Anda di halaman 1dari 25

KEANEKARAGAMAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN DI DESA

TAMBAKSOGRA, KECAMATAN SUMBANG, BANYUMAS, JAWA


TENGAH

Oleh:

Ali Sofiulloh B1J014023


Nitami Sugiyati B1J014034

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN ETNOBOTANI

KEMENTERIAN RISET,TEGNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini yang berjudul Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional
masyarakat Desa Karangtengah - Baturraden. Laporan ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Etnobotani di Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Staf dosen pengajar mata kuliah Etnobotani Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman.
2. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan praktikum dan penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................
BAB II. MATERI DAN METODE ..........................................................
A. Materi
A.d.1.a. Bahan 8
A.d.1.b. Alat...............................................
B. Lokasi dan Waktu
C. Metode
BAB III. HASIL.........................................................................................
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik tanaman


maupun hewan yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah panjang sebagai
bagian dari kebudayaan. Indonesia mempunyai beraneka ragam tanaman yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan sandang, maupun sebagai bahan papan.
Hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidup berlangsung sepanjang masa, sedangkan sifat dan intensitasnya mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan kependudukkan dan kebudayaannya.
Kehidupan masyarakat desa sangat bergantung pada sumber daya alam yang tersedia
disekitarnya, fungsi tata guna lahan (pertanian dan hutan) sebagai sumber daya alam
memberikan manfaat pengetahuan dan juga pengalaman masyarakat lokal tentang
pemanfaatan berbagai tumbuhan dalam kehidupan sehari- harinya (Kloppenburgh ,
2006)
Penelitian tentang pernanfaatan tumbuhan secara tradisional dan
pengelolaannya tidak hanya aspek fisik dan kandungan kimianya, tetapi juga aspek
ekologi, proses domestikasi, sistem pertanian tradisional, paleoetnobotani dan
pengaruh aktivitas manusia terhadap alam lingkungannya (etnoekologi),
etnotaksonomi dan ilmu sosial lainnya. Data hasil penelitian etnobotani dapat
memberikan informasi tentang hubungan antara manusia dengan tanaman dan
lingkungan dari masa lalu dan masa sekarang (Purwanto, 1999). Tumbuh-tumbuhan
mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik sebagai
sumber pangan, pakan, papan, bahan industri, maupun sumber yang dapat
memberikan rasa kesegaran dan kenyamanan. Tidak kurang dari 3000 jenis
tumbuhan di Indonesia baik yang berupa pohon maupun yang bukan pohon
dilaporkan bisa dimanfaatkan (Heyne, 1987).
Perubahan zaman saat ini diantaranya menurunnya sumber daya alam dan
menurunnya kualitas lingkungan menuntut kebutuhan material yang berkelanjutan
dan terjangkau secara finansial. Agar suatu material dikatakan berkelanjutan dan
terjangkau secara finansial harus memenuhi berbagai syarat, antara lain dampak atau
efeknya terhadap manusia dan lingkungan, energi dan sumberdaya yang dipakai
memproduksinya, limbah dan dampak yang dihasilkan untuk memproduksinya,
biaya perawatan dan konstruksinya, ketahanannya, apakah dapat didaur atau dipakai
ulang, apakah dapat diperbaharui, tingkat kecepatan untuk terurai secara biologis,
dan tingkat kesulitan atau biaya untuk mendapatkan material tersebut. Solusi yang
dapat diambil adalah dengan memanfaatkan alam dengan baik, seperti pemanfaatan
tumbuhan yang lebih ramah lingkungan (Kandowangko et al., 2011)
Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan antara
botani(tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di berbagai
belahan bumi, dan masyarakat umumnya. Etnobotani merupakan bidang ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan sumberdaya alam
tumbuhan dan lingkungannya (Adimihardja. 1996)Tumbuh-tumbuhan mempunyai
peranan penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik sebagai sumber
pangan, pakan, papan, bahan industri, maupun sumber yang dapat memberikan rasa
kesegaran dan kenyamanan (estetika). Tidak kurang dari 3000 jenis tumbuhan di
Indonesia baik yang berupa pohon maupun yang bukan pohon dilaporkan bisa
dimanfaatkan (Heyne, 1987).
B. Tujuan
Tujuan praktikum lapang ini adalah :
1. Mengetahui keanekaragaman dan pemanfaatan tumbuhan di Desa Tambaksogra,
Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
2. Mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan tumbuhan di
sekitarnya
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah kamera, alat
tulis, dan buku catatan.

B. Lokasi dan Waktu

Lokasi berada di Desa Tambak Sogra, Baturaden Kabupaten Banyumas. Waktu


pelaksanaan praktikum pada hari Sabtu, tanggal Desember 2016
C. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah metode


wawancara semi-struktural, yaitu sebagai berikut:

1. Dibuat kuisioner yang digunakan sebagi acuan ketika melakukan wawancara

2. Dilakukan wawancara terhadap warga Tambak Sogra, banyumas

3. Dicatat informasi yang diperoleh mengenai tumbuhan

4. Tumbuhan dicatat, diamati, dan di foto

5. Data ditabulasi dan dianalisis nilai serta manfaatnya


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1.1 Spesies Tumbuhan


No Spesies Tumbuhan
. Nama Ilmiah Nama Lokal Nama Setempat Familia

1. Nephelium Rambutan Rambutan Sapindaceae


lappaceum

2. Zingiber officinale Jahe Jahe Zingiberaceae

3. Mangifera indica Mangga Mangga Anacardiaceae

4. Morus alba Murbei Murbei Moraceae

5. Psidium guajava Jambu Biji Jambu Klutuk Myrtaceae

6. Annona squqmosa Srikaya Sarikaya Annonaceae

7. Carica papaya Pepaya Gandul Caricaceae

8. Manihot utilissima Singkong Budin/Boled Euphorbiaceae

9. Ipomoea batatas Ubi jalar Lontob/munthul Convovulaceae

10. Musa acuminata Pisang Ambon Gedhang Musaceae

11. Allium cepa Daun bawang Daun bawang Alliaceae

12. Colocasia esculenta Talas Tales Araceae

13. Annona muricata Sirsak Nangka sabrang Annonaceae

14. Bassela rubra Binahong Binahong Basselaceae

15. Caesalpinia Kembang Kembang Merak Fabaceae


pulcherrima Merak

16. Orthosipon Kumis kucing Kumis kucing Lamiaceae


staminedeus

17. Strobilanthes Kecibeling Kecik beling Achantaceae


crispus

18. Citrus aurantifolia Jeruk nipis Jeruk lemon, Rutaceae


jeruk bayi

19. Dahlia sp. Dahlia Dahlia Asteraceae

20. Peperomia Bayam Kangkung Piperaceae


Pellucida bayaman kangkungan

21. Gigantochloa apus Bambu tali Pring apus Poaceae

22 Ipomoea aquatica Kangkung Kangkung Convovulaceae

23 Albizia chinensis Kayu albasia Sengon Fabaceae

24 Capsicum annuum Cabai Cengek, lombok Solanaceae

25 Amaranthus tricolor Bayam Bayem

26 Allium cepa Daun bawang Muncang, Alliaceae


loncang

27 Dendrobium sp Anggrek Anggrek Orchidaceae

28 Zingiber zerumbet Lempuyang Lempuyang Zingiberaceae

29 Curcuma longa Kunyit Kunir Curcuma longa

30 Centella asiatica Pegagan Pane goang Mackinlayacea


e

31 Kaempferia galanga Kencur Kencur Zingiberaceae


Tabel 3.1.2 Penggunaan dan Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat
N Spesies Kegunaan Bagian yang Cara
o Tumbuhan digunakan penggunaan
1. Rambutan Buah Buah Langsung
dimakan

2. Jahe Obat masuk angin, Rimpang Diitumbuk,


jamu dicampukan
dengan air
panas

3. Mangga Buah Buah Langsung


dimakan

4. Murbei Obat migrain Daun Direbus dalam


2 gelas air,
diambil
setelah air
menjadi 1
gelas

5. Jambu biji 1. Makanan 1. Buah 1. langsung


2. Obat diare 2. Daun dimakan
3. Pewarna 3. buah 2. ditumbuk
makanan yang 3.dicampurkan
muda dengan telur
yang akan
direbus
6. Srikaya Makanan, obat Buah Langsung
reumatik dimakan

7. Pepaya Buah/makanan, Buah, daun, Dimasak


sayuran bunga

8. Singkong Makanan, pagar Umbi, daun, Dimasak,


batang langsung
ditanam untuk
pagar

9. Ubi jalar Obat magh, Ubi Direbus,


makanan dibakar, atau
digoreng

10 Pisang ambon Bungkus tempe, Daun, buah Langsung


. makanan digunakan

11 Daun bawang Obat hipertensi daun Direbus


. dengan 2 gelas
air

12 Talas Makanan Ubi, daun Dimasak


.

13 Sirsak Makanan, obat Buah, daun Langsung


. reumatik dimakan,
direbus

14 Binahong Obat demam, Seluruh bagian Ditumbuk,


. kejang, sakit tumbuhan kemudian
setekah operasi diusapkan ke
bagian yang
sakit

15 Kembang Merak Bunga hias Bunga Langsung


. dimanfaatkan

16 Kumis kucing Obat diabetes Daun Direbus


.

17 Kecibeling Obat diabetes, batu Daun Dirbus,


. ginjal diminum air
renusannya

18 Jeruk nipis Obat batuk Jeruk Diperas,


. ditambah
kecap dan
garam

19 Dahlia Obat hipertensi Bunga Direbus


.

20 Bayam bayaman Obat asam urat Seluruh bagian Direbus,


. tumbuhan diminum air
rebusannya

21 Bambu tali Dinding rumah Batang Dianyam


.
Makanan Batang muda Dimasak

Tali Batang Dipotong tipis


tipis

22 Kangkung Makanan Batang, daun Dimasak

23 Kayu albasia Dibuat kandang Kayu Digergaji


kambing

24 Cabai Bumbu masak Buah Langsung


digunakan

25 Bayam Makanan Seluruh bagian dimasak

26 Daun bawang Bumbu masak Daun Dipotong kecil


kecil, sebagai
campran
masakan

27 Anggrak Tanaman hias Bunga Langsung


digunakan

28 Lempuyang Jamu Rimpang Ditumbuk

29 Kunyit Jamu Rimpang Ditumbuk

30 Pegagan Obat demam Daun Direbus

31 Kencur Jamu Rimpang Ditumbuk

32 Kelapa Usuk, penyangga Batang Dipotong


atap rumah batang nya
Buah
Makanan Langsung
Janur dikonsumsi
Pernikahan
Daun Dibentuk
Sapu lidi menjadi janur

Dibuat sapu

Perhitungan 3.2.1 Pemanfaatan Tumbuhan di Desa Tambaksogra

Uvs=
Uvis
is
Keterangan :

Uvs : nilai guna jenis s secara keseluruhan

Uvis : nilai guna jenis s yang dideterminasi oleh informan i

is : jumlah total responden yang diwawancarai untuk jenis s


Uvs=
Uvis
is
= 32 = 0,6808
47
Anggur (Vitis vinifera) Kumis Kucing(Orthosipon
aristatus)
Jambu Biji (Psidium guajava) Mengkudu (Morinda citrifolia)

Srikaya (Annona Squamosa L.) Pisang (Musa sp.)

Talas (Colocasia esculenta) daun bawang (Allium cepa)


Bayam (Amaranthus sp.) Caisin (Brassica rapa)
Kangkung (Ipomea aquatica) Singkong (Manihot esculenta)

Bambu (Bambusa sp.) Jeruk Bayi (Citrus aurantifolia)


Pinus (Pinus merkusii) bunga merak (Caesalphinia
pulcherrima)

Mangga (Mangifera indica) Pepaya(Carica papaya)


Murbei (Morus alba L) Jahe (Zingiber officinale)
Jambu Air (Eugenia aquea)

Dahlia (Dahlia pinata)

Binahong (Bassela rubra) Bayam bayaman (Peperomia


Pellucida)
B. Pembahasan
Lokasi praktikum lapangan ini secara administrasi berada di Desa Tambak
Sogra, Kecamatan sumbang, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Dari
ibukota kecamatan Baturaden berjarak kurang lebih 5 km, yang dapat ditempuh
dengan angkutan umum dalam waktu 10 menit, dari pusat Kabupaten Banyumas
berjarak 3 km, waktu tempuh kurang lebih 7 menit. Desa Tambak Sogra terdiri dari
6 Grumbul, yaitu; Grumbul Tambaksari, Grumbul Kedungares, Grumbul Brobot,
Grumbul Glempang/Kalisogra Wetan, Grumbul Kalisogra, dan Grumbul Jambean.
Luas wilaya desa tambak sogra adalah 260,29 Ha dengan jumlah penduduk 6755.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari wawancara masyarakat di Desa
Tambak Sogra adalah hampir semua masyarakatnya menggunakan tumbuhan untuk
bahan bahan kebutuhan sehari hari. Misalnya sebagai bahan pangan, sandang, obat
obatan, dan ritual atau adat. Bagian tumbuhan yang biasanya digunakan yaitu
rimpang (lengkuas, jahe, kunyit); buah (sarikaya, jeruk bayi); daun (sirih, daun
sirsak); batang (brotowali); buah dan bunga (dahlia). Tumbuhan ini ada yang tumbuh
liar dan ditanam secara sengaja oleh masyarakat sekitar karenam empunyai khasiat
dan dari segi ekonomi mudah didapat. Berbeda dengan obat kimia yang khusus untuk
mengobati satu jenis penyakit tertentu, tanaman obat memiliki khasiat yang beragam.
Pemakaian dan cara pengolahannya boleh dibilang sangat sederhana.
Kehidupan masyarakat dan sistem pengobatan tradisional Desa Tambak
Sogra sebagian besar menganut agama islam, dan sebagian kecil yang beragama
kejawen. Mata pencahariannya adalah pertani dan peternak. Potensi desa di sektor
pertanian yaitu menanam padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai,
kacang tanah, kayu alba, kayu jati, dan lain-lain. Sedangkan di sektor peternakan dan
perikanan yaitu menernak kelinci, sapi, kambing, entok, ikan gurameh, ikan nila dan
lain-lain. Wawancara dilakukan terhadap 10 orang responden yang berbeda, yaitu
ibu Yati (40), ibu Nur (51), ibu riti (53), ibu karni (70), ibu romini (50), Ibu latiah
(68), ibu darsem (60), ibu ndari (38), ibu rawi (54), dan bapak parman (54).
Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan dari hasil wawancara dengan
penduduk sekitar tercatat tidak kurang dari 31 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan,
dari 31 jenis tumbuhan yang diperoleh tumbuhan yang paling banyak ditemui adalah
kelapa, pisang, pepaya, jambu biji, dan bambu. Hampir setiap responden menanam
tumbuhan tersebut di sekitar rumahnya.
Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan, menunjukkan bahwa
keanekaragaman jenis tumbuhan yang ditemukan di Desa Tambaksogra, Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 32 jenis tumbuhan
yang dimanfaatkan oleh masyarakat. 17 jenis dimanfaatkan sebagai bahan pangan,
13 jenis sebagai bahan pangan dan obat, 2 jenis sebagai bahan papan, 1 jenis sebagai
hiasan pekarangan, satu jenis sebagai etnoveteriner.Tumbuhan produksi dilahan
pekarangan masyarakat Desa Tambaksogra dapat dimanfaatkan sendiri maupun
dijual sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan yaitu rambutan
(Nephelium lappaceum ), jeruk (Citrus sp.),mangga (Mangifera indica), jambu biji
(Psidium guajava), pepaya (Carica papaya),singkong (Manihot uttilisima) , pisang
ambon (Musa acuminata), talas (Colocasia esculenta), durian (Duriozibetinus),
srikaya (Annona squqmosa), ubi jalar (Ipomoea batatas),pisang (Musa acuminate),
bawang (Allium cepa), sirsak (Annona muricata), kangkung (Ipomoea aquatic),
cabai (Capsicum annuum), bayam (Amaranthus tricolor), dan kelapa (cocos
nucifera).
Sebagian besar masyarakat Masyarakat Desa Tambaksogra sudah tidak lagi
menggunakan tanaman sebagai bahan kerajinan, untuk obat tradisional sendiri pun
sudah jarang karena bila sakit, masyarakat setempat lebih memilih ke klinik dan
menggunakan obat dokter. Untuk upacara adat juga hanya sebatas kegiatan seperti
syukuran tujuh bulan kehamilan, pengajian ketika ada yang meninggal, dan hajatan
pernikahan atau khitanan, namun tidak banyak memanfaatkan tumbuhan yang ada di
sekitar. Hanya daun pisang yang masih digunakan sebagai alas besek untuk hantaran
pada acara syukuran, selain sebagai bungkus tempe. Bahan-bahan seperti janur
kuning pada hajatan dan bunga tabur untuk ziarah makam, mereka kini lebih memilih
untuk membeli langsung di pasar daripada menanam tanaman tersebut di pekarangan
mereka.

Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tanaman serba guna dan
memiliki nilai ekonomis tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat memberikan
manfaat bagi manusia mulai dari akar hingga bagian daun dan tentunya buahnya.
Kelapa Cocos nucifera adalah salah satu pohon tropis yang masuk kedalam suku
aren-arenan. Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang bisa hidup hingga
puluhan tahun lamanya, tanaman yang banyak tumbuh diarea pantai ini dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1300-2300 mm/tahun atau
bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600 m diatas permukaan air laut, serta
daerah dengan intensitas sinar matahari yang cukup

Masyarakat Desa Tambak Sogra memanfaatkan seluruh bagian dari kelapa,


mulai dari buah, hingga akar. Buah biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan esk
kelapa muda ketika masih muda, sedangkan buah yang sudah tua bisasanya
dimanfaatkan bagian endosperm padatnya untuk santan atau dibuat minyak kelapa.
Cara pengolahannya adalah dengan memarut atau menghaluskan bagian endosperm
kelapa dengan alat tertuentu kemudian diperas dengan air. Bagian pelepah dari daun
kelapa biasanya digunakan untuk kayu bakar, sedangkan daunnya dapat digunakan
sebagai bahan utama dalam pembuatan sapu lidi. Bagian batang dari pohon kelapa
juga banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan, misalnya pembuatan usuk, kusen,
dan sebagainya. Daun kelapa yang masih muda juga banyak digunaakan dalam acara
adat ngunduh mantu. Daun yang masih muda tersebut biasanya digunakan sebagai
janur. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat dikatakan bahwa tanaman kelapa
(Cocos nucifera) dapat dimanfaatkan sebagai bahan papan, pangan, dan acara adat
atau ritual.

Selain pohon kelapa, bambu juga memiliki manfaat jenis yang beragam.
Terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri
dikenal ada 10 genus bambu, antara lain Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus,
Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan
Thyrsostachys. Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut
juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah
dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,
beruas-ruas berongga, berdinding keras, padasetiap buku terdapat mata tunas atau
cabang (Berlian dan Rahayu 1995).

Masyarakat Desa tambak Sogra benyak memanfaatkan bambu sebagai bahan


pangan, papan, dan kerajinan. Bambu yang digunakan sebagai bahan pangan adalah
bambu yang masih muda atau biasa disebut rebung. Sebagai bahan pangan, bambu
juga dapat digunakan sebagai bahan kerajinan, misalnya kursi dari bambu, anyaman,
dan kipas dari bambu. Sebagai bahan papan bambu biasanya digunakan sebagai reng
atau bagian yang menumpu atap rumah. Selain itu anyaman bambu juga dapat
digunakan sebagai dinding rumah. Anyaman ini biasa disebut dengan gedek.

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan
Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang (Heyne , 1987). Masyarakat
Tambak Sogra banyak memanfaatkan daun pisang sebagai bahan memasak yang
paling mudah di dapat, misalnya untuk membungkus tempe, pepes ikan, dan
makanan tradisional lain. Bagian buah dimanfaatkan untuk makanan daan obat,
contohnya pisang emas dipercaya sebagai pencegah penyakit hepatitis. Selain itu,
batang dari pohon pisang yang telah ditebang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
pupuk untuk tanaman di sekitarnya.

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya. Tanaman ini merupakan


tanaman yang banyak ditanam oleh masyarakat Desa Tambak Sogra. Bagian yang
dimanfaatkan antara lain daun, buah, dan bunga. Daun yang masih muda digunakan
sebagai bahan sayuran atau pecel, begitu pula dengan bunga dan buah mudanya.
Buah yang sudah matang biasanya dipasarkan. Selain itu, daun pepaya dipercaya
berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, begitu pula dengan buahnya yang
banyak dikonsumsi ketika pencernaan terganggu.

Jambu biji dengan nama ilmiah (Psidium Guajava) sudah banyak


dimanfaatkan sebagai herbal pengobatan selain dikomsumsi langsung dengan rasa
yang lezat. Tanaman jambu biji ini banyak tumbuh di negara-negara Asia. Dengan
bentuk buah yang bundar, warna buahnya hijau atau kuning apabila sudah masak,
dagingnya berwarna merah atau putih, banyak biji yang kecil-kecil dan keras dengan
di selimuti oleh zat lembut seperti bubur yang rasanya manis. Dengan
mengkomsumsi langsung baik yang sudah masak atau setengah matang atau yang
sudah di olah menjadi selai dan jelly. Hal ini disarankan karena kandungan gizinya
yang banyak. Jambu biji banyak tumbuh di India (Kartasepoetra, 1999).
Masyarakat Desa Tambak Sogra memanfaatkan daun dan jambu biji sebagai
obat untuk diare. Cara pengolahannya adalah dengan menumbuk atau menghaluskan
daun tersebut kemudian dibuat bubuk dan diminum. Bagian buah yang masih muda
juga biasanya dimanfaatkan sebagai campuran untuk merebus telur asin.hal ini
bertujuan untuk mengurangi rasa amis dari telur tersebut, selain itu, pemberian daun
jambu biji ke dalam rebusan telur akan mengakibatkan air rebusan menjadi berwarna
kehijauab agak keruh sehingga bagian dalam telur dapat terwarnai.

DAFTAR REFERENSI

Adimihardja. 1996. Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk


Mendukung Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1):
pp.13-20.
Heyne, K., 1987., Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid 3. Jakarta: Departemen
Kehutanan.
Kandowangko, Novri Y., Margaretha, S. & Jusna, A. 2011. Kajian Etnobotani
Tanaman Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Bonebolango Provinsi
Gorontalo. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Gorontalo.

Kartasepoetra, G. 1999. Budidaya tanaman berkhasiat obat. Jakarta: Rinieka Cipta.

Kloppenburgh, J. & Versteegh. 2006 . Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume 1.


Bandung: IPB Press.
Purwanto. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam
Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati.
Di dalam: Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu.Universitas
Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai