Anda di halaman 1dari 2

SPO PENANGANAN RONKITIS AKUT

No. Dokumen :SPO/ /UKP-


TRMJ/I/2017
SPO No. Revisi :-
TanggalTerbit : 4 Januari 2017
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr RIASTUTI D.A.D
TARUMAJAYA
KEPALA PUSKESMAS: NIP. 19730128 20051 2
KABUPATEN
008
BEKASI
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
1. Pengertian paru).
Bronkhitis akut adalah peradangan pada bronkus yang disebabkan oleh
infeksi saluran napas yang ditandai dengan batuk tidak berdahak kurang
dari 2 minggu batuk kemudian berdahak kental dan makin lama makin
banyak.
Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar petugas kesehatan di Puskesmas
2. Tujuan Tarumajaya dapat melakukan penanganan penderita bronkitis akut dengan
baik dan benar.
PMK no 5 2014 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan.
3. Kebijakan
1. PMK No 5 Tahun 2014 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
4. Referensi Fasilitas Pelayanan.
2. Pengobatan dasar di Puskesmas.2007.Jakarta.(Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia,2007)
3. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas berdasarkan Gejala
DEPKES RI 2001

5. Alat Tempat tidur, Tensimeter, Stetoskop,timer,Timbang Badan.


6. Langkah- a. Mengkaji kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak hanya pada
Langkah fase akut, tapi juga pada fase kronik, serta dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.
b. Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi lebih
awal.
c. Oksigenasi pasien sesuai indikasi dan istirahatkan yang cukup.
d. Memberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15
mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat diberikan 10 mg,
diminum 3 x/hari, bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak.
Antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan, ibu menyusui dan anak usia 6
tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas,
pemberian antitusif perlu umpan balik dari penderita. Jika penderita
merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.
e. Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim
digunakan di antaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin,
ambroksol, dan lain-lain.
f. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya,
digunakan jika penderita demam.
g. Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin
sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada
penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas, sehingga obat
ini tidak hanya untuk obat asma, tetapi dapat juga untukbronkitis. Efek
samping obat bronkodilator perlu diketahui pasien, yakni: berdebar, lemas,
gemetar dan keringat dingin.
h. Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan dokter. Antibiotik yang dapat diberikan antara
lain: ampisilin, eritromisin, atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari.
i. Terapi lanjutan: jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan terapi
hingga gejala menghilang paling sedikit 1 minggu. Bronkodilator juga
dapat diberikan jika diperlukan.
j. Anjurkan pasien kontrol kembali setelah obat habis, dengan tujuan untuk
mengevaluasi modifikasi gaya hidup dan mengevaluasi terapi yang
diberikan, ada atau tidak efek samping dari terapi.
k. KONSELING DAN EDUKASI memberikan saran agar keluarga dapat
mendukung perbaikan kemampuan penderita dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.
l. Memotivasi pasien untuk menghindari merokok, menghindari iritan
lainnya yang dapat terhirup, mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan,
nutrisi yang baik, dan cairan yang adekuat.
m. Mengidentifikasi gejala efek samping obat, seperti bronkodilator dapat
menimbulkan berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin.
n. Rujuk Pada pasien dengan keadaan umumnya buruk ke rumah sakit
yang memadai untuk monitor secara intensif dan konsultasi ke
spesialis terkait

7.Hal-hal yang
Pemeriksaan yang teliti dan ketepatan dalam menentukan diagnosa medis akan
harus
diperhatiakan sangat menentukan prognosis.
1. Poli Bp Umum
2. UGD
8. Unit terkait
3. Rujukan
4. Rawat Inap
9. Dokumen 1.SK
terkait 2. SPO
10. Perubahan Tgl mulai
Isi
No Yang Diubah diberlakukan
Perubahan
4 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai