Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Tugas Pendidikan Agama Islam


Dzikir, Sholat dan Doa

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Ahmad Ibrahim ( 2017 804 071 )
Prasetyo Utomo ( 2017 804
063 )
Rifka Nurul Purnama ( 2017 804
028 )
Sandi Okta Wardana ( 2017 804
035 )
Saroni ( 2017 804 076 )

Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Jl. Raya Serang Km. 10 Bitung Tangerang
Website : http://stmik.ipem.ac.id
Email : info@stmik.ipem.ac.id
Telp. (021) 5949 2836
Fax. (021) 5949 2837
Th. Akademik 2017 / 2018

Kata Pengantar

Alhamdulillahhirobbilalamin saya panjatkan kepada Allah


Swt yang senantiasa memberi rahmat hidayahnya kepada kami
sehingga kami dalam keadaan sehat walafiat hingga sekarang
ini.
Dalam kesempatan ini kami bisa menyelesaikan makalah
dengan judul Zikir, Sholat dan Doa. InsyaAllah kami
selesaikan dengan baik walaupun jauh dari kesempurnaan.
Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen kami Ibu Hj.Fatrilia
Rasyi Radita M.Pd.I (Ibu Alia) yang telah membimbing kami
selama ini, dan juga kami ucapkan kepada teman yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Harapan kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya kami ucapkan Terima Kasih.

Tangerang, 19 Maret 2017

Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam.


Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu
bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin
untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan
dalah sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman
terhadap mana pembicaraan), tadzim (Rasa hormat),
mahabbah, raja (harap) dan haya (rasa malu), yang
keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah SWT.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup yang
sempurna, yang meliputi kebutuhan fisik, akal dan hati.
Akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi
bersih dan suci. Shalat merupakan aspek aplikatif dari
prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun
sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap
masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat
pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang
beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang
indah. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang
sejauh mana istiqamahnya maka mereka bertanya
tentang shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik
dan bagaimana sholat yang kualitasnya itu baik, tentunya
sholat yang khusyu yang disempurnakan oleh sunah-
sunahnya dan dilanjutkan setelah sholat dengan
melakukan dzikir (wirid) serta diakhiri dengan berdoa.

B. Rumusan Masalah / Permasalahan

1. Apa pengertian sholat ?


2. Apa fungsi sholat ?
3. Apa saja syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan
sholat ?
4. Apa pengertian dzikir ?
5. Sebutkan macam-macam dzikir ?
6. Apa fungsi dzikir ?
7. Apa pengertian doa ?
8. Bagaimana tata cara berdoa yang baik ?
BAB II
Pembahasan
A. Dzikir

1. Pengertian Dzikir
Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara ( ) yang berarti
mengingat atau menyebut.
Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-
sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih. Allah
memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir seperti disebutkan dalam
Al-Quran sebagai berikut :


Artinya : ... ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu
(dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku,
serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku) (QS. Al Baqarah : 152)
Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab: 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan
bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah.
Seperti bertasbih dan bertahmid di WC. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali
Imran : 191).

2. Macam-Macam Dzikir

A. Dzikir Dengan Lidah

Dzikir dengan lidah dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir,


baik dengan suara jelas (jahar) atau samar (sir).

B. Dzikir Dengan Fikiran

Merenungkan ciptaan Allah merupakan dzikir yang sangat tinggi nilainya,


disamping dapat memantapkan iman, juga dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan.

C. Dzikir Dengan Perasaan


Dzikir dengan perasaan dilakukan dengan berbaik sangka kepada Allah, dan
merasakan indahnya rahmat yang telah dikucurkan-Nya buat kita, sehingga
dapat merubah perasaan negatif menjadi positif.

D. Dzikir Dengan Keyakinan

Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam perjalanan


hidup.

E. Dzikir Dengan Perbuatan

Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh terhadap
aturan Allah, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun muamalah.

3. Lafadz Dzikir Setelah Sholat

Adapun lafadz dzikir yang singkat yang kita ucapkan setelah selesai mengerjakan
sholat adalah sebagai berikut :

a. Membaca istighfar tiga kali :






b. Membaca kalimat tahlil sebanyak tiga kali :













Dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut :


c. Membaca tasbih, tahmid dan tahlil masing-masing sebanyak tiga kali :

1. lafadz tasbih : ()

2. lafadz tahmid : ()

3. lafadz takbir : ()

d. Kemudian dilanjutkan dengan membaca lafadz berikut ini :












e. Langkah terakhir setelah dzikir tutuplah dengan doa sesudah sholat.

4. Fungsi dan Maanfaat Dzikir


Dzikir dengan lidah, fikir, perasaan, keyakinan maupun dengan perbuatan lisan,
dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, anatara lain :
1. Meneguhkan Iman
Dzikir merupakan sarana untuk selalu ingat kepada kekuasaan Allah, sehingga
dengan sendirinya dapat berfungsi memantapkan iman. Dalam mengarungi
kehidupan diperlukan pembimbing (pemberi hidayah) kearah jalan yang lurus.
Oleh karena itu ingatlah Allah (dzikrulah) agar lebih dekat kepada-Nya, karena
hanya Dia-lah yang dapat memberikan hidayah. Renungkan firman Allah :


"Dan ingatlah akan Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: 'Semoga Tuhanku
memimpin daku ke jalan yang lebih dekat kebenarannya daripada jalan ini" (QS.
al-Kahfi/18: 24).
2. Sumber Energi Akhlak
Dzikir dapat menjadi sumber energi akhlak. Hal ini dapat dipahami dari hadits
Nabi saw. yang artinya: "Tumbuhkan dalam dirimu sifat-sifat Allah sesuai dengan
kemampuan sifat kemanusiaan. Dengan demikian, betapa pentingnya mengingat
Allah (dzikrullah), baik dzikir dengan nama-nama-Nya yang diucapkan dengan
lisan, kemudian maknanya yang ditumbuh suburkan dalam hati dan diwujudkan
dalam amal perbuatan. Dan bila dzikir telah demikian adanya, maka orang itu
akan menjadi manusia yang baik, berbudi luhur dan dijamin masuk surga.
3. Terhindar Dari Bahaya
Ingat kepada Allah akan terhindar dari bahaya karena mendapat perlindungan dan
pertolongan Allah. Salah satu contoh adalah peristiwa Nabi Yunus yang tertelan
ikan. Dalam Keadaan yang sangat gelap di malam hari di dalam perut ikan dan di
dalam laut, beliau tetap selalu ingat kepada Allah. Firman Allah :


Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat
Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (Al-
Shaffat/37:142-144).
Beliau berdzikir dengan rangkaian kata berikut ini :


Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang dhalim). (QS.Al-Anbiya [21] :87).
6. Mendatangkan Nikmat Dan Rahmat
Bagi orang yang selalu berdzikir (ingat) Allah dengan sesungguhnya, maka Allah
akan melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, serta akan dilapangkan hidupnya.
Renungkan sabda Nabi :


:
.
Dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri, mereka datang kepada Nabi saw dan
beliau berasabda : Tiada suatu kelompok yang duduk dalam suatu majlis dzikir
kepada Allah, melaikan pasti dikelilingi oleh malaikat dan diliputi oleh rahmat-
Nya dan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah pun sebut mereka di
depan para malaikat-Nya" (HR.Ibnu Majah).
5. Penentram Jiwa
Pada saat seseorang mengalami kegelisahan atau kegoncangan jiwa karena
menghadapi banyak masalah duniawi, maka obatnya adalah dzikir. Renungkan
firman Allah :


(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS.Al-Ra'd [13]:28)
Hati yang tenang dan tentram akan pendapatkan janji Allah sebagaimana yang
tergambar dalam firman-Nya :

( 28) ( 27)

(30 27 : ( )30) ( 29)
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh keridoan dan
diridoi. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku (yang terpelihara), dan
masukilah surga-Ku. (QS.Al-Fajr [89]: 27-30)
6. Akan Beruntung
Banyak berdzikir akan banyak pula meraih sukses atau keberuntungan.
Renungkan firman Allah :


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka
berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung. (QS. Al-Anfal [8]:45)
7. Dosa Diampuni
Dalam dzikir terdapat ampunan Allah. Ucapan kita yang berisi dosa semua akan
dihapus dengan dzikir lidah. Dosa perbuatan akan dihapus dengan dzikir
perbuatan dan akan muncul amal saleh. Kemudian dzikir fikir akan menghapus
dosa pikiran karena pikiran yang negatif sehingga berubah menjadi pikiran
posisif. Dan demikian seterusnya.

B. Sholat

1. Pengertian dan Hukum Sholat

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah


shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam sesuai dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu.

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang denganya kita beribadah kepada
Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya
ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut
kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya

Shalat hukumnya wajibain bagi setiap muslim yang telah berusia akil baligh
Dasar Hukum: (Q.s Al-Ankabut ayat 45)











Artinya : Bacalah kitab (Al Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji] dan
mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari
ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.s. Al-Ankabut: 45)
2. Dalil Naqli Tentang Sholat





Artinya : Maka Apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Q.s. An-Nisa:103)



Artinya : (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian riski yang Kami anugerahkan kepada meraka (Q.s. Al-Baqarah : 3)
Kalau kita memperhatikan beberapa ayat tersebut di atas, maka sebenarnya shalat itu
merupakan suatu keniscayaan yang mesti dilakukan oleh seorang hamba Allah, sebagai
ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pencipta, lagi pula manfaat shalat itu akan
kembali kepada kita yang mengerjakanya, yaitu sebagaimana dalam QS Al-Ankabut Ayat 43
bahwa shalat itu mencegah perbuatan keju dan mungkar. Disamping itu gerakan-gerakan
shalat ternyata mengandung makna gerak badan atau olahraga yang sangat bermakna bagi
manusia.

3. Fungsi Shalat Dalam Kehidupan


a. Mendidik kita untuk berdisiplin
b. Shalat membawa kita kepada tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat
c. Shalat membawa kepada ketenangan jiwa
d. Mempererat tali silaturrahmi
e. Merupakan syiar Islam
f. Shalat mengandung ajaran persamaan derajat, dan sebagainya.

4. Ketentuan Shalat Fardu


a. Syarat Wajib
Adalah hal-hal menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan shalat.
Adapun syarat wajib shalat fardhu terdiri dari :
1. Beragama Islam
2. Baligh/Mumayyiz (dewasa)
3. Berakal sehat
4. Suci dari haid dan nifas (bagi wanita)

b. Syarat Syah
Adalah hal-hal yang harus dipenuhi seseorang sebelum mengerjakan shalat
agar shalatnya menjadi sah.
Adapun syarat syahnya shalat terdiri dari :
1. Suci dari hadast kecil maupun besar
2. Suci badan, pakaian maupun tempat dari najis
3. Menutup aurat
4. Telah masuk waktu shalat
5. Menghadap ke arah kiblat
6. Mengetahui kaifiat (tata cara) shalat

c. Rukun Shalat
Adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi dalam shalat, jika ada yang
ditinggalkan maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat terdiri dari :
1. Niat
2. Takbiratul ihram, yaitu dengan membaca Allahu akbar
3. Berdiri bagi yang mampu (apabila tidak mampu boleh duduk)
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Rukuk dengan tumakninah
6. Itidal dengan tumakninah
7. Sujud dengan tumakninah
8. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah
9. Duduk akhir (duduk pada rakaat terakhir sebelum salam)
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW
12. Mengucapkan salam yang pertama
13. Tertib, artinya teratur dan berurutan

d. Sunnah shalat
Adalah seseuatu yang lebih utama dilakukan, tetapi jika ditinggalkan maka
tidak sampai menjadikan shalat itu batal. Adapun sunnah shalat terdiri dari :
1. Mengankat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika takbiratul ihram,
rukuk, itidal dan berdiri dari tasyahud awal.
2. Bersedekap ketika sedang berdiri
3. Melihat ke tempat sujud
4. Membaca doa iftitah selesai takbiratul ihram
5. Membaca taawudz sebelum membaca suratul-fatihah
6. Membaca amin setalah membaca suratul-fatihah
7. Membaca surat-surat pendek setalah selesai membaca suratul-fatihah
8. Membaca suratul-fatihah dan surat-surat pendek dengan suara keras pada
rakaat pertama, kedua dan pada shalat jumat serta shalat hari raya (khusus
bagi imam)
9. Membaca takbir setiap pindah gerakan shalat
10. Membaca doa pada waktu itidal
11. Membaca tasbih pada waktu rukuk dan sujud
12. Meletakan kedua tangan diatas paha pada waktu duduk
13. Duduk iftirosy pada waktu tasyahud awal
14. Duduk tawarruk pada waktu tasyahu akhir
15. Menegakkan jari telunjuk tangan kanan ketika membaca tasyahud

e. Hal-hal yang membatalkan shalat


Shalat seseorang menjadi batal, jika ia melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Meninggalkan salah satu syarat shalat
2. Berbicara dengan sengaja
3. Bergerak lebih dari 3 kali berturut-turut selain gerakan shalat
4. Terjadinya hadast besar maupun hadast kecil
5. Terkena najis
6. Terbukanya aurat
7. Membelakangi atau menggeser dari kiblat
8. Makan minum
9. Tertawa terbahak-bahak
10. Berubah niat

5. Khusyu Dalam Shalat


Semua orang ingin agar shalatnya khusyu, karena salah satu ciri mukmin
yang berbahagia ialah manakala bisa shalat dengan khusyu (Qs. Al-
Mukminun, 23: 1-2). Akan tetapi mengapa banyak orang yang mengeluh
karena selalu tidak bisa shalat khusyu. Bahkan mereka masih mencari-cari
definisi, kriteria dan langkah-langkah shalat yang khusyu itu.

Pengertian awam, khusyu adalah penjiwaan secara penuh terhadap


segala kegiatan yang dilaksanakan.
Sedangkan khusyu dalam shalat berbeda dengan khusyu dalam arti
awam sebagaimana diterangkan diatas. Khusyu dalam shalat memiliki
empat kriteria, yakni (1) Haqqun fil harakat (2) Tawajjuhul Qolbu (3)
Ikhlas dan (4) Tanha anil Fahsya-i wal Munka.

1) Haqqun fil Harakat, artinya benar kaifiatnya (tata cara/gerakan


termasuk bacaannya) sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
2) Tawajjuhul Qalbu, artinya menghadapkan hati, bukan hanya
menghadapkan wajah atau fisik semata.
Semua orang, dalam keadaan normal pasti shalat menghadap qiblat,
akan tetapi tidak semua orang bisa menghadapkan qolbunya kepada
Allah Azza Wajalla.
3) Ikhlas, artinya suci atau steril, yakni steril dari segala macam pretensi
untuk mendapatkan pujian/balasan di luar pujian/balasan dari Allah
SWT. Niat adalah dasar syarat diterimanya suata amal sholih.
4) Tanha anil Fahsya-i wal Munkar, adalah menjauhkan diri dari
perbuatan keji (maksiat yang mendekati dan menjurus kepada
perbuatan zina) dan munkar. Kemampuan menghindarkan diri dari
segala macam bentuk maksiat, baik maksiat lahir maupun maksiat
batin (qolbu) adalah salah satu ciri khusyu yang paling penting. Jika
seseorang rajin melakukan shalat tetapi perilaku/akhlaknya buruk
maka orang itu dianggap belum menunaikan shalat dengan khusyu
tetapi termasuk Sahun.

C. Doa
1. Pengertian Doa

Menurut bahasa doa berasal dari kata daa artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara doa berarti Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.

Berdoa harus dengan sikap yang khusyu dan tadharru dalam menghadapkan diri
kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang
mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Dengan tadharu dapat
menambahkan kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa
dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam
penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam
kelapangan.

Mengingat doa adalah ibadah maka ada beberapa etika yang harus kita terapkan
dalam berdoa. Berikut penulis ramukan etika dalam berdoa dari beberapa ayat
dalam Al-Quran.

a. Bertobat sebelum berdoa


b. Disunnahkan menghadap kiblat
c. Hendaklah mengangkat kedua tangan
d. Seyogyanya doa-doa itu diawali dan diakhiri dengan puji-pujian kepada Allah
SWT.
e. Mengakui keagungan Allah SWT dengan segala kerendahan diri dan hati (QS.
6/Al-Anam : 42).
f. Mengucapkan doa dengan suara yang sedang (tidak keras dan juga tidak
berbisik) dan lembut. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan
suara yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. (QS. 7/Al-Arofi 55)
g. Memanjatkannya dengan perasaan takut (tidak akan diterima) dan berharap
(untuk dikabulkan). Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh
harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat
kebaikan. (QS. 7/Al-Arof: 56)
h. Tidak perlu berpantun, dan/atau dengan pengucapan berirama. Cukuplah
dengan kata-kata yang baik yang mencerminkan kerendahan kedudukan kita
sebagai hamba di hadapan Allah SWT.
i. Mengulang doa sampai dua atau tiga kali, yakni doa tentang sesuatu yang kita
prioritaskan memohonkannya kepada Allah SWT.
j. Ditutup dengan bacaan sholawat, kemudian dilanjutkan dengan bacaan
tahmid.
k. Selesai berdoa sebaiknya kita mengusapkan kedua tangan ke muka

Adapun struktur atau kerangka doa secara sederhana ada tiga bagian :
a) Pendahuluan, yaitu membaca basmalah dan hamdalah
b) Materi doa, boleh menggunakan bahasa Arab atau bahasa apa saja yang
dimengerti
c) Pada waktu kita menutup doa, hendaklah mengucapkan hamdalah dan
shalawat atas Nabi Muhammad SAW.

2. Fungsi Doa

a. Untuk menunjukan keagungan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang


lemah.
b. Doa mengajari kita agar merasa malu kepada Allah. Sebab manakala ia tahu
bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk
mengingkari nikmat-nikmatNya.
c. Mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia, agar dapat memutuskan syahwat
duniawi yang fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa.

3. Keutamaan Doa

Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa.

1. Allah menyertai hamba-nya yang berdoa. Muhammad Rosulullah saw.


bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman: Aku selalu dalam persangkaan hamba-
Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku. (HR.
Bukhori Muslim dari Abu Huroiroh ra)

2. Doa senjata orang mukmin. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, Doa adalah
senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi. (HR.
Hakim dari Ali bin Abi Tholib ra.)

3. Doa datangkan keselamatan. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, Janganlah


engkau merasa lemah untuk berdoa, sebab sesungguhnya tidak seorang pun yang
binasa selama ia tetap berdoa. (HR. Ibnu Hiban dan Hakim dari Anas ra.)

4. Doa menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh. Muhammad Rosulullah
saw. bersabda, Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan
hal-hal yang belum turun kepadanya. Sesungguhnya bencana pasti akan turun, dan
akan ditemui oleh, doa. Lalu keduanya selalu bersaingan sampai hari kiamat. (HR.
Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra.) Maksudnya, bencana senantiasa mengintai
manusia, dan semua itu dapat ditolak hanya dengan doa.

Memanjatkan doa kepada Allah SWT, pertanda beriman kepada- Nya. Itulah
sebabnya doa dikatakan sebagai tiang agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-
orang beriman tersebut, jika diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan
dibawa naik oleh para malaikat. Maka tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya
langit dan bumi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Shalat menurut bahasa berarti doa, sedang menurut istilah adalah suatu
rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan syarat-syarat
tertentu.

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah
berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya
serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan
kekuasaan-Nya.

2. Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara ) ) yang berarti mengingat atau
menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut
sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih.
Macam-macam dzikir diantaranya yaitu dzikir dengan lisan/lidah, dzikir dengan
fikiran, dzikir dengan perasaan, dzikir dengan keyakinan, dzikir dengan
perbuatan.

4. Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
B. Saran
Sebagai makhluk ciptaan Alloh SWT, yang diciptakan tidak lain dan tidak
bukan hanyalah untuk beribadah kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah dan
larangan-Nya. Tentunya kita harus tahu diri, sudah diberikan beribu-ribu kenikmatan
haruslah bersyukur kepada-Nya baik secara lisan maupaun secara perbuatan, dengan
membaca kalimat-kalimat tauhid dan mengerjakan ibadah-ibadah yang mahdhoh
maupun ghoiru mahdhoh.

Demikian yang dapat penulis paparkan, mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Penulis banyak berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan kesempatan
berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.

Daftar Pustaka
1. Tim Dosen MPK PAI Untirta, PAI 1 Islam Aplikatif, Fungsi Shalat Dalam Pembinaan
Akhlak. (Serang: Untirta Press, 2016)
2. https://sulsel.kemenag.go.id/artikel/29633/arti-fungsi-dan-keutamaan-doa
3. https://www.scribd.com/doc/305746628/makalah-sholat-dzikir-dan-doa-pdf
4.

Anda mungkin juga menyukai