
13 Coupling Bolt 33 Terminal Link
14 Foot 34 Edging Strip
15 Frame Cover Bottom 35 Fan
16 Frame Cover Top 36 Foot Mounting Spacer
17 Air Inlert Cover 37 Cap Screw
18 Terminal Box Lid 38 AVR Access Cover
19 Endpanel D.E 39 AVR Anti Vibration Mounting Assembly
20 Endpanel N.D.E 40 Auxiliary Terminal Assembly
21 AVR

91
41 3.3 PANEL KONTROL GENSET DAN FUNGSINYA

Pengertian

42 Panel Kontrol Genset atau biasa disebut PKG, terdiri dari komponen-
komponen pengontrol yang mendapatkan catu daya dari Genset, dan biasanya mendapat
catuan daya dari PLN hanya untuk pengechargean battery. Panel merupakan pusat
kontrol dari sebuah genset. Tergantung dari rangkaian, panel dapat memiliki beberapa
komponen, beberapa di antara nya yaitu: kontrol, pengaman, auto dan meter. panel
listrik yang fungsi utamanya untuk mengoperasikan generator yang meliputi starting ,
running, stoping, emergency stop dan dilengkapi
dengan proteksi dan monitoring baik proteksi dan
monitoring terhadap diesel engine maupun terhadap
alternator (generator).

43 Proteksi terhadap engine


antara lain meliputi:

- Low oil pressure

- High water temperature

- High Oil Temperature

- Over / Under speed

- Low voltage battery

44 Proteksi terhadap alternator antara lain meliputi:

- Over/under voltage

- Over/under Frekuensi

- Over current

- Overload

- Over temperature
- Reverse Power

- Unbalancing Voltage

- Unbalancing current

- Earth Fault

45

46

Fungsi

47 Fungsi utama dari PKG adalah mengontrol kapan memerintah Genset


untuk Start dan kapan untuk Off. Sesuai perintah yang diterima dari panel ATS, dan
melaporkan kapan Genset siap untuk di gunakan kepada ATS. Kontrol berfungsi untuk
mengkontrol output dari genset tersebut, biasanya dalam bentuk besar voltase, ampere
dan frekuensi. Pengaman berfungsi sebagai pelindung dari genset yang otomatis
mematikan genset apabila temperatur berlebih, tekanan oli kurang atau air radiator
habis. Auto berfungsi untuk menyalakan atau mematikan genset secara otomatis.
Biasanya dipasangkan dengan rangkaian lain yang disambungkan ke PLN. Meter
berfungsi untuk membaca beberapa data penting seputar genset, seperti RPM, suhu, air,
tekanan oli dan lain sebagainya.

Pengoperasian

48 Pengoperasian auto pada panel PKG berhubungan dengan pengoperasian


auto pada panel LVMDP jadi:

1. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama putus diproses di
kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah otomatis
beroperasi.

2. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama (PLN) siap kembali di
kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah Stop.

Bagian-bagian Panel Kontrol Genset


49
50 Pada panel terdapat battery charge yang
dipersiapkan untuk mengisi battery di dalam unit Genset pada saat power
utama tersedia. Battery pada unit Genset berguna untuk
membacup Start otomatis / manual pada saat unit
Genset mendapat perintah beroperasi.
51 Genset atau generator set dalam
pengoperasiannya membutuhkan alat indikator untuk
mengetahui apakah sebuah genset (generator set )
beroperasi dalam keadaan baik. Untuk melihat indikator-indikator tersebut dibuatlah
sebuah Panel Genset, dimana panel ini bisa memperlihatkan kondisi genset pada saat
dalam keadaan tidak beroperasi, maupun pada saat beroperasi.
52 Panel tersebut juga bisa memperlihatkan sebuah Genset (generator
set) berada dalam keadaan berbeban dan tampa beban. Panel genset biasanya terbagi
atas dua bagian :

1. Panel Mesin

53 Panel mesin dibuat untuk memperlihatkan kondisi maupun bagian-


bagian mesin seperti Indikator temperature mesin, tekanan oli mesin, kontrol bahan
bakar, hour meter dan indikator pengisian Accu/Batere.

2. Panel Generator

54 Panel generator dibuat untuk memperlihatkan kondisi keluaran Listrik


generator, Panel ini dilengkapi beberapa alat ukur antara lain :

Volt Meter

55 Volt meter gunanya untuk menampilkan tegangan keluaran dari generator


sesuai yang tertera pada pelat nama generator.

Frekuensi Meter

56 Frekuensi meter untuk meperlihat frekwensi keluaran generator.

Ampere meter

57 Ampere meter untuk menampilkan berapa besar arus listrik yang


disalurkan ke beban terpasang .
58 Ada juga panel generator ditambahkan sebuah alat ukur daya Listrik
(KWH). Selain dilengkapi beberapa alat ukur, panel generator dilengkapi juga Lampu
Indikator , alat pengaman generator dan instalasi listrik seperti MCCB ( Moulded case
circuit breaker) atau MCB(Mini Circuit Breaker).

59 Panel Kontrol Genset juga berhubungan dengan panel yang lain,


antara lain :

3. Panel AMF-ATS

60 Panel AMF-ATS. AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan


downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat
mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama
(PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap
dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.

o Cara Kerja AMF dan ATS (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer
Switch)

61 Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat


dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF
akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya
cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN
mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi.

o Fungsi

62 Fungsi dari A.M.F (Automatic Main Failure)


adalah untuk menghidupkan (Starting) genset secara
automatic ketika suplay listrik dari PLN Gagal (Terjadi
pemadaman listrik). Sedangkan fungsi dari A.T.S
(Automatic Transfer Switch) adalah untuk membuka suplay
listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN secara automatic dan juga
membuka suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay Listrik dari genset secara
automatic ketika suplay listrik dari PLN kembali.

63 Panel ini disediakan dengan saling bertautan secara mekanis atau tiang
listrik kontaktor atau MCCBs. Dipasang di dinding atau di luar ruangan yang berdiri
bebas kabinet dengan kabel. Aliran keluar dan masuk terjadi melalui basis melalui
aluminium gland plates.
Sambungan dapat berupa kabel keras atau dengan cara tiang tunggal atau multi-pin
konektor.
Panel memiliki sirkuit, yang begitu dilantik sehingga mulai mengirim sinyal ke
generator jika terjadi kegagalan suplai utama. Dilengkapi dengan urutan tahap relay
yang membuatnya yakin bahwa pasokan generator memiliki fase akurat rotasi.
Perubahan panel ini sumber arus hanya setelah waktu tunda. Ini memberikan waktu
yang cukup untuk generator untuk mulai sebelum mengambil beban. Panel ini juga
dilengkapi dengan manual over-ride kendali. Panel AMF dapat dioperasikan relay atau
PLC dioperasikan dan pilihan fitur seperti auto mulai, auto changeover, tidak berhenti
seiring dengan perubahan, dll.

o Komponen-komponen pada AMF-ATS

64 Komponen Kontrol

Relay

65 Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari
banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat
tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.

Kontroler

66 Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka


selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler.
Kontroler merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol. Programmable logic controller
(PLC) merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis - mikroprosesor yang
memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan
untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.
67

68

69

70

71 Gambar 1
DSE
(Deepsea
4420)
PLC, Auto Start & Automains (Utility) Failure Control Modules

72 Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai bentuk


dan fungsi yang lebih modern dan mudah. Salah satu modul PLC yang diproduksi oleh
Deep Sea Electronics seperti yang terlihat pada gambar diatas adalah Deepsea 4420.
Modul PLC dengan antarmuka yang friendly dengan pengguna sudah PLC yang di
khususkan untuk sistem transfer suplai daya seperti ATS-AMF.

73

Tombol Tekan

74 Tombol tekan atau disebut sakelar ON/OFF banyak digunakan sebagai


alat penghubung atau pemutus rangkaian kontrol. Memiliki dua kontak, yaitu NC dan
NO. Artinya saat sakelar tidak digunakan satu kontak terhubung Normally Close, dan
satu kontak lainnya Normally Open. Ketika kontak ditekan secara manual kondisinya
berbalik posisi menjadi NO dan NC.

Selector Switch

75 Selector Switch merupakan alat yang di gunakan untuk memilih. Kerja


dari selector switch yaitu menyambung rangkaian sesuai dengan yang ditunjuk oleh
tangkai selector. Banyak sekali type selector switch, tapi biasanya hanya dua type yang
sering di gunakan, yaitu 2 posisi, (ON-OFF/Start-Stop/0-1, dll) dan 3 posisi (ON-OFF-
ON/Auto-Off-Manual,dll)
76

77 Gambar 2 Bentuk fisik dan Simbol Selector Switch

Buzzer

78 Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk


mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga
menjadi elektromagnet, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara
bergetar yang akan menghasilkan suara

79 Komponen Daya

Kontaktor

80 Kontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai


penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh
pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya electromagnet.

81

82 Gambar 3 Simbol kontak-kontak Kontaktor

83 Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,


artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E
yang diam, jika koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet
yang bergerak dan menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang
bergerak menarik paling sedikit 3 kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak
NC atau NO.

Sekering Dan MCB

84 Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit


Breaker (MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi
sekering adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung
singkat. MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini
memutuskan sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut.
Pengaman otomatis dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan
(trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.

MCCB

85 MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang
berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih.
MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan.

86 Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai


berikut: Ue = 250 V dan 660 V

87 Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:

88 Ie = 40 A-2500 A

89 Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan


sebagai berikut: Icn = 12 kA-200 kA

90

91 Gambar 4 Konstruksi MCCB


Baterai dan Battery Charger

92 Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi
listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut
dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai. Battery charger ini biasanya sebagai
charger yaitu alat ini mendapat suplai listrik dari sumber PLN atau dari generator itu
sendiri. Battery charger untuk mengisi energi listrik ke accu. Accu ini biasanya
berkapasitas 12/24 V, maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai
kapasitas tersebut.

Current Transformer (CT)

93 Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang
dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh
arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan
untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di
sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya
disebut sirkuit sekunder).

94

95 Gambar 5 Low Voltage Current Transformer

96 Pada ATS-AMF yang dirancang, CT yang digunakan untuk memperoleh


arus pengukuran dan pengaman adalah jenis Low Voltage Current Transformer, yaitu
CT yang bekerja pada rating tegangan rendah.

Alat Ukur

97 Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan


secara langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu ampermeter,
voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus
listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet)
dengan elemen listrik.Voltmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam
suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu
komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan kedua titik
yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan komponen
tersebut. Prinsip kerja dari frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik
sejumlah kepingan plat baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar. Masingmasing
memiliki perbedaan frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika
kepingan mendapatkan arus medan magnet dari arus bolakbalik, maka salah satu lidah
akan menimimbulkan getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai
frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolakbalik tersebut.

98

99

100 3.4 Perakitan Panel ATS-AMF

Bagian Bagian ATS - AMF dan Fungsinya

101

102 Gambar 6 Bagian Luar ATS-AMF


103 Keterangan :

104 1. Lampu Indikator Catudaya Utama (PLN) Tiap Fasa

105 2. Lampu Indikator Catudaya Cadangan (Genset) Tiap Fasa

106 3. Amperemeter Pengukur Arus Beban

107 4. Voltmeter Pengukur Tegangan Beban

108 5. Selector Switch untuk Voltmeter

109 6. Frekuensi meter Pengukur frekuensi

110 7. Amperemeter dan Voltmeter DC untuk Modul DSE (Deepsea 4420)


PLC

111 8. Modul DSE (Deepsea 4420) PLC pengntrol kerja ATS-AMF

112 9. Buzzersebagai alrm

113 10.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya Utama
(PLN)

114 11.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya


Cadangan (Genset)

115 12.Selector Switch untuk memilih Automatic atau Manual Mode

116 13.Tombol Tekan Emergency Stop


117

118 Gambar 7 Bagian dalam ATS-AMF

119 Keterangan :

120 1. Fuse Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol yang sensitif

121 2. MCB Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol

122 3. Relay Kontrol sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada rangkaian kontrol

123 4. Trafo Arus / CT untuk mengkonversi arus

124 5. Kontaktor sebagai penyambung dan pemutus sumber dan beban

125 6. Battery Charger sebagai backup listrik untuk modul DSE 4420

126 7. MCCB pengaman rangkaian daya utama

127 8. Terminal Kabel Kontrol sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel


rangkaian kontrol

128 9. Terminak Kabel Daya sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel


rangkaian daya

Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMF


129 Kondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama
(PLN) ke catu daya cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban
tersambung hanya pada satu sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja.
Untuk memenuhi kondisi ini, pada ATS-AMF dibuat sistem interlock.

130 1. Panel ACOS

131 ACOS (Automatic


Change Over Switch) merupakan panel
pengendalian generator dan terdapat
beberapa tombol yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda.
Tombol pengontrol operasi Gen Set
automatic, antara lain yaitu : Off,
Automatic, Trial Service, Manual
Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off, Release, Start, Start
Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High,
Generator Over Load.

2 Synchronizing Panel

132 Adalah panel yang berfungsi untuk mengoperasikan dua buah genset
atau lebih yang bekerja secara parallel(bersamaan) agar didapat catu daya sumber yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan beban listrik disamping juga untuk efisiensi jika
beban listrik dalam level rendah/ringan. Dengan adanya teknologi yang semakin pesat
maka pengoperasian panel synchrone sudah sedemikian mudah karena dilengkapi
dengan modul modul elektronik berteknologi tinggi yang secara keseluruhan sudah
diatur secara otomatis.

133 Synchroun dapat dilakukan antara Genset


dengan Genset atau Genset dengan PLN ketika
2 atau lebih generator sets running bersama untuk
mensupplay sebuah system kelistrikan, Genset
tersebut harus disinchronkan secara manual
atau automatic sehingga mempunyai phase,
voltage dan frekwensi yang sama.
134 Perangkat ini dilengkapi dengan tombol kontrol di panel depan. Saklar
ini bertanggung jawab untuk menaikkan dan menurunkan kecepatan dan tegangan dari
generator agar sesuai dengan frekuensi dan tegangan bus sebelum sinkronisasi. Ada volt
meter digital dalam perangkat yang menawarkan bus generator dan pengukuran.
Penggunaan Synchronizing Panel antara lain:

o Rekayasa system

o Multiplexing beberapa generator

o Komunikasi multimedia

o Telekomunikasi

o Sinkronisasi data Semikonduktor

o Peralatan electron

135

136 3.5 PERBEDAAN GENSET TIPE SILENT DAN


GENSET TIPE OPEN

KELEBIHAN GENSET TIPE SILENT

137 Genset jenis ini memiliki kelebihan yaitu memiliki sebuah


box atau canopy (rumah genset) yang berdimensi segi empat.
Bahan plat besi serta dilapisi dengan busa peredam (accoustic
foam) yang terbuat untuk canopy tersebut. Suara mesin
dikeluarkan tidak membuat kebisingan (dalam batas normal)
karena lapisan tersebut memberikan peredam yang cukup baik.

138 Canopy genset dirancang dan diproduksi dengan knock


down serta dilengkapi pintu-pintu untuk memudahkan akses ke
dalam genset akan memudahkan pengoperasian dan perawatan.
Disamping itu, pintu-pintu ini dilengkapi juga dengan handle dan
kunci sebagai pengaman genset. Pada bagian samping tedapat
lubang-lubang pon untuk saluran udara masuk. Lubang lubang
angin ini disesuaikan dengan kebutuhan mesin.
139 Untuk mengalirkan udara panas dari radiator dan asap
knalpot ke luar, itu fungsi lubang lubang pon terdapat bagian
atas genset. Terminal untuk memasang kabel distribusi ke beban
terletak di samping kiri genset dengan dilengkapi sebuah pintu
kecil untuk keamanannya. Disamping itu terdapat lubang
lubang akses pengisian solar maupun pengisian air radiator. Pada
bagian samping bawah terdapat sebuah nepel untuk
mengeluarkan oli mesin dengan membuka kran drain oli.

KEKURANGAN GENSET TIPE SILENT

140 Untuk genset jenis ini dalam melakukan perawatan


memiliki tingkat kerumitan lebih besar dari pada genset tipe
open, karena harus membongkar canopy (rumah genset) terlebih
dahulu.

141

KELEBIHAN GENSET TIPE OPEN

142 Genset tipe ini memiliki kemudahan dalam hal perawatan


atau servis genset karena genset ini merupakan tipe genset yang
terbuka atau bisa dibilang tanpa adanya box ( canopy atau rumah
genset), bongkar pasang genset jadi lebih mudah dan cepat
dilakukan.

143 Perlengkapan genset open type sudah dilengkapi dengan


panel control yang mudah dibaca, tangki solar yang mudah
dipasang dan knalpot sudah terpasang langsung dimesin. Pemakai
hanya tinggal memasang selang solar ke tangki solar, memasang
baterai yang tersedia, dan memeriksa kondisi air radiator, oli
mesin dan memasang kabel load di terminal genset maka genset
sudah siap digunakan.

144

KEKURANGAN GENSET TIPE OPEN


145 Untuk genset tipe ini pada saat pengoperasian memiliki
tingakat kebisingan lebih tinggi dari pada genset tipe silent,
karena genset tidak memiliki peredam khusus untuk mengurangi
kebisingan.

146

Genset Silent Type

147 Genset silent type atau dikenal dengan genset tipe diam
adalah genset yang dibuat untuk kebutuhan genset yang praktis
dalam penggunaannya. Genset Silent Type memiliki kanopi
(rumah genset) berbentuk segi empat yang terbuat dari bahan besi
plat dan dilapisi dengan busa peredam yang tahan api. Lapisan ini
sangat baik untuk mengurangi kebisingan yang dikeluarkan oleh
suara mesin genset (dalam batas normal).

148 Genset Silent Type merupakan mesin yang sudah


dibungkus dengan plat besi dan busa soundproofing, sehingga
menghasilkan bunyi yang relatif jauh lebih hening dibandingkan
Genset Open Type.

149 Untuk box Silent yang digunakan pun tidak boleh


sembarangan. Berikut adalah ciri-ciri box yang berkualitas

Memiliki ketebalan yang memadai

150 Box silent yang berkualitas memiliki tebal (tanpa


tambahan tebal cat) antara 1,8mm 2,8mm. Semakin tebal akan
semakin kokoh dan semakin berat. Plat yang tebal dapat
membantu meredam getaran dan suara yang muncul ketika genset
dioperasikan.

Memiliki lubang hawa yang memadai

151 Mesin genset akan dioperasikan di dalam ruang tertutup


(di dalam box silent). Sehingga, box silent yang digunakan harus
memiliki sistem udara masuk dan udara keluar yang memadai
untuk menjaga suhu mesin agar tetap normal dan tidak terlalu
panas. Genset Silent Type yang bagus akan dapat menjaga suhu
di bawah 80 derajat Celcius untuk pemakaian di Full Load.

Memiliki akses maintenance / perawatan

152 Genset Silent Type, tidak berbeda dengan mesin pada


umumnya, memerlukan perawatan secara berkala. Perawatan
yang dimaksud seperti pengisian air radiator, penggantian oli
genset, penggantian filter oli genset, penggantian filter solar
genset, penggantian filter udara genset dan lain-lainnya. Untuk
sebab itu, diperlukan beberapa lubang dan pintu yang bisa
digunakan untuk melakukan perawatan tersebut. Lubang yang
umum di Genset Silent Type adalah lubang air radiator, lubang oli
dan pintu akses ke engine.

Memiliki perlindungan terhadap api

153 Busa soundproof / busa peredam suara dengan kualitas


bagus memiliki ketahanan terhadap api (tidak akan terbakar).
Untuk melindungi apabila sampai ada suhu panas di dalam box
Genset Silent Type.

Memiliki suara yang hening

154 Standar untuk Genset Silent Type yang berkualitas adalah


maksimal 70dB untuk jarak 7 meter.

155
156

157 Engine yang tersedia adalah Perkins, Cummins, MTU,


Kubota, Yanmar, Deutz, Lovol, Isuzu Foton. Sedangkan
alternator yang tersedia adalah Stamford, Leroy Somer.

158

Genset Open Type

159 Genset open type atau juga dikenal dengan genset tipe
terbuka biasanya digunakan bagi pengguna yang mempunyai
power house sendiri dan dirancang khusus untuk penempatan
genset di dalam ruang/gedung yang kedap suara.
160

161 Genset jenis open type ini bisa digunakan untuk


pemakaian secara paralel (sinkron) beberapa unit genset. genset
open type mempunyai kelebihan dalam hal kemudahan perawatan
karena kondisinya yang terbuka tanpa box / kanopi. Proses
bongkar pasang mesin lebih mudah dilakukan.

162 Genset dibuat untuk kondisi siap pakai dan sudah


dilengkapi dengan panel kontrol yang mudah dibaca, tangki solar
yang mudah dipasang dan knalpot yang sudah terpasang langsung
di mesin. Pemakai hanya tinggal memasang slang solar ke tangki
solar, memasang battery yang tersedia, dan memeriksa kondisi air
radiator, oli mesin dan memasang kabel load di terminal genset.
163

164 Engine yang tersedia adalah Perkins, Cummins, MTU,


Kubota, Yanmar, Deutz, Lovol, Isuzu Foton. Sedangkan
alternator yang tersedia adalah Stamford, Leroy Somer.

165 3.6 PERAWATAN GENSET


166

Mengoperasikan dengan benar


167 Jalankan mesin sesuai petunjuk yang diberikan dalam
buku petunjuk pengoperasian genset. Jangan menjalankan mesin
jika tidak mengetahui dengan baik perihal pengoperasian genset.
Pastikan bahwa operator genset mengetahui cara-cara
pengoperasian yang benar. Berilah penjelasan yang detail sesuai
dengan buku petunjuk.

Jauhkan genset dari tempat yang basah


168 Menjalankan genset di tempat yang langsung terkena
hujan, lembab atau genangan air dapat beresiko untuk terjadinya
sengatan listrik. Dianjurkan untuk memasang grounding pada
genset dan beban serta memberikan atap pelindung.

Peletakan genset
169 Genset harus diletakkan di tempat yang permukaannya
rata atau di atas pondasi yang kuat dan tidak labil. Pondasi yang
tidak kuat bisa menyebabkan kerusakan genset.

Jagalah kebersihan genset


170 Genset harus dijaga dengan baik dan anggaplah sebagai
partner dalam bisnis anda. Rawatlah genset anda agar selalu
tampak bersih. Jangan biarkan kebocoran-kebocoran yang terjadi
berlangsung lama, dan bersihkan debu atau kotoran yang
menempel di radiator. Jangan meletakkan barang-barang yang
tidak penting di sekitar genset.

Lakukan perawatan genset secara teratur


171 Rawatlah genset dengan baik dan ikuti petunjuk pada
buku manual genset. Pakailah bahan bakar dan oli pelumas sesuai
dengan yang disarankan pabrik pembuat mesin. Gantilah
sparepart dengan memakai sparepart yang original agar genset
anda dapat beroperasi dalam jangka waktu lama dan lancar.

Perhatikan sirkulasi udara


172 Jika genset dioperasikan di dalam ruangan, maka harus
dibuat ventilasi udara yang baik. Asap knalpot yang sangat
beracun harus terbuang ke luar ruangan dengan baik. Jauhkan gas
buang mesin dari manusia dan hewan piaraan.
Udara panas dari radiator juga harus dikeluarkan langsung
melalui ducting /cerobong dan tidak boleh ada aliran balik agar
mesin tidak panas.
173
Matikan mesin segera jika ada kejadian yang tidak normal
174 Jika genset diketahui beroperasi secara tidak wajar atau
menunjukkan ketidaknormalan seperti getaran yang tinggi, suara
yang kasar atau tersendatsendat maka segera matikan genset dan
perbaiki masalahnya secepat
mungkin.
Merawat kabel-kabel instrumen dengan teratur
175 Kerusakan kabel-kabel instrumen dapat berakibat fatal
dan dapat membahayakan manusia. Segera perbaiki atau ganti
jika ditemukan ada kabel yang terkelupas, sambungan kabel yang
kendor atau jika tercium bau kabel
terbakar.
176
Hindari beban lebih (overload)
177 Generator diberikan sebuah circuit breaker (MCCB)
untuk pengaman beban lebih yang mana akan bekerja (trip) jika
terjadi kelebihan beban. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan
pengurangan beban sebelum menghidupkan
genset kembali.
178
179
180
Jangan sentuh terminal output
181 Jangan sentuh terminal output ketika genset beroperasi
karena dapat menimbulkan sengatan listrik. Putuskan circuit
breaker (MCCB) kalau akan melakukan pemasangan kabel
power.

Pasanglah kabel dengan baik dan benar


182 Kabel power harus terpasang dengan benar untuk
menghindari hubungan singkat. Perhatikan petunjuk / kode pada
stiker di terminal output. Kencangkan setiap kabel yang dipasang
dan jangan sampai kendor karena
bisa berbahaya.
183
Hindarkan air terhadap bagian listrik
184 Jagalah jangan sampai air membasahi terminal output,
kabel kontrol/ instrumen dan generator. Karena hal ini dapat
menyebabkan hubung singkat.

Hindarkan pipa knalpot dari air hujan


185 Pasanglah sambungan pipa elbow atau raincap untuk
mencegah air hujan masuk ke dalam pipa knalpot. Buanglah air
yang masuk ke knalpot secara rutin melalui drain plug di bagian
bawah knalpot (genset silent type).

Berhati-hatilah terhadap kebakaran


186 Bahan bakar dan minyak pelumas adalah bahan yang
mudah terbakar. Jagalah jangan sampai minyak berceceran di
sekitar genset. Jagalah kebersihan bagian dalam genset (lapisan
peredam) karena mudah terbakar jika terkontaminasi minyak.
Jauhkan genset dari lingkungan kerja yang banyak menggunakan
api.

187

188 3.7 PROTEKSI GENERATOR

MASALAH GANGGUAN

189 1. Gangguan yang paling banyak terjadi dalam sistem


adalah pada Saluran Transmisi dan Saluran Distribusi.

190 2. Penyebab Gangguan yang utama :

191 a. Pada Saluran Transmisi adalah Petir.

192 b. Pada Saluran Distribusi adalah Tanaman/ Pohon.

193 3. Sifat Gangguan :

194 a. Lebih dari 90% pada Saluran Udarabersifat Temporer.

195 b. Lebih dari 90% pada Kabel Tanah bersifat Permanen,


terjadi kerusakan.

196 4. Fasa yang terganggu :


197 a. Lebih dari 90% gangguan Temporer adalah gangguan
satu fasa ke tanah.

198 b. Gangguan Permanen pada Saluran Udara umumnya


terjadi karena kerusakan isolator atau kawat putus ke tanah dan
bersifat satu fasa ke tanah.

199 c. Gangguan pada KabelTanah lebih dari90% disebabkan


karena tekanan mekanis dari luar atau karena kelalaian
pemasangan. Bersifat gangguan antar fasa atau fasa-fasa-tanah.

200 5. GangguanGenerator. Gangguan Generator relatif jarang


terjadi karena :

201 a.Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap l ingkungan,


terlindung terhadap petir dan tanaman.

202 b.Adanya block Transformator dengan hubungan Y-


, mencegah arus (gangguan) urutan dari Saluran Transmisi
masuk ke Generator.

203 c.Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya


memakai Cable Duct yang kemungkinannya mengalami
Gangguan kecil.

204 d.Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%)


disebabkan oleh Gangguan Mesin Penggerak Generator.

205 3.9 PENTANAHAN TITIK NETRAL

206 1.Alat yang mempunyai titik Netral adalah Generator dan


Trafo.

207 2.Pentanahan titik Netral bertujuan untuk :

208 a.Menurunkan syarat isolasi (Tingkat Isolasi Dasar).

209 b.Menaikkan nilai arus gangguan hubung tanah agar bisa


dideteksi oleh Relay.

210 3.Pelaksanaan Pentanahan titik Netral Generator :


211a. Butir 2a baru dirasakan manfaatnya untuk isolasi dengan nilai
nominal mulai 70 kV ke atas, dengan melakukan pentanahan
langsung t itik Netral (Solidly earthed).

212 b. Karena tegangan Generator paling tinggi adalah 21 kV,


maka tidak ada pentanahan titik Netral Generator secara
langsung.

213 c. Pentanahan titik Netral Generator secara langsung akan


menghasilkan Arus Gangguan Hubung Tanah yang besar dan
memerlukan PMT, Trafo Arus, Kumparan Generator serta Kabel
dengan ketahanan Termal yang tinggi.

214 d. Sehubungan dengan butir c, maka Pentanahan titik


NetralGeneratorumumnya melalui impedansi,sekedar
menghasilkan Arus Hubung Tanahyangcukup untuk
mengerjakanRelay.

215 e. Pada Pusat Listrik kecil,di bawah50 MW, titik


NetralGeneratorumumnya tidak ditanahkan,karena risiko
kerusakan akibat hubung tanah kumparanGeneratorkecil. Pusat
Listrik dilengkapi dengan indikator hubung tanah memakai
TrafoY- dimana lilitan adayangdibuka dan diukur
tegangannya.Alat ini diperlukan untuk mencari Gangguan
Hubung Tanahyang permanen.

216 4. Pelaksanaan Pentanahan titik Netral Trafo :

217 a. Untuk Trafo dengan tegangan nominal di atas 70 kV


maka pentanahan langsung dari t it i k Netral memberi
penghematan isolasi yang memadai.

218 b.Karena Trafo banyak yang berdekatan dengan Saluran


Udara, sedangkan Saluran Udara banyak mengalami Gangguan
Temporer, maka apabila titik Netral Trafo ditanahkan, PMT
Saluran harus dilengkapi RelayPenutup Balik agar lamanya
interupsi pasokan daya bisa berkurang.
219 c. Pengaruh Gangguan Temporer pada Saluran harus
diblokir melalui blok Trafo Generator Y- agar tidak
mengganggu Generator.

Peran generator dalam sistem dan syarat proteksi generator

220 a.Sumber Energi, tripnyaPMT generator sangat tidak


dikehendaki karena sangat mengganggu sistem terutamagenerator
yang berdaya besar.

221 b.Letaknya di hulu,sedangkan dalam sistem banyak


gangguan. PMT generator tidak boleh mudahtrip tetapi juga
harus aman bagi generator.

222 c. Peralatan proteksi generatorharus betul-betul mencegah


kerusakan generator,karena kerusakan generator selain akan
menelan biaya perbaikanyang mahal juga sangat mengganggu
operasi sistem.

223 d. Generatordigerakkan mesin penggerak mula,maka


dalam menrencana proteksi generator harus mempertimbangkan
pula proteksi bagi mesin penggeraknya.

Pengaman terhadap gangguan luar

224 Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban


dipasok oleh saluran yang dihubungkan ke rel. Gangguan
kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang
mengalami gangguan.Karena rel dan saluranyangkeluar dari rel
sudah mempunyai proteksi sendiri,maka proteksi
generatorterhadap gangguan luar cukup dengan relayarus lebih
dengan time delay yang relatif lama.

Pengaman terhadap gangguan dalam Generator

225 a.Hubung singkat antar fasa

226 b.Hubung singkat fasa ke tanah


227 c.Suhu tinggi

228 d.Penguatan hilang

229 e.Hubung singkat dalam sirkitrotor

Hubung singkat antar fasa

230 Untuk proteksi dipergunakanrelay differensial.

231 Kalau relay ini bekerja maka selain mentripkanPMT


generator, PMT medan penguatgeneratorharustripjuga.

232 Selain itu melaluirelaybantu mesin penggerak harus


dihentikan.

Hubung singkat fasa ke tanah

233 Gangguan ini tidak bisa dideteksi oleh relay differensial.

234 Untuk mendeteksi gangguan ini dipakairelay neutral


ground current.

235 Relay yangmendeteksi arus antara titik netral dan


tanah,hal ini bisa kalau netralgenerator ditanahkan.

236 Bisa juga digunakan Restricted Earth Fault Relay.

237 Apabila t itik netralgeneratortidak ditanahkan


dipakairelayteganganyangmendeteksi tegangan dari suatu
rangkaian terbuka.

238 Relayini mentripkanPMT generator, PMT medan penguat


dan memberhentikan mesin penggerak.

Relay Negatif Sequence

239 Gangguan yang menimbulkan ketidak- simetrisan


Tegangan maupun arus, menimbulkan Negatif Sequence Current,
tetapi tidak dapat dideteksi oleh Relay- relay tersebut sebelum ini
diharapkan dapat dideteksi oleh Relay ini.

240 Gangguan-gangguan tersebut di atas misalnya adalah:


241 Hubung Singkat antar li l itan satu fasa.

242 Hubung Tanah didekat titik Netral.

Suhu Tinggi

243 Suhu t inggi bisa terjadi pada bantalan generatoratau


pada kumparanstator.

244 Halini masing-masing di deteksi oleh


relaysuhuyangmula-mula membunyikan alarmkemudian
mentripkanPMT generatordan memberhentikan mesin penggerak
apabilayangbekerja adalah relaysuhu bantalan.

Penguatan hilang

245 Penguatan hilang atau penguatan


melemah(underexitation)bisa menimbulkan
pemanasanyangberlebihan pada kepala kumparanstator

246 Relaypenguatan hilang akan mentripkan PMT Generator

Hubung Singkat dalam Sirkit Rotor

247 Hubung singkat dalam sirkitrotorbisa menyebabkan


penguatan hilang seperti penguatan hilang.

248 Karena hubung singkat dalam sirkitrotor ini tidak


sempurna bisa timbul distorsi medanmagnetdan selanjutnya
timbul getaran berlebihan.

Gangguan dalam mesin penggerak

249 Adakalanya gangguan dalam mesin penggerak generator


memerlukan tripnya PMT generator

250 Gangguan-gangguanyang demikian adalah:

251 Tekanan minyak terlalu rendah

252 Suhuairpendingin atau suhu bantalan terlalu tinggi

253 Daya balik


Tekanan minyak terlalu rendah

254 Tekanan minyak pelumasyangterlalu rendah bisa


merusak bantalan,oleh karenanya jika hal ini terjadi Mesin
Penggerak perlu segera dihentikan melalui prosesalarmterlebih
dahulu apabila tekanan ini turun secara bertahap

255 Berhentinya Mesin Penggerak harus bersamaan dengan


tripnya PMT Generator

256

Suhu Air Pendingin atau Suhu Bantalan terlalu tinggi

257 Samaseperti tekanan terlalu rendah

258 Daya Balik

259 Daya balik dimana generator menjadi motor dapat


menimbulkan kerusakan karena pemanasan berlebihan pada
sudu-sudu tekanan rendah Turbin uap. Pada Turbin air dapat
meningkatkan kavitasi. Oleh karenanya diperlukan relay daya
balikpada generator yangdigerakkan oleh turbin uap atau
turbinairdengan melalui Alarmter lebih dahulu

Putaran Lebih

260 ApabilaPMT generator trip,maka akan terjadi putaran


lebihyang membahayakangeneratordan mesin penggeraknya.

261

Tegangan Lebih

262 ApabilaPMT generator trip,maka bisa terjadi tegangan


lebih.

263 Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih

Tekanan dan Kebocoran Hidrogen


264 Untuk generator yang didinginkan dengan gas Hidrogen,
harus ada relay yang mendeteksi tekanan rendah dan kebocoran
Hidrogen untuk memberhentikan mesin penggerak generator dan
memutus arus medan.

265

266 DOKUMENTASI INSPEKSI

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283 BAB IV

284 KESIMPULAN

285
286 Jadi dari kegiatan inspeksi generator set dapat kita
simpulkan, bahwa :

Generator set memiliki 2 tipe generator, yaitu Generator Set Tipe Open dan
Generator Set Tipe Silent dimana genset tipe silent tidak bising pada saat
pengoperasian dibandingkan dengan genset tipe open, namun pada saat
maintenance memiliki tingkat kesulitan lebih rumit dibanding genset tipe open.
Terdapat Standar Operational Procedure dalam pelaksanaan perawatan genset,
agar perawatan dilakukan secara baik dan benar, dan mengurangi terjadinya
kejadian kecelakaan kerja.
287

Anda mungkin juga menyukai