Ferra Nidya1, Prof. Dr. Suharno, MS., M.Sc., Ph.D 1, Ahmad Zarkasyi, S.Si, M.T2, Asep
Sugianto, S.Si2
1
Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung dan 2Pusat Sumber Daya Geologi Bandung
Abstract - The research has been done to analyzed characteristics of geothermal outflow at
Mt. Arjuno-Welirang area, based on geology, geochemistry, and geophysics data.
Geochemistry data is used to determine type of fluid, temperature of reservoir, and framer of
reservoir rocks. Geochemistry data in outflow area produces bicarbonate water (HCO3) with
the temperature of reservoir in this area about 145C to 175C and the framer of reservoir
rock is basaltics. Analysis of characteristics geothermal system components (caprock and
reservoir) based on physical properties i.e. resistivity and density. Resistivity value is
resulted from 2D magnetotellurics model and density value is resulted from 3D gravity
model. From these results, impermeable (caprock) area have a resistivity value about 10
Ohm.m with curve pattern in which side is thicker and density values is between 1,49 gr/cm3
and 2,4 gr/cm3 with distribution patterns from west to east and the depth of top layer from
caprock is about 500 to 1000 m, and type of material is secondary clay mineral and
controlled by Fault Puncung. For the permeable (reservoir) in this area have a resistivity
values at between 10 and 60 Ohm.m and density value is between 2,4 gr/cm3 and 2,67 gr/cm3
with the depth about 1,5 km and type of material rock is andesit-basaltic lava that produce
of old lava bodies Mt.Arjuno-Welirang complex that spread out at west to south which earlier
Kuarter age.
Key words: Type of Fluid, Temperature, Reservoir Rock, Resistivity and Density Value.
GEOLOGI REGIONAL
dan struktur geologi diperlihatkan pada (Tim Survey Geologi PSDG, 2010)
Gambar 1.
DATA DAN METODA
Struktur geologi yang berkembang di
A. Data
daerah ini cukup komplek diantaranya
Data yang diolah pada penelitian ini
berupa sesar normal, sesar mendatar, rim
adalah data geokimia dan geofisika. Data
kaldera, dan amblasan. Sesar-sesar ini
geokimia terdiri dari data hasil analisis
secara umum memotong komplek Gunung
contoh air dan hasil analisis gas. Data
Arjuno-Welirang dan berarah utara
geofisika yang diolah yaitu data
selatan, baratlaut-tenggara, baratdaya
magnetotellurik dan gravity. Selain kedua
timurlaut, dan barat-timur. Rim kaldera-
data tersebut digunakan juga data
terletak bagian tengah komplek Gunung
pendukung yaitu Peta Geologi.
Arjuno-Welirang, sedangkan sektor
amblasan berada di bagian selatan puncak B. Metoda
1. Geokimia
Data hasil analisis contoh air dan hasil Bouguer Lengkap dengan menggunakan
analisis gas diolah kemudian di plot pada softwere Surfer 2010, setelah itu dilakukan
diagram tennary setelah itu dilakukan proses pemodelan dengan cara membuat
proses perhitungan pendugaan temperatur grav observation dan mesh sebagai input
bawah permukaan dengan menggunakan data lalu dilakukan proses running dengan
geotermometer air dan geotermometer gas. menggunakan softwere Grav3D kemudian
input data topografi daerah penelitian.
2. Magnetotellurik
Input data berupa data Raw Time Series,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Calibration, dan Site Parameter.
Kemudian data tersebut diolah dengan 1. Geokimia
output data yaitu resistivitas semu dan fasa menggunakan geoindikator dan
inversi yaitu tau, data smoothing TE&TM, HCO3 pada Gambar 2 untuk tipe fluida air
error floor fase dan rho untuk TE&TM panas yang terdapat pada daerah penelitian
dengan iterasi sebanyak 100 kali. Output yaitu tipe fluida air panas bikarbonat. Hal
program ini adalah model 2D ini dikarenakan dari hasil analisis kimia
diketahui bahwa unsur HCO3 (bikarbonat)
Proses grid data anaomali bouguer lengkap (anion utama) dan mengandung gas CO2.
lalu membuat peta kontur Anomaly Pada sistem yang di dominasi oleh batuan
vulkanik, air HCO3 umumnya terbentuk di Hal ini menandakan bahwa air panas di
daerah marginal dan dekat permukaan, daerah penelitian umumnya merupakan
dimana gas CO2 bersama dengan uap air aliran ke samping atau outflow (Niniek dan
terkondensasi ke dalam air tanah, Tri, 2007)
kondensasi uap tersebut dapat
memanaskan air tanah atau terpanaskan Berdasarkan diagram tennary geoindikator
oleh uap (steam heated) sehingga NaKMg pada Gambar 4 maka semua
membentuk larutan HCO3. Air HCO3 mata air panas terletak pada immature
terbentuk di bawah muka air tanah dan water. Kondisi immature water ini
umumnya bersifat asam lemah, tetapi menunjukkan bahwa adanya pengaruh air
dengan hilangnya CO2 terlarut, derajat permukaan (metoric water) yang
keasaman air ini dapat meningkat menjadi tercampur dengan fluida panas pada
netral atau sedikit basa. pembentukan mata air panas. Selain itu air
panas dipengaruhi interaksi antara fluida
dengan batuan dalam keadaan panas.
3. Gayaberat (Gravity)
KESIMPULAN
Gambar 7. Hasil model inversi 3D gravity
Adapun kesimpulan dari penelitian ini
Berdasarkan Gambar 7 dan mengacu pada adalah:
nilai resistivitas dari hasil pemodelan 2D 1. Berdasarkan hasil analisis geokimia
magnetotellurik maka nilai densitas untuk daerah outflow maka jenis
caprock yaitu 1,49 gr/cm3 s.d 2,4 gr/cm3 fluida adalah air bikarbonat (HCO3)
berada pada kedalaman 900 m sampai dengan suhu reservoir kemungkinan
dengan 2100 m DBMTS dengan tipe berkisar antara 145C s.d 175C dan
material yaitu lempung (clay) dan diduga batuan penyusun reservoir
reservoir berada pada densitas 2,4 gr/cm3 yaitu batuan basal.
s.d 3,0 gr/cm3 berada pada kedalaman 2. Berdasarkan hasil analisis komponen
sekitar 1,5 km DBMTS dengan tipe panasbumi (caprock dan reservoir)
batuan material yaitu lava basaltis. terhadap sifat fisika yaitu nilai
resistivitas dan densitas menunjukkan
Dari hasil analsis sifat fisis berdasarkan
bahwa:
nilai resistivitas dan nilai densitas serta
a. Daerah impermeable (caprock) daerah
hasil pendugaan suhu reservoir maka dapat
penelitian berada pada nilai
dibuat model konsep sistem panasbumi
resistivitas yaitu sekitar 10 Ohm.m
dengan pola melengkung dimana DAFTAR PUSTAKA
sisinya lebih tebal dan nilai densitas
Andrson S., DAmore F., and Gerardo J.
sekitar 1,49 gr/cm3 s.d 2,4 gr/cm3 2000. Isotopic and chemical
dengan pola persebaran dari arah barat techniques in geothermal exploration
menuju arah timur. Untuk lapisan top (ed. S. Arnrsson). Vienna,
International Atomic Energy Agency.
pada caprock daerah ini kemungkinan
351p.
berada pada kedalaman 500 hingga
kedalaman 1000 m dengan komponen Giggenbach and Goguel. 1989. Chemical
Techniques in Geothermal
mineral lempung sekunder serta Exploration. Chemistry Division,
dikontrol oleh Sesar Puncung . DSIR, Private Bag. New Zealand.
b. Untuk daerah permeable (reservoir)
Hochstein, M.P. dan Browne, P.R.L. 2000.
panasbumi berada pada nilai Surface Manifestation of Geothermal
resistivitas yaitu antara 10 s.d 60 Systems with Volcanic Heat
Ohm.m dan nilai densitas sekitar 2,4 Sources, In Encyclopedia of
Volcanoes, H. Sigurdsson, B.F..
gr/cm3 s.d 2,67 gr/cm3 dengan
Houghton, S.R., McNutt, H., Rymer
kedalaman reservoir sekitar 1,5 km dan J. Stix (eds.), Academic Press.
dan tipe batuan yaitu lava andesit-
Niniek, R.H dan Tri J. 2007. Hidrologi Air
basaltis produk dari tubuh lava tua Panasbumi Daerah Cidanau dan
komplek Gunung Arjuno-Welirang Sekitarnya, Anyer, Provinsi Banten
yang tersebar di bagian barat sampai Berdasarkan Manifestasi Permukaan
Jurnal Geoaplika, vol.2, no.3,
ke selatan yang berumur kuarter awal.
hlm.105-119.
3. Untuk model konseptual sistem
panasbumi daerah outflow Gunung Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff,
R.E., and Keys, D. A. 1990. Applied
Arjuno-Welirang ditunjukkan pada
Geophysics,Cambridge University
Gambar 8. Press. London