Anda di halaman 1dari 32

(MATA KULIAH METODE KARAKTERISTIK BAHAN)

Untuk logam, keramik dan polimer pasti sudah banyak yang sudah
tahu, Logam adalah besi yang biasanya ada atau sering dijumpai yang
bisa menghantarkan listrik karena merupakan konduktor terbaik, Keramik
contoh sederhananya adalah lantai yang berada pada rumah, ata barang
pecah belah sebagai perabotan rumah tangga, Tetapi untuk polimer
mungkin banyak yang tidak tahu polimer itu apa, padahal polimer adalah
plastik yang sering dibawa kemana-mana, tas, atau barang barang yang
mudah terbakar.

Pengertian dan pengetahuan yang ada diatas adalah pengertian


sederhana supaya mudah dimengerti, untuk lebih jelasnya tentang logam,
keramik, dan polimer ada dibawah ini.

1. LOGAM

Logam dalam bahasa yunani adalah metallon yang merupakan


unsur kimia yang membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, atau
mirip dengan kation pada awan elektron. Dalam tabel periodik dari boron
(Bo) ke Polonium (Po) yang membedakan antara unsur logam dan logam.
Unsur dalam garis ini adalah metaloid atau semi logam, unsur di kiri
bawah adalah logam, untuk unsur kanan atas adalh non logam. Logam
merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama
lain melalui ikatan logam. "Raksasa" menunjukkan jumlah yang sangat
banyak tetapi jumlah atom yang terlibat sangat bervariasi - tergantung
pada ukuran potongan logam. Logam juga di kenal karena konduktivitas
termalnya dan listrik yang tinggi tidak tembus cahaya dan dan relatif
berat. Logam berelektron valensi tidak terikat, namun dapat
meninggalkan atom induknya.

JENIS ATAU TIPE IKATAN


Ikatan logam terjadi karena adanya saling meminjamkan
elektron, namun proses ini tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa
atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom memberikan
elektron valensinya untuk digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan
atau tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

Jarak antar atom dalam ikatan logam tetap sama, jika ada atom yang bergerak menjauh
maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi semula. Demikian pula
jika atom mendekat kesalah satu atom maka akan ada gaya tolak antar inti atom. Seperti
contoh di bawah ini,

Gambar 1.1 Ikatan logam dalam magnesium


Pada bahan logam terdapat banyak jenis ikatan logam, antaranya
ikatan kovalen, ikatan ion, dua ikatan ini dianggapikatan terkuat,
sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan wander waals, ikatan ini
dianggap sebagai ikatan yang lemah

Gambar1. 2 ikatan logam-logam.

Didalam ikatan-ikatan terdapat ikatan kimia koordinasi antara ligan dan logam
yang diusulkan oleh A Werner merupakan dasar perkembangan kimia kompleks. Modus
ikatan dan struktur senyawa kompleks yang dikenal telah menjadi petunjuk bagi sintesis
senyawa-senyawa baru. Untuk kompleks dinuklir atau polinuklir yang mengandung
dua atau lebih logam, cukup untuk memperhatikan hanya ikatan logam dan ligan.
Konsep ikatan langsung antar logam muncul akibat perlunya menjelaskan
kimia struktural logam karbonil dinuklir yang memiliki bagian struktur dengan
jumlah elektron ganjil. Contoh dua satuan Mn(CO)5 dalam Mn2(CO)10 dihubungkan
dengan Mirip dengan itu dapat disimpulkan bahwa Co2(CO)8, dengan dua ligan jembatan
karbonil, harus memiliki ikatan Co-Co agar sifat diamagnetiknya dapat dijelaskan.
Selain itu ada ikatan tunggal dan ikatan rangkap, Untuk ikatan tunggal dikenalkan
untuk senyawa karbonil logam dinuklir, karbonil kluster, seperti gambar di bawah ini,

Gambar 1.3 Ikatan tunggal

Selain ikatan tunggal terdapat juga ikatan rangkap, ikatan ini terdapat pada
senyawa dinuklir dengan atomlogam diikat dengan orde ikatan 2 sampai 4.

Ikatan M-M kuadrupol (berorde 4) diusulkan pertama untuk Re 2Cl82-, dan sampai
saat ini ion ini senyawa ini masih merupakan contoh yang terbaik. Fitur lain yang tidak
umum dalam adalah satuan ReCl4 mengadopsi konfigurasi eklips (atom khlor tumpang
tindih sepanjang arah ikatan Re-Re) walaupun koordinasi stagger (dengan atom khlor
tidak tumpang tindih sepanjang arah ikatan Re-Re) seharusnya lebih stabil karena jarak
antar satuan ReCl4 sangat pendek, dan
berakibat pada jarak antar atom khlorin juga sangat pendek (nilai hasil eksperimen
adalah 332 pm). Akibatnya, interaksi tolakan antar khlorin ini menjadi kuat, seperti
gambar di bawah ini.

Gambar1. 4 ikatan rangkap

Tabel 1.1 Beberapa Bentuk geometri Ikatan

Jumlah ikatan
Jenis ikatan Bentuk geometrik
maksimum

sp 2 Linier

sp2 3 Segitiga datar

sp3 4 Tetrahedron

dsp3 5 Trigonal bipiramid

sp2d ; dsp2 4 Segiempat datar

d2sp3 ; sp3d2 6 Oktahedron


STRUKTUR KRISTAL LOGAM

Struktur logam hampir sama dengan sifat logam, untuk struktur kristal pada
logam cukup banyak, jadi pada pembahasan ini akan membahas 2 struktur kristal. Body
Centerd Cubic (BCC) atau kubus berpusat badan yang merupakan struktur logam
yang banyak dijumpai pada Crom (Cr), Besi Alpha, Molebdenum (Mo), Tantalum
(Ta) dan lain-lain. Pada struktur ini memeiliki satu pusat atom pusat dan dikelilingi oleh 8
atom lainnaya yang berada pada diagonalnya. Struktur ini memiliki jumlah atom yang
berdekatan 2 buah yang disebut bilangan koordinasi.

Gambar1.5 Struktur kristal kubus berpusat di badan


Ada struktur kristal yang hanya dimiliki beberapa material kristal disebut
dengan polymorphism. Selain itu ada strktur kristal logam dari
carbon yaitu nanotube yang hanya untuk miniaturisasi peralatan, atau pada kristal
logam gas mulia, seperti (He, Ne, dan Ar). Proses ini diawali dengan Proses tersebut
diawali dari bentuk gas yang berubah menjadi cairan dilanjutkan dengan pembentukan
kristal yang memiliki titik leleh rendah. Kristal tersebut umumnya transparan, dan bersifat
sebagai isolator.

Gambar1. 6 Beberapa struktur kristal yang sudah ditemukan

METODE SINTESIS

Pada metode sintesis logam ini akan membahas tentang sintesis


pada La1-xSrxCoO3- dengan Metode Sol-Gel. Pada lanthanida
oksida (La203) yang dilarutkan dengan air sedikit demi sedikit hingga
terbentuk larutan La203. Kemudian campurkan garam nitrat [Sr(NO3)2]
dan Co(NO3)3 hingga tercampur homogen. Untuk asm nitrat ditambahkan
dengan perbandingan 1:1 (kation: Asam Nitrat). Agar airnya berkurang
maka dilakukan evaporasi dengan pemanasan larutan selama kurang
lebih 3 menit dengn suhu 800C hingga berbentuk gel. Selanjutnya
dilakukan pengeringan dalam oven dengan duhu 100 0C. Kemudian
dianalisa DTA/TGA untuk mendapatkan suhu kalsinasi pada suhu 750 0C
selama 2 jam.

SIFAT-SIFAT FISIS LOGAM

I. Titik leleh dan titik didih


Kebanyakan dari logam memilki titik leleh dan titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Karena kekuatan logam tergantung pada
jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron dan pada
susunan atomnya. Tetapi untuk logam-logam golongan 1 seperti Natrium
dan Kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah dikarenakan
satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatannya, terapi ada penyebab
lainnya yaitu:

Karena unsur golongan 1 tersusun tidak efektif dan juga ukuran atom yang
relatif besar.

II. Daya hantar listrik

Logam dapat menghantarkan listrik karen Elektron yang ter delokalisasi


bergerak ke seluruh bagian struktur 3 dimensi. selama atom saling
bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.

III. Daya hantar panas

Logam adalah knduktor panas yang baik.

IV. Kekuatan dan kemempuan kerja

Ketika logam berbentuk elastis, ketika tekanan diterpakan pada logam


tersebut akan meregang, begitu juga sebaliknya logam akan kembali ke
bentuk semula.
V. Kekerasan logam

Karena logam memiliki butiran yang tersusun sebagaimana metinya, hal


ini mengakibatkan logam lebih keras. . Kenaikan jumlah batas butiran
tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat
logam menjadi rapuh.

VI. Pengontrolan ukurab butiran kristal

Pengontrolan ini dengan pemanasan biala ingin logam menjadi sususnan


lebih rapi dan pendinginan untuk membuat logam lebih keras.

2. KERAMIK

Keramik berasal dari bahasa yunani yaitu ceramos(pembuat


barang tembikar tanah liat) dan bahasa
inggris ceramic adalah material anorganik dan non-metal.
Umumnya keramik adalah senyawa antara logam dan non logam. Keramik
sudah digunakan sekitar sebelum 4000 SM yang sudah digunakan
sebagai busi isolator listrik dan kekuatan terhadap suhu tinggi yang dapat
menghasilkan jenis keramik yang sangat berkualitas.

Keramik sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. keramik tradisional yang biasanya terbuat dari tanah liat,

contoh: porselen, batu ubin, gelas, whiteware, sewer


piper, dll,
Gambar 2.1 hasil keramik tradisional (guci)

2. keramik modern yang biasanya mempunyai ruang lingkup yang lebih


luas dan mempunyai efek dramaris yang lebih bermanfaat untuk
kehidupan manusia atau biasanya disebut keramik industri, keramik
teknologi tinggi dan keramik halus,

contoh: pemakaian pada benda-benda elektronik,komputer,


aerospace, heat changers, turbin, dll.

Gambar 2.2 hasil keramik teknologi tinggi brake system used in the

Audi R8 super sports car. (photo by Quincy Liang)


JENIS IKATAN PADA KERAMIK

Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik, yakni ikatan ionik dan kovalen.
Sifat keseluruhan material bergantung pada ikatan yang dominan. Bahan keramik dapat
dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non kristalin). Dalam material
kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang dalam material
amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh keteraturannya
tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2,
(lihat gambar, a struktur yang kristalin, b amorf).

Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen) dan struktur internal (kristalin atau
amorf) mempengaruhi sifat-sifat bahan keramik. Sifat termal penting bahan keramik
adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas
termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas
dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk
vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan. Keramik biasanya memiliki ikatan yang
kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi
tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.

STRUKTUR KRISTAL KERAMIK

Sruktur kristal keramik bisa biasanya berupa kristal tunggal atau


struktur polikristal yang mempunya banyak bijian. Struktur kristal terdiri
dari ion-ion.

-kation adalah ion negatif dan anion adalah ion positif.


Struktur keramik kubus

Gambar 2.3 Struktur keramik


kubus

Struktur keramik tetrahedron


Gambar 2.4 Struktur keramik tetrahedron
Struktur keramik triangle
Gambar 2.5 Struktur keramik triangle

Struktur keramik oktahedron (NaCl)


Gambar 2.6 Struktur keramik oktahedral (NaCl)

METODE SINTES

Pada keramik ini yang akan disintesis adalah


mensintesis ubahan gradual Al2TiO5/Al203 dengan aditif MgO
untuk aplikasi suhu tinggi.

Komposit keramik berbasis aluminium titanat (Al2TiO5,


AT) berpotensi sebagai bahan yang memiliki ketahanan sifat fisik mekanik
pada suhu tinggi karena koefisien muai panjangnya yang mendekati nol
( 0.4x 10-6C-1) dan titik lelehnya yang relatif tinggi (>2000C). Potensi
ini semakin meningkat bila komposit dapat disintesis dalam bentuk bahan
ubahan gradual (functionally graded material, FGM), karena kegradualan
komposisi menurut kedalaman dapat membantu meredam
perambatan retak. Masalah utama dalam sintesis kerarnik AT ialah
terurainya bahan ini menjadi alumina (Al2O3) dan rutile (TiO2). Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa dekomposisi AT ini dapat dicegah, salah
satunya, dengan menambahkan magnesia (MgO). Namun, masalah lain
muncul pada sintesis FGM berbasis AT, karena penambahan MgO yang
tidak optimum dapat menghasilkan keramik AT yang sifat fisiknya jauh
dari yang diharapkan. Tujuan penelitian ini ialah mensintesis FGM T/A
dengan tambahan MgO sebagai penstabil AT dalam jumlah optimum.
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan metode yang tepat
untuk meningkatkan kandungan AT di dalam FGM.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi serbuk-serbuk


alumina dan magnesia serta cairan yang mengandung TiCl 3. Prakerarnik
alumina dan alumina-magnesia dibuat dengan mengepres serbuk
alumina, diikuti dengan prasinter pada suhu 900-1000C selama 1 jam.
Metode sintesis yang digunakan ialah infiltrasi prakerarnik alumina
dengan cairan yang mengandung TiCl 3. Untuk studi kinetika infiltrasi,
teknik yang digunakan ialah infiltrasi total, sedangkan untuk pembuatan
komposit berbasis AT digunakan teknik infiltrasi parsial.

Metode lain yang digunakan termasuk infiltrasi yang diragamkan


dengan waktu, infiltrasi berulang, dan infiltrasi dalam vakum. Metode
pencirian bahan meliputi pemakaian sedigraf untuk ukuran butir, difraksi
sinar-x untuk identifikasi fase dan analisis komposisi, alat analisis termal
diferensial/TG untuk identifikasi perubahan fase karena perilaku suhu, dan
mikroskopi elektron payar untuk mengamati mikrostruktur. Tungku suhu
tinggi digunakan untuk (1) prasinter, pembuatan prakeramik, (2) studi
kinetika infiltrasi, (3) sinter, dan (4) studi dekomposisi. Komposisi
dianalisis dengan metode Rietveld atau nisbah intensitas terpadu
(aproksimasi).

Pada penelitian lanjutan, prakeramik alumina-magnesia (0, 2, dan


5% bobot) diinfiltrasi parsial dan berulang hingga 10 kali. Kenaikan massa
prekursor meningkat secara linear dengan pengulangan hingga 8 kali.
Kajian komposisi pada FGM MgO-AT/A yang telah disinter pada suhu
1450C selama 3 jam menunjukkan bahwa kandungan ATdi permukaan
keramik dapat mencapai 70-80% (bobot), dibandingkan dengan 44% pada
FGM AT/A-zirkonia yang diinfiltrasi 24 jam 1 kali sebagai pembanding.
Studi komposisi menurut kedalaman menunjukkan bahwa ketajaman
penurunan konsentrasi AT juga menurun menurut kedalaman, dengan
kata lain, konsentrasi AT menurun secara gradual.

Dekomposisi FGM MgO-AT/A dikaji dengan cara anil pada suhu 800-
1000C selama 0-200 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa AT
terdekomposisi lengkap menjadi alumina dan rutile pada suhu di atas
900C dan waktu anil >80 jam. Sebaliknya, terbukti bahwa MgO (melalui
terbentuknya spinel MgAl2O4) berperan cukup efektif dalam mencegah
dekomposisi AT pada keadaan itu. Dari kajian ini disarankan penerapan
suhu operasi FGM AT/A dengan aditif MgO tidak lebih dari 900C.
Meskipun MgO dapat menghambat dekomposisi AT, pada suhu di atas
900C dengan waktu anil >80 jam perlahan-lahan AT akan
terdekomposisi.

Kajian mikrostruktur mengindikasikan sifat fisik mekanik FGM MgO-


AT/A lebih baik daripada keramik AT murni. Rendahnya konsentrasi spinel
(<5%) yang dapat menghambat dekomposisi AT diperkirakan tidak
banyak mempengaruhi koefisien muai panjang FGM. Dengan kombinasi
koefisien muai rendah dan sifat fisik mekanik yang baik, FGM MgO-AT/A
diharapkan memiliki kinerja lebih baik daripada FGM AT/A.
SIFAT FISIS DARI KERAMIK

Kebanyakan dari jenis keramik mempunyai sifat rapuh atau


britle, terutama dari jenis keramik tradisional. Meskipun ini tidak untuk
semua jenis keramik, coba dibandingkan antara piring yang terbuat dari
keramik dengan membandingkan dengan piring yang terbuat dari logam.
Tetapi berbeda dengan keramik yang terbuat dari sintering atau campuran
dari sintering dan logam, seperti halnaya keramik tradisional hanya
mampu berrtahan pada suhu 120 0C sedangkan yang dari enginering
mapu sampai 20000C.

Setelah dilakukan beberapa penelitian keramik memeiliki


sifat-sifat bahan sebagai berikut:

a. Mekanik

Keramik biasanya materias yang kuat dan tahan korosi, sifat-sifat ini
bersamaan dengan kerapatan yang rendah dan tititk lelehnaya yang
tinggi yang menjadikan keramik material yang menarik.

Kerapuhan dalam keramik merupakan keterbatasan, karena keramik


cenderung untuk patah secara tiba-tiba dengan deformasi plastik yang
sedikit. Tetapi dalam logam memungkinkan atom tangganya dapat
berubah-ubah tanpa memutus ikatan strukturnya, yang memungkinkan
logam terdeformasi dibawah tekanan. Keramik akan bertahan karena
iktan ion dan kovalennya yang tidak mudah geser.
Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular)
dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan
tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh
butiran atau kasar.

b. Sifat Termal

Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien


ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas
yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.

Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.

Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-


atom yang bervibrasi. Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan atom-
atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah gelombang yang bergerak
dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak dalam bahan
sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon .

maupun cacat kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat


kristal menyebabkan fonon selalu terhambur sehingga keramik
merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran panas oleh
elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena
elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.

Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah


pada pesawat ruang angkasa. Hampir semua permukaan pesawat
tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari serat silika amorf. Titik leleh
aluminium adalah 660oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat yang
terbuat dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat
midcapi 140oC.

c. Sifat Listrik

Sifat bahan listrik sangat bervariasi, karena keramik dikenal dengan


isolator yang baik. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat di
polarisasi dan digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan
elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor, bahan ini memiliki hambatan=0. Akhirnya keramik yang
disebut dengan piezoelektrik dapat menghasilkan respond listrik akibat
tekanan mekanik atau sebaliknya.

Bahan dielektrik adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat


molekuler. Material semacam ini di gunakan untuk menyimpan muatan
listrik dan elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan
bermuatan punuh, arus tidak akan mengalir. Namun dengan tegangan
tinngi yang dapat mengeksitasielektron dari pita valensi ke pita konduksi.

Ada beberapa keramik yang dapt menghasilkan kekuatan dielektrik yang


sangt besar , seperti porselen sampai 160 kv/cm.

Ada beberapa keramik yang memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistriakan


tekan, yang merupakan bahan canggih yang bisanya digunakan sebagai
sensor, atau tranduser yang terdapat pada mikrofon, dan lain-lain. Dalam
bahan keramik ada juga yang dapat juga di hantarkan oleh ion-ion.
Kemampuan penghantar ion didasarkan pada anion oksigan yang
bergerak, tetapi tetap berupa isolator. Contoh padatan ionik adalah
Zirkonia ZrO2 yang distabilkan dengan kalsia (CaO).

d. Sifat Optik

Keramik juga memiliki sifat optik, karena sifat bahanya yang transparann,
translusen, atau opaque. Seperti gelas yang dapat mentransmisikan
cahaya dengan difusi, seperti gelas terfrosted (bahan transfulen). Maka
dari itu ketika cahaya mengenai keramik itu cahaya akan ditranmisiskan,
diabsorpsi, atau dipantulkan. Dua mekanisme penting interaksi cahaya
denegn partikel dalam adalah polarisasi elektronik dan transisi elektron
antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh
medan listrik dari cahaya.

Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital


dalam pita valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita
konduksi. Gap antara pita valensi dan pita konduksi disebut gap energi.

3. POLIMER
Polimer atau polimerisasi berasal dari dua kata yaitu poli dan meros. Poli
berarti banyak sedangkan meros berarti bagian, polimer berarti banyak bagian,
terdiri dari banyak monomer yang membentuk polimer atau blok yang dihubungkan
dengan iktan-ikatan kovalen. Polimer tersusun atas monomer. Monomer monomer
tersebut dihubungkan melalui suatu reaksi dimana dua molekul berikatan secara kovalen
satu sama lain melalui pelepasan satu molekul air. Reaksi ini disebut kondensasi atau
dehidrasi. Ketika suatu ikatan terbentuk antara 2 monomer,tiap molekul memberikan
gugus hidroksil (-OH), sementara yang lainnya memberikan hidrogen (-H). Polimer juga
dapat diuraikan menjadi monomer melalui hidrolisis, contohnya adalah pencernaan.

Reaksi

polimerisasi
Monomer polimer
Gambar3.1 reaksi penggabungan monomer-monomer untuk menjadi polimer
dengan contoh asam amino

Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang
dapat membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel di bawah ini menunjukkan
beberapa contoh polimer, monomer, dan unit ulangannya.

Monomer unit ulangan


Polimer

Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl

Poliisobutilena
polistirena

Polikaprolaktam (nylon-
6)

Poliisoprena (karet
alam)
Tabel2.1 Polimer, monomer, dan unit ulangannya

Polimer adalah gabungan dari beberapa monomer, gabungan dari beberapa


monomer itu diberi nama, seperi tabel di bawah ini

Tabel2.2 Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber


monomernya dan IUPAC

Nama Sumber Nama IUPAC

Polietilena Poli(metilena)

Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)

Polistirena Poli(1-feniletilena)

Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)

Poli(-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)

Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

berdasarkan asal polimer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari metabolisme makhluk hidup,

Contoh: pati, selulosa, protein, lipid, asam nukleat.


Gambar3.2 macam-macam struktur lipid

2. Polimer Sintetik

Polimer sintetik adalah polimer yang tidak berasal dari alam atau metabolidme
makhlukhidup, tetapi buatan manusia yang biasanya disebut dengan plastik, Polimer
sintetis merupakan hasil sintesis senyawa-senyawa organik di mana molekulmolekul
yang berupa monomer bergabung membentuk rantai panjang melalui ikatan
kovalen. Walaupun, kebanyakan polimer sintetik boleh diklasifikasikan dalam tiga
kumpulan utama : thermoplastik, thermoset dan elastomer.

Contoh: polietilena dan polivinil klorida, nylon.

Gambar3.3 tas plastik yang terbuat dari polietilena


Gambar struktur polietilena pada plast

Gambar3.4 struktur polietilena pada tas plastik

Berdasarkan cara polimerisasinya, polimer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Polimer adisi

Polimer adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
diikuti oleh adisi monomer.

Yang termasuk dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena
(plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC,
dan poliprepilena (plastik).

2. Polimer kondensasi
Polimer kondensasi adalah polimer yang terbentuk karena
monomer-monomer saling berikatan dengan melepaskan molekul
kecil (H2O, NH3).
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida,
(melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.

Berdasarka reaksi polimer terhadap kalor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Polimer termoplastik/termoplas

Polimer termoplastik adalah polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
kembali ke bentuk semula.

Contoh: PVC, polietilena, polipropilena

2. Polimer termosetting

Polimer termosetting adalah polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak
dapat kembali ke bentuk semula.

Contoh: melamin, selulosa.

IKATAN PADA POLIMER


Ikatan dalam polimer dapat dibedakan dalam 2 kelompok yaitu ikatan primer dan
iktan sekunder. Ikatan primer dari suatu polimer adalah ikatan kovalen, yaitu iktan
antar atom yang digunakan secra bersamaan. Ikatan sekunder dalam suatu polimer
adalah ikatan ion, hidrogen, dan wander waals. Ikatan primer kovalen merupakan ikatan
atom yang sangat kuat dibanding ikatan atom sekunder, 10 hingga 100 kalinya.
Gambar3.5 ikatan primer kovalen di dalam ethylene C2H4

STRUKTUR KRISTAL POLIMER

Berdasarkan strukturnya polimer dapat dibedakan atas:

a) Chain linearty

Chin linearty adalah polimer yang terdiri dari rantai utama yang tidak dipengaruhi
oleh persistence length (sifat dasar mekanis yang mengukur kelakuan dari polimer
panjang. Polimer lurus ini memiliki beberapa tipe, antara lain:

i. Linear polimer

Terdiri atas satu cabang rantai yang kontinu tanpa ada percabangan.

Seperti gambar di bawah in

ii. Branched Polymer


Branched polymer terdiri atas satu rantai utama yang mempunyai rantai
molekul lebih kecil sebagai cabang. Sebuah struktur rantai bercabang
cendrung menurunkan tingkat kristanilitas ( cristanility ) dan kepadatan
( density ) polymer tersebut. Susunan geometrik dari ikatan bukan
merupakan penyebab bervariasinya stuktur polymer.

Branched polymer terbentuk ketika terdapat rantai cabang yang


menempel pada rantai utama.contoh sederhana dari branched polimer.

iii. Cross-Linking

Cross-linking dalam polymer terjadi ketika ikatan valensi primer terbentuk


antara moleku-molekul rantai polymer yang terpisah. Selain ikatan
dimana monomer membentuk rantai polymer, ikatan polimer yang lain
terbentuk diantara polimer tetangganya. Ikatan ini dapat terbentuk secara
langsung diantara rantai tetangganya, atau dua rantai dapat terikat
menjadi rantai yang lain. Walupun tidak sekuat ikatan pada rantai, cross-
links mempunyai peran yang sangat pentin pada polimer. Polimer
mempunyai ikatan cross-links yang banyak mempunyai "memory." Ketika
polymer diregangkan, ikatan cross-links mencegah rantai untuk berpisah.
Ikatan ini memperkuat, namun ketika tegangan dihilangkan maka struktur
akan kembali ke bentuk semula dan objek pun demikian.

Gambar3.6 branched polymer dan cross-linked polymer.

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :

1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil

3. Termoplastik.

METODE SINTESIS

Metode sintesis digunakan untuk menghasilkan bahan yang berkualitas baik,

Sintesis senyawa kimia umumnya dilakukan melalui reaksi kimia


yang berlangsung pada fasa homogen kelemahan reaksi pada fasa
homogen adalah pemisahannya sulit. Dalam metode sintesis ini akan
akan mensisntesissenyawa polimer orto-nitro-parakresol-
formaldehid yang menggunakan metode polimerisasi dengan
(25)
formaldehida melalui reaksi substitusi nukleofilik denagn basa . Tetapi
sebelum membentuk polimer harus mensintesis monomer senyawa orto-
kresol dengan metode nitrasi dan memisahkan kemurniannya dengan
metode destilasi uap dan kolom kromatografi.

Metoda yang digunakan untuk karakterisasi senyawa monomer adalah


dengan titik leleh, spektroskopi UV, dan spektroskopi IR, sedangkan
metoda karakterisasi senyawa polimer menggunakan spektroskopi IR,
metoda anhidrida asam asetat yang dilakukan untuk menentukan jumlah
gugus OH, penentuan daya tahan polimer terhadap perubahan suhu, dan
juga spektroskopi massa.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Nitrasi (HNO3 dan H2SO4)

Para-kresol

Orto-netro-para-
kresol
Dipisahkan dan dimurnikan

(destilasi Uap dan kolom kromatografi)

Dikarakterisasi (sifat fisik (titik leleh), UV, IR)

Polimerisasi dengan formaldehid (suasana basa)

PPolimer orto-nitro-
para-kresol-
Ssenyawa polimer
formaldehid.
formaldehid dari
orto-nitro-para-
kresol
Dikarakterisasi dengan

Penentuan jumlah gugus fungsi,

IR, dan spektofotometer massa

Untuk pembuatan sintesis ini dimulai dengan pembuatan Monomer/


Sntesis Orto-Nitro-Para-Kresol dilanjutkan dengan pembuatan polimer
Orto-Nitro-Para-Kresol, yaitu sbb:

I. Pembuatan Monomer/sintesis Orto-Nitro-Para-Kresol

Hasil reaksi nitrasi para kresol didestilasi uap dan diperoleh destilat
berupa padatan kuning pada suhu dibawah 26 C dengan titik leleh 33 - 35
C. Dari 25 gram para-kresol dan 70 mL larutan asam nitrat dan asam sulfat 1
: 1 diperoleh 13,8 gram. di TLC (kromatografi lapis tipis) dan didapat 2 noktah
karenanya dilakukan kromatografi kolom dengan pengeluen n-heksana yang
kemudian dipolarkan sedikit demi sedikit dengan benzena, semua fraksi
dengan warna yang sama dikumpulkan dan diuapkan pelarutnya diperoleh
padatan berwarna kuning dengan titik leleh 33 34 C, sebanyak 10,84 gram
dan padatan berwarna jingga dengan titik leleh 76 78 C, sebanyak 1,70
gram. Dari data literatur diperoleh titik leleh senyawa orto-nitro-para-kresol
33 - 35 C. Dari data spektrum UV dengan menggunakan pelarut n-heksana
diperoleh yang menunjukkan bahwa dalam senyawa yang berwarna kuning
ini terdapat suatu aromatik yang karena adanya gugus kromofor mengalami
pergeseran ke arah yang lebih panjang. Dari data spektrum IR diperoleh
bahwa terdapat vibrasi untuk gugus fung OH, NO 2, CH3, dan benzena yang
menunjang bahwa senyawa berwarna kuning merupakan senyawa orto-nitro-
para-kresol (ONPC).

II. Pembuatan Polimer/Sntesis Polimer Orto-Nitro-Para-Kresol-


Formaldehid

Saat ditambah larutan NaOH senyawa ONPC berubah menjadi merah


darah setelah dipanaskan pada 80 C warna mulai muda dan pada
pemanasan 135 C warna menjadi merah cabe dan memadat yang
padatannya agak lunak. Uji ketahanan terhadap panas ternyata warna
menjadi hitam dan timbul api pada suhu pemanasan 105 - 110 C tanpa ada
pelelehan. Padatan merah yang tidak larut dalam eter dibiarkan kering
(eternya dibiarkan menguap) maka endapan berbentuk padat halus yang
larut dalam air dan larutannya berwarna jingga merah. Dari data penentuan
jumlah gugus fungsi OH untuk polimer hasil polimerisasi ternyata mempunyai
jumlah ekiven terhadap OH sebanyak 2 buah. Data hasil spektrum IR didapat
adanya vibrasi dari gugus OH, NO2, CH3, benzina, dan gugus C-O-C (eter) dari
diaril dan alkil aril . Dari data spektofotometer massa diperoleh harga m/e
adalah 512 yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut hanya berupa dimer

SIFAT FISIS

Sifat-sifat mekanik dan fisik dari polimer sangat dipengaruhi oleh


derajat

kekristalannya. Sifat-sifat mekanik yang dipengaruhi oleh derajat


kekristalan

misalnya adalah kekakuan (stiffness), kekerasan (hardness), dan keuletan

(ductility) . Sedangkan sifat-sifat fisik yang berhubungan dengan derajat

kekristalan misalnya adalah sifat-sifat optik dan kerapatan (density) dari


polimer.

polimer seperti itu memiliki sifat rekat/kekentalan yang tinggi. Saat


temperatur berubah menjadi dingin dengan cepat, kristalin berada dalam
keadaan lebih stabil sedang pergerakan molekul menjadi terlalu pelan
atau geometri terlalu kaku untuk membentuk kristalin.Polimer juga
tegantung pada temperatur yaitu respon terhadap gaya, sebagaimana
diindikasika oleh dua sifatnay yaitu elastis dan plastis. Kebanyakan
material mendemonstrasikan kombinasi dari perilaku elastis dan plastik,
memperlihatkan perilaku plastik setelah melebihi batasan elastis.

Anda mungkin juga menyukai