Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Gigi geligi dengan karies yang diikuti dengan gangren pulpa dan infeksi di
menyebar menyebabkan sepsis lanjut dan kematian telah diketahui sejak zaman
purba walaupun peran bakteri dalam proses ini tidak diketahui hingga pergantian
abad ke-20. Ketika the Bills of Mortality (London) mulai dimasukkan sebagai
kematian nomor lima atau enam. Setelah pergantian abad ke-20, infeksi dental
dentoalveolar disebabkan oleh campuran banyak bakteri yang terdiri dari berbagai
dengan terapi bedah, seperti drainase nanah dan eleminasi penyebab infeksi,
ideal (3).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
host secara perlahan-lahan, hingga berkembang biak (4). Abses merupakan infeksi
tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan. Abses pada
dapat didefinisikan sebagai infeksi pada gigi dan jaringan sekitarnya (seperti
periodontium dan tulang alveolar) yang menghasilkan pus. Salah satu bentuk dari
kondisi ini adalah abses dentoalveolar. Abses dentogen biasanya bersumber dari
gigi, gangren, infeksi saku periodontal dan gigi molar ketiga bawah yang
1. Abses Periapikal yang berasal dari pulpa gigi dan biasanya berasal dari
infeksi sekunder karies gigi. Merupakan abses yang paling umum terjadi
menyebabkan abses.
Abses periapikal atau disebut juga abses alveolar akut yang
terjadi segera setelah trauma pada jaringan pulpa atau dapat juga setelah
infeksi akut dengan simptom inflamasi seperti rasa sakit yang hebat tanpa
lunak menjadi padat dan keras pada palpasi, keadaan demikian disebut
infeksi dapat dilakukan dengan kompres hangat dan sering kumur dengan
air hangat Setelah terbentuk abses baru dilakukan insisi dan drenase.
Secara fisiologis pada saat ini tubuh telah membentuk barier disekeling
dalam letak abses semakin sukar untuk diketahui adanya fluktuasi dengan
infeksi akut telah ditinggalkan. Harus disadari bahwa tulang alveolar itu
penyebab. Ekstraksi gigi lebih dan satu atau pembedahan radikal harus
membentuk abses di luar tulang harus dilakukan insisi dan drenase abses
dulu dan di insisi untuk drenase abses. Insisi ekstra oral atau pun intra oral
periodontal, tulang alveolar). Kasus ini paling banyak terjadi pada dewasa,
tapi dapat juga terjadi pada anak-anak dengan impaks dari badan asing
gingiva.
Abses berkembang dan infeksi periodontal yang disebabkan oleh
melalui saku periodontal. Tapi pada suatu saat gusi pada permukaan saku
menutup sehingga pus yang berada di dalam saku gusi tidak dapat keluar
alveolar dan penyebaran infeksi menjadi septikemi. Kalau fase akut telah
terletak di atas bagian gigi molar ketiga baik yang erupsi maupun yang
impaksi. Abses pericoronal sering timbul pada masa bayi, anakanak dan
dengan erupsi gigi. Yang paling sering ialah infeksi perikoronal pada orang
dewasa muda yaitu pada molar ketiga bawah. Simptom penyakit bervariasi
Yang menarik dari infeksi pericoronal ini ialah simpton dan tanda
Sampai suatu saat gigi nolar ketiga dapat didiagnosa sebagai penyebab
penyakit tadi.
Simpton yang khas dari infeksi perikoronal molar tiga bawah ialah
adanya limfadenopati, trismus, sakit pada regio molar tiga dan keadaan
mengecilnya jaringan itu, maka perlu drenase dengan dren karet atau
perban yodoform yang ditetesi eugenol untuk mengurangi rasa sakit dan
tiap hari diganti. Pasien kumur air hangat selama lima menit dengan
mungkin erupsi dengan baik dan penyakit sering kambuh. Apabila posisi
Pemeriksaan penunjang seperti rontgen dapat dilakukan untuk melihat letak abses
Karena flora normal di dalam rongga mulut terdiri dari kuman gram positif dan
aerob serta anaerob gram negatif maka yang paling banyak menyebabkan infeksi
Saat infeksi melewati akar gigi dan ligamentum periodontal apikal maka
mempunyai kesamaan dengan proses nekrosis pada inflamasi pulpa gigi. Pada
masuknya aliran darah yang baru pada regio tersebut. Pada jaringan lunak
Apabila jaringan lunak telah terisi oleh struktur keras yang termineralisasi seperti
rongga medulla tulang atau kanal pulpa, peningkatan tekanan tidak dapat
dihindari. Sehingga pulpa atau jaringan lunak medulla mengalami kematian akibat
iskemik. Jaringan yang mati tersebut memperoleh makrofag atau histiocytes pada
(4).
Proses nekrosis dan resorpsi tulang meluas dengan pola melingkar hingga
mencapai korteks tulang. Pada titik ini proses resorpsi tulang diperlambat oleh
Saat lapisan cortex bony berhasil ditembus, maka proses infeksi dapat berlanjut ke
jaringan lunak. Bakteri patogen yang memicu proses inflamasi autolitik ini akan
tetap ada di semua tingkatan infeksi. Bakteri ini tidak hanya menyebarkan proses
untuk membuat lingkungan menjadi lebih asam. Flora ini juga menghasilkan
produk nutrien untuk bakteri anaerobik yang muncul setelah tiga hari timbulnya
yang diikuti dengan inflamasi dan nekrosis dimulai sekali lagi pada jaringan
lunak. Jaringan yang paling mudah terserang yaitu jaringan ikat yang tidak
yang mengikuti pola resistensi, dihalangi oleh struktur vaskularisasi yang padat
dan baik seperti otot, fascia, organ-organ, dan tulang. Infeksi fasial profunda
fasial profunda. Sebagai contoh apabila infeksi gigi yang baru menembus cortex
bony tertahan oleh periosteum di sekeliling tulang, maka dapat terjadi abses
subperiosteal. Proses ini dapat terjadi pada infeksi rongga mandibula atau pada
maka perlekatan otot lokal dapat langsung menyebarkan infeksi ke dalam jaringan
maksilla terletak di bagian inferior kortikal dan terjadi perforasi pada akar
mesiobukal gigi molar pertama rahang atas maka infeksi dapat masuk dan
tulang dan periosteum di bagian inferior perlekatan otot tersebut, maka infeksi
akan melewati daerah antara permukaan oral otot buccinator dan mukosa oral
Foramen pulpa yang sempit pada ujung akar gigi meskipun diameternya
tidak cukup untuk dilakukan drainase pulpa yang terinfeksi, tetapi dapat bertindak
sebagai reservoir dari bakteri dan dapat menyebabkan bakteri masuk ke jaringan
periodontal dan tulang. Jalan masuk bakteri ini menunjukkan masalah yang biasa
terjadi apabila hanya antibiotik yang digunakan untuk merawat fistula dari abses
gigi. Sekali dilakukan drainase dapat menghentikan papulasi bakteri pada rongga
dari pulpa yang tidak dirawat, jadi dapat kembali menjadi sumber infeksi. Infeksi
gigi yang serius, yang meluas ke luar soket, pada umumnya lebih banyak
disebabkan oleh infeksi pulpa daripada infeksi periodontal. Apabila infeksi telah
meluas melewati apeks gigi, patofisiologi proses infeksi dapat berubah, tergantung
pada jumlah dan virulensi organisme, resistensi host, dan anatomi daerah yang
terlibat (1).
Bila infeksi tetap terlokalisir pada ujung akar gigi, maka infeksi tersebut
yang cukup dapat memberikan gambaran radilolusensi yang bagus pada gambaran
radiografi gigi. Proses ini menunjukkan adanya infeksi fokal pada tulang, tetapi
gambaran radiolusensi garden variety yang disebabkan oleh karies gigi harus
maka infeksi dapat berlanjut ke ruang medullar yang lebih dalam dan berkembang
Tahap ini ditandai dengan pembengkakan jaringan lunak, lengket, dan agak halus
yang disertai dengan sedikit kemerahan. Selama tahap selulitis proses inflamasi
mencapai puncak dan menyebabkan pembengkakan yang berwarna sangat merah,
keras, dan amat sakit disertai functio laesa seperti trismus atau ketidakmampuan
mendorong lidah ke depan. Pada tahap ke tiga yaitu pembentukan abses banyak
edema ringan. Fluktuasi adalah pergerakan cairan dalam lesi yang dipalpasi secara
disebabkan oleh aliran pus di dalam kavitas abses. Tahap akhir dari infeksi
odontogenik yaitu pecahnya abses yang terjadi secara spontan atau dengan
e
Cairan jaringan d serous, bercak pus
a pus
Tingkat malaise n berat sedang-berat
g
Keparahan berat sedang-
Bakteri gabungan berat
k
perkutaneus anaerobik
e
c
i
l
m
e
n
y
e
b
a
r
lunak,lengket,
agak halus
normal
normal
panas ringan
minimal atau
tidak ada
edema
ringan
ringan
aerobic
Sumber : Flyn TR. The timing of incision and drainage ; Oral and maxillofacial surgery
knowledge update 2001; III. Rosemont : American Association of Oral and Maxillofacial
Surgeons)
Incisi dan drainase dapat membersihkan material toksik purulen tubuh dan
yang paling tua dan biasanya paling sederhana. Incisi tajam yang cepat pada
mukosa oral yang berdekatan dengan tulang alveolar biasanya cukup untuk
penting untuk drain yang tepat pada abses yang dalam, tetapi abses yang
membatasi daerah dentoalveolar menunjukkan batas anatomi yang tidak jelas bagi
ahli bedah. Hanya mukosa yang tipis dan menonjol yang memisahkan scalpel dari
infeksi. Idealnya, abses harus didrainase ketika ada fluktuasi sebelum ada ruptur
dan drainase spontan. Incisi dan drainase paling bagus dilakukan pada saat ada
tanda awal dari pematangan abses ini, meskipun drainase pembedahan juga
1. Bila memungkinkan lakukan incisi pada kulit dan mukosa yang sehat.
jahitan.
6. Pertimbangkan penggunaan drain tembus bilateral, infeksi ruang
submandibula.
7. Jangan tinggalkan drain pada tempatnya lebih dari waktu yang
direncanakan insisi :
a. Menghindari duktus (Wharton, Stensen) dan pembuluh darah
besar.
b. Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian
fluktuasi positif.
4. Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam rongga
jahitan pada salah satu tepi insisi untuk menjaga insisi menutup dan
drainase.
6. Pencabutan gigi penyebab secepatnya.
Terapi Antibiotik
terlokalisir dengan baik dan mudah didrain mungkin tidak penting karena drainase
pembedahan dan terapi dental dapat mengatasi infeksi pada kebanyakan pasien.
Abses dan selulitis pada pasien yang menderita immunocompromized dan pada
mereka yang mempunyai tanda dan gejala sistemik seperti trismus atau
lokasinya jelek dan meluas serta mereka yang menderita selulitis difus
pasien yang harus dirawat karena sakit serius, suplemen antibiotik diperlukan
menyebar bahkan dari sumber yang kecil. Infeksi dental yang fatal dapat
dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kultur dan tes sensivitas. Karena
kebanyakan infeksi dentoalveolar terjadi pada pasien sehat yang rawat jalan yang
terdapat di kantor atau klinik, kultur tidak rutin dilakukan dan biasanya tidak
empiris dapat diterima, baik secara etis maupun legal, apabila pemilihan
didasarkan pada data ilmiah dan pengalaman modern dengan mikrobiologi dari
dari gabungan flora aerobik dan anaerobik (65-70%) atau hanya terdiri dari
anaerobik (25-30%), sementara hanya terdapat 5% aerobik. Lebih dari 90% terdiri
dari bakteri anaerob. Organisme terpisah yang paling sering dan berkembang
dan Eikenella. Yang jarang ditemukan Bacteroides fragilis, bakteri gram negatif
anaerobik yang normalnya berada di dalam perut dan pelvis. Organisme pada kulit
dilaporkan lebih jarang dibandingkan pada dekade era antibiotik terdahulu, tetapi
mutatory, apakah pada lantai hutan hujan tropis atau pada sulcus gingival Homo
besar dan dapat diukur dalam susceptibilitasnya terhadap penicillin, dan produk -
tidak sensitif lagi terhadap penicillin, dengan beberapa laporan yang melaporkan
Narrow-spectrum agents
Broad-spectrum agents
q6h or 15 mg / kg q12h
q8h
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Abses dentogen biasanya bersumber dari gigi, gangren, infeksi
sebagian.
Abses dentogen terdiri dari Abses periapikal, Abses periodontal,
dan Pericoronitis.
Penjalaran abses meliputi: Abses Submukosa (Submucous
ditangani dengan tepat dan akurat, sehingga tidak terjadi komplikasi lanjut
yang menyebabkan penyebaran yang lebih luas dengan resiko yang fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Louise. p:1553.
8. Flyn TR. 2001.The timing of incision and drainage ; Oral and
10