Sistem Pembayaran
1. Pengertian Sistem Pembayaran
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk
mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem
pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam pandangan Manuel Guitian mantan Direktur the Monetary and Exchange Affairs
Department IMF, sistem pembayaran mencakup seperangkat alat dan sarana umum yang
diterima dalam melakukan pembayaran, kerangka kelembagaan dan organisasi yang mengatur
pembayaran tersebut (termasuk peraturan prudensial), dan prosedur operasi serta jaringan
komunikasi yang digunakan untuk memulai dan mengirimkan informasi pembayaran dari
pembayar kepada penerima dan menyelesaikan pembayaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
dikatakan bahwa sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkap aturan,
lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suati kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sementara itu menurut
Bank for Internasional Settlement (BIS), sistem pembayaran mencakup seperangkat sarana,
prosedur perbankan dan sistem transfer dana antarbank yang menjamin sirkulasi uang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan
pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini juga melibatkan berbagai
lembaga, seperti bank sentral, bank umum, bank komersial dan lembaga keuangan lainnya. Bank
sentral dan bank umum atau bank komersial menjadi penyelenggara dan penguna sistem
pembayaran yang besar.
2. Komponen- komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran
Adapun komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai berikut.
a. Alat pembayaran (payment instruments). Setiap transaksi pembayaran memerlukan
beberapa bentuk alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum dan peraturan. Alat
pembayaran dapat dikelompokkan atas alat pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai.
Alat pembayaran tunai contoh sederhana dari alat pembayaran. Alat pembayaran tunai lebih
banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Sementara itu, alat pembayaran nontunai
memerlukan penggunaan satu atau lebih untuk menyelesaikan transaksi.
b. Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (interbank fund transfer
system). Variasi cukup banyak tergantung pada alat pembayaran yang diprosesnya. Faktor
penting yang memengaruhi pengoprasian sistem transfer dana antarbank adalah penggunaan
teknologi informasi. Pengolahan data elektronik dan telekomunikasi, misalnya, telah
memungkinkan pengenalan Real Time Gross Settlement System (RTGS). RTGS adalah proses
penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi dan bersifat
real time.
c. Lembaga yang memproses sistem pembayaran (payment systems operators). Di Indonesia
lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1) Bank Indonesia menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI. Dengan BI-RTGS, Bank
Indonesia memproses setelmen transfer kredit antarbank untuk high value transfer, setelmen
kliring BI, setelmen kliring pasar modal, setelmen kliring switching company, setelmen surat
berharga dan transfer dalam rangka pengelolaan dan fiskal. Semuanya menggunakan central
bank money. Sementara itu dengan SKNBI, Bank Indonesia melakukan kliring antarbank untuk
alat pembayaran cek, BG, nota debet lainnya, dan transfer kredit antarbank.
2) PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menggunakan Central Depository and Book
Entry Settlement System (C-BEST). Perusahaan ini menyelenggarakan kliring surat berharga
pasar modal di Bursa Efek Indonesia. Settlement kliring surat berharga ini disetel pada Sistem
BI-RTGS.
3) Switching atau penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Sistem
yang digunakan adalah Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared Credit Card
Network. Dengan sistem ini mereka memproses kliring APMK dan melakukan setelmen pada
bank atau lembaga lain yang ditunjuk sebagai lembaga setelmen.
d. Saluran pembayaran (delivery channel), antara lain mencakup hal-hal berikut.
1) Electronic Data Capturing (EDC) yang ada di merchant/took untuk membaca transaksi yang
dilakukan menggunakan alat pembayaran, seperti katu ATM, debet, kartu kredit.
2) Teller input atau petugas teller di bank yang melakukan pengiriman dana atas dasar draft
perintah transfer yang dibuat oleh pengirim dana.
3) Mesen ATM (Anjungan Tunai Mandiri) pengganti teller yang dapat melanjutkan instruksi
pengiriman dana.
4) Internet, mobile banking dan phone banking.
3. Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian
Adapun peran sistem pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut.
a. Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat di mana transaksi terjadi.
b. Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi.
c. Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan.
d. Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisien pasar keuangan.
e. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem
keuangan.
f. Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian
moneter yang lebih efektif dan efisien.
g. Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan.
h. Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang
lebih beragam.
4. Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendalian
Perkembangan teknologi informasi denagn segala bentuknya memang member berbagai
kemudahan, kecepatan dan kelancaran sistem pembayaran. Di balik ini semua, ada juga
ketergantungan. Misalnya ketergantungan sistem transfer dana elektronik terhadap kehandalan
infrastruktur jaringan komunikasi. Kinerja yang kurang baik dari jaringan komunikasi dapat
menimbulkan risiko operasional. Gangguan operasional juga berpotensi memperlambat
mekanisme settlement dana. Timbullah risiko likuiditas. Risiko ini terjadi karena pihak yang
berutang tidak dapat memenuhi kewajiban pada waktunya. Akibatnya, likuiditas pihak lain
terpengaruh. Pada gilirannya risiko likuiditas dapat meningkat menjadi risiko kredit. Hal yang
paling ditakuti karena dapat menggoncangkan stabilitas sistem keuangan adalah risiko sistemik.
Selain risiko-risiko ini masih banyak risiko lain yang akan dihadapi jika sistem pembayaran tidak
dikendalikan dengan baik. Hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing penyelenggara sistem
pembayaran. Untuk itu, Bank Indonesia yang berperan sebagai operator, regulator, dan pengguna
sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai berikut.
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau
bentuk lainnya.
b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.
c. Konsultasi dan fasilitas pada penyelenggara sistem pembayaran.
d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai
kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang
sistem pembayaran.
e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.
Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha perbankan telah memegang peranan
dalam lalu lintas perdagangan. Tugas bank waktu itu lebih bersifat tukar menukar uang, sehingga
orang yang melakukannya disebut pedagang uang. Pada umumnya pekerjaan pedagang uang
hanyalah perantara menukarkan mata uang asing dengan mata uang negeri sendiri atau
sebaliknya. Kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan, ataupun
meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.
Awal mula berdirinya bank di Dunia secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut. kira-kira
tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semacam bank. Bank ini meminjamkan emas dan
perak dengan tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai Temples of Babylon. Sesudah
zaman Babylon, tahun 500 SM menyusul di Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai
Greek Temple, yang menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta
meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul bankir-bankir swasta
pertama. Operasinya meliputi penukaran uang dan segala macam kegiatan bank. Lembaga
perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 560 SM.
Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang operasinya sudah lebih luas lagi,
yakni tukar menukar mata uang, menerima deposito, memberikan kredit, mentransfer modal dan
bersamaan dengan jatuhnya kota Romawi pada tahun 509 SM, perbankan juga ikut jatuh. tetapi
pada tahun 527-565 M Yustinianus menkodefikasikan hukum Romawi di Konstatinopel sehingga
perbankan berkembang kembali. perkembangan ini diawali dengan adanya perdagangan dengan
Cina, India, dan Ethiopia. Bahkan mata uang Konstatinopel ditetapkan sebagai mata uang
internasional. Hubungan perdagangan kemudian berkembang ke Asia Barat (sekarang Timur
Tengah) dan Eropa sehingga kota-kota seperti Alexandria, Venesia dan beberapa pelabuhan di
Italia Selatan terkenal sebagai pusat perdagangan yang pentng. Bank Venesia didirikan oleh
pemerintah pada tahun 1171 dan merupakan bank negara pertama yang dipakai untuk membiayai
perang. Kemudian berturut-turut berdirilah Bank of Genoa dan Bank of Barcelona pada tahun
1320.
Sekitar awal abad ke-16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda) serta Antwerpen dan Leuven
(Belgia) tukang-tukang emas bersedia menerima uang logam (emas, Perak) untuk disimpan.
Sebagai tanda bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpana suatu tanda
deposito yang disebut Goldsmith's note. Goldsmith's note tersebut merupakan bukti bahwa
tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat
pembayaran atau menjadi uang kertas. Sejarah mencatat, Goldsmith's note oleh pemiliknya
jarang ditukar kembali dengan uang logam. Berdasarkan hal tersebut, tukang emas mulai
memberanikan diri mempergunakan kesempatan mengeluarkan Goldsmith's note, sekalipun
jaminan emas tidak ada. Namun Goldsmith's note yang dikeluarkan itu tetap merupakan bukti
hutangnya. Dengan perkembangan ini, maka peralihan tugas tukang emas menjadi tugas
perbankan.
sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 10 Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda
(Nusantara), sudah didirikan bank oleh pemerintah Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama
De Javasche Bank kedudukan di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik
pemerintah, namun semua pimpinannya diangkat oleh pemerintah. Tujuan utama pendirian bank
tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintah Belanda. Pada tahun 1951, De
Javashe Bank di nasionalisasikan diganti namanya menjadi Bank Indonesia.
Selain bank yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda,ada juga bank yang didirikan oleh
swasta yang dananya berasal dari orang-orang Belanda, Inggris, Jepang, dan Cina. Bank-bank
yang dimiliki oleh orang Belanda adalah:
Keberadaan bank-bank swasta asing tersebut lebih bersifat menguntungkan orang-orang asing
dan bukunya memajukan perekonomian rakyat Indonesia. Namun, untunglah terdapat beberapa
tokoh (orang indonesia yang memikirkan nasib perekonomian rakyat. Mereka mendirikan
berbagai organisasi yang kegiatannya untuk meningkatkan perekomonian orang indoensia. Di
antara sekian banyak organisasi yang muncul di indonesia yang sangat terkenal adalah:
Bank Pyiyayi yang didirikan oleh Patih Wiriaatmadja dii Purwokerto tahun 1896.
Indonesia Study Club, yang dipimpin oleh Dr. Sutomo, mendirikan koperasi, sekolah tenun,
pusat kerajinan, dan bank. Bank yang didirikan di Surabaya diberi nama Bank Nasional
Indonesia pada tahun 1925
NV Bank Boemi di Jakarta yang dipelopori oleh Sumanang.
Bank Nasional Abuan Saudagar di Bukittinggi.
Masa Kemerdekaan
setelah jepang menyerah pada Perang Dunia kedua, Belanda kembali lagi ke Indonesia dengan
membonceng tentara Inggris. Akibanya, wilayah Indonesia saat itu terbagi menjadi dua, yaitu
Daerah Republik yang dikuasai oleh pemerintah Republik Indinesia dan Daerah Federal yang
diduduki oleh Belanda.
Di daerah Republik terdapat bank pemerintah dan bank swasta. Bank pemerintah yang ada pada
saat itu adalah:
Adapun bank - bank swasta yang ada pada saat itu adalah:
Bank Sentral di atur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang
Kemandirian Bank Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat diatur oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sejumlah pasal UU
tersebut mengalami perubahan melalui Undang-Undang No. Tahun 1998.
Pada awalnya diketahui sistem moneter saat uang dibuat dari kepingan logam mulia. Contoh :
emas dan perak. Dengan jaminan emas dan perak tersebut. Demikian pula dengan nilai uang
yang terdapat dari beratnya logam mulia tersebut. Sistem moneter dalam dunia perdagangan
adalah cikal bakal dari lembaga keuangan.
Dalam sejarah perbankan, tercatat asal mula kegiatan perbankan terjadi di zaman kerajaan
daratan eropa. Kemudian berkembang ke Asia, Amerika, Afrika melalui perdagangan saat bangsa
eropa melakukan penjajahan.
Penukaran uang adalah kegiatan perbankan yang pertama. Maka dari itu, bank dikenal sebagai
tempat penukaran uang. Penukaran dilakukan antar pedagang dengan kerajaan yang satu dan
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang sampai sekarang dikenal dengan istilah
perdagangan Valuta Asing.
Kegiatan perbankan kemudian berkembang menjadi tempat penitipan uang, peminjaman uang
(kredit), jasa pengiriman uang, penagihan surat berharga, letter of credit, jasa bank garansi, jasa
kartu kredit, dll.
Dimulai sejak zaman penjajahan Hindi-Belanda. Beberapa bank milik Hindia-Belanda kemudian
di nasionalisasikan oleh pemerintah. Beberapa diantaranya yaitu :
- Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur),
- Bank Dagang Nasional Indonesia,
- Bank Gemari sekarang dikenal sebagai Bank Central Asia.
- Dll.
Pada tahun 2004 Bank Indonesia mulia menetapkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
adalah suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan indonesia yang bersifat
menyeluruh dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun ke depan. API bertujuan memberikan arah,
bentuk, dan tatanan industri perbankan di Indonesia. Visi dari API ialah menciptakan sistem
perbankan yang sehat kuat dan efisien, menciptakan kestabilan sistem keuangan, mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Program API berkaitan dengan peningkatan kinerja
perbankanmelalui penerapan standar Good Coorporate Governance.
- Struktur perbankan domestik yang sehat, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendorong pembangunan ekonomi nasional,
- Sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif sesuai standar internasional,
- Berdaya saing tinggi dan memiliki ketahanan terhadap resiko,
- Infrastruktur yang lengkap dalam perlindungan konsumen.
Kelemahan API
Sejarah Uang
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi
sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh
barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem
barter', yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di
antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan
dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang
yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir
sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-
benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat
pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda
yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-
benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang
berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu
antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga
penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut
sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar
karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak,
mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan
alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emasdan
perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan)
uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat
itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai
hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai
alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat
itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas
atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran.
Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.
Sejarah uang sejak ribuan tahun. Pengetahuan tentang pengumpulan mata uang adalah studi
ilmiah uang dan sejarahnya dalam segala bentuknya.
Banyak artikel telah digunakan sebagai uang komoditas seperti logam mulia alami langka,
cowrie, barley, mutiara, dll, serta banyak hal lainnya yang dipandang sebagai memiliki nilai.
uang Modern (dan uang lama) pada dasarnya adalah tanda - abstraksi dengan kata lain, sebuah.
Kertas mata uang mungkin merupakan jenis yang paling umum saat ini uang fisik. Namun,
benda-benda emas dan perak memiliki sifat penting banyak uang.
Dengan barter, seseorang dengan objek material nilai, sebagai ukuran butiran, langsung bisa
pertukaran objek untuk objek lain dianggap memiliki nilai yang sama, seperti binatang kecil, pot
tanah liat atau alat. Kemampuan untuk melakukan transaksi sangat terbatas karena bergantung
pada beberapa kebetulan inginkan. Penjual foodgrains harus mencari pembeli yang ingin
membeli gandum dan juga bisa menawarkan sesuatu sebagai imbalan, penjual ingin membeli.
Tidak ada media pertukaran umum di mana penjual dan pembeli dapat mengubah barang-barang
yang bisa diperdagangkan mereka. Tidak ada standar yang dapat diterapkan untuk mengukur
nilai relatif dari berbagai barang dan jasa.
Dalam perekonomian hadiah, barang dan jasa yang berguna secara teratur diberikan tanpa
persetujuan eksplisit untuk hadiah atau masa depan (yaitu tidak ada formal pound pro quo).
Idealnya, simultan atau rutin memberikan berfungsi untuk mengedarkan dan mendistribusikan
barang-barang berharga dalam masyarakat.
Ada beberapa teori tentang ekonomi sosial hadiah. Beberapa melihat sumbangan sebagai bentuk
altruisme timbal balik. Interpretasi lain adalah bahwa status sosial diberikan sebagai imbalan
untuk "hadiah". Perhatikan, misalnya, pembagian makanan di beberapa masyarakat pemburu-
pengumpul, dimana berbagi makanan adalah suatu perlindungan terhadap kegagalan mencari
makan sehari-hari setiap individu. Kebiasaan ini mungkin mencerminkan altruisme, dapat
menjadi bentuk asuransi informal, atau dapat membawa dengan itu status sosial atau keuntungan
lainnya.
Munculnya uang
peradaban Mesopotamia mengembangkan ekonomi yang didasarkan pada komoditas uang skala
besar. Orang Babel dan negara-negara tetangga mereka kota kemudian mengembangkan sistem
pertama ekonomi daripada yang kita pikirkan saat ini dalam hal aturan tentang utang, hukum
kontrak dan kode hukum yang berkaitan dengan praktek-praktek komersial dan milik pribadi .
Uang itu bukan hanya penampilan, itu adalah sebuah kebutuhan.
Kode Kode Hammurabi UU ca terbaik diawetkan kuno, telah dibuat. 1760 SM (kronologi
tengah) di Babel kuno. Hal ini diadopsi oleh raja Babel keenam, Hammurabi. Sebelumnya
koleksi hukum termasuk Kode Ur-Nammu, raja Ur (ca. 2050 SM), Kode Eshnunna (ca. 1930
SM) dan Kode Lipit-Ishtar dari Isin (sekitar 1870 sebelum JC). Kode-kode hukum formal
peranan uang dalam masyarakat sipil. Mereka memperbaiki jumlah bunga atas utang ... denda
untuk 'malpraktik' ... dan kompensasi moneter untuk pelanggaran hukum formal.
The Shekel referensi untuk sebuah unit kuno berat dan mata uang. Penggunaan pertama istilah
ini berasal dari Mesopotamia sekitar 3000 SM. dan kembali ke massa jenis jelai yang nilai-nilai
lain yang terkait dalam metrik tembaga dll seperti perak, jelai perunggu, / syikal pada awalnya
kedua unit dan satu unit mata uang berat, karena pound sterling awalnya unit denominasi massa
satu pon perak.
Dengan tidak adanya alat tukar, masyarakat non-moneter dioperasikan sebagian besar di bawah
prinsip-prinsip ekonomi hadiah.
komoditas uang
Barter memiliki beberapa masalah, termasuk bahwa itu memerlukan suatu "kebetulan inginkan."
Misalnya, jika seorang petani gandum membutuhkan apa petani menghasilkan buah-buahan,
pertukaran langsung adalah mustahil untuk buah musiman akan merusak sebelum panen. Salah
satu solusinya adalah untuk perdagangan buah dari gandum secara tidak langsung oleh
komoditas, ketiga "menengah",: buah dipertukarkan untuk produk setengah jadi ketika buah
matang. Jika ini komoditas menengah tidak menuntut binasa dan dapat diandalkan sepanjang
tahun (misalnya tembaga, emas, atau anggur), maka dapat ditukar dengan gandum setelah panen.
Fungsi dari komoditas menengah sebagai penyimpan nilai dapat dibakukan dalam uang
komoditas umum, mengurangi kebetulan ingin masalah. Dengan mengatasi keterbatasan barter
sederhana, uang komoditi membuat pasar di semua lain yang lebih likuid.
Dimana perdagangan umum, sistem barter biasanya memimpin cukup cepat untuk beberapa
produk utama disebabkan kebajikan uang . Di koloni Inggris awal New South Wales, rum
muncul cukup segera setelah penyelesaian bahwa produk-produk pasar uang paling banyak.
Ketika suatu negara merupakan mata uang tanpa sering mengadopsi mata uang asing. Dalam
penjara di mana uang konvensional dilarang, sangat umum untuk rokok untuk mengambil
kualitas moneter, dan sepanjang sejarah, emas telah membuat fungsi moneter tidak resmi.
Secara historis, logam, jika ada, umumnya telah menguntungkan untuk digunakan sebagai uang-
proto pada produk seperti sapi, cowrie, atau garam, karena mereka berdua tahan lama, portabel,
dan mudah dibagi. Penggunaan emas sebagai proto-uang telah ditelusuri kembali ke milenium
keempat SM ketika orang Mesir digunakan emas batangan dengan berat didefinisikan sebagai
alat tukar, seperti yang telah dilakukan sebelumnya di Mesopotamia dengan bar perak. Penguasa
pertama yang telah resmi didirikan standar untuk bobot dan uang Pheidon . Koinpertama dicap
(ditandai dengan otoritas dalam bentuk gambar atau kata-kata) dapat dilihat di Perpustakaan
Nasional di Paris. Ini adalah stater dari elektrum sepotong kura-kura, ditemukan di pulau Aegina.
Ini bagian yang luar biasa tanggal sekitar 700 SM . koin elektrum juga diperkenalkan sekitar 650
SM di Lydia.
Koin telah banyak diadopsi di seluruh Ionia dan Yunani daratan selama abad ke-6 SM, akhirnya
menimbulkan SM Kekaisaran Athena pada abad ke-5, dominasi daerah melalui ekspor mereka
keping perak, ditambang di selatan Attica dan Thorikos Laurion. Sebuah penemuan utama dari
perak di vena Laurion di 483 SM menyebabkan ekspansi besar militer armada Athena. bersaing
standar koin pada waktu itu dikelola oleh Phocaea Mytilene dan bagian penggunaan elektrum;
Aegina digunakan perak.
Ini adalah penemuan batu ujian yang membuka jalan bagi mata uang berbasis komoditas
dan koin logam. logam lunak dapat diuji untuk kemurnian batu ujian, untuk cepat menghitung
total kandungan logam menjadi satu. Emas adalah logam lunak, yang juga sulit untuk
menemukan, padat, dan storable. Akibatnya, emas moneter menyebar sangat cepat dari Asia
Kecil, di mana ia mendapat dipakai secara luas di seluruh dunia.
Menggunakan sistem tersebut masih diperlukan beberapa langkah dan perhitungan matematis.
Batu ujian untuk memperkirakan jumlah emas di suatu paduan, yang kemudian dikalikan dengan
berat menemukan jumlah emas dalam satu potong. Untuk memfasilitasi proses ini, konsep mata
uang standar diperkenalkan. Kamar telah dipra-ditimbang dan pra-paduan, selama produsen itu
menyadari asal koin, tidak menggunakan batu ujian diwajibkan. Koin yang dicetak oleh
pemerintah secara umum dalam proses hati-hati dilindungi, dan kemudian dicap dengan lambang
yang dijamin berat dan nilai logam. Namun itu sangat umum bagi pemerintah untuk berpendapat
bahwa nilai dana tersebut adalah lambang, dan dengan demikian semakin mengurangi nilai mata
uang dengan menurunkan kandungan logam mulia.
Meskipun emas dan perak telah umum digunakan untuk koin, logam lain dapat digunakan.
Sebagai contoh, Sparta kuno koin dilebur dari besi untuk mencegah warga dari terlibat dalam
perdagangan luar negeri. Pada awal abad ketujuh belas Swedia tidak memiliki logam yang lebih
mulia dan jika "piring uang" produk, yang lembaran besar dari tembaga sekitar 50 cm atau lebih
panjang dan lebar, tepat cap dengan indikasi nilai.
bagian dari logam mulia memiliki keuntungan menghasilkan nilai dalam koin sendiri - di sisi
lain, mereka diinduksi manipulasi: pemotongan bagian dalam upaya untuk mendapatkan dan
mendaur ulang logam mulia. Sebuah masalah besar adalah co-eksistensi simultan emas, perak
dan koin tembaga di Eropa. Inggris dan Spanyol nilai pedagang emas lebih dari koin perak,
seperti banyak dari tetangga mereka lakukan, yang menyatakan bahwa orang Inggris
Guinea koin emas yang berisi mulai bangkit melawan mahkota perak Inggris yang berbasis di
tahun 1670 dan 1680. Oleh karena itu, uang itu akhirnya dihapus ke Inggris untuk meragukan
jumlah emas masuk ke dalam negeri dengan kecepatan yang ada saham negara lain Eropa. Efek
ini diperparah dengan para pedagang Asia tidak berbagi apresiasi emas sekaligus Eropa -. Emas
dan perak meninggalkan Asia meninggalkan Eropa dalam jumlah pemantau Eropa seperti Isaac
Newton, Direktur Mint telah mengamati dengan perhatian.
Stabilitas telah datang ke dalam sistem dengan perbankan nasional yang menjamin untuk
mengubah uang ke emas pada tingkat yang dijanjikan, belum ada mudah. Risiko Bank of
England bencana keuangan nasional di 1730s ketika pelanggan meminta uang mereka akan
berubah menjadi emas dalam waktu krisis. Akhirnya, pedagang London menyelamatkan bank
dan bangsa dengan jaminan keuangan.
Langkah lain dalam evolusi mata uang koin berubah adalah satuan berat menjadi unit nilai.
pembedaan bisa dibuat antara nilai komoditi dan nilainya secara tunai. Perbedaannya adalah
nilai-nilai ini adalah seigniorage.
Uang merupakan benda biasa namun sangat luar biasa, uang berbentuk koin, lempengan biasa,
atau kertas. Namun dalam uang terkandung nilai dan makna yang sangat luar biasa. Apa yang
kita bawa saat bepergian ke warung, ke pasar, dan pusat perbelanjaan lainnya untuk membeli
barang..? Tentu saja adalah uang. Tidakhanya itu, untuk bersekolah,bertamasya, dan bermain,
Kita tentunya memerlukan uang. Selain memiliki banyak manfaat, uang juga memiliki sisi
negatif, semua orang berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya uang,
tanpa mereka sadari cara yang di lakukan mereka halal atau tidaknya. Uang juga mampu
memisah kan tali persaudaraan, karna uang mampu membutakan hati nurani seseorang. masa ke
masa uang banyak mengalami perkembangan, diantaranya adalah tahap sebelum barter, tahap
barter, tahap uang barang, tahap uang logam, dan tahap uang kertas. Semua tahap berpengaruh di
masa-nya. Pada zaman sekarang uang yang sering kita temui yaitu uang logam dan uang kertas.
Dengan adanya lembaran-lembaran uangkita dapat membeli kebutuhan-kebutuhan yang kita
inginkan dan kita perlukan, seperti sayur-sayuran, makanan, minuman, baju tas dll. Lembaran
uang juga bisa kita gunakan untuk membayar jasa yaitu, mengupah pegawai, membayar ongkos
ojeg, membayar pembantu dll. Peran lain dari uang adalah sebagai penyimpanan nilai, kita bisa
menyimpan uang dengan cara menabung, dan dapat kita gunakan ketika kita membutuhkan dan
untuk kebutuhan- kebutuhan kita di masa depan. Uang merupakan tempat penyimpanan yang
sangat peraktis karna kapan saja kita perlukan bisa kita ambil. Peran uang dalam perekonomian
dapat di ibaratkan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Jika kekurangan darah, manusia
seakan-akan hendak mati. Demikian juga ketika kita kekurangan uang, bagaikan kekurangan
darah, akan mengakibatkan gairah hidup manusia menurun dan melemah. Untuk itu manusia
berlomba-lomba mencari uang dari pagi ke pagiagar mereka bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara demi terkumpulnya pundi-
pundi rupiah, seseorang mampu melakukan apa saja misalnya mencuri, penjadi pembunuh
bayaran, dll yang di haramkan oleh agama. Pada zaman sekarang uang telah merajai segalanya,
dengan kebutuhan hidup yang sangat banyak dan harga barang-barang yang semakin mahal,
membuat semua orang berfikir keras untuk mencari uang, semakin banyak uang yang mereka
punya, maka kebutuhan mereka akan terpenuhi. Hal tersebut di sebabkan kebutuhan fisik
manusiatidak lain adalah berupa barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan
jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan memiliki sesuatu yang di sebut uang.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa uang memiliki tiga peran utama dalam menompang
perekonomian masyarakat, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan uang. Uang sebagai alat tukar yaitu dengan adanya uang seseorang bisa menukarkan
dengan apa saja yang mereka inginkan, yaitu dengan perkembangan zaman sekarang, kebutuhan-
kebutuhan hidup semakin banyak, dan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup dan
mersa puas, dengan adanya uang mampu mencukupi dan memuaskan apa saja yang mereka
inginkan. Uang sebagai satuan hitung yaitu dengan uang seseorang bisa menghitung kegunaan,
kualitas dan manfaat suatu barang dan jasa, karena semakin mahal barang dan jasa maka kualita
dan mutu barang dan jasa itu pun semakin baik. Uang sebagai alat penyimpan yaitu dengan
adanya uang kita bisa menabung, dan dengan uang juga kita bisa membeli emas, perak dll yang
bisa kita simpan untuk kita gunakan di masa depan dan di saat kita membutuhkan. Oleh karena
itu, pengaruh uang terhadap perekonomian sangat lah berpengaruh, maju tidaknya perekonomian
seseorang ditentukan dengan seberapa banyak uang yang mereka miliki. Semakin banyak uang
yang mereka miliki maka perekonomian mereka akan tercukupi. Namun tidak dengan mereka
yang tidak memiliki banyak uang, hidup mereka tidak akan terjamin, kesehatan, pangan, papan
akan serba kesulitan.
Fungsi Uang
Jenis-Jenis Uang
Uang yang beredar dalam masyarakat atau menurut lembaga yang mengeluarkan dapat
dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
Uang kartal
Uang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.
Uang giral
Uang giral merupakan uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang
dapat ditarik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang ini, orang menggunakan cek. Cek yang
dibuat atas nama statu rekening deposito merupakan perintah kepada bank untuk membayar
kepada orang yang ditunjuk pemilik rekening.
Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya
berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral
contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.
a) Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana, dimana cek
dikenal ada tiga macam:
1. Cek atas unjuk
2. Cek atas nama
3. Cek silang.
b) Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari
rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Jadi Giro bilyet tidak dapat
ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.
Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan
alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran
yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Menurut J.M. Keynes ada 3 (tiga) alasan orang memegang uang, yaitu :
Motif Spekulasi
Permintaan uang untuk ditujukan memperoleh keuntungan secara cepat, karena mengetahui
peluang ekonomi yang menguntungkan.
Pada masa itu banyak yang mendesak Pemerintah untuk mencetak mata uang sendiri. Hingga
akhirnya pemerintah pun menerbitkan ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia. Namun saat itu
keadaan negara yang masih kacau membuat peredaran ORI agak tersendat. Meskipun begitu ORI
tetap diedarkan karena terbukti mampu meningkatkan solidaritas serta nasionalisme rakyat
Indonesia.
Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana. Kualitas yang tidak bagus dan sistem pengaman
berupa serat halus masih kurang. Dan dalam peredaraannya, ORI terbagi atas beberapa
penerbitan.
Pecahannya terdiri dari: 1 sen, 5 sen, 10 sen, rupiah, Rp1,00, Rp5,00, Rp10,00,
Rp100,00.
Untuk mengenal sen dan rupiah, silakan baca Pengertian uang, sejarah , dan teorinya
Hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu: Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, dan
Rp100,00.
Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947.
Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis.
Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri ORI IV.
Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu Rp0,00, Rp75,00,
Rp100,00 Hatta, Rp400,00,dan salah satu karya terbaik dan terlangka, sekaligus harga
termahal, nominal 600 rupiah (unissued).
Tanggal 23 Agustus 1971 mendevaluasi rupiah sebesar 10%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Rp415,00 (sebelumnya Rp378,00).
Dikeluarkan juga penerbitan khusus dengan pecahan dan gambar yang sama tetapi
terbuat dari bahan palstik polymer dengan pengaman berupa holografis Soeharto,
bukan tanda air/watermark, seperti yang biasa digunakan.
Dari penjabaran di atas, uang yang dipakai di negara kita memang berubah-rubah bentuk
fisiknya. Dan berikut inilah gambar uang kertas indonesia lama sampai yang terbaru
1 sen 1945
5 sen 1945
10 sen 1945
10 rupiah 1945
10 sen 1947
25 sen 1957
1/2 rupiah 1947
5 rupiah 1947
25 rupiah 1947
5 rupiah 1950
10 rupiah 1950
1 rupiah 1951
2 1/2 rupiah 1951
5 rupiah 1952
10 rupiah 1952
25 rupiah 1952
500 rupiah 1952
1 rupiah 1956
2 1/2 rupiah 1956
5 rupiah 1957
25 rupiah 1957
50 rupiah 1957
100 rupiah 1957
5 rupiah 1958
5 rupiah 1959
10 sen 1964
1 rupiah 1964