Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

- Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti halilintar karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
- Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan,
ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah
menderita preeklampsia sebelumnya
- Definisi lain mengatakan, Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam
persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan
saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia.
- Menjelang kejang kejang dapat didahului dengan gejalanya :
o Nyeri kepala di daerah frontal
o Nyeri epigastrium
o Penglihatan semakin kabur
o Adanya mual muntah
o Pemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia
- Kemudian dengan teori iskemia implantasi plasenta juga dapat terjadi berbagai gejalanya
eklampsia yaitu :
o Kenaikan tekanan darah
o Pengeluaran protein dalam urine
o Edema kaki, tangan sampai muka
o Terjadinya gejala subjektif : Sakit kepala, Penglihatan kabur, Nyeri pada
epigastrium, Sesak nafas, Berkurangnya pengeluaran urine
o Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma
o Terjadinya kejang
- Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiontensin, renin dan
aldosteron sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat
berlangsung. Pada eklampsia maka terjadi penurunan angiotensin, renin dan aldosteron
tetapi dapat dijumpai edema, hipertensi dan proteinuria.
- Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi:
o Eklampsia gravidarum/ antepartum
Kejadian 50% sampai 60 %
Serangan terjadi dalam keadaan hamil
o Eklampsia parturientum/ intrapartum
Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
Saat sedang inpartu
Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat
mulai inpartu
o Eklampsia puerperium
Kejadian jarang 10 %
Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
- Kejang kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
o Tingkat awal atau aura
Berlangsung 30 35 detik
Tangan dan kelopak mata gemetar
Mata terbuka dengan pandangan kosong
Kepala di putar ke kanan atau ke kiri
o Tingkat kejang tonik
Berlangsung sekitar 30 detik
Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti
sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat
tergigit.
o Tingkat kejang klonik
Berlangsung 1 sampai 2 menit
Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
Konsentrasi otot berlangsung cepat
Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit
Mata melotot
Mulut berbuih
Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
o Tingkat koma
Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
Diikuti,yang lamanya bervariasi
- Selama terjadi kejang kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 40 c, nadi bertambah
cepat, dan tekanan darah meningkat
- Kejang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.
- Komplikasi ibu : Dapat menimbulkan sianosis, Aspirasi air ludah menambah gangguan
fungsi paru, Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak, Lidah dapat tergigit, Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan
luka luka, Gangguan fungsi ginjal, Perdarahan, Gangguan fungsi hati dan menimbulkan
ikhterus
- Komplikasi janin dalam rahim : Asfiksia mendadak, Solusio plasenta, Persalinan
prematurita.
- Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia :
o Jumlah primigravida terutama primigravida muda
o Distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola hidatosa
o Adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus,
kegemukan
o Jumlah umur ibu di atas 35 tahun

Etiologi eklampsia
- Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung atau payah ginjal,
dan aspirasi cairan lambung atau edema paru paru. Sedangkan penyebab kematian bayi
adalah asfiksia intrauterine dan persalinan prematuritas.
- Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia :
o Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah lemak dan
protein dapat menimbulkan badan keton
o Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus vagus yang
menyebabkan :
Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan dilanjutkan menjadi
bradikardi serta irama yang tidak teratur
Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di
keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru paru pada saat
pertama kalinya neonatus aspirasi.
o Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan bertambah gawat
sampai terjadinya kematian dalam rahim maupun di luar rahim .
- Oleh sebab itu perlu memperhatikan komplikasi dan tingginya angka kematian ibu dan
bayi. Maka usaha utama adalah mencegah pre eklampsia menjadi eklampsia perlu
diketahui dokter dan selanjutnya melakukan rujukan ke rumah sakit.
Patofisiologi eklampsia
- Patofisiologi preeklamsia hipoksia
- Patofisiologi kejang eklamptik belum diketahui secara pasti. Kejang eklamptik dapat
disebabkan oleh hipoksia karena vasokonstriksi lokal otak, dan fokus perdarahan di
korteks otak.
- Kejang juga sebagai manifestasi tekanan pada pusat motorik di daerah lobus frontalis.
- Beberapa mekanisme yang diduga sebagai etiologi kejang adalah sebagai berikut :
- Edema serebral Perdarahan serebral Infark serebral Vasospasme serebral
Koagulopati intravaskuler serebral Ensefalopati hipertensi
- Sedangkan Koma yang dijumpai pada kasus eklampsia dapat disebabkan oleh kerusakan
dua organ vital :
o Kerusakan hepar yang berat : gangguan metabolisme-asidosis, tidak mampu
mendetoksikasi toksis material.
o Kerusakan serebral : edema serebri, perdarahan dan nekrosis disekitar
perdarahan, hernia batang otak.

Diagnosis eklampsia
- Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia sehingga Perawatan prenatal untuk
kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan agar dapat dideteksi
sedini mungkin gejala gejala eklampsia.
- Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang kejang
eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre eklampsia sebelumnya.
- Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dimana ketika penderita epilespi, dalam
anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dengan tanda
pre eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena sebab lain.

Komplikasi eklampsia
- Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan
bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang
tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia :
o Solusio plasenta
Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah,
sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta
dapat terlepas.
o Hipofibrinogenemia
Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg
persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.
o Hemolisis
Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membran
sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin. Menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.
o Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita
eklampsia.
o Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu.
Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tanda gawat akan
terjadinya apopleksia serebri.
o Edema paru paru
o Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.
Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama
penentuan enzim-enzimnya.
o Sindroma HELLP
Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan
enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik.
Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai
beberapa hari setelah melahirkan.
o Kelainan ginjal
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel
endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat
timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
o Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang -
kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.
o Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.

Pencegahan eklampsia
Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau frekuensinyadi kurangi.
Usaha usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri atas meningkatkan jumlah balai
pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita haiml memeriksa diri sejak
hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda tanda pre eklampsia dan mengobatinya
segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37 minggu ke
atas apabila dirawat tanda tanda pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam
Prawiroharjo, 2005 )

Penanganan dan Pengobatan eklampsia


Dibuku

Prognosa eklampsia
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta
korban besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 ).
Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam
atau 200 cc tiap 6 jam makan prognosa agak baik. Sebaliknya oliguri dan anuri merupakan
gejala yang buruk.
Gejala gejala lain memperberat prognosa dikemukakan oleh Eden ialah ; koma yang
lama, nadi di atas 120 x / menit, suhu di atas 39 c, tekanan darah di atas 200 mmHg,
proteinuria 10 gram sehari atau lebih, tidak adanya edema, edema paru paru dan apoplexy
merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.

Anda mungkin juga menyukai