Anda di halaman 1dari 67

A.

Sistem Pembayaran
1. Pengertian Sistem Pembayaran
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk
mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem
pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam pandangan Manuel Guitian mantan Direktur the Monetary and Exchange Affairs
Department IMF, sistem pembayaran mencakup seperangkat alat dan sarana umum yang
diterima dalam melakukan pembayaran, kerangka kelembagaan dan organisasi yang mengatur
pembayaran tersebut (termasuk peraturan prudensial), dan prosedur operasi serta jaringan
komunikasi yang digunakan untuk memulai dan mengirimkan informasi pembayaran dari
pembayar kepada penerima dan menyelesaikan pembayaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
dikatakan bahwa sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkap aturan,
lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suati kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sementara itu menurut
Bank for Internasional Settlement (BIS), sistem pembayaran mencakup seperangkat sarana,
prosedur perbankan dan sistem transfer dana antarbank yang menjamin sirkulasi uang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan
pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini juga melibatkan berbagai
lembaga, seperti bank sentral, bank umum, bank komersial dan lembaga keuangan lainnya. Bank
sentral dan bank umum atau bank komersial menjadi penyelenggara dan penguna sistem
pembayaran yang besar.
2. Komponen- komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran
Adapun komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai berikut.
a. Alat pembayaran (payment instruments). Setiap transaksi pembayaran memerlukan
beberapa bentuk alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum dan peraturan. Alat
pembayaran dapat dikelompokkan atas alat pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai.
Alat pembayaran tunai contoh sederhana dari alat pembayaran. Alat pembayaran tunai lebih
banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Sementara itu, alat pembayaran nontunai
memerlukan penggunaan satu atau lebih untuk menyelesaikan transaksi.
b. Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (interbank fund transfer
system). Variasi cukup banyak tergantung pada alat pembayaran yang diprosesnya. Faktor
penting yang memengaruhi pengoprasian sistem transfer dana antarbank adalah penggunaan
teknologi informasi. Pengolahan data elektronik dan telekomunikasi, misalnya, telah
memungkinkan pengenalan Real Time Gross Settlement System (RTGS). RTGS adalah proses
penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi dan bersifat
real time.
c. Lembaga yang memproses sistem pembayaran (payment systems operators). Di Indonesia
lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1) Bank Indonesia menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI. Dengan BI-RTGS, Bank
Indonesia memproses setelmen transfer kredit antarbank untuk high value transfer, setelmen
kliring BI, setelmen kliring pasar modal, setelmen kliring switching company, setelmen surat
berharga dan transfer dalam rangka pengelolaan dan fiskal. Semuanya menggunakan central
bank money. Sementara itu dengan SKNBI, Bank Indonesia melakukan kliring antarbank untuk
alat pembayaran cek, BG, nota debet lainnya, dan transfer kredit antarbank.
2) PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menggunakan Central Depository and Book
Entry Settlement System (C-BEST). Perusahaan ini menyelenggarakan kliring surat berharga
pasar modal di Bursa Efek Indonesia. Settlement kliring surat berharga ini disetel pada Sistem
BI-RTGS.
3) Switching atau penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Sistem
yang digunakan adalah Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared Credit Card
Network. Dengan sistem ini mereka memproses kliring APMK dan melakukan setelmen pada
bank atau lembaga lain yang ditunjuk sebagai lembaga setelmen.
d. Saluran pembayaran (delivery channel), antara lain mencakup hal-hal berikut.
1) Electronic Data Capturing (EDC) yang ada di merchant/took untuk membaca transaksi yang
dilakukan menggunakan alat pembayaran, seperti katu ATM, debet, kartu kredit.
2) Teller input atau petugas teller di bank yang melakukan pengiriman dana atas dasar draft
perintah transfer yang dibuat oleh pengirim dana.
3) Mesen ATM (Anjungan Tunai Mandiri) pengganti teller yang dapat melanjutkan instruksi
pengiriman dana.
4) Internet, mobile banking dan phone banking.
3. Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian
Adapun peran sistem pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut.
a. Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat di mana transaksi terjadi.
b. Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi.
c. Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan.
d. Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisien pasar keuangan.
e. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem
keuangan.
f. Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian
moneter yang lebih efektif dan efisien.
g. Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan.
h. Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang
lebih beragam.
4. Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendalian
Perkembangan teknologi informasi denagn segala bentuknya memang member berbagai
kemudahan, kecepatan dan kelancaran sistem pembayaran. Di balik ini semua, ada juga
ketergantungan. Misalnya ketergantungan sistem transfer dana elektronik terhadap kehandalan
infrastruktur jaringan komunikasi. Kinerja yang kurang baik dari jaringan komunikasi dapat
menimbulkan risiko operasional. Gangguan operasional juga berpotensi memperlambat
mekanisme settlement dana. Timbullah risiko likuiditas. Risiko ini terjadi karena pihak yang
berutang tidak dapat memenuhi kewajiban pada waktunya. Akibatnya, likuiditas pihak lain
terpengaruh. Pada gilirannya risiko likuiditas dapat meningkat menjadi risiko kredit. Hal yang
paling ditakuti karena dapat menggoncangkan stabilitas sistem keuangan adalah risiko sistemik.
Selain risiko-risiko ini masih banyak risiko lain yang akan dihadapi jika sistem pembayaran tidak
dikendalikan dengan baik. Hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing penyelenggara sistem
pembayaran. Untuk itu, Bank Indonesia yang berperan sebagai operator, regulator, dan pengguna
sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai berikut.
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau
bentuk lainnya.
b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.
c. Konsultasi dan fasilitas pada penyelenggara sistem pembayaran.
d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai
kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang
sistem pembayaran.
e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.

EKONOMI SISTEM PEMBAYARAN

B. Evolusi Sistem Pembayaran: Dari Barter ke Sistem Pembayaran E-Commerce


Sistem pembayaran mengikuti tahapan perkembangan ekonomi. Tahapan evolusi si8stem
pembayaran dimulai dari sistem barter. Sistem ini merupakan sistem perekonomian yang paling
sederhana di kalangan masyarakat primitif. Dalam masyarakat primitif, transaksi melibatkan
pertukaran fisik langsung barang atau barter. Barter merupakan sistem pembayaran dengan
komoditas barang tertentu yang merepresentasikan suatu nilai tertentu.
Kelemahan utama barter sebagai sistem pembayaran terletak pada kenyataan bahwa transaksi
dapat terjadi karena ada dua keinginan pada waktu tertentu. Dalam transaksi ini penjual harus
mau menerima apa yang akan diserahkan oleh pembeli. Hal ini terjadi karena masyarakat
primitif hanya memiliki seperangkat barang yang terbatas yang akan ditukar dalam sistem barter.
Dalam perekonomian masyarakat primitif, masih sedikit spesialisasi tenaga kerja atau produksi.
Seiring dengan perkembangan zaman, muncullah spesialisasi tenaga kerja dalam perekonomian.
Bila ada spesialisasi tenaga kerja, perekonomian akan menjadi lebih maju. Spesialisasi membuat
produktivitas lebih besar. Akibatnya, pendapatan meningkat dan barang yang akan dikonsumsi
akan lebih banyak. Selain itu, spesialisasi mengarah pada kebutuhan akan adanya perdagangan.
Dengan spesialisasi, masing-masing anggota masyarakat tidak lagi menghasilkan semua atau
sebagian besar dari kebutuhannya. Itulah sebabnya mereka harus mencarinya melalui
perdagangan. Dalam kondisi seperti ini sistem barter menjadi lebih sulit. Perlu ada alat
pertukaran yang dapat diterima secara umum sebagai pembayaran dalam transaksi, penyimpan
nilai yang aman, dan mewakili unit hitung standar. Dalam hal ini uang komoditas memfasilitasi
spesialisasi dan perdagangan. Uang komoditasi adalah barang yang diterima secara umum
sebagai alat tukar. Barang itu tetap memilikinilai meskipun tidak sedang digunakan sebagai uang.
Contoh uang komoditas adalah logam mulia, merica, tembakau, kulit hewan, dan garam.
Dengan adanya uang komoditas, perdagangan menjadi semakin luas. Tidak perlu ada dua
keinginan yang saling timbale balik sebagai dasar terjadinya transaksi. Akibatnya, uang
komoditas dapat menurunkan biaya transaksi dan memfasilitasi perdagangan, yang ada
gilirannya memungkinkan spesialisasi dan produktivitas yang lebh besar.
Meskipun demikian uang komoditas juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya antara lain
sebagai berikut.
1. Uang komoditas tidak berlaku secara universal. Uang komoditas diterima sebagai alat tukar
secara lokal.
2. Uang komoditas tidak memiliki nilai yang stabil. Hal ini karena nilainya berfluktuasi sesuai
dengan pasokan dan permintaan untuk komoditas tersebut.
3. Uang komoditas tidak dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan.
4. Banyak jenis uang komoditas yang besar, berat, atau tidak nyaman untuk dibawa.
Dengan kelemahan uang komoditas, akhirnya, sistem pembayaran berevolusi sampai pada situasi
yang kita lihat sekarang. Uang fiat sebagian besar menggantikan uang yang terbuat dari logam
mulia. Secara historis, kebanyakan negara menggunakan standar emas. Hal ini terjadi pada
periode waktu ketika nilai nominal mata uang yang diperlukan harus didukung 100% oleh emas
dengan nilai yang sama. Jumlah uang yang beredar dalam negeri pada waktu itu selalu
ditukarkan dengan emas. Jumlah uang yang beredar itu hanya bisa berkembang jika cadangan
emas semakin banyak. Sejarah mencatat bahwa penemuan emas besar-besaran di California dan
Alaska menyebabkan peningkatan besar persediaan emas di seluruh dunia yang pada gilirannya
menyebabkan periode inflasi harga di seluruh dunia. Saat ini, sebagian besar mata uang dalam
negeri tidak didukung oleh emas. Stok mata uang ditentukan oleh negara sendiri.
Uang fiat adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang
sah. Uang fiat melibatkan pengaturan secara hukum dan negara dapat mengubahnya sesuai
dengan keinginannya. Uang fiat diterima secara luas, karena dinyatakan oleh
pemerintah/berdasarkan undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah dan sebagai alat
untuk menyelesaikan masalah utang piutang.
Kelemahan utama uang kertas dan uang logam antara lain adalah mudah dicuri dan cukup berat
untuk dibawa dalam jumlah besar. Untuk mengatasi masalah ini, digunakanlah cek dalam sistem
pembayaran.
Cek adalah perintah dari seseorang ke bank tempat dia memiliki rekening untuk mengirimkan
uang dari rekeningnya ke rekening orang lain ketika orang tersebut meyetorkan cek yang
diterimanya. Dengan adanya cek, transaksi ekonomi dapat terjadi tanpa ada sejumlah besar uang.
Dengan ini sistem pembayaran pun semakin efisien. Kelebihan cek dibanding dengan alat tukar
sebelumnya antara lain sebagai berikut.
1. Dengan cek, pembayayaran yang saling membatalkan dapat diselesaikan dengan pembatalan
cek tanpa perpindahan uang secara fisik.
2. Pembayaran transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan mudah.
3. Cek memberikan bukti pembelian dengan nyaman.
Meskipun demikian. Kita juga menghadapi kesulitan dalam menggunakan cek. Pertama, kita
tidak dapat melakukan pembayaran yang cepat dengan orang yang di lokasi yang berbeda. Selain
itu, biaya administrasinya juga mahal. Kesulitan-kesulitan ini mulai teratasi dengan
perkembangan teknologi komunikasi. Internet telah mempermudah kita untuk melakukan
transaksi pembayaran. Teknologi pembayaran secara elektronik tidak hanya menggantikan cek
tetapi juga tunai dengan e-money. Bentuk pertama e-money adalah kartu debit. Kartu debit
memungkinkan konsumen membeli barang dan jasa secara langsung dengan memindahkan dana
secara elektronik dari rekening pribadinya ke rekening penjualnya.
Pembayaran secara elektronik semakin berkembang seiring dengan perkembangan e-commerce.
Contoh sistem pembayaran elektronik untuk e-commerce dapat dilihat pada peraga berikut.
Sistem Pembayaran Keterangan Contoh
Sistem pembayaran kartu kredit digital (Digital credit card payment system) Pelayanan yang
aman untuk pembayaran kartu kredit melalui internet. Tujuannya agarinformasi
yangditransmisikan antara pengguna, penjual, dan bank terlindungi. e-Charge
Dompet digital (digital wallet) Piranti lunak untuk menyimpan informasi kartu kredit dan
informasi lainnya yang digunakan dalam pengisian formulir dan pembayaran barang melalui
jaringan internet. MSN Wallet MasterPass Wallet
Sistem pembayaran digital dengan saldo terakumulasi (accumulated balance digital payment
system) Mengakumulasi pembelian micropayment sebagai saldo utang yang harus dibayar secara
berkala pada kartu kredit dan tagihan telpon. Micropayment adalah sistem pembayaran untuk
pembelian barang yang nilainya sangat kecil, seperti mengunduh sebuah artikel atau klip music
dari situs internet. Qpass, Valista. Peppercoin
Sistem pembayaran nilai tersimpan (stored value payment system) Memungkinkan konsumen
melakukan pembayaran langsung kepada penjual berdasarkan nilai yang tersimpan dalam
rekening digital. eCount Mondex Card
Uang tunai digital (e-cash) Mata uang digital yang dapat digunakan untuk pembayaran ClearBit
Sistem pembayaran rekan ke rekan (peer-to-peer payment system) berbasis Web Mengirimkan
uang menggunakan Web ke seseorang atau penjual yang tidak memiliki sarana untuk menerima
pembayaran kartu kredit. PayPal
Cek digital (digital checking) Cek elektronik dengan tanda tangan digital untuk pengamanan E-
Check
Sistem pembayaran dan penyampaian tagihan elektronik Mendukung pembayaran elektronik
untuk pembelian barang secara online maupun secara fisik untuk produk dan layanan setelah
pembeliannya dilakukan. CheckFree, Yahoo!Bill Pay

C. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran


1. Peran Bank Indonesia
Tujuan bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan pengaturan dan pengelolaan kelancaran sistem pembayaran nasional (SPN).
Kelanacaran SPN juga perlu didukung oleh infrastruktur yang andal. Semakin lancar dan andal
SPN, semakin lancar pula transmisi kebijakan moneternya. Kelancaran kebijakan moneter
tersebut pada akhirnya akan bermuara pada stabilitas nilai tukar.
Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas
moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, Bank
Indonesia juga memiliki wewenang memberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan
pengawasan atas SPN.
Selain itu, masih ada tugas Bank Indonesia dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara
sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral adalah satu-
satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti
uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik, hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah
tak berlaku dari peredaran.
Dalam hal alat pembayaran tunai, Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang berwenang
mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang
dari peredaran. Terkait dengan peran tersebut, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk
memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan
yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisiyang layak edar (clean money policy).
Sebelum mengeluarkan uang rupiah, dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar uang yang
dikeluarkan memiliki kualitas yang baik. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi
perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai
intrinsik, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta
komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun ke depan. Berdasarkan
perencanaan tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk uang emisi baru maupun
pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan kemudian diedarkan ke seluruh wilayah melalui kantor Bank
Indonesia. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum
maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan
setoran dan pembayaran uang rupiah. Sementara itu, kepada masyarakat dilakukan melalui
penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau
melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.
Setelah mengeluarkan uang rupiah, kegiatan pengelolaan yang dilakukan Bank Indonesia adalah
pencabutan uang terhadap pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai
alat pembayaran yang sah. Pencabutan ini dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi
peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang rupiah yang
dicabut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk
oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, untuk menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat,
Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan adalah uang
yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetakan yang kurang sempurna, dan
uang yang sudah tidak layak edar.
2. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan lazim digunakan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga keuangan
bukan bank, baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring, maupun sistem
penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia.
Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui
sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.
Hampir 95% transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat mendesak. Contohnya,
transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah,
transaksi valuta asing, serta settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada
tahun 2010, misalnya, BI-RTGS telah melakukan transaksi sedikitnya Rp174,3 triliun per hari.
Sementara itu, sebagai perbandingan, transaksi nontunai dengan Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) dan uang elektronik yang dilakukan bank atau lembaga keuangan bukan bank
hanya sekitar Rp8,8 triliun per hari.
Mengingat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, maka kontinuitas dan
stabilitasnya harus dijaga. Jika sesaat saja sistem BI-RTGS mengalami gangguan, maka akan
sangat mengganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu, Bank Indonesia
sangat peduli dalam menjaga stabilitas BI-RTGS yang dikategorikan sebagai Systemically
Important Payment System (SIPS). SIPS adalah sistem yang memproses transaksi pembayaran
bernilai besar dan bersifat mendesak. Selain SIPS, dikenal pula System Wide Important Payment
System (SWIPS), yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK
termasuk dalm kategori SWIPS ini. Bank Indonesia juga peduli dengan SWIPS karena sistem ini
digunakan secara luas oleh masyarakat. Jika terjadi gangguan, maka kepentingan masyarakat
dalam melakukan pembayaran akan terganggu.
Bank Indonesia tidak hanya peduli pada terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga
kesetaraan akses dan perlindungan konsumen. Terciptanya efisiensi sistem pembayaran berarti
member kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses di
seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Kesetaraan akses berarti Bank Indonesia
memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Sementara itu, aspek perlindungan konsumen dimaksudkan Bank Indonesia mewajibkan
penyelenggara sistem pembayaran nontunai untuk mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen
secara wajar dalam penyelenggaraan sistemnya.

A. SEJARAH BERDIRINYA BANK DI DUNIA

Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha perbankan telah memegang peranan
dalam lalu lintas perdagangan. Tugas bank waktu itu lebih bersifat tukar menukar uang, sehingga
orang yang melakukannya disebut pedagang uang. Pada umumnya pekerjaan pedagang uang
hanyalah perantara menukarkan mata uang asing dengan mata uang negeri sendiri atau
sebaliknya. Kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan, ataupun
meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.

Awal mula berdirinya bank di Dunia secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut. kira-kira
tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semacam bank. Bank ini meminjamkan emas dan
perak dengan tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai Temples of Babylon. Sesudah
zaman Babylon, tahun 500 SM menyusul di Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai
Greek Temple, yang menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta
meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul bankir-bankir swasta
pertama. Operasinya meliputi penukaran uang dan segala macam kegiatan bank. Lembaga
perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 560 SM.

Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang operasinya sudah lebih luas lagi,
yakni tukar menukar mata uang, menerima deposito, memberikan kredit, mentransfer modal dan
bersamaan dengan jatuhnya kota Romawi pada tahun 509 SM, perbankan juga ikut jatuh. tetapi
pada tahun 527-565 M Yustinianus menkodefikasikan hukum Romawi di Konstatinopel sehingga
perbankan berkembang kembali. perkembangan ini diawali dengan adanya perdagangan dengan
Cina, India, dan Ethiopia. Bahkan mata uang Konstatinopel ditetapkan sebagai mata uang
internasional. Hubungan perdagangan kemudian berkembang ke Asia Barat (sekarang Timur
Tengah) dan Eropa sehingga kota-kota seperti Alexandria, Venesia dan beberapa pelabuhan di
Italia Selatan terkenal sebagai pusat perdagangan yang pentng. Bank Venesia didirikan oleh
pemerintah pada tahun 1171 dan merupakan bank negara pertama yang dipakai untuk membiayai
perang. Kemudian berturut-turut berdirilah Bank of Genoa dan Bank of Barcelona pada tahun
1320.

Sekitar awal abad ke-16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda) serta Antwerpen dan Leuven
(Belgia) tukang-tukang emas bersedia menerima uang logam (emas, Perak) untuk disimpan.
Sebagai tanda bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpana suatu tanda
deposito yang disebut Goldsmith's note. Goldsmith's note tersebut merupakan bukti bahwa
tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat
pembayaran atau menjadi uang kertas. Sejarah mencatat, Goldsmith's note oleh pemiliknya
jarang ditukar kembali dengan uang logam. Berdasarkan hal tersebut, tukang emas mulai
memberanikan diri mempergunakan kesempatan mengeluarkan Goldsmith's note, sekalipun
jaminan emas tidak ada. Namun Goldsmith's note yang dikeluarkan itu tetap merupakan bukti
hutangnya. Dengan perkembangan ini, maka peralihan tugas tukang emas menjadi tugas
perbankan.

B. SEJARAH PERBANKAN DI INDONESIA

sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 10 Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda
(Nusantara), sudah didirikan bank oleh pemerintah Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama
De Javasche Bank kedudukan di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik
pemerintah, namun semua pimpinannya diangkat oleh pemerintah. Tujuan utama pendirian bank
tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintah Belanda. Pada tahun 1951, De
Javashe Bank di nasionalisasikan diganti namanya menjadi Bank Indonesia.

Selain bank yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda,ada juga bank yang didirikan oleh
swasta yang dananya berasal dari orang-orang Belanda, Inggris, Jepang, dan Cina. Bank-bank
yang dimiliki oleh orang Belanda adalah:

Nederland Handels Maatschappij (1824).


De Escomptobank N.V (1857), dan
Nationale Handelsbank (1863).

Bank-bank yang dimiliki oelh orang Inggris adalah:

The Chartered Bank of Hindia.


Hongkong Shanghai Banking Corporation.

Bank-bank yang dimiliki oleh orang inggris adalah:

The Yokohama Shokin Bank, dan


The Mitsui Bank.

Bank-bank yang dimiliki oleh orang Cina adalah:

The Overseas Chinese Banking Corporation.


The Bank of China.
NV Batavia Bank, dan
NV Bank Vereeninging Oei Tiong Ham.

Keberadaan bank-bank swasta asing tersebut lebih bersifat menguntungkan orang-orang asing
dan bukunya memajukan perekonomian rakyat Indonesia. Namun, untunglah terdapat beberapa
tokoh (orang indonesia yang memikirkan nasib perekonomian rakyat. Mereka mendirikan
berbagai organisasi yang kegiatannya untuk meningkatkan perekomonian orang indoensia. Di
antara sekian banyak organisasi yang muncul di indonesia yang sangat terkenal adalah:

Bank Pyiyayi yang didirikan oleh Patih Wiriaatmadja dii Purwokerto tahun 1896.
Indonesia Study Club, yang dipimpin oleh Dr. Sutomo, mendirikan koperasi, sekolah tenun,
pusat kerajinan, dan bank. Bank yang didirikan di Surabaya diberi nama Bank Nasional
Indonesia pada tahun 1925
NV Bank Boemi di Jakarta yang dipelopori oleh Sumanang.
Bank Nasional Abuan Saudagar di Bukittinggi.

Masa Kemerdekaan

setelah jepang menyerah pada Perang Dunia kedua, Belanda kembali lagi ke Indonesia dengan
membonceng tentara Inggris. Akibanya, wilayah Indonesia saat itu terbagi menjadi dua, yaitu
Daerah Republik yang dikuasai oleh pemerintah Republik Indinesia dan Daerah Federal yang
diduduki oleh Belanda.

Di daerah Republik terdapat bank pemerintah dan bank swasta. Bank pemerintah yang ada pada
saat itu adalah:

Bank Negara Indonesia (BNI) yang didirikan tanggal 5 juli 1946.


Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang berasal dari De Algemene Volkscredietbank.

Adapun bank - bank swasta yang ada pada saat itu adalah:

Bank Surakarta Maskapai Andil Bumi Puteri di Solo.


Bank Indonesia di Palembang.
Indonesia Banking Corporaton di Yogyakarta, dan
Bank Nasional Indonesia di Surabaya.

Di daerah Federasi terdapat bank yang dimiliki oleh swasta, yakni

NV Bank Soelawesi di Manado.


NV Bank Perniagaan Indonesia.
NV Bank Timoer di Semarang.
Bank Dagang Indonesia VV di Banjarmasin, dan
Kalimantan Trading Corpporation di Samarinda.
Dewasa ini di Indonesia terdapat banyak bank yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta
nasional dan swasta nasional dan swasta asing, namun, menurut fungsinya bank-bank tersebut
dapat dikelompokkan menjadi Bank Sentral yaitu Bank Indonesia.

Bank Sentral di atur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang
Kemandirian Bank Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat diatur oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sejumlah pasal UU
tersebut mengalami perubahan melalui Undang-Undang No. Tahun 1998.

C. ASAL MULA KEGIATAN BANK

Pada awalnya diketahui sistem moneter saat uang dibuat dari kepingan logam mulia. Contoh :
emas dan perak. Dengan jaminan emas dan perak tersebut. Demikian pula dengan nilai uang
yang terdapat dari beratnya logam mulia tersebut. Sistem moneter dalam dunia perdagangan
adalah cikal bakal dari lembaga keuangan.

Dalam sejarah perbankan, tercatat asal mula kegiatan perbankan terjadi di zaman kerajaan
daratan eropa. Kemudian berkembang ke Asia, Amerika, Afrika melalui perdagangan saat bangsa
eropa melakukan penjajahan.

Penukaran uang adalah kegiatan perbankan yang pertama. Maka dari itu, bank dikenal sebagai
tempat penukaran uang. Penukaran dilakukan antar pedagang dengan kerajaan yang satu dan
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang sampai sekarang dikenal dengan istilah
perdagangan Valuta Asing.

Kegiatan perbankan kemudian berkembang menjadi tempat penitipan uang, peminjaman uang
(kredit), jasa pengiriman uang, penagihan surat berharga, letter of credit, jasa bank garansi, jasa
kartu kredit, dll.

Sejarah Perbankan di Indonesia

Dimulai sejak zaman penjajahan Hindi-Belanda. Beberapa bank milik Hindia-Belanda kemudian
di nasionalisasikan oleh pemerintah. Beberapa diantaranya yaitu :
- Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur),
- Bank Dagang Nasional Indonesia,
- Bank Gemari sekarang dikenal sebagai Bank Central Asia.
- Dll.

Arsitektur Perbankan di Indoinesia

Pada tahun 2004 Bank Indonesia mulia menetapkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
adalah suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan indonesia yang bersifat
menyeluruh dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun ke depan. API bertujuan memberikan arah,
bentuk, dan tatanan industri perbankan di Indonesia. Visi dari API ialah menciptakan sistem
perbankan yang sehat kuat dan efisien, menciptakan kestabilan sistem keuangan, mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Program API berkaitan dengan peningkatan kinerja
perbankanmelalui penerapan standar Good Coorporate Governance.

Sasaran (Pilar) yang ingin di capai sesuai visi API yaitu :

- Struktur perbankan domestik yang sehat, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendorong pembangunan ekonomi nasional,
- Sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif sesuai standar internasional,
- Berdaya saing tinggi dan memiliki ketahanan terhadap resiko,
- Infrastruktur yang lengkap dalam perlindungan konsumen.

Kelemahan API

- Pertumbuhan kredit perbankan masih rendah,


- Struktur perbankan yang belum optimal,
- Kurangnya pemenuhan layanan perbankan,
- Pengawasan bank harus ditingkatkan,
- Kapabilitas perbankan lemah,
- Profitabilitas dan efisiensi bank yang belum konsisten,
- Kurangnya perlindungan nasabah.
- Perkembangan teknologi.

Sejarah Uang

Uang yang kita kenal sekarang ini telah


mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal
pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri.
Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana,
mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi
sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh
barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem
barter', yaitu barang yang ditukar dengan barang.

Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di
antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan
dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang
yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir
sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-
benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat
pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda
yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-
benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang
berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu
antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga
penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut
sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar
karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak,
mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan
alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emasdan
perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan)
uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat
itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai
hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-


menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia
(emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi
dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai
alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat
itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas
atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran.
Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

Sejarah uang sejak ribuan tahun. Pengetahuan tentang pengumpulan mata uang adalah studi
ilmiah uang dan sejarahnya dalam segala bentuknya.

Banyak artikel telah digunakan sebagai uang komoditas seperti logam mulia alami langka,
cowrie, barley, mutiara, dll, serta banyak hal lainnya yang dipandang sebagai memiliki nilai.

uang Modern (dan uang lama) pada dasarnya adalah tanda - abstraksi dengan kata lain, sebuah.
Kertas mata uang mungkin merupakan jenis yang paling umum saat ini uang fisik. Namun,
benda-benda emas dan perak memiliki sifat penting banyak uang.

Non-moneter tukar: barter dan hadiah


Berlawanan dengan konsepsi populer, tidak ada bukti dari masyarakat atau ekonomi yang
bergantung terutama pada barter. Sebaliknya, masyarakat non-moneter dioperasikan sebagian
besar di bawah prinsip-prinsip ekonomi hadiah. Ketika barter benar-benar terjadi, itu umumnya
antara dua orang asing, atau musuh yang potensial.

Dengan barter, seseorang dengan objek material nilai, sebagai ukuran butiran, langsung bisa
pertukaran objek untuk objek lain dianggap memiliki nilai yang sama, seperti binatang kecil, pot
tanah liat atau alat. Kemampuan untuk melakukan transaksi sangat terbatas karena bergantung
pada beberapa kebetulan inginkan. Penjual foodgrains harus mencari pembeli yang ingin
membeli gandum dan juga bisa menawarkan sesuatu sebagai imbalan, penjual ingin membeli.
Tidak ada media pertukaran umum di mana penjual dan pembeli dapat mengubah barang-barang
yang bisa diperdagangkan mereka. Tidak ada standar yang dapat diterapkan untuk mengukur
nilai relatif dari berbagai barang dan jasa.

Dalam perekonomian hadiah, barang dan jasa yang berguna secara teratur diberikan tanpa
persetujuan eksplisit untuk hadiah atau masa depan (yaitu tidak ada formal pound pro quo).
Idealnya, simultan atau rutin memberikan berfungsi untuk mengedarkan dan mendistribusikan
barang-barang berharga dalam masyarakat.

Ada beberapa teori tentang ekonomi sosial hadiah. Beberapa melihat sumbangan sebagai bentuk
altruisme timbal balik. Interpretasi lain adalah bahwa status sosial diberikan sebagai imbalan
untuk "hadiah". Perhatikan, misalnya, pembagian makanan di beberapa masyarakat pemburu-
pengumpul, dimana berbagi makanan adalah suatu perlindungan terhadap kegagalan mencari
makan sehari-hari setiap individu. Kebiasaan ini mungkin mencerminkan altruisme, dapat
menjadi bentuk asuransi informal, atau dapat membawa dengan itu status sosial atau keuntungan
lainnya.

Munculnya uang
peradaban Mesopotamia mengembangkan ekonomi yang didasarkan pada komoditas uang skala
besar. Orang Babel dan negara-negara tetangga mereka kota kemudian mengembangkan sistem
pertama ekonomi daripada yang kita pikirkan saat ini dalam hal aturan tentang utang, hukum
kontrak dan kode hukum yang berkaitan dengan praktek-praktek komersial dan milik pribadi .
Uang itu bukan hanya penampilan, itu adalah sebuah kebutuhan.

Kode Kode Hammurabi UU ca terbaik diawetkan kuno, telah dibuat. 1760 SM (kronologi
tengah) di Babel kuno. Hal ini diadopsi oleh raja Babel keenam, Hammurabi. Sebelumnya
koleksi hukum termasuk Kode Ur-Nammu, raja Ur (ca. 2050 SM), Kode Eshnunna (ca. 1930
SM) dan Kode Lipit-Ishtar dari Isin (sekitar 1870 sebelum JC). Kode-kode hukum formal
peranan uang dalam masyarakat sipil. Mereka memperbaiki jumlah bunga atas utang ... denda
untuk 'malpraktik' ... dan kompensasi moneter untuk pelanggaran hukum formal.

The Shekel referensi untuk sebuah unit kuno berat dan mata uang. Penggunaan pertama istilah
ini berasal dari Mesopotamia sekitar 3000 SM. dan kembali ke massa jenis jelai yang nilai-nilai
lain yang terkait dalam metrik tembaga dll seperti perak, jelai perunggu, / syikal pada awalnya
kedua unit dan satu unit mata uang berat, karena pound sterling awalnya unit denominasi massa
satu pon perak.

Dengan tidak adanya alat tukar, masyarakat non-moneter dioperasikan sebagian besar di bawah
prinsip-prinsip ekonomi hadiah.

komoditas uang

Barter memiliki beberapa masalah, termasuk bahwa itu memerlukan suatu "kebetulan inginkan."
Misalnya, jika seorang petani gandum membutuhkan apa petani menghasilkan buah-buahan,
pertukaran langsung adalah mustahil untuk buah musiman akan merusak sebelum panen. Salah
satu solusinya adalah untuk perdagangan buah dari gandum secara tidak langsung oleh
komoditas, ketiga "menengah",: buah dipertukarkan untuk produk setengah jadi ketika buah
matang. Jika ini komoditas menengah tidak menuntut binasa dan dapat diandalkan sepanjang
tahun (misalnya tembaga, emas, atau anggur), maka dapat ditukar dengan gandum setelah panen.
Fungsi dari komoditas menengah sebagai penyimpan nilai dapat dibakukan dalam uang
komoditas umum, mengurangi kebetulan ingin masalah. Dengan mengatasi keterbatasan barter
sederhana, uang komoditi membuat pasar di semua lain yang lebih likuid.

Banyak kebudayaan di seluruh dunia kemudian mengembangkan penggunaan uang komoditas.


Kuno China dan Afrika yang digunakan cowrie. Perdagangan dalam sistem feodal Jepang
didirikan pada koku - unit beras per tahun. syikal ini adalah unit kuno berat dan mata uang.
Penggunaan pertama istilah ini berasal dari Mesopotamia sekitar 3000 SM dan disebut berat
tertentu jelai, nilai-nilai lain dalam metrik tembaga dll seperti perak, jelai perunggu, / syikal
berada di awalnya kedua unit mata uang dan satuan berat.

Dimana perdagangan umum, sistem barter biasanya memimpin cukup cepat untuk beberapa
produk utama disebabkan kebajikan uang . Di koloni Inggris awal New South Wales, rum
muncul cukup segera setelah penyelesaian bahwa produk-produk pasar uang paling banyak.
Ketika suatu negara merupakan mata uang tanpa sering mengadopsi mata uang asing. Dalam
penjara di mana uang konvensional dilarang, sangat umum untuk rokok untuk mengambil
kualitas moneter, dan sepanjang sejarah, emas telah membuat fungsi moneter tidak resmi.

standar mata uang

Secara historis, logam, jika ada, umumnya telah menguntungkan untuk digunakan sebagai uang-
proto pada produk seperti sapi, cowrie, atau garam, karena mereka berdua tahan lama, portabel,
dan mudah dibagi. Penggunaan emas sebagai proto-uang telah ditelusuri kembali ke milenium
keempat SM ketika orang Mesir digunakan emas batangan dengan berat didefinisikan sebagai
alat tukar, seperti yang telah dilakukan sebelumnya di Mesopotamia dengan bar perak. Penguasa
pertama yang telah resmi didirikan standar untuk bobot dan uang Pheidon . Koinpertama dicap
(ditandai dengan otoritas dalam bentuk gambar atau kata-kata) dapat dilihat di Perpustakaan
Nasional di Paris. Ini adalah stater dari elektrum sepotong kura-kura, ditemukan di pulau Aegina.
Ini bagian yang luar biasa tanggal sekitar 700 SM . koin elektrum juga diperkenalkan sekitar 650
SM di Lydia.

Koin telah banyak diadopsi di seluruh Ionia dan Yunani daratan selama abad ke-6 SM, akhirnya
menimbulkan SM Kekaisaran Athena pada abad ke-5, dominasi daerah melalui ekspor mereka
keping perak, ditambang di selatan Attica dan Thorikos Laurion. Sebuah penemuan utama dari
perak di vena Laurion di 483 SM menyebabkan ekspansi besar militer armada Athena. bersaing
standar koin pada waktu itu dikelola oleh Phocaea Mytilene dan bagian penggunaan elektrum;
Aegina digunakan perak.

Ini adalah penemuan batu ujian yang membuka jalan bagi mata uang berbasis komoditas
dan koin logam. logam lunak dapat diuji untuk kemurnian batu ujian, untuk cepat menghitung
total kandungan logam menjadi satu. Emas adalah logam lunak, yang juga sulit untuk
menemukan, padat, dan storable. Akibatnya, emas moneter menyebar sangat cepat dari Asia
Kecil, di mana ia mendapat dipakai secara luas di seluruh dunia.
Menggunakan sistem tersebut masih diperlukan beberapa langkah dan perhitungan matematis.
Batu ujian untuk memperkirakan jumlah emas di suatu paduan, yang kemudian dikalikan dengan
berat menemukan jumlah emas dalam satu potong. Untuk memfasilitasi proses ini, konsep mata
uang standar diperkenalkan. Kamar telah dipra-ditimbang dan pra-paduan, selama produsen itu
menyadari asal koin, tidak menggunakan batu ujian diwajibkan. Koin yang dicetak oleh
pemerintah secara umum dalam proses hati-hati dilindungi, dan kemudian dicap dengan lambang
yang dijamin berat dan nilai logam. Namun itu sangat umum bagi pemerintah untuk berpendapat
bahwa nilai dana tersebut adalah lambang, dan dengan demikian semakin mengurangi nilai mata
uang dengan menurunkan kandungan logam mulia.

Meskipun emas dan perak telah umum digunakan untuk koin, logam lain dapat digunakan.
Sebagai contoh, Sparta kuno koin dilebur dari besi untuk mencegah warga dari terlibat dalam
perdagangan luar negeri. Pada awal abad ketujuh belas Swedia tidak memiliki logam yang lebih
mulia dan jika "piring uang" produk, yang lembaran besar dari tembaga sekitar 50 cm atau lebih
panjang dan lebar, tepat cap dengan indikasi nilai.
bagian dari logam mulia memiliki keuntungan menghasilkan nilai dalam koin sendiri - di sisi
lain, mereka diinduksi manipulasi: pemotongan bagian dalam upaya untuk mendapatkan dan
mendaur ulang logam mulia. Sebuah masalah besar adalah co-eksistensi simultan emas, perak
dan koin tembaga di Eropa. Inggris dan Spanyol nilai pedagang emas lebih dari koin perak,
seperti banyak dari tetangga mereka lakukan, yang menyatakan bahwa orang Inggris
Guinea koin emas yang berisi mulai bangkit melawan mahkota perak Inggris yang berbasis di
tahun 1670 dan 1680. Oleh karena itu, uang itu akhirnya dihapus ke Inggris untuk meragukan
jumlah emas masuk ke dalam negeri dengan kecepatan yang ada saham negara lain Eropa. Efek
ini diperparah dengan para pedagang Asia tidak berbagi apresiasi emas sekaligus Eropa -. Emas
dan perak meninggalkan Asia meninggalkan Eropa dalam jumlah pemantau Eropa seperti Isaac
Newton, Direktur Mint telah mengamati dengan perhatian.

Stabilitas telah datang ke dalam sistem dengan perbankan nasional yang menjamin untuk
mengubah uang ke emas pada tingkat yang dijanjikan, belum ada mudah. Risiko Bank of
England bencana keuangan nasional di 1730s ketika pelanggan meminta uang mereka akan
berubah menjadi emas dalam waktu krisis. Akhirnya, pedagang London menyelamatkan bank
dan bangsa dengan jaminan keuangan.

Langkah lain dalam evolusi mata uang koin berubah adalah satuan berat menjadi unit nilai.
pembedaan bisa dibuat antara nilai komoditi dan nilainya secara tunai. Perbedaannya adalah
nilai-nilai ini adalah seigniorage.

PERAN UANG DALAMPEREKONOMIAN

Uang merupakan benda biasa namun sangat luar biasa, uang berbentuk koin, lempengan biasa,
atau kertas. Namun dalam uang terkandung nilai dan makna yang sangat luar biasa. Apa yang
kita bawa saat bepergian ke warung, ke pasar, dan pusat perbelanjaan lainnya untuk membeli
barang..? Tentu saja adalah uang. Tidakhanya itu, untuk bersekolah,bertamasya, dan bermain,
Kita tentunya memerlukan uang. Selain memiliki banyak manfaat, uang juga memiliki sisi
negatif, semua orang berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya uang,
tanpa mereka sadari cara yang di lakukan mereka halal atau tidaknya. Uang juga mampu
memisah kan tali persaudaraan, karna uang mampu membutakan hati nurani seseorang. masa ke
masa uang banyak mengalami perkembangan, diantaranya adalah tahap sebelum barter, tahap
barter, tahap uang barang, tahap uang logam, dan tahap uang kertas. Semua tahap berpengaruh di
masa-nya. Pada zaman sekarang uang yang sering kita temui yaitu uang logam dan uang kertas.
Dengan adanya lembaran-lembaran uangkita dapat membeli kebutuhan-kebutuhan yang kita
inginkan dan kita perlukan, seperti sayur-sayuran, makanan, minuman, baju tas dll. Lembaran
uang juga bisa kita gunakan untuk membayar jasa yaitu, mengupah pegawai, membayar ongkos
ojeg, membayar pembantu dll. Peran lain dari uang adalah sebagai penyimpanan nilai, kita bisa
menyimpan uang dengan cara menabung, dan dapat kita gunakan ketika kita membutuhkan dan
untuk kebutuhan- kebutuhan kita di masa depan. Uang merupakan tempat penyimpanan yang
sangat peraktis karna kapan saja kita perlukan bisa kita ambil. Peran uang dalam perekonomian
dapat di ibaratkan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Jika kekurangan darah, manusia
seakan-akan hendak mati. Demikian juga ketika kita kekurangan uang, bagaikan kekurangan
darah, akan mengakibatkan gairah hidup manusia menurun dan melemah. Untuk itu manusia
berlomba-lomba mencari uang dari pagi ke pagiagar mereka bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara demi terkumpulnya pundi-
pundi rupiah, seseorang mampu melakukan apa saja misalnya mencuri, penjadi pembunuh
bayaran, dll yang di haramkan oleh agama. Pada zaman sekarang uang telah merajai segalanya,
dengan kebutuhan hidup yang sangat banyak dan harga barang-barang yang semakin mahal,
membuat semua orang berfikir keras untuk mencari uang, semakin banyak uang yang mereka
punya, maka kebutuhan mereka akan terpenuhi. Hal tersebut di sebabkan kebutuhan fisik
manusiatidak lain adalah berupa barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan
jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan memiliki sesuatu yang di sebut uang.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa uang memiliki tiga peran utama dalam menompang
perekonomian masyarakat, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan uang. Uang sebagai alat tukar yaitu dengan adanya uang seseorang bisa menukarkan
dengan apa saja yang mereka inginkan, yaitu dengan perkembangan zaman sekarang, kebutuhan-
kebutuhan hidup semakin banyak, dan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup dan
mersa puas, dengan adanya uang mampu mencukupi dan memuaskan apa saja yang mereka
inginkan. Uang sebagai satuan hitung yaitu dengan uang seseorang bisa menghitung kegunaan,
kualitas dan manfaat suatu barang dan jasa, karena semakin mahal barang dan jasa maka kualita
dan mutu barang dan jasa itu pun semakin baik. Uang sebagai alat penyimpan yaitu dengan
adanya uang kita bisa menabung, dan dengan uang juga kita bisa membeli emas, perak dll yang
bisa kita simpan untuk kita gunakan di masa depan dan di saat kita membutuhkan. Oleh karena
itu, pengaruh uang terhadap perekonomian sangat lah berpengaruh, maju tidaknya perekonomian
seseorang ditentukan dengan seberapa banyak uang yang mereka miliki. Semakin banyak uang
yang mereka miliki maka perekonomian mereka akan tercukupi. Namun tidak dengan mereka
yang tidak memiliki banyak uang, hidup mereka tidak akan terjamin, kesehatan, pangan, papan
akan serba kesulitan.

Fungsi Uang

Fungsi pokok uang :


Uang mempunyai satu tujuan fundamental dalam sistem ekonomi, yaitu : Memudahkan
pertukaran barang dan jasa.
Mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan.
Fungsi-fungsi asli uang : Uang sebagai satuan nilai
Fungsi uang yang pertama dikenal dengan berbagai sebutan, salah satunya yang paling umum
adalah satuan nilai (unit of value), standar nilai (standard of value), satuan hitung (unit of
account), nilai ukur umum (common measure of value) dan nilai denominasi umum (common
denominator of value)
Semua istilah-istilah ini mewakili satu gagasan yang umum : Satuan moneter berfungsi sebagai
satuan terhadap mana nilai dari barang dan jasa diukur dan dinyatakan.

Uang sebagai alat tukar


Adalah Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat
berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus bersedia dan rela
menerimanya.
Berbagai istilah telah diberikan untuk fungsi uang yang kedua ini: alat tukar (medium of
exchange), perantara pembayaran (medium of payment), alat sirkulasi (sirculating medium), dan
alat pembayaran (means of payment).
Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk obyek yang akan digunakan sebagai uang adalah
bahwa orang umumnya bersedia menerimanya dalam pertukaran barang dan jasa.

Uang sebagai gudang nilai (store of value)


Fungsi ketiga dari uang, yang sebagian besar yang berasal dari fungsi alat tukar, ialah bahwa
uang itu berfungsi sebagai gudang nilai. Yang dimaksud dengan fungsi ini pada dasarnya adalah
bahwa uang itu berfungsi sebagai alat tukar, baik sepanjang waktu maupun sewaktu-waktu.

Uang sebagai alat penimbun kekayaan


Setelah uang digunakan sebagai satuan nilai dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran,
dengan cepat uang itu digunakan secara luas sebagai alat penimbun kekayaan.
Semua orang dan preusan bisnis bebas memilih dalam bentuk apa, mereka akan menimbun
kekayaan mereka, menetukan berapa yang akan mereka pegang dalam bentuk uang dalam
berbagai bentuk non moneter dan merubahnya dari waktu ke waktu untuk mencapai
proporsi yang menurut mereka paling menguntungkan berdasarkan penghasilan, keamanan dan
likuiditas.

Uang sebagai unit perhitungan


Untuk menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan
hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain. Walaupun
uang hampir selalu berfungsi sebagai unit perhitungan, namun ada contoh-contoh sejarah dimana
hal itu tidak terjadi. Dalam hiper inflasi (inflasi yang sangat besar). Misalnya, bila harga-harga
naik hampir setiap jam, para pedagang mengadakan pembukuan dengan menggunakan istilah
valuta asing, dengan nilai yang lebih
stabil daripada nilai mata uang dalam negeri walaupun mata uang dalam negeri itu terus beredar.
Dengan alasan ini beberapa sarjana dan ahli ekonomi lebih suka berfikir tentang unit perhitungan
sebagaimana yang diharapkan, tetapi tidak harus merupakan sifat dan milik (property) uang.
Tetapi untuk segala tujuan yang praktis, uang itu berfungsi sebagai unit perhitungan.

Fungsi Turunan, yaitu :

Sebagai alat pembayaran yang sah


Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang hanya
dikeluarkan oleh lembaga tertentu, di Indonesia dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank
Sentral.

Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.


Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya dengan
menggunakan uang.
Alat pendorong kegiatan ekonomi.
Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi,
selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran harus ditambah sesuai
dengan kebutuhan.

Standar pencicilan utang.


Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran dikemudian hari,
pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.

Jenis-Jenis Uang
Uang yang beredar dalam masyarakat atau menurut lembaga yang mengeluarkan dapat
dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
Uang kartal
Uang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.
Uang giral
Uang giral merupakan uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang
dapat ditarik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang ini, orang menggunakan cek. Cek yang
dibuat atas nama statu rekening deposito merupakan perintah kepada bank untuk membayar
kepada orang yang ditunjuk pemilik rekening.
Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya
berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral
contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.
a) Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana, dimana cek
dikenal ada tiga macam:
1. Cek atas unjuk
2. Cek atas nama
3. Cek silang.
b) Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari
rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Jadi Giro bilyet tidak dapat
ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.

Jenis-jenis uang menurut bahan pembuatannya dibedakan menjadi : Uang logam


Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-
syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas
dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Disamping itu, emas dan perak tidak mudah
musan. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit
yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari
nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat
tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :
1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan
perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada
mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp.100,00,-), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00,-).
3. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan statu barang
(daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00,- hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen,
sedangkan Rp. 1.000,00,- dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso.

Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan
alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran
yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

Jenis-jenis uang menurut nilainya dibedakan menjadi :

Uang penuh (Full bodied Money)


Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera diatas uang tersebut sama
nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain nilai nominal = nilai intrinsik. Jika
uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
Contoh : uang emas dan uang perak.

Uang tanda (Token Money)


Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari
nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar
dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp. 1.000,00,- pemerintah
mengeluarkan biaya Rp. 750,00,-.
Contoh : uang kertas

Menurut J.M. Keynes ada 3 (tiga) alasan orang memegang uang, yaitu :

Motif Transaksi (Transaction Motive)


Permintaan uang untuk bertransaksi mengacu kepada penggunaan uang untuk transaksi sehari-
hari dalam pemenuhan kebutuhan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan
pembayaran listrik.

Motif Spekulasi
Permintaan uang untuk ditujukan memperoleh keuntungan secara cepat, karena mengetahui
peluang ekonomi yang menguntungkan.

Motif Berjaga-jaga (Precantionary Motive)


Permintaan uang untuk ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan darurat yang tidak dapat
diperhitungkan sebelumnya, penambahan uang untuk membayar kenaikan harga yang mendadak

Uang Indonesia Kuno Tahun 1945-1948 ( masa ORI )

Pada masa itu banyak yang mendesak Pemerintah untuk mencetak mata uang sendiri. Hingga
akhirnya pemerintah pun menerbitkan ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia. Namun saat itu
keadaan negara yang masih kacau membuat peredaran ORI agak tersendat. Meskipun begitu ORI
tetap diedarkan karena terbukti mampu meningkatkan solidaritas serta nasionalisme rakyat
Indonesia.

Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana. Kualitas yang tidak bagus dan sistem pengaman
berupa serat halus masih kurang. Dan dalam peredaraannya, ORI terbagi atas beberapa
penerbitan.

ORI I (Tahun 1945)

Resmi diedarkan pada tanggal 30 Oktober 1946.

Pecahannya terdiri dari: 1 sen, 5 sen, 10 sen, rupiah, Rp1,00, Rp5,00, Rp10,00,
Rp100,00.

Untuk mengenal sen dan rupiah, silakan baca Pengertian uang, sejarah , dan teorinya

ORI II (Tahun 1947)

Hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu: Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, dan
Rp100,00.

Pecahan Rp25,00 berbeda dengan tiga nominal lainnya.

Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947.

Ditandatangani Mr Sjafruddin Prawiranegara.

ORI III (Tahun 1947)


Terdiri dari tujuh jenis pecahan, yaitu dari rupiah hingga Rp250,00.

Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis.

Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri ORI IV.

ORI IV (Tahun 1948)

Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu Rp0,00, Rp75,00,
Rp100,00 Hatta, Rp400,00,dan salah satu karya terbaik dan terlangka, sekaligus harga
termahal, nominal 600 rupiah (unissued).

Uang Indonesia Lama Pada Masa Orde Baru

Uang yang pertama diterbitkan: Seri Sudirman

Terdiri dari pecahan: Rp1,00, Rp2,00,Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, Rp50,00, Rp100,00,


Rp500,00, Rp1.000,00, Rp5.000,00, dan Rp10.000,00.

Ditandatangaini oleh Gubernur Bank Indonesia Radius Prawiro dan Direktur BI


Soeksmono B Martokoesoemo.

Emisi tahun: 1968

Mulai diedarkan: 8 Januari 1968

Tanggal 23 Agustus 1971 mendevaluasi rupiah sebesar 10%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Rp415,00 (sebelumnya Rp378,00).

Tahun 1975 keluar uang kertas baru lagi dengan nominal:

Rp1.000,00 bergambar Pangeran Diponegoro

Rp5.000,00 dengan gambar Nelayan

Rp10.000,00 bergambar Relief Candi Borobudur (Masing-masing ditandatangai oleh


Gubernur BI Rachmat Saleh dan Direktur BI Soeksmono B Martokoesoemo)

Tahun 1992 terbit lagi uang kertas baru dengan nominal:

Rp100,00 dengan gambar Perahu Phinisi

Rp500,00 dengan gambar Orang Utan


Rp1.000,00 dengan gambar Danau Toba

Rp5.000,00 dengan gambar Alat Musik Sasando

Rp10.000,00 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Rp20.000 dengan gambar Cendrawasih merah

Tahun 1993 BI kembali mengeluarkan uang baru lagi dengan nominal:

Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto

Pada tahun 1993 dikeluarkan lagi pecahan

Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto

Dikeluarkan juga penerbitan khusus dengan pecahan dan gambar yang sama tetapi
terbuat dari bahan palstik polymer dengan pengaman berupa holografis Soeharto,
bukan tanda air/watermark, seperti yang biasa digunakan.

Gambar Uang Indonesia Dari Dulu Sampai Sekarang

Dari penjabaran di atas, uang yang dipakai di negara kita memang berubah-rubah bentuk
fisiknya. Dan berikut inilah gambar uang kertas indonesia lama sampai yang terbaru

1 sen 1945

5 sen 1945
10 sen 1945

1/2 rupaih 1945


1 rupiah 1945

10 rupiah 1945
10 sen 1947

25 sen 1957
1/2 rupiah 1947

2 1/2 rupiah 1947

5 rupiah 1947
25 rupiah 1947

100 rupiah 1947


10 sen baru 1949

100 rupiah baru 1949

5 rupiah 1950
10 rupiah 1950

1 rupiah 1951
2 1/2 rupiah 1951

5 rupiah 1952
10 rupiah 1952

25 rupiah 1952
500 rupiah 1952

100 rupiah 1952


1 rupiah 1953

1 rupiah 1956
2 1/2 rupiah 1956

5 rupiah 1957
25 rupiah 1957

50 rupiah 1957
100 rupiah 1957

500 rupiah 1957


2500 rupiah 1957

5 rupiah 1958
5 rupiah 1959

1.000 rupiah 1959


1 rupiah 1960

2 1/2 rupiah 1961


10 rupiah 1963

10 sen 1964
1 rupiah 1964

2 1/2 rupai 1964


100 rupiah 1964

1.000 rupiah 1964


1 rupiah 1968

5.000 rupiah 1968


10.000 rupiah 1968

1.000 rupiah 1977


5.000rupiah 1975

10.000 rupiah 1975


100 rupiah 1977

500 rupiah 1977


10.000 rupiah 1979
1.000 rupiah 1980

5.000 rupiah 1980

100 rupiah 1984


500 rupiah 1984

10.000 rupiah 1985


5.000rupiah 1986

1.000 rupiah 1987


500 rupiah 1988

100 rupiah 1992


500 rupiah 1992

1.000 rupiah 1992


5.000 rupiah 1992

10.000 rupiah 1992


20.000 rupiah 1992

50.000 rupiah 1993


50.000 rupiah 1995

10.000 rupiah 1998


20.00 rupiah 1998

50.000 rupiah 1998


100.000 rupiah 1999

1.000 rupiah 2000


5.000 rupiah 2001

20.000 rupiah 2004


100.000 rupiah 2004

10.000 rupiah 2005


50.000 rupiah 2009

2.000 rupiah 2009

Anda mungkin juga menyukai