Anda di halaman 1dari 18

Prosedur Pendaftaran Peserta BPJS Kesehatan secara Online, bertujuan untuk mempermudah

masyarakat dan mengurangi antrian di tempat-tempat pendaftaran BPJS. Karena dengan


daftar BPJS Online, maka peserta hanya perlu ke kantor BPJS saat pengambilan kartu
anggota saja. Dengan begitu maka diharapkan, tidak akan mengganggu waktu calon peserta
dan proses akan lebih cepat.

Keuntungan mendaftar BPJS via online diantaranya adalah tidak perlu mengantri, hemat
biaya transportasi, mempercepat input data, dan kebenaran data juga akan lebih pasti karena
yang menginput adalah anda sendiri.

Cara daftar BPJS secara online dan syarat-syarat apa saja yang harus di siapkan sebelum
mendaftar, adalah sebagai berikut:

1. KK (kartu keluarga)

2. KTP (kartu tanda penduduk) yang masih belaku

3. Kartu NPWP Jika ada

4. No HP dan alamat Email anda

Setelah semua persyaratan sebagai syarat pendaftaran bpjs online tersebut, lakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

Buka alat web BPJS resmi di http://bpjs-kesehatan.go.id

Pilih menu Layanan Peserta, dan klik pada Sub Menu Pendaftaran Peserta

Setelah memasuki halaman pendaftaran BPJS online, Klik Pendaftaran yang terdapat
di bagian kanan bawah.

Setelah itu maka akan muncul form pendaftaran untuk diisi sesuai dengan data diri
KTP dan lain-lain yang tadi sudah anda siapkan disiapkan. Adapun data diri yang
harus anda isi adalah: nama, alamat, tempat tanggal lahir, nomor handphone, alamat
email, kantor cabang BPJS terdekat anda dimana nantinya anda akan mengambil kartu
BPJS, dan data-data lain yang diperlukan.
Keterangan untuk nilai iuran anggota non-DPI (Bukan Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan):

Kelas 1/ orang = Rp 59.500/bulan


Kelas 2/ orang = Rp 42.500/bulan
Kelas 3/ orang = Rp 25.500/bulan

Sesudah melengkapi data silahkan simpan data anda. saat data sudah tersimpan makan
dalam waktu dekat anda akan menerima pemberitahuan melalui alamat email yang
tadi anda daftarkan yang berisi Nomor Registrasi (Virtual Account Number).

Setelah menerima nomer registrasi, silahkan print Formulir Pendaftaran yang sudah
diisi beserta dengan Virtual Account Number. Data tersebut akan digunakan untuk
kelengkapan dokumen pada saat pengambilan kartu BPJS di kantor BPJS.

Setelah itu anda bisa mengambil kartu BPJS pada alamat kantor cabang BPJS di
propinsi anda sesuai dengan tanggal yang sudah tercantum. Sekaligus membayar
iuran pertama.

Kelengkapan yang harus dibawa saat mengambil kartu BPJS, dengan metode pendaftaran
online adalah sebagai berikut:
KTP asli dan fotocopy

Fotocopy KK (Kartu Keluarga)

Fotocopy Surat Nikah

2 lembar Foto berwarna ukuran 34

Formulir Pendaftaran yang tadi didapatkan dari registrasi online

Lembar Virtual Account Number yang tadi didapatkan dari registrasi online

Apabila saat anda mendaftar online menemukan bahwa sulit memasukan pilihan kelurahan
silahkan baca pada artikel ini: Pengalaman Mendaftar BPJS Mandiri Online. Pada Artikel
tersebut juga terdapat langkah bagaimana melakukan pembayaran melalui mesin ATM.

PROSEDUR PENDAFTARAN PESERTA JKN BPJS KESEHATAN

A. Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI


Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu yang menjadi peserta PBI
dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di
bidang statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh
Kementerian Sosial.

Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, juga terdapat
penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK
Gubernur/Bupati/Walikota bagi Pemda yang mengintegrasikan program
Jamkesda ke program JKN.

B. Pendafataran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU

1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota


keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan :
a. Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
b. Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
2. Perusahaan / Badan Usaha menerima nomor Virtual Account (VA) untuk
dilakukan pembayaran ke Bank yang telah bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI)
3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan untuk
dicetakkan kartu JKN atau mencetak e-ID secara mandiri oleh Perusahaan /
Badan Usaha.

C. Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan


Bukan Pekerja

Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja


1. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS Kesehatan
2. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di Kartu Keluarga
3. Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dengan melampirkan :
- Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- Fotokopi KTP/Paspor, masing-masing 1 lembar
- Fotokopi Buku Tabungan salah satu peserta yang ada didalam Kartu
Keluarga
- Pasfoto 3 x 4, masing-masing sebanyak 1 lembar.
4. Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual Account (VA)
5. Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama
(BRI/Mandiri/BNI)
6. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk
dicetakkan kartu JKN. Pendaftaran selain di Kantor BPJS Kesehatan,
dapat melalui Website BPJS Kesehatan

Pendaftaran Bukan Pekerja Melalui Entitas Berbadan Hukum (Pensiunan


BUMN/BUMD)
Proses pendaftaran pensiunan yang dana pensiunnya dikelola oleh entitas
berbadan hukum dapat didaftarkan secara kolektif melalui entitas berbadan
hukum yaitu dengan mengisi formulir registrasi dan formulir migrasi data
peserta.

IURAN

1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah
non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan
ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh
peserta.

3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar
4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat
persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari
gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah
tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah
sebesar:

a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim
piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen)
dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a
dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan

DENDA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN

1. Keterlambatan pembayaran Iuran untuk Pekerja Penerima Upah dikenakan denda administratif
sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu
3 (tiga) bulan, yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh Pemberi
Kerja.

2. Keterlambatan pembayaran Iuran untuk Peserta Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja
dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang
tertunggak paling banyak untuk waktu 6 (enam) bulan yang dibayarkan bersamaan dengan
total iuran yang tertunggak.

Manfaat

Tanggal Post : 08 May 2014 00:00 Wib | Di Post Oleh : Admin BPJS | Di Baca : 197163

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :


a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup:

1. Administrasi pelayanan

2. Pelayanan promotif dan preventif

3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

6. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis

7. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama

8. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi

b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:

1. Rawat jalan, meliputi:

a) Administrasi pelayanan

b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub
spesialis

c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

e) Pelayanan alat kesehatan implant

f) Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis

g) Rehabilitasi medis

h) Pelayanan darah

i) Peayanan kedokteran forensik

j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

2. Rawat Inap yang meliputi:


a) Perawatan inap non intensif

b) Perawatan inap di ruang intensif

c) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri

Peserta

Tanggal Post : 08 May 2014 00:00 Wib | Di Post Oleh : Admin BPJS | Di Baca : 264774

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan
penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya

a) Pegawai Negeri Sipil;

b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima Upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya

a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan

b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

Bukan pekerja dan anggota keluarganya


a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun, terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak
pensiun;
Penerima pensiun lain; dan
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat hak
pensiun.
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan;
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu membayar iuran.

ANGGOTA KELUARGA YANG DITANGGUNG


1. Pekerja Penerima Upah :
Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri dan/atau anak
angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan
kriteria:
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun
yang masih melanjutkan pendidikan formal.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan anggota
keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
4. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti
Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang berubah menjadi Badan Hukum Publik yang ditugaskan khusus
oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya
ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) merupakan


program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan
pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1
Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
Logo Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT
Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes
Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.

Sejarah singkat BPJS Kesehatan

1968 - Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur


pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan ABRI)
beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun
1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen
Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK),
dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy)
dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional.

1984 - Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi


peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai
Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota
keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan
penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti.

1991 - Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan


program jaminan pemeliharaan kesehatan yang

Iuran yang dibayarkan ke bank disesuaikan dengan jenis kepesertaan, yang diantaranya
adalah:
Anggota yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI), (adalah anggota
pekerja penerima upah dan bukan penerima upah, dan ada pula bukan pekerja),
jumlahnya sudah ditetapkan oleh pemerintah sebanyak 86,4juta orang dengan iuran
Rp19.225 per orang dalam satu bulan.

Peserta penerima upah seperti pekerja perusahaan swasta, membayar jumlah iuran
sebesar 4,5 % dari upah satu bulan dan ditanggung oleh pemberi kerja 4 persen dan
5% ditanggung pekerja. Sedangkan PNS dan pensiunan PNS membayar iuran sebesar
5 %, sebanyak 3 % ditanggung pemerintah dan 2 % ditanggung pekerja.

Untuk peserta bukan penerima upah seperti pekerja sektor informal besaran iuran
yang harus dibayarkan, sesuai dengan jenis kelas perawatan yang diambil. Untuk
ruang perawatan kelas III Rp 25.500, kelas II Rp 42.500 dan kelas I Rp59.500.

Kelas perawatan berapa yang ditanggung ketika harus rawat inap ?

1. Di ruang perawatan kelas III bagi:

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan

b. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran
untuk Manfaat

pelayanan di ruang perawatan kelas III

2. Di ruang Perawatan kelas II bagi:

a. Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I
dan golongan
ruang II beserta anggota keluarganya

b. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil
golongan ruang I
dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya
c. AnggotaPolri dan penerima pensiun AnggotaPolri yang setara Pegawai Negeri Sipil
golongan ruang I
dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya
d. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan
ruang I dan
golongan ruangII beserta anggota keluarganya

e. Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak
kena pajak
dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya

f. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk
Manfaat
pelayanan di ruang perawatan kelas II

3. Di ruang perwatan kelas I bagi :


a. Pejabat Negara dan anggota keluarganya

b. Pegawai negeri sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil Golongan III dan
Golongan IV beserta anggota keluarganya

c. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil
Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya

d. Anggota POLRI dan penerima pensiun Anggota POLRI yang setara Pegawai Negeri
Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya

e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan
III dan Golongan IV dan anggota keluarganya
f. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya

g. Peserta pekerja penerima upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali PTKP dengan status
kawin dengan 2 (dua) anak dan anggota keluarganya

h. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja dengan iuran untuk
Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

Pelayanan apa saja yang tidak dijamin ?

1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur


dalam peraturan yang berlaku

2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama


dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat

3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja4.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri

4. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik

5. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (Memperoleh Keturunan)

6. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi)

7. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol

8. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan
hobi yang membahayakan diri sendiri
9. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (health technology assessment/HTA)

10. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikansebagai percobaan (eksperimen)

11. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu

12. Perbekalan kesehatan rumah tangga

13. Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

14. Pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah

15. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungandengan manfaat jaminan
kesehatan yang diberikan.

Bagaimana dengan pasien kecelakaan lalulintas ?

BPJS Kesehatan membayar selisih biaya pengobatan akibat kecelakaan lalu


lintas yang telah dibayarkan oleh program jaminan kecelakan lalu lintas sesuai
dengan tarif yang diberlakukan BPJS Kesehatan.

Bagaimana kalau peserta pindah kelas rawatan ke yang lebih tinggi ?

Dalam hal peserta Jaminan Kesehatan menghendaki kelas perawatan yang lebih
tinggi, selisih biaya menjadi beban peserta dan/atau asuransi swasta yang diikuti
peserta.

Ketentuan mengenai tata cara pembayaran selisih biaya sebagaimana dimaksud


diatur dalam Peraturan Menteri.

Apakah peserta jaminan kesehatan dapat mengikuti program asuransi


kesehatan tambahan lainnya ?
Peserta Jaminan Kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan
tambahan.

Pada peserta jaminan kesehatan yang mempunyai asuransi kesehatan


tambahan ketika sakit dan harus dirawat siapa yang akan menjamin
biayanya ?

BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahandapat


melakukan koordinasi dalam memberikan manfaat untuk Peserta Jaminan
Kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan
tambahan

Apa yang dimaksud dengan fasilitas kesehatan ?

Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai