Anda di halaman 1dari 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

EKPLORASI MODEL SANITASI KOMUNAL cara merencanakan sanitasi komunal menurut


BAGI MASYARAKAT PEDESAAN aturan yang ada.
DESA PINGGIR PAPAS 2. Banyak bangunan rumah yang belum lengkap
karena sanitasinya yang belum ada.
Oleh : Subaidillah Fansuri
Dosen Fakultas Teknik Universitas Wiraraja 1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian tentang ekplorasi sanitasi komunal
Abstrak bagi masyarakat pedesaan khususnya masyarakat
Pinggir Papas untuk mengetahui suatu tingkat
Pemerintah telah membangun sanitasi komunal di kesadaran masyarakat tentang fungsi sanitasi
pemukiman padat daerah pesisir dengan tujuan komunal serta dapat mengetahui model sanitasi
untuk mengkomunalkan sarana mandi, cuci, dan komunal dalam mengimplimentasikannya nanti di
kakus agar limbahnya mudah dikendalikan dan lingkungannya.
pencemarannya dapat di batasi, serta dapat
memudahkan pengadaan air bersih. Hal ini 2. TINJAUAN PUSTAKA
dikarenakan kurangnya kesadaran masarakat 2.1 Pengertian MCK Komunal
tentang limbah atau sampah yang selalu di buang MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus
dimana saja sehingga sulit untuk dapat memenuhi adalah salah satu sarana fasilitasumum yang
kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk
kesehatan. keperluan mandi,mencuci, dan buang air di lokasi
. permukiman tertentu yang dinilai
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, berpendudukcukup padat dan tingkat kemampuan
Pemanfaatan Sanitasi Komunal ekonomi rendah (Pengembangan
PrasaranaPerdesaan (P2D), 2002). MCK
1. PENDAHULUAN komunal/umum adalah sarana umum yang
1.1. Latar Belakang digunakanbersama oleh beberapa keluarga untuk
Desa Pinggir Papas Kecamatan Kalianget yang mandi, mencuci dan buang air di lokasipemukiman
dihususkan pada para pekerja bangunan dan yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai
masyarakat merupakan mitra dalam kegiatan tinggi (300-500orang/Ha) (Pusat Penelitian dan
pengabdian kepada masarakat. Desa Pinggir Papas Pengembangan Permukiman, 2001).
merupakan salah satu dari desa yang ada Disain MCK sangat tekait dengan kebiasaan
dikecamatan Kalianget namun terpisah jauh. Karena atau budaya masyarakat setempatsehingga disain
itu masarakat Desa Pinggir Papas kurang tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat
berkembang dalam hal Sumber Daya manusianya. penggunadengan tetap menjaga kaidah kaidah MCK
SDM masarakat Pinggir Papas mayoritas hanya yang sehat.Tujuan dibangun MCK dengan sistem
tamatan SMU dan sederajat. komunal di pemukiman padat adalah,sebagai berikut
Secara geografis kabupaten Sumenep : (Soenarto, 1992)
terbagi dua yaitu bagian daratan dan bagian
kepulauan. Bagian daratan memiliki luas 1.146,93 2.2 Pengertian Jamban
Km2dan termasuk Desa Pinggir Papas di dalamnya, Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan
dimana Desa ini terletak di sebelah selatan dari yangdipergunakan untukmembuang tinja/kotoran
Kecamatan Kalianget dan jaraknya sangat jauh manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus.
sehingga masarakat Pinggir Papas ini seperti Penyediaansarana pembuangan kotoran manusia
masarakat yang terasing, dan kepadatan atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dariusaha
penduduknya sangat padat berkisar 3000 KK, sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya
sedangkan SDM masarakat Pinggir Papas Ini sangat dalam usaha pencegahanpenularan penyakit saluran
minim dan mayoritas hanya tamatan SMU dan pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan
sederajat oleh karena itu perlu adanya pemahaman lingkungan,maka pembuangan kotoran yang tidak
pemahaman tentang apa yang di butuhkan oleh saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama
masarakat Pinggir Papas. dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman
dan Suparmin, 2002).
1.2. Perumusan Masalah Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan
Penelitian ini dilakukan dengan adanya sistem komunal/umum, disarankanbahwa 1 toilet
permasalahan yang terjadi di Desa Pinggir Papas digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik
khususnya pada masarakat. adapun permasalahan terpisah antara laki-laki dan permpuan. Namun
tersebut adalah sebagai berikut : untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000
1. Kurang mengertinya masarakat dengan fungsi jiwa/hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani
sanitasi komunal, model sanitasi komunal serta oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa.

Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 2, No. 2, Oktober 2014 - ISSN : 2339-0719
1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


sistem komunal adalah toilet tuang Pelaksanaan penelitian ini yang bertempat di
siram(jamban leher angsa), dengan jumlah air Desa Pinggir Papas. Kegiatan dilakukan dengan cara
yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari(G.J.W memberikan kuisioner tentang fungsi, manfaat,
de Kruijff, 1987). model dan cara merencanakan sanitasi komunal
menurut aturan yang berlaku.
3. METODE PENELITIAN Dari semua apa yang telah dilaksanakan dan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang apa yang diberikan kepada masyarakat baik itu
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai materi pelaksanaan dan kuisioner pra
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan pelaksanaannya sendiri, masyarakat Pinggir Papas
oleh peneliti unuk dipelajari dan kemudian diambil sudah bisa memahami apa itu tentang sanitasi
kesimpulan. Sejalan dengan pendapat tersebut, komunal serta fungsi dan manfaatnya setelah
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. dilakukan pengujian terhadap hasil kuisioner yang di
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini jawab oleh masyarakat pada saat itu.Keberhasilan
adalah orang-orang (masyarakat pinggir Papas) yang penelitian dapat dilihat dari hasil interpretasi data
notabeni masih kurang taunya terhadap fungsi, angket yang diberikan kepada masyarakat.
manfaat dan cara merencanakan sanitasi komunal. Berdasarkan hasil evaluasi data angket yang
Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. telah kami bagikan kepada 10 responden dengan
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam mengajukan 10 butir pertanyaan mengenai kegiatan
penelitian ini adalah sampel bertujuan atau Pengabdian Kepada Masyarakat berkenaan dengan
purposive sample dalam metode pengumpulan data Ekplorasi Model Sanitasi Komunal Bagi Masyarakat
melalui wawancara. Sampel bertujuan dilakukan Pedesaan lebih khususnya yaitu daerah Desa Pinggir
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan Papas.Dari data angket hasil evaluasi maka di
atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan ketahui jawaban dari 10 responden diantaranya
atas adanya tujuan tertentu. Selain itu juga teknik sebagai berikut :
pengambilan sampel dalam penelitian ini JAWABAN
menggunakan cara accidental sampling, yakni Nama
IYA TIDAK
pengambilan sampel secara kebetulan dalam metode Wahyudi 80 % 20 %
pengumpulan data melalui kuesioner penelitian. Alwani 90 % 10 %
Besarnya sampel tidak ada ketentuan ataupun A. Rizky 80 % 20 %
ketetapan yang mutlak berapa persen sampel harus Riyanto 80 % 20 %
diambil dari populasi. Untuk itu diperlukan sebuah Yogi FA 80 % 20 %
prosedur tertentu yang bisa dijadikan kepastian rata- Salamet 90 % 10 %
rata untuk mengambil besar sampel yang dibutuhkan Muhammad
bagi seorang peneliti. Jika jumlah subjek besar dapat 60 % 40 %
Juhari
diambil antara 10 - 15% atau 20 -25%, dan bila Marliyatun 60 % 40 %
populasi kurang dari 100 dapat diambil semua. Oleh
Asmuni 60 % 40 %
karena penentuan jumlah sampel tidak ada
Moh. Ridwan 80 % 20 %
parameter yang pasti, maka dalam penelitian ini
Bisa kita lihat dari tabel di atas bahwa jawaban
teknik sampling yang digunakan adalah
dari 10 responden di atas dari 50 %, dengan kata lain
nonprobability, yaitu dengan cara accidental
bahwa dari 10 responden paham dan mengerti atas
sampling (pengambilan sampel secara kebetulan,
untuk metode kuesioner) dan purposive sampling apa yang telah di sampaikan pada sosialisasi yang
(pengambilan sampel cara bertujuan, untuk metode dilaksanakan oleh Fakultas Teknik Universitas
Wiraraja mengenai Ekplorasi Model Sanitasi
wawancara penelitian).
Komunal.
Jika kita menelaah beberapa buku metodologi
Namun selain itu, kita tidak hanya bisa melihat
penelitian sosial, penentuan besar sampel tampaknya
hasil jawaban dari data evaluasi yang telah
tidak terlalu ketat, bahkan tidak begitu banyak
dikemukakan dengan formula khusus. dilakukan. Kita juga dapat mengetahui hubungan
Menentukan banyaknya jumlah sampel yang terjadi yaitu hubungan antara proses
pelaksanaan sosialisasi terhadap pemahaman dari 10
populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
responden. Jawaban responden 1, 2, 3, 10 memiliki
dengan berdasarkan prosentase besar volume pejalan
tingkat signifikan yang rendah dan hubungan yang
kaki yang diperoleh. Jika jumlah subjek besar dapat
lemah, karena memiliki nilai hubungan dan tingkat
diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25%, dan bila
populasi kurang dari 100 dapat diambil semua. signifikan = 0. Responden 4 memiliki hubungan
Maka dalam menentukan besarnya jumlah sampel yang sangat kuat yaitu terletak diantara 0,70-0,89
pada tabel nilai koefisien korelasi dan signifikan
populasi, peneliti menggunakan pendapat atau
sebab 0,019 < 0,05. Responden 5 memiliki
rumus di atas.
hubungan yang lemah yaitu terletak diantara 0,10-
.
0,29 pada tabel nilai koefisien korelasi dan tidak

Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 2, No. 2, Oktober 2014 - ISSN : 2339-0719
2
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

signifikan sebab 0,665 > 0,05. Responden 6, 7, 9 di Indonesia, Pembelajaran dari Berbagai
memiliki hubungan yang lemah yaitu terletak Pengalaman. Bappenas Plan Indonesia
diantara 0,10-0,29 pada tabel nilai koefisien korelasi
dan tidak signifikan sebab 0,452 > 0,05. Responden Hasibuan, R.B. (2010), Perilaku Masyarakat
8 memiliki hubungan yang mendekati sempurna Tentang Buang Air Besar Sembarangan
karena terletak >0,90 pada tabel nilai koefisien pada Desa yang Diberikan dan Tidak
korelasi yaitu 0,941 dan signifikan sebab 0,00 < 0,01 Diberikan Intervensi Gerakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
5. KESIMPULAN
Pemahaman masyarakat tentang sanitasi Soenarto, (1992), Pemanfaatan Sarana
komunal ini memberikan hasil yang memuaskan, Komunal Pembuangan Tinja Di
dan dapat dilihat dari hasil angket evaluasi yang di Lingkungan Pemukiman Padat.
jawab oleh masyarakat.
JAWABAN SNI : 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan
Nama Bangunan MCK Komunal
IYA TIDAK
Wahyudi 80 % 20 %
Alwani 90 % 10 % SNI : 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan
A. Rizky 80 % 20 % Tangki Septic Tank dengan Sistem
Riyanto 80 % 20 % Peresapan.
Yogi FA 80 % 20 %
Salamet 90 % 10 %
Muhammad Juhari 60 % 40 %
Marliyatun 60 % 40 %
Asmuni 60 % 40 %
Moh. Ridwan 80 % 20 %
Namun selain itu, kita tidak hanya bisa melihat
hasil jawaban dari data evaluasi yang telah
dilakukan. Kita juga dapat mengetahui hubungan
yang terjadi yaitu hubungan antara proses
pelaksanaan sosialisasi terhadap pemahaman dari 10
responden. Jawaban responden 1, 2, 3, 10 memiliki
tingkat signifikan yang rendah dan hubungan yang
lemah, karena memiliki nilai hubungan dan tingkat
signifikan = 0. Responden 4 memiliki hubungan
yang sangat kuat yaitu terletak diantara 0,70-0,89
pada tabel nilai koefisien korelasi dan signifikan
sebab 0,019 < 0,05. Responden 5 memiliki
hubungan yang lemah yaitu terletak diantara 0,10-
0,29 pada tabel nilai koefisien korelasi dan tidak
signifikan sebab 0,665 > 0,05. Responden 6, 7, 9
memiliki hubungan yang lemah yaitu terletak
diantara 0,10-0,29 pada tabel nilai koefisien korelasi
dan tidak signifikan sebab 0,452 > 0,05. Responden
8 memiliki hubungan yang mendekati sempurna
karena terletak >0,90 pada tabel nilai koefisien
korelasi yaitu 0,941 dan signifikan sebab 0,00 < 0,01

6. REFERENSI
Bappenas, (2009), Pedoman Pelaksanaan
Pamsimas di Tingkat Masarakat, CPMU
PAMSIMAS, Jakarta
Bappenas, (2003), Kebijakan Nasional :
Pembangunan Air Minum & Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masarakat ,
Bappenas Dep. Kimpraswil Dep. Kes
Dep Dagri Dep. Keu Jakarta.

Mungkasa, Oswar (ed), (2008), Pembangunan


Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 2, No. 2, Oktober 2014 - ISSN : 2339-0719
3

Anda mungkin juga menyukai