TUGAS FARMAKOLOGI II
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
ENZIM
DISUSUN OLEH:
NAMA :HASRIANI
NIM :PO.71.3.251.13.1.024
KELAS : II. A
JURUSAN FARMASI
POLITEKHNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta segala isinya, karena berkat pimpinan,bimbingan,
bantuan, izin serta bimbingan dari dosen mata kuliah saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Ezim ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak Ruadiaman, Ssi, Msi Apt selaku dosen mata kuliah
MARMAKOLOGI II atas bimbingannya serta semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Topik pada makalah ini adalah Enzim, khususnya mengarah pada pembahasan
mengenai pembagian enzim, farmakodinamika obat, farmakokinetika obat indikasi,
efeksamping serta mekanisme kerja obat. Saya mengumpulkan data-data dari berbagai
sumber seperti buku, internet, maupun orang-orang yang memiliki kemampuan lebih
mendalam mengenai topik yang saya bahas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada teman-teman. kami menyadari bahwa dalam penulisan jurnal ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para teman-teman demi peningkatan kualitas makalah.
Makassar, 15 Maret 2015
Mahasiswa
( Hasriani )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap sel hidup dalam organisme memerlukan tenaga (energi) untuk kelangsungan
hidupnya. Tenaga tersebut diperoleh dari serangkaian reaksi pembongkaran (katabolisme)
bahan-bahan manakan (nutrisi) yang utamanya adalah glukosa (sumber energi utama hasil
konversi energi matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis). Energi tersebut
selanjutnya digunakan untuk melakukan seluruh proses-proses fisiologi dan biokimia di
dalam sel dan system tubuh melalui berbagai reaksi. Seluruh proses dan reaksi tersebut
dilakukan dalam kondisi terjaga, dan memerlukan katalisator yang disebut Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Enzim mempunyai beberapa jenis serta beberapa sifat. Enzim bekerja secara bolak balik.
Maisng-masing enzim menempati substrat tertentu.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor
enzim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian enzim
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim
merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan
dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan
energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada
satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap
enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi
sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam
kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor
adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
B. Ciri-Ciri Enzim
Ciri ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal dalam
suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2. Bekerja secara khusus Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak dapat
digunakan dalam beberapa reaksi.
3. Dapat digunakan berulang kali Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
berubah pada saat terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan
pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi.
5. Dapat bekerja bolak balik Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi
senyawa yang lain.
6. ISOZIM atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang
dapat berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama. Keuntungan
bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah karena isozim isozim tersebut akan
memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faltor faktor lingkungan. Setiap isozim
dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing masing berperan pada posisi
yang berbeda dalam lintasan metabolic.
C. Struktur Enzim
Beberapa reaksi kimia didalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi
karena adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada maka proses-
proses tersebut akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut di kenal
dengan nama fermen/enzim.
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu dalam
ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa protein yang dapat mengatalisi
reaksi-reaksi kimia dalam sel da jaringan mahluk hidup. Dari hasil penelitian dapat di
simpulkan bahwa ENZIM adalah biokatalisator, yamh artinya senyawa organik berupa
protein bermolekul besar yang dapat mempercepat jalannya reaksi-reaksi metabolisme tanpa
mengalami perubahan struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup
berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan
cairan pangkreas.
Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga pembentukannya
akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang.
Beberapa enzim, seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri atas satu
rantai polipeptida disebut enzim monomerik. Enzim lain, seperti heksokinase, laktat
dehidrogenase, endase dan piruvat kinase yang terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida
disebut enzim oligomerik.
Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh
pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau pengaruh penambahan asam,
basa dan pelarut organik tertentu. Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau
tidak dapat bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan
apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama
gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa
organik yang mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut haloenzim, tapi
ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus
prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh
koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin).
Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama
seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh
lingkungan yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan
barier energi aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada
sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih
lambat.
D. Peran dan Bagian Enzim
Enzim adalah protein yang khusus disintesa oleh sel hidup untuk mengkatalisa reaksi yang
langsung didalamnya. Oleh karena itu reaksi itu banyak sekali, maka biokatalisator yang
membentuk jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya. Untuk aktifitasnya kadang-
kadang enzim itu membutuhkan kofaktor yang bisa berupa senyawa organik dengan besar
molekul cukup tinggi, atau logam. Fungsi logam pada umumnya adalah untuk memantapkan
ikatan antara substrat pada enzim atau mentransfer elektron yang timbul selama proses
katalisa. Kecepatan gerak pada enzim dapat diukur dari jumlah substrat yang berkurang.
Enzim tersusun atas protein, oleh karena itu pengaruh pH berhubungan erat dengan sifat
asam-basa yang dipunyai oleh protein. Pengaruh reaksi sebagian besar naik, dengan kenaikan
suhu sampai batas tertentu. Setiap naik 10*C kecepatan reaksinya naik dua kali. Suhu
mempunyai dua pengaruh yang saling berlawanan terhadap aktivitas enzim. Pertambahan
suhu akan menaikkan aktivitas enzim, sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim. Pada
umumya suhu berada pada 50-60*C(Martoharsono, 1984)
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis.
Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah
yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal
tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena
panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi
protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada
substrat tertentu (Girinda, 1990).
Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme zat, bekerja dengan urutan yang
teratur. Enzim mengkatalis ratusan reaksi tahap yang menguraikan molekul nukleat. Reaksi
yang menyimpan dan mengubah energi kimia dan membuat makromolekul sel dan prekusor
sederhana. Diantara sekelompok yang berpartisipasi dalam metabolisme terdapat sekelompok
khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur yang dapat mengenali berbagai isyarat
metabolik dan mengubah kecepatan kataliknya sesuai dengan isyarat yang diterima. Melalui
aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang
harmonis antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda yang diperlukan untuk
menunjang kehidupan(Lehnninger, 1995).
Fungsi penting dari enzim adalah sebagai biokatalisator, reaksi kimia secara kolektif
membentuk metabolisme perantara sel, suatu bagian yang sangat kecil dari suatu molekul
besar protein enzim sangat berperan untuk katalis reaksi. Bagian yang kecil ini dinamakan
bagian aktif enzim. Aktivitas katalik enzim dapat ditentukan juga melalui struktur tiga
dimensi molekul enzim tersebut.
Enzim disini mempunyai peranan katalis dalam menurunkan aktivitas dari reaksi energi.
Aktivasi dapat diartikan sebagai sejumlah energi atau kalori yang diturunkan oleh suatu mol
zat pada temperatur tertentu untuk membawa molekul kedalam aktifnya atau keadaan
aktivnya(Wirahadikusuma, 1989)
Enzim terdiri atas dua bagian, yaitu koenzim dan apoenzim. Koenzim dan apoenzim
membentuk haloenzim yang merupakan enzim aktif. Tanpa adanya koenzim, enzim menjadi
tidak aktif(Winarno, 1983).
Berdasarkan macam reaksi yang dikatalisa, enzim dapat dikelompokkan dalam 6 jenis,
yaitu oksidoreduktase, transferase, hididase, lipase, isomerase, dan lipase. Enzim
memerlukan komponen kimia bagi aktivitasnya, komponen ini disebut kofaktor-kofaktor
berupa molekul organik kompleks yang disebut koenzim(Harpet, 1979).
Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan
Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari pasa enzim yakni :
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan oksigen
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan molekul
pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
8. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua enzim
adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi disebut
substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi
kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.
9. Fungsi Enzim Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di
luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan
mempunyai derajat yang tinggi.
10. Tata nama dan Kekhasan Enzim Setiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan
menambahkan ase dibelakangnya. Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat dapat
mengalami reaksi berbagai enzim.
11. Penggolongan Enzim Enzim dapat digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu: 1.
Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi 2. Transferase yaitu
enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa
lain 3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis 4. Liase berperan dalam proses
pemisahan 5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler 6. Ligase bekerja pada
penggabungan dua molekul.
E. Cara kerja enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya dan cara bekerjanya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel.
Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk
pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses
respirasi.
b. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel.
Umumnya berfungsi untuk mencernakan substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul
yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam
proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan cara bekerjanya
No Nama Enzim Tipe Reaksi yang Dikatalisis Contoh
1. Oksidoreduktase Transfer elektron Alkohol deh
2. Transferase Transfer gugus fungsi Heksokinase
3. Hidrolase Reaksi hidrolisis Tripsin
4. Liase Pemutusan ikatan C-C, C-O, C-N, membentuk ikatan Piruvat deka
rangkap
5. Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul, membentuk Maleat isom
isomer
6. Ligase (sintetase) Pembentukan ikatan Piruvat karb
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan elektron,
hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen
peroksidase (katalase). Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim
oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase
1) Oksidase
2) Oksigenase (transferase oksigen)
3) Hidroksilase
4) Dehidrogenase
5) Hidrogen peroksidase
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul
yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
1) Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2) Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3) Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1) Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil.
2) Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3) Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari
suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1) L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari
malat sehingga dihasilkan fumarat.
2) Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan gugus
karboksil.
e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1) Rasemas: mengubah l-alanin <> D-alanin
2) Epimerase: merubah D-ribulosa-5-fosfat <> D-xylulosa-5-fosfat
3) Cis-trans isomerase: merubah transmetinal <> cisrentolal
4) Intramolekul ketol isomerase,: merubah D-gliseraldehid-3-fosfat <> dihidroksi aseton fosfat
5) Intramolekul transferase atau mutase: merubah metilmalonil-CoA <> suksinil-CoA
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul
pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASH ligase yang
mengkatalisis rekasi sebagai berikut: Asetat + CoA-SH + ATP <> Asetil CoA + AMP + P-P
g. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya enzim
pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease. Permease adalah
enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.
Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata.
Enzim bekerja dengan menurunkan energi aktivasi suatu reaksi.
Gambar 1. Ilustrasi sebuah reaksi untuk mendapatkan produk dengan menergi
yang lebih rendah. Reaksi dimulai dengan interaksi reaktan yang memerlukan energi untuk
aktivasinya hingga mencapai level untuk reaksi menuju produk dengan melepas energi
sehingga memiliki level energi yang lebih rendah dari semula. Enzim bekerja dengan
mengikat reaktan (substrat) yang menyebabkan berada pada posisi (orientasi) yang
diinginkan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasinya. Pada akhir reaksi, enzim
akan kembali seperti semula.
enzyme + A + B C + D + enzyme
Gambar 2. Peran enzim dalam mempercepat reaksi kimia. Deangan adanya enzim maka
energi aktivasi untuk reaksi A+B dapat diturunkan sehingga pembentukan produk C+D akan
berjalan lebih cepat.
Enzim memiliki sifat:
1. Dapat menurunkan energi aktivasi dari reaksi
2. Meningkatkan kecepatan reaksi
3. Tidak habis atau berubah selama reaksi berlangsung
4. Menunjukkan spesifitas, kompetisi dan saturasi
Teori katalitik enzim
1. Teori Lock and Key
Teori yang mendasarkan pada kesesuaian bentuk antara enzim dan substrat sehingga
memungkinkan untuk berikatan secara spesifik sebagaimana antara gembok dan kunci.
Dalam hal ini substrat terikat pada posisi tertentu pada enzim dengan tepat sesuai (binding
site) bentuknya dan kemudian melakukan reaksi disitu hingga terbentuk produk.
Dari gambar di atas merupakan grafik hubungan antara dosis dengan klirens steady-
state rata rata dari carbamazepine (simbol kotak merupakan nilai klirens dan simbol batang
merupakan standar deviasi). Grafik ini menunjukkan bahwa dosis dari carbamazepine harus
terus ditingkatkan agar tetap berada dalam rentang steady state, karena setiap pemberian
berulang dari carbamazepine akan meningkatkan produksi dari enzim CYP3A4 yang
berpengaruh pada peningkatan laju klirens dari carbamazepine. Dapat dilihat pada grafik,
pada pemberian dosis tunggal carbamazepine sebanyak 100 mg/hari dan telah mencapai
steady-state, klirens obat tercatat sebesar 30 ml/menit, saat pemberian berulang dengan
peningkatan dosis tunggal menjadi 200 mg/hari, klirens carbamazepine terus meningkat
menjadi 35 ml/menit tetapi tidak mencapai konsentrasi steady-state. Oleh sebab itu dosis
kembali ditingkatkan menjadi 300 mg/hari agar tetap berada dalam konsentrasi steasy-state
walaupun klirens obat terus meningkat (Tatyana, 1992).
Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan oleh Connell et al (1984) untuk
mengetahui perubahan jumlah dari carbamazepine yang dimetabolisme dalam tubuh selama
pemakaian jangka pendek dengan sampel darah yang berasal dari 6 subjek pria sehat, maka
didapatkan data di bawah ini:
First Day 21 Days
Elimination half-life (h) 10,4 1,7 6,8 1,2
Systematic clearance (mL/h) 0,79 0,17 1,1 0,3
Volume of distribution (l) 48,4 9,3 45,6 8, 4
2.4 Eliminasi
Sekitar 25% dari dosis yang diabsorpsi, dieksresikan dalam urin sebagai metabolit
10,11-dihidroksi karbamazepin, 2% sebagai 10,11-epoksikarbamazepin dan kurang dari 10%
dalam bentuk obat yang tidak berubah atau tidak termetabolisme (unchanged drug), sehingga
total obat yang diekskresikan ke dalam urine sebesar 37% dari keseluruhan obat yang
diabsorpsi. Selain diekskresi melalui urin, carbamazepine dikeluarkan melalui feses sebesar
30% yaitu dalam bentuk metabolit 10,11-epoksikarbamazepin. Waktu paruh eliminasi 10 20
jam. Hal ini dipersingkat dengan kehadiran obat antipilepsi lain dan induktor hati enzim
(phenitoin, phenobarbitone). Carbamazepin mengurangi konsentrasi plasma lamotrigin,
oxcarbamazepame, topiramate, phelbamate (Moffat et al., 2004).
2.5 Klirens
Klirens obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan
mekanisme prosesnya. Ada beberapa takrif dari klirens yang secara farmakokinetik sama
artinya. Umumnya, jaringan tubuh atau organ dianggap sebagai suatu kompartemen cairan
dengan volume terbatas (volume distribusi) dimana obat terlarut di dalamnya. Dari konsep
ini, klirens ditakrifkan sebagai volume cairan (yang mengandung obat) yang dibersihkan dari
obat per satuan waktu. Kemungkinan lain, klirens dapat ditakrifkan sebagai laju eliminasi
obat dibagi konsentrasi obat dalam plasma pada waktu tersebut (Shargel, 2005).
a) Klirens total, klirens renal, dan klirens nonrenal carbamazepine
Klirens obat secara umum dihitung sebagai kliren obat total atau klirens tubuh total.
Klirens tubuh total adalah jumlah obat dari seluruh jalur klirens dalam tubuh, termasuk
klirens obat lewat ginjal (klirens renal), klirens hepar (klirens hepatik) dan klirens paruparu
(klirens lung) dan didasarkan atas konsep bahwa seluruh tubuh bertindak sebagai suatu sistem
eliminasi obat (Shargel, 2005).
CLT = CLr + CLh + CLl atau CLT = CLrenalis + Clnonrenalis Klirens total dari
carbamazepine dengan pemberian dosis tunggal 400 mg rata-rata berkisar antara 0,71 sampai
0,82 mL/jam (Mulyadi 2010).
Klirens hepatis dapat diartikan sebagai volume darah yang mengaliri (perfusi) hati
yang terbersihkan dari obat per satuan waktu. Klirens hepatis (CLh) juga sama dengan CL
tubuh total dikurangi CL ginjal. Dengan kata lain, CLh dapat dihitung dengan rumus :
CLh = CLT (1 % obat utuh yang ditemukan dalam urin)
(Shargel, 2005)
Dengan menggunakan rumus di atas, CLh dapat ditentukan, dimana CL total
carbamazepine yang diberikan dengan dosis 400 mg pada hari pertama berdasarkan data pada
Tabel 1. adalah 0,79 mL/jam (Connell et al., 1984). Persentase obat utuh yang ditemukan
dalam urin adalah sekitar 10 % (0,1) (Moffat et al., 2004). Jadi, CLh carbamazepine pada hari
pertama adalah:
CLh = CLT x (1- % obat utuh yang ditemukan dalam urin)
CLh = CLT x (1- 10%)
CLh = 0,79 mL/jam x (1- 0,1)
CLh = 0,79 mL/jam x 0,9
CLh = 0,711 mL/jam
Sedangkan klirens renalis dari carbamazepine pada hari pertama adalah :
CLrenalis = CLT - CLh
CLrenalis = 0,79 mL/jam - 0,711 mL/jam
CLrenalis = 0,079 mL/jam
b) Rasio ekstraksi hepatik carbamazepine
Ekstraksi hepatik adalah istilah yang berguna untuk mengukur seberapa mudah hati
dapat memproses, atau memetabolisme, memberikan obat atau racun. Istilah ekstraksi
hepatik berarti perbedaan jumlah obat dalam darah yang dimasukkan ke dalam hati (100
persen) dan jumlah obat utuh yang keluar atau tidak termetabolisme (berarti 100 persen
dikurangi fraksi termetabolisme). Ekstraksi biasanya dituliskan dengan E yang berarti rasio
ekstraksi, dirumuskan:
Rasio ekstraksi =konsetrasi obat yang masuk kehati-konsetrasi obat yang keluar dari hati
Konsetrasi obat yang masukkehati
(Coleman, 2005)
Carbamazepine termasuk obat yang dieliminasi oleh metabolism hepatik dengan rasio
ekstraksi hepatis yang rendah yaitu 0,03 (Shargel, 2005).
c). Profil Kadar Carbamazepine Intravena Dosis Tunggal Dalam Plasma
Penelitian yang telah dilakukan Mulyadi dkk, (2010) mengenai profil farmakokinetika
carbamazepin dan metabolitnya pada sukarelawan sehat etnik Jawa dan Cina di Indonesia
menunjukkan tidak terdapat perbedaan profil farmakokinetika carbamazepin antara etnik
Jawa dan etnik Cina. Namun demikian terdapat variasi profil farmakokinetika antar individu
yang bermakna pada kedua etnik ini. Hasil penelitian mengenai profil kadar carbamazepin
dalam serum setelah pemberian dosis tunggal carbamazepin dosis tunggal 400 mg dan
parameter farmakokinetika carbamazepin dapat dijabarkan sebagai berikut
Gambar 3. Profil kadar karbamazepin (KBZ), 10,11-epoksi karbamazepin (KBZ-E) dan trans-
10,11-dihidroksi karbamazepin (KBZ-D) dalam serum setelah pemberian dosis tunggal
karbamazepin 400 mg pada sukarelawan dewasa sehat etnik Jawa
Gambar 4. Profil kadar karbamazepin (KBZ), 10,11-epoksi karbamazepin (KBZ-E) dan trans
10,11-dihidroksi karbamazepin (KBZ-D) dalam serum setelah pemberian dosis tunggal
karbamazepin 400 mg pada sukarelawan dewasa sehat etnik Cina.
Tabel 2. Nilai parameter farmakokinetika karbamazepin, 10,11-epoksi karbamazepin
dan trans-10,11-dihidroksi karbamazepin (rerata SD) pada sukarelawan sehat etnik
Jawa (N= 26) dan Cina (N=24) di Indonesia setelah pemberian karbamazepin dosis
tunggal 400 mg.
Rasio metabolit (AUC metabolit/AUC Etnik Jawa Etnik Cina
carbamazepin)
10,11-epoksi carbamazepin/carbamazepin 0,07 0,03 0,35
0,99
trans-10,11-dihidroksi epoksi 0,13 0,14 0,14
carbamazepin/carbamazepin 0,11
Tabel 3. Rasio metabolit (AUC metabolit/AUC karbamazepin) SEM setelah
pemberian karbamazepin 400 mg secara oral dosis tunggal pada sukarelawat sehat
etnik Jawa dan Cina di Indonesia.
Penelitian terhadap profil farmakokinetika carbamazepin telah dilakukan pada
beberapa ras di dunia. Hasil penelitian pada umumnya menunjukkan kadar carbamazepin
pada ras Kaukasoid lebih rendah dibandingkan dengan ras Mongoloid seperti yang
ditunjukkan dalam hasil penelitian pada etnik Jawa dan Cina di atas. Homsek et al. (2007)
mengkaji ketersediaan hayati 2 produk carbamazepin pada subjek sehat Serbia dan
melaporkan pada pemberian carbamazepin pada pemberian carbamazepin dosis tunggal 400
mg nilai Cmaks, Tmaks, AUC0-~ dan T1/2 berturut-turut sekitar 4,34 g/mL, 9,7 jam, 220,42
g/mL.jam dan 37,08 jam. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tothfalusi et al. (2007)
terhadap 4 formulasi carbamazepin pada orang Kanada melalui pemberian dosis tunggal 400
mg diperoleh nilai Cmaks rata-rata di bawah 6 g/mL. Nilai Cmaks yang diperoleh dari hasil
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Singapura terhadap
etnik Cina dan Melayu yaitu rata-rata sebesar juga menunjukkan rata-rata carbamazepin yang
lebih tinggi dengan nilai rata-rata 7,8 g/mL dengan nilai tertinggi mencapai 20,5 g/mL
(Chan et al., 2001).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim
merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya dan cara bekerjanya Obat yang
bekerja.pada enzim dibagi menjadi 3 berdasarkan mekanisme aksinya :1.Inhibitor
kompetitif,2,Substrat Palsu, 3.Pro-drug.
B. Saran
Kesempurnaan makalah ini tergantung pada motivasi dan saran yang membangun dari
para pembaca. Maka dari itu, saya mengharapkan masukan ataupun saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://fhamiiredo.blogspot.com/2012/06/contoh-makalah-enzim.html
http://andriyanto507.blogspot.com/2014/09/makalah-enzim.html
https://ikhwanfadly.wordpress.com/2013/04/08/enzim/
https://azizahnafi.wordpress.com/2013/06/12/penggolongan-enzim/
Poskan Komentar
Mengenai Saya
Hasriani Laodi
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (14)
o September (1)
o April (13)
makalah enzim
laporan farmakologi
oppa
dapus