Anda di halaman 1dari 14

Case I ATH Technologies, Inc : Making the Numbers

I. The Founding of ATH Technologies, Inc


Questions :
1. Does the earn-out structure focus on right performance goals?
Struktur earn-out yang digunakan saat ini pada dasarnya ditargetkan untuk tiga
performance goals. Pertama, persetujuan produk baru (yaitu kualitas produk dan
kelayakan). Kedua, adalah pada pencapaian keunggulan teknologi (berfokus pada
inovasi dan keunggulan dalam pengembangan produk). Ketiga adalah atas dasar
pencapaian pertumbuhan dan pendapatan target (manajemen pendapatan dan
manajemen laba). Struktur earn out dikembangkan sebagai sebuah sistem yang
bermanfaat bagi pengembangan organisasi secara keseluruhan. Namun struktur ini
difokuskan pada short term goal dan profit maximization, bukan bertujuan untuk
pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Tujuan kinerja yang tepat harus terpisah
dari aspek keuangan, difokuskan pada faktor-faktor lain seperti kepuasan
pelanggan, pengendalian internal dan manajemen dan pendidikan karyawan dan
inovasi. Sebuah pengukuran kinerja yang tepat harus align dengan tujuan
organisasi. Meskipun struktur earn out yang diusulkan oleh Scepter tampak
menjanjikan dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang hal ini hampir tidak
mampu menutupi masing-masing empat aspek sehingga tidak akan cukup efektif
untuk mendorong organisasi dan tenaga kerja terhadap panjang tujuan jangka
panjang organisasi.

Should Scepter Pharmaceutical put additional controls on this


entrepreneurial firm?
ATH sebagai perusahaan yang diakuisisi memiliki sebuah parameter
kesuksesan yang ditentukan oleh Scepter Pharmaceutical Inc. Untuk itu
Scepter perlu membuat kontrol yang efektif untuk mengontrol efisiensi
operasional dari ATH. Salah satunya dengan membuat kontrol untuk
memaksimalkan utilisasi dari semua resources yang ada di ATH. Kontrol
lainnya yaitu pengukuran kinerja pada struktur earn out secara ketat dan
berkala sehingga setiap penyimpangan dari tujuan merger yang ada dapat
dilacak.
2. If you were President of ATH Technologies, how would you communicate
and motivate employees to achieve profit and performance goals?
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyelaraskan tujuan di
organisasi agar strategi yang dibuat dapat dilakukan secara efektif. Kemudian
sebagai seorang Presiden harus mampu berkomunikasi untuk mengetahui harapan
karyawan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka di mana saja. Hal
ini untuk memastikan bahwa mereka benar-benar sejalan dengan tujuan yang
organisasi, dan sadar tentang kontribusinya terhadap misi dan visi utama
organisasi. Komunikasi pada perusahaan dapat dilakukan dengan sistem scorecard.
Selanjutnya juga penting untuk berkomunikasi tentang reward berdasarkan kinerja
dan pencapaian target untuk mempromosikan produktivitas, demikian dengan
menempatkan bersama-sama tujuan dan manfaat yang perlu secara bersamaan
dikomunikasikan untuk memotivasi karyawan.

What are the appropriate performance goals for employees to focus


on?
1. Job Goals: Gol dengan jelas menguraikan kewajiban karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Tujuan tersebut harus secara khusus
dipersonalisasi sesuai setiap karyawan dan posisi masing-masing.
2. Profesional Development Goals: Gol ini ditetapkan dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan pengembangan aspek teknikal dari setiap
profesional di perusahaan.
3. Performance Goals: Ketika kita merujuk ke tujuan kinerja maka kita
berbicara tentang hasil akhir tertentu yang merupakan kunci kesuksesan
organisasi. Dengan adanya performance goals kita dapat melihat seberapa
jauh kontribusi seorang karyawan terhadap perusahaan sesuai dengan
bidangnya.

How would you communicate and control events and employee


actions that could put business objectives at risk?
1. Melakukan diskusi perencanaan strategis di perusahaan khusus untuk
perspektif risiko. Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai sebuah tools
bagi manajemen untuk mengukur komunikasi dan strategi.
2. Setelah risiko diidentifikasi, Risk Event Card dapat dibuat berdasarkan peta
strategi perusahaan. Risk Event Card ini mempunyai sebuah daftar
konsekuensi dari suatu peristiwa proses operasional, kemungkinan terjadinya,
indikator kunci dan tindakan prevenntif yang dapat dilakukan untuk
mengurangi ancaman.
3. Selanjutnya sebuah mapping untuk visualisasi resiko dapat dibuat.
Mapping ini memvisualisasikan kemungkinan dampak risiko di seluruh entitas
dalam suatu organisasi selama pengambilan keputusan.
3. What are the best financial measures to assess ATH Technologies
performance? Why?
Sebagai financial measurement kita dapat menggunakan ROA, ROE, dan EVA. Kita
menggunakan ROA untuk melihat seberapa jauh ATH telah melakukan utilisasi dari
asset-aset yang dimilikinya. Dan ROE untuk melihat berapa besar return yang
diberikan ke shareholdernya saat ini. Untuk di masa mendatang kita dapat
menggunakan EVA. Economic Value Added (EVA) adalah pengukuran performa
perusahaan di masa depan mengunakan proyeksi arus kas, mendiskontokan nilai
yang didapat setiap tahunnya untuk melihat nilai yang akan diperoleh saat ini.

II. Growth Phase : 1990 1991


1. How would you evaluate the performance of ATH Technologies, Inc
during the growth period?
Tujuan dari ATH selama periode pertumbuhan adalah untuk memperoleh market
share sebanyak-banyaknya sehingga strategi pengembangan produk sangat agresif
pada tahun 1990-1991 (dilihat dari biaya Marketing dan R&D). Meskipun manajer
senior ATH ini berencana untuk langkah strategis, mereka belum siap untuk
mengeksekusinya dengan cara yang efektif. Evaluasi kunci dari kinerja ATH adalah
sebagai berikut:
1. Manajer senior terlalu focus untuk memperoleh market share sehingga mereka
mengabaikan faktor-faktor lain seperti skema bonus karyawan yang tidak terkait
secara sistematis. Skema kompensasi yang digunakan yaitu untuk kinerja individu
bukan sistem bonus sehingga dapat mengakibatkan kinerja karyawan yang kuran
optimum.
2. ATH tidak cukup inovatif seperti yang telah diceritakan pada soal. Hal ini
kemudian memungkinkan teknologi baru yang lebih kompetitif di Eropa dapat
menurunkan market sharenya.
3. Pada awalnya tujuan dari ATH adalah untuk meningkatkan revenue dan bottom
line, maka mereka mengabaikan cost of productions yang seharusnya bisa
dioptimalisasi untuk mencapai contribution margin tertentu. Hal ini akan membantu
menutup pengeluaran biaya tetap dan biaya lainnya.

What is the strategy of the business?


Strategy dari ATH adalah untuk mendapatkan market share sebanyak-
banyaknya dan berfokus pada peningkatan reenue. Dapat dilihat dari
pengeluaran untuk biaya marketing dan R&D sangat signifikan pada tahun
1990-1991. Para senior manager mempunyai persepsi dengan mempunyai
market share yang besar dan menjadi major player di industry akan
menyelesaikan masalah bottom line.
How should performance be measured and analyzed?
Performance measurement merupakan sebuah tool yang dapat digunakan
manajemen untuk mengontrol outcomes dari keputusan yang dibuat yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran yang
perlu dilakukan untuk mengontrol outcomes tersebut adalah :
1. Pengukuran Performa Financial
Dengan melakukan pengukuran ini maka profitabilitas perusahaan dapat
dipantau setiap saat.
2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Dengan kita mengetahui tingkat kepuasan pelanggan maka kita dapat
mengetahui produk yang dijual oleh ATH sudah sesuai ekspektasi pasar atau
belum. Selain itu perlu juga mengetahuii customer feedback terhadap produk
sehingga dapat dilakukan improvement secara terus menerus.
3. Pengukuran Tingkat Kinerja Karyawan
Dengan mengetahui kinerja karyawan maka kita dapat mengetahui seberapa
jauh goal dari perusahaan sudah tercapai. Karena goal perusahaan
merupakan akumulasi dari goal individu yang ada.
4. Pengukuran Kinerja Dibandingkan Kompetitor

Which additional measures would you use to implement the strategy?

What are the characteristics of a good measure?


2. If you were President of ATH Technologies, what would you do to focus the
attention and efforts of your employees?
3. What is your assessment of ATH Technologies financial performance? Using the
measures you choose, what are your expectattions for its future financial
performance?
III. Push to Profitability : 1992
1. How did managers at ATH Technologies, Inc achieve their profit and
performance goals during 1992?
What role did control system play in ATHs success and problems?
How could top management have avoided the actions by employees
that lead to the FDA investigation?
What are the possible consequences of these events on the
companys reputation?
Banyaknya produk yang cacat dan hasil buruk penilaian kualitas yang dilakukan
FDA, bahkan terdapat kemungkinan FDA menghentikan segala operasi perusahaan
jika tidak memperbaiki kualitasnya memiliki dampak yang sangat negatif bagi
reputasi perusahaan. Seperti produk kesehatan lainnya, alat-alat kesehatan sangat
sensitif dengan pemberitaan yang ada karena kualitasnya berkaitan langsung
dengan keselamatan seseorang. Dengan adanya kasus seperti ini para konsumen
yang sebelumnya menggunakan akan berpikir ulang karena reputasi yang dimiliki
perusahaan menjadi buruk setelah mendapat teguran FDA mengenai buruknya
kualitas yang dihasilkan. Para konsumen akhir yaitu pasien, pun akan sadar
mengenai kasus ini sehingga para penyedia jasa kesehatan tidak akan mengambil
resiko kehilanggan pasien dengan menggunakan alat kesehatan dari perusahaan
yang memiliki reputasi yang kualitasnya buruk.

2. If you were the President of ATH, what would you do to get the business
back on track?
Untuk mendapat kepercayaan kembali dari konsumen ATH harus menyelesaiakn
masalah utama yang menyebabkan reputasinya buruk yaitu kualitas. Insentif yang
sebelumnya diberikan hanya berdasarkan keuntungan terbukti salah karena
mengabaikan kualitas produk dan membahayakan kelangsungan perusahaan.
Managemen ATH perlu menyeimbangkan antara profit, growth, dan pengendalian
terhadap kualitasnnya. Untuk menjaga kualitas tetap baik, sehingga kinerja yang
baik tidak hanya dilihat sebagai bagaimana mendapatkan pendapatan yang tinggi
namun juga mempertimbangkan sustainability perusahaan. Sehingga insentif yang
diberikan karyawan berdasarkan kinerja diperbaiki dari sebelumnya dengan
mempertimbangkan tingkat cacat produk yang dihasilkan.
Jika output dari perusahaan sudah memiliki kualitas yang sesuai, maka manajemen
dapat menyusun strategi untuk memperbaiki reputasi perusahaan seperti
melakukan publikasi bahwa perusahaan memiliki sistem pengendalian kualitas yang
baik sehingga kejadian sebelumnya tidak akan terjadi kembali. Sertifikasi dalam
kualitas dapat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dalam
mengunakan produk ATH. Kemudian untuk mempercepat agar penjualan kembali
meningkat, insentif terhadap harga jual dan sistem pembayaran dapat dilakukan
untuk mengakselerasi besarnya penjualan.

IV. Refocus on Process : 1993-1994


1. Why did senior manager introduce a vision and belief statement?
Surat peringatan yang berisi 150 poin tentang dari The Federal Drug Administration
(FDA) menjadi indikasi bahwa proses bisnis yang sebelumnya dilakukan belum
mencerminkan tujuan akhir yang diharapkan. Oleh karena itu senior manajer
menyusun visi agar tujuan yang ingin dicapai perusahaan jelas untuk semua pihak
termasuk para karyawan. Sehingga ada acuan bagaimana proses bisnis yang baik
dan memberikan hasil seperti visi perusahaan. Setelah visi terbentuk senior
manajer mengkomunikasikan visi dan strategi itu ke seluruh pegawai dengan
harapan seluruh pegawai mengerti dan bekerja untuk mencapai visi yang sama.

2. Why did managers at ATH technologies Inc change their performance


measures?
Tujuan atau visi yang berbeda membutuhkan alat ukur keberhasilan yang berbeda.
Teguran keras yang diberikan FDA membuktikan alat ukur kinerja (performance
measures) sebelumnya yang lebih mengutamakan profit daripada kualitas produk
dan keselamatan konsumen terbukti tidak tepat digunakan. Sehingga untuk
menghidari hal tersebut terjadi kembali dan untuk memperbaiki produk yang
dihasilkan maka perusahaan pun perlu merubah pengukuran kinerja yang lebih
sesuai dengan visi perusahaan.

John Frost includes both process and output measures. Why? What is
he trying to accomplish?
John Frost menggunakan kedua pengukuran tersebut karena kedua pengukuran
tersebut saling melengkapi. Walaupun hasil produksi berupa produk tangible
tetapi tidak cukup hanya melakukan pengukuran terhadap hasil, pengukuran
pada saat proses penting dilakukan untuk menekan tingkat produk cacat atau
dengan kata lain melakukan tindakan preventif sehingga dapat dideteksi
sebelum terlambat sehingga produk membutuhkan proses pengerjaan ulang.
Proses pengerjaan ulang akan berakibat langsung memperbesar biaya yang
harus ditanggung perusahaan jika tingkat pengerjaan ulangnya tinggi.

He also includes ratio and ordinal measures. What are the


advantages and problems of each type?
Customer contact error dan backorder termasuk ke dalam pengukuran rasio.
Product defects dan new product delays termasuk ke dalam pengukuran ordinal.
Keuntungan pengukuran tersebut berguna sebagai pengendalian kualitas
(quality control) dan berguna sebagai pengendalian kontrol bagi seluruh
organisasi.

Why did John Frost include departmental performance in the bonus


scheme?
John Frost memasukan kinerja departemen dalam skema bonus karena beberapa
indikator kinerja yang digunakan sangat melekat pada departemen tertentu.
Seperti tingkat cacat produk, customer contct error dan backorder merupakan
tanggung jawab departemen manufaktur dan pengendalian produksi, tetapi
indikator new produk delay tidak dapat dibebankan terhadap departemen ini
karena departemen produksi tidak memiliki kendali terhadap proses
pengembangan produk sehingga tanggung jawab seharungnya ada pada
departemen R&D. karena terdapat beberapa indikator yang sangat bergantung
terhadap departemen tertentu maka penting memasukann kinerja depatemen
dalam skema bonus , disamping dapat meningkatkan kolaborasi antar anggota
departemen agar kinerja departemen tersebut baik.

What are the risks for ATH Technologies going forward? How should
these risks be monitored and controlled?
ATH Technologies sebagai perusahaan yang inti bisnisnya menghasilkan alat
kesehatan akan sangat beresiko terhadap teknologi-teknologi baru yang lebih
baik yang dapat menggantikan fungsi dari produk ATH sehingga penjualan
perusahaan dapat menurun. Kemudian resiko tingkat kualitas yang buruk akan
semakin tinggi selarass dengan semakin besarnya volume produksi yang
dilakukan oleh perusahaan.
Untuk memonitor dan mengontrol hal tersebut perusahaan harus unggul dalam
pengembangan teknologi sekaligus dapat menjaga keuangan perusahaan.
Sehingga indikator new product delay menjadi penting untuk menghasilkan
produk-produk dengan teknologi terbaru cepat sampai ke tangann konsumen.
Pengembangan teknologi membutuhkan sokongan dana yang besar sehingga
indikator-indikator lain untuk menjaga kualitas juga penting untuk menekan
biaya agar efisien karena semakin rendah tingkat hasil produksi yang cacat akan
membutuhkan biaya pengerjaan ulang yang semakin rendah dan konsumen
mendapat produk sesuai yang diharapkan.

V. New Management : 1995-1996


1. Why did ATH Technologies experience problem with its new products?
What role did measurement and control systems play in these
problems?
Pada tahun 1996 kedua produk baru yang diluncurkan ATH tidak dapat diterima
dengan baik oleh pasar, beberapa dokter melaporkan beberapa masalah serius
pada produk sehingga produk harus ditarik dari pasar. Dengan gagalnya produk
baru maka ATH hanya dapat menjual produk lama padahal pasar teknologi cepat
berubah sehingga produk yang lama juga tidak menarik minat para konsumen.
Pengukuran yang saat ini digunakan lebih banyak berfokus kepada kualitas dan
efisiensi produksi. Salag satu faktor penting terpenting untuk dapat bertahan dalam
industri teknologi yaitu pengembangan teknologi baru untuk merespon pasar
teknologi yang mengalami perubahan yang cepat. Perusahaan selain harus memiliki
kemampuan untuk dapat merancang produk baru dengan cepat tetapi produk baru
juga harus lebih superior dari produk yang telah ada pada pasar dan dapat
memenuhi ekspektasi konsumen. Sedangkan indikator yang saat ini digunakan
untuk pengukuran kerja hanya mempertimbangkan kecepatan peluncuran produk
baru, belum mempertimbangkan kualitas dan kemungkinan tingkat penerimaan
oleh pasar.
2. How should Janet Isabella design and use performance management
and control systems to implement her agenda and take charge of the
situation?
Janet Isabella merancang dan menggunakan manajemen kinerja dengan beberapa
tahapan yaitu :
1. Mengevaluasi kinerja periode sebelumnya.
Berdasarkan evaluasi dari kinerja sebelumnya terlihat bahwa ATH tertinggal
dalam inovasi produk jika dibandingkan dengan kompetitornya. Ketertinggalan
ini disebabkan kurangnya motivasi karyawan untuk mengembangkan produk
baru, sehingga diperlukan pembaruan dengan berfokus pada pengembangan
produk baru.
2. Menentukan target/tujuan perusahaan
Setelah evaluasi selanjutnya, Janet dapat memutuskan untuk menentukan arah
dan tujuan perusahaan yang baru, yaitu untuk mendapatkan kembali
keunggulan teknologi yang telah tertinggal.
3. Menentukan ekspektasi performa
Pada tahap ini, Janet harus dapat menentukan jenis produk yang akan
dikembangkan dan prosedur yang akan dilakukan agar proses produksi lebih
efisien sehingga dapat menurunkan biaya dengan target penghematan sebesar
90% di tiap level. Janet juga harus menentukan standar performa yang harus
dicapai oleh karyawan.
4. Memonitor secara berkala
Agar kinerja tercapai, dapat dilakukan dengan memonitor secara berkala,
sehingga jika terdapat masalah dapat ditelusuri penyebabnya dan segera
diatasi.
5. Mengevaluasi kinerja
Evaluasi kinerja dapat digunakan dengan skala numerik maupun peringkat.
Setelah dievaluasi, karyawan juga harus diberikan masukan dan saran hal yang
dapat memperbaiki kinerjanya di kemudian hari.

Sedangkan cara untuk mengendalikan kinerja dapat dengan cara-cara sebagai


berikut
1. Target Costing
Cara ini dilakukan untuk menekan biaya yang timbul pada proses
produksi/operasional. Jane dapat menentukan target cost berkurang sebesar
90% dari biaya tahun 1994. Jadi target cost dapat dijadikan patokan untuk
mengendalikan unsur biaya perusahaan.
2. Budgeting
Jika target costing dapat dijadikan patokan dalam menentukan biaya produksi,
cara selanjutnya adalah dengan penganggaran biaya yang akan dilakukan.
Setelah target cost dibuat, maka komponen-komponen biaya akan dihitung
ulang dan dituangkan pada rancangan anggaran perusahaan. Anggaran ini
dapat digunakan sebagai pedoman, tidak hanya bagi bagian produksi, namun
bagi seluruh unsur perusahaan.

What are the critical performance drivers of success going forward?


Yang menjadi penggerak kinerja yang utama adalah dari segi orang-orangnya
(people). Karena kinerja ATH secara keseluruhan terbukti meningkat jika
karyawannya diberi rangsangan berupa insentif dan penghargaan. Hal ini terlihat
dari tercapainya sebagian besar tujuan masing-masing departemen, kecuali
departemen produk baru. Kondisi ini menjadi cerminan bahwa karyawan ATH
dapat berkerja dan memiliki kemampuan maksimal jika dikendalikan dengan
baik. Penggerak lainnya adalah proses (process), dimana perusahaan yang
meski didukung dengan orang-orang yang berkinerja baik, namun jika proses
perusahaannya berjalan tidak baik, maka hasilnya juga tidak baik. Proses adalah
cerminan kapabilitas dan kemampuan perusahaan termasuk karyawan untuk
memberi hasil atau nilai tambah pada produknya.

What variables should be measured?


Variabel yang harus diukur untuk mengetahui kinerja adalah sebagai berikut :
1. Financial
Untuk variabel ini dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan
diantaranya gross profit margin, operating margin, net profit margin, dan return
on equity.
2. Customer
Variabel ini dapat diukur dengan data penjualan, tingkat aduan pelanggan,
kepuasan pelanggan, kuisioner dan kritik.
3. Employee
Variabel ini dapat diukur dengan tingkat produktivitas karyawan, jumlah produk
baru yang dihasilkan, tingkat turnover karyawan, dan penjualan atau pelayanan
konsumen per karyawan.
How easy or difficult should goals be?
Tujuan ini sulit untuk dilakukan, hal ini terbukti dari capaian dari customer
service dan departemen produk baru yang meleset dari target. Bahkan produk
baru dirilis pada Januari 1996, itupun masih terdapat masalah pada produk
tersebut sehingga akhirnya ditarik dari peredaran. Tampaknya masih butuh
usaha ekstra keras untuk dapat mencapai target bisnis tersebut.

How should financial expectations be set and communicated?


Ekspektasi keuangan dapat dibuat dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan perkiraan penjualan
Penjualan merupakan titik utama dalam membuat ekspektasi keuangan, karena
disinilah sumber arus kas masuk perusahaan, dengan menentukan perkiraan
penjualan, kita dapat mengetahui seberapa besar pemasukan yang akan kita
terima sebagai sumber pendanaan operasional.
2. Membuat anggaran biaya
Setelah penjualan telah diperkirakan, selanjutnya adalah menganggarkan biaya
yang akan dikeluarkan dalam operasional perusahaan. Penganggaran biaya ini
digunakan dengan melibatkan perkiraan penjualan yang telah disusun sebagai
dasar dalam menentukan profit margin yang akan diinginkan.
3. Membuat proforma laporan keuangan
Tahap selanjutnya adalah menyusun proforma laporan keuangan, hal ini
dilakukan untuk melihat sumber daya yang kita akan alokasikan (asset) dan
sumber pendanaan (liabilities & equity) yang kira-kira akan digunakan untuk
mencapai ekspektasi finansial yang diinginkan
4. Melakukan analisis break-even
Break even analysis dilakukan untuk dapat mengetahui pada tingkat penjualan
berapakah, ekspestasi finansial yang diinginkan mencapai titik impas. Analisis ini
dilakukan untuk menguji atau mengevaluasi ekspektasi finansial perusahaan.
Ekspektasi finansial dikomunikasikan dengan mempresentasikan kepada
karyawan tentang ekspektasi finansial yang akan diimplementasikan, sehingga
karyawan dapat mengetahui informasi tentang ekspektasi tersebut seperti
target penjualan, anggaran untuk masing-masing departemen, bagaimana peran
setiap karyawan agar ekspektasi tercapai. Penyampaian dapat dilakukan dengan
bantuan grafik dengan menampilkan profit dan biaya yang akan dicapai
sehingga tiap departemen dapat membuat rencana masing-masing untuk
mencapai ekspektasi tersebut. Untuk lebih memotivasi karyawan dapat juga
diinformasikan penghargaan atau bonus yang akan diterima bila ekspektasi
terpenuhi.

3. How can she use control systems to scan the competitive environment
to ensure that the business is not again surpassed by new technology?
Dengan melakukan benchmarking atau membandingkan dengan perusahaan lain
dalam satu industri untuk mengetahui seberapa kompetitif lingkungan eksternal
terhadap tekanan dari teknologi baru. Jika teknologi baru terus dikembangkan oleh
kompetitor, maka teknologi baru ini masih akan menjadi tekanan terhadap bisnis
perusahaan.

4. What events or employee actions could put business objectives at risk?


How would you ensure that these risk are adequately communicated and
controlled?
Beberapa tindakan karyawan yang dapat menyebabkan resiko bisnis antara lain :
1. Fraud
Tindakan kecuaran dapat berupa penggunaan sumber daya (resources)
perusahaan untuk kepentingan pribadi, memanipulasi data kinerja untuk
memperoleh bonus lebih, dan memalsukan time sheet.
2. Employee Strikes
Tindakan karyawan ini dinilai paling beresiko karena bukan saja mengganggu
tujuan perusahaan, namun juga dapat melumpuhkan bisnis.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dan mengkomunikasikan
tindakan ini adalah :
1. Membuat aturan dan kode etik perusahaan
Aturan dan kode etik perusahaan digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan pekerjaan dengan benar dan tidak melanggar tujuan perusahaan.
Aturan dan kode etik juga memuat sanksi jika terjadi pelanggaran.
2. Transparansi
Menginformasikan kebijakan, tujuan, dan capaian perusahaan secara berkala
agar tercipta transparansi dalam lingkungan perusahaan.
3. Pemisahan tugas dan otorisasi
Tiap karyawan tidak mengerjakan dua atau lebih pekerjaan yang saling
berkaitan agar mengurangi kecurangan yang dapat ditimbulkan, selain itu
otorisasi dapat menjamin check and balance bagi karyawan oleh karyawan
lainnya.

5. How would you measure and evaluate Scepters decision to purchase


ATH Technologies in 1990?
Untuk mengukur apakah keputusan Scepters untuk mengakuisisi ATH sudah tepat,
maka dapat digunakan metode NPV, yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 5.1 Perhitungan NPV (dalam ribuan)
Rate Fed 1/1/1990 8,23%
Ter Cash Flow (Dividend) PV
m
0 Initial Outlay (60.000.000)
1 608 562
2 1.276 1.089
3 2.852 2.250
4 11.370 8.286
5 14.461 9.738
NPV (59.978.075)

Berdasarkan hasil penghitungan NPV, terlihat bahwa nilai masih negatif. Dengan
kata lain, investasi pada ATH Technologies masih belum menguntungkan bagi
Scepter karena imbal hasil yang diberikan masih selisih dengan modal awal yang
dikeluarkan. Kami menyarankan agar dalam mengakuisisi juga diperhatikan aspek
jangka panjang sehingga investasinya tidak merugikan.

Anda mungkin juga menyukai