Anda di halaman 1dari 12

Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara ..

113

WACANA IDEOLOGI NEGARA


DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEJARAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Indah Wahyu Puji Utami


Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Abstrak: Buku Sekolah Elektonik (BSE) Sejarah SMA merupakan historiografi


untuk tujuan pendidikan. Buku teks sejarah merupakan bagian dari sejarah resmi
negara yang mengandung banyak wacana ideologi negara. Wacana-wacana dalam
buku teks sejarah tersebut dapat dilihat sebagai praktik ideologi yang memproduksi
hubungan yang tidak seimbang antara rakyat dan negara sebagai bagian dari
hegemoni. Oleh karenanya sangat penting untuk mengungkap wacana-wacana
ideologi negara dengan menggunakan analisis wacana kritis.

Kata-kata kunci: Buku Sekolah Elektronik (BSE) Sejarah SMA, wacana ideologi
negara, analisis wacana kritis.

Abstract: History Electronic Textbook for High School is a historiography for


educational purpose. History textbook is part of the states official history that
contains many state ideological discourses. Those discourses on history textbook
could be seen as ideological practiced which produce inequality relations between
people and the state as part of hegemony. It is important to reveal the state
ideological discourses by using critical discourse analysis.

Keywords: History Electronic Textbook for High School , state ideological


discourse, critical discourse analysis

Buku teks merupakan salah satu komponen Elektronik (BSE) karena diedarkan oleh
penting dalam proses pembelajaran. Buku pemerintah dalam bentuk buku elektorik atau
teks merupakan salah satu bagian dari sumber e-book. BSE dapat diunduh, diperbanyak atau
belajar. Buku teks juga merupakan bagian dicetak oleh siapa saja tanpa harus meminta
penting dari pelaksanaan kurikulum. Penulis ijin pada pemegang hak cipta. Penerbit diberi
menginterpretasikan kurikulum dan me- kesempatan untuk menerbitkan buku ini dan
nuliskannya dalam bentuk buku teks. mengedarkannya, namun harga eceran ter-
Buku teks seringkali membebani siswa tinggi BSE ditetapkan oleh pemerintah.
karena harganya mahal dan hanya dapat BSE Sejarah sebagai buku teks me-
dijangkau oleh kalangan tertentu. Me- nyajikan materi yang merupakan pe-
nanggapi hal itu, Departemen Pendidikan ngembangan dari Standar Kompetensi (SK)
Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dan Kebudayaan) mengeluarkan kebijakan dalam kurikulum. Dalam pengembangan
mengenai buku teks yang termuat dalam materi ini penulis buku teks sebenarnya
Peraturan Menteri Pedidikan Nasional melakukan interpretasi terhadap SK dan KD
(Permendiknas) No. 11 Tahun 2005. Sebagai untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah
tindak lanjut dari kebijakan ini pemerintah yang terdapat dalam kurikulum.
membeli hak cipta buku teks yang telah lolos Materi yang ditulis dalam buku teks
seleksi dan dinilai layak oleh Badan Standar sejarah haruslah berpijak pada kurikulum.
Nasional Pendidikan (BSNP). Buku ini Kurikulum secara teoritis merupakan
selanjutnya dikenal sebagai Buku Sekolah kebijakan politik, sehingga materi pelajaran
114 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

sejarah tidak bisa lepas dari kepentingan tertentu dan negara. Pada tahun 2005
politis pemerintah. Kondisi politik negara beberapa tokoh Islam seperti Jusuf Hasyim,
sangat berpengaruh terhadap kurikulum dan Taufiq Ismail, dan Fadli Zon mendatangi
materi dalam buku teks sejarah. Hal ini DPR dan mempertanyakan kenapa dalam
terjadi karena buku-buku teks sejarah di kurikulum 2004 tidak dicantumkan tentang
sekolah merupakan dasar untuk me- pemberontakan PKI 1948 dan 1965. Setelah
ngembangkan kesadaran sejarah dan melakukan hearing dengan DPR, Menteri
kesadaran nasional menurut versi negara Pendidikan Nasional membentuk tim khusus
(Nordholt, 2005:15). untuk menangani masalah ini. Hasil
Perkembangan politik pasca reformasi rekomendasi dari tim tersebut adalah
melahirkan tulisan-tulisan sejarah yang peristiwa PKI Madiun 1948 perlu dimasuk-
menjadi historiografi tandingan bagi sejarah kan kembali dalam pendidikan sejarah, selain
versi negara, terutama berkaitan dengan itu perlunya pencantuman kata PKI setelah
materi sejarah kontroversial. Intervensi Peristiwa G30S sehingga menjadi G30S/PKI
masyarakat dalam pengajaran sejarah di (Adam, 2006:xvii).
sekolah pun terjadi. Masyarakat mulai Konstruksi penulis buku teks mengenai
mempertanyakan kebenaran dan keabsahan berbagai peristiwa sejarah yang ditulis dalam
materi sejarah yang terdapat dalam buku teks buku teks menarik untuk dikaji. Hal ini perlu
sejarah di sekolah yang disusun berdasarkan dilakukan untuk menangkap makna di balik
sejarah resmi pada masa Orde Baru. wacana-wacana yang disajikan dalam buku
Menteri Pendidikan Yuwono Sudarsono teks sejarah. Sejarah sesungguhnya dapat
(1998-1999) memerintahkan agar diadakan dianggap sebagai suatu sistem wacana,
penyelidikan mengenai persoalan ini untuk discourse, yang ingin mengatakan sesuatu
memperbaiki isi buku resmi pelajaran tentang sesuatu (Abdullah, 2005:xviii).
sekolah. Namun, hasilnya kurang memuaskan Wacana sejarah terikat oleh konteksnya,
karena masalah kudeta 1965 dan peranan terutama konteks waktu yang merupakan
militer tidak diubah (Nordholt, 2005:18). salah satu ciri khas dari studi sejarah.
Buku teks sejarah mengalami Pengungkapan makna wacana sejarah
perubahan lagi pada tahun 2004, terutama ini penting karena praktik wacana dalam
mengenai Gerakan 30 September 1965 yang sejarah, seperti praktik wacana pada
sering dianggap kontroversial. Kurikulum umumnya, sebenarnya merupakan praktik
2004 tidak mencantumkan PKI di belakang sosial yang dipengaruhi oleh kekuasaan
G30S sehingga buku teks sejarah pun ataupun ideologi. Untuk menguasai seseorang
mencantumkan berbagai versi mengenai atau kelompok tertentu maka negara/
peristiwa G30S. Jika dilihat dari perspektif penguasa harus bisa mempengaruhi pemikir-
ilmu sejarah perubahan ini tidak salah. an mereka (van Dijk, 1998:10). Pengungkap-
Pencantuman berbagai versi mengenai G30S an makna di balik wacana yang tersaji dalam
sebenarnya juga memancing siswa untuk buku teks sejarah dapat dilakukan dengan
berpikir kritis mengenai sejarah yang menggunakan analisis wacana kritis.
kontroversial. Namun, perubahan ini ternyata Analisis wacana kritis adalah salah
sangat sensitif dari segi politik, sehingga satu cabang studi bahasa dengan pendekatan
dalam kurikulum berikutnya yang berlaku yang multidisipliner. Analisis wacana kritis
mulai tahun 2006 penyebutannya kembali tidak memahami wacana atau teks semata-
menjadi G30S/PKI. mata sebagai obyek studi bahasa, namun teks
Perubahan ini sebenarnya merupakan harus dipahami dalam konteksnya. Wacana
hasil intervensi kelompok masyarakat dipandang sebagai teks yang selalu terikat
Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara .. 115

pada konteks. Kita dapat memahami makna (kebanggaan) dan sense of obligation
teks jika membacanya dalam konteks (tanggung jawab dan kewajiban) (Kartodirjo,
tertentu. Teks dalam hal ini tidak selalu 2005:121). Oleh karenanya negara sangat
berupa tulisan, namun juga ujaran. Ilmu berkepentingan dalam praktik wacana sejarah
sosial yang meminjam analisis wacana kritis dalam buku teks yang digunakan di sekolah.
dalam studinya bahkan melihat tindakan atau Praktik wacana ideologi dalam buku
fenomena sosial sebagai teks yang harus teks merupakan salah satu cara untuk
dipahami maknanya dalam konteks sosial legitimasi kekuasaan dan melestarikan nilai-
tertentu. nilai yang dianggap penting oleh negara atau
Teks juga merupakan alat untuk penguasa pada masanya. Pada masa revolusi
mencapai tujuan atau praktik sosial tertentu, buku-buku teks sejarah dipenuhi dengan
termasuk praktik ideologi. Teun A. van Dijk tema-tema ideologi nasionalisme,patriotisme,
(1998:1) mengungkapkan, anti feodalisme dan anti kolonialisme. Pada
masa demokrasi terpimpin tema-tema
Critical discourse analysis primarily ideologi NASAKOM dan MANIPOL-
studies the way social power abuse, USDEK Presiden Soekarno muncul dalam
dominance and inequality are buku-buku teks sejarah. Sementara itu pada
enacted, reproduced and resisted by masa Orde Baru, tema-tema ideologi
text and talk in the social and
pembangunan, anti-komunisme, nasionalis-
political context.critical discourse
me/persatuan dan kesatuan, dan stabilitas/
analysis take explicit position, and
thus want to understand, expose and keamanan nasional muncul dalam buku teks
ultimately to resist social inequality. sejarah. Pasca reformasi 1998, tema-tema
wacana ideologi masa Orde Baru masih
Wacana sebagai praktik sosial tak muncul dalam buku teks. Anti-komunisme
jarang muncul dalam bentuk praktik ideologi. sempat mendapatkan tantangan dengan
Yoce Aliah Darma (2009:56) membatasi munculnya berbagai historiografi alternatif
ideologi dalam kaitannya dengan analisis yang sebelumnya dibungkam. Buku-buku
wacana kritis sebagai sebuah sistem nilai atau teks sejarah mencantumkan berbagai versi
gagasan yang dimiliki oleh kelompok atau tentang G30S. Namun, hal ini tidak ber-
lapisan masyarakat tertentu, termasuk proses- langsung lama, karena pada 2006 tema
proses yang bersifat umum dalam produksi ideologi anti-komunisme kembali muncul
makna dan gagasan. dalam buku teks sejarah. Buku teks sejarah
Analisis wacana kritis perlu dilakukan yang tidak mencantumkan PKI di belakang
dalam bidang pendidikan, terutama G30S dilarang beredar di pasaran. Tafsiran
pendidikan formal, karena pembelajaran sejarah resmi (official history) saat ini masih
selalu bersinggungan dengan teks atau dibayang-bayangi oleh tafsiran masa Orde
wacana. Negara dan/atau penguasa berusaha Baru padahal era dan jiwa jaman telah
menggunakan wacana dalam pendidikan, berubah.
terutama pendidikan sejarah, untuk maksud- Anti komunisme hanyalah salah satu
maksud tertentu, termasuk untuk praktik tema ideologi yang muncul dalam buku teks.
ideologi. Mata pelajaran sejarah memiliki arti Pelbagai tema ideologi diduga muncul dalam
penting dalam membangun kesadaran sejarah praktik wacana ideologi pada buku teks
dan terutama membangun kesadaran nasional sejarah, terutama BSE Sejarah SMA. Hal ini
suatu bangsa. Kesadaran sejarah merupakan menarik untuk diteliti, terutama bagaimana
sumber aspirasi dan inspirasi yang potensial tema-tema ideologi dimunculkan dalam
untuk membangkitkan sense of pride praktik wacana, proses produksi wacana
116 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

ideologi, dan konteks politik pendidikan yang Buku Sekolah Elektronik (BSE) Sejarah
melingkupinya. Sekolah Menengah Atas, (2) proses produksi
Penelitian mengenai buku teks wacana ideologi negara dalam Buku Sekolah
sejarah pernah dilakukan oleh Murti Kusuma Elektronik (BSE) Sejarah Sekolah Menengah
Wirasti (2001). Hasil dari penelitian ini Atas, (3) konteks politik pendidikan yang
antara lain tema-tema ideologi negara mempengaruhi praktik wacana ideologi
yang cenderung muncul dalam buku teks negara dalam Buku Sekolah Elektronik
periode 1975-2001 adalah stabilitas/ (BSE) Sejarah Sekolah Menengah Atas.
keamanan nasional, kemajuan materiil/
pembangunan, anti-komunisme, dan METODE PENELITIAN
nasionalisme/persatuan dan kesatuan. Penelitian terhadap BSE Sejarah SMA
Penelitian ini menunjukkan bahwa proses merupakan penelitian kualitatif dengan
hegemoni yang dijalankan berdampingan menggunakan metode analisis wacana kritis
dengan tindakan-tindakan represif, misalnya yang akan menghubungkan teks dan konteks
dengan tindakan hukum, pelarangan, dan untuk melihat tujuan dan praktik bahasa.
sensor. Penelitian ini mengalanisis wacana ideologi
Penelitian tentang buku teks sejarah negara dalam BSE Sejarah SMA, proses
SMA di Indonesia juga pernah dilakukan produksi wacana tersebut dan konteks sosial
oleh Darmiasti (2002). Hasil dari penelitian politik yang melingkupi praktik wacana
ini antara lain buku-buku yang dipakai pada tersebut. Guna mengungkap semua itu
Kurikulum 1964 masih diwarnai dengan digunakan analisis wacana kritis yang tidak
nuansa Nerlandosentris, sementara buku yang hanya mengungkap makna sebuah wacana,
dipakai pada Kurikulum 1968 sudah mulai tapi juga konteks wacana sehingga dapat
Indonesiasentris dan menunjukkan nuansa diperoleh pemahaman yang holistik me-
ideologis yang kemudian makin nampak ngenai wacana yang dianalisis. Oleh karena-
dalam buku-buku sejarah pada Kurikulum nya model analisis wacana kritis yang cocok
1975, 1984 serta PSPB. untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan latar belakang tersebut analisis wacana kritis model Fairclough.
maka penelitian ini bertujuan untuk Secara sederhana dimensi analisis wacana
mendeskripsikan: (1) kecenderungan tema- kritis menurut Fairclough (1997:210) dapat
tema ideologi negara yang muncul dalam digambarkan sebagai berikut.

Teks
Praktik Wacana
Praktik Sosial Budaya

Bagan 1. Dimensi analisis wacana kritis menurut Fairclogh

Sumber data yang digunakan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai


penelitian ini meliputi: (1) BSE Sejarah SMA buku teks sejarah misalnya Permendiknas
Kelas XII IPA karya Sh. Mustofa, Suryandari No. 11 Tahun 2005 tentang buku teks
dan Tutik Mulyati, (2) dokumen mengenai pelajaran, dan Permendiknas No. 48 Tahun
Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara .. 117

2007 tentang penetapan buku teks sejarah HASIL PENELITIAN DAN


yang memenuhi syarat kelayakan untuk PEMBAHASAN
digunakan dalam proses pembelajaran, (3) Tema-tema Ideologi Negara dalam BSE
dokumen dari media massa mengenai buku Sejarah
teks sejarah, (4) informan dalam penelitian Berdasarkan analisis teks terhadap
ini antara lain para penulis BSE Sejarah BSE Sejarah Kelas XII IPA maka tema-tema
SMA, kepala redaksi dari pihak penerbit serta ideologi yang cenderung muncul antara lain
penilai kelayakan BSE Sejarah SMA, dan konstitusionalisme, anti komunisme/sosialis
guru yang menggunakan BSE Sejarah SMA komunis, stabilitas, pembangunan/kemajuan,
dalam pembelajaran sejarah. demokrasi/ kemerdekaan/hak asasi manusia,
Pengumpulan data dilakukan dengan anti Orde Baru, dan globalisasi ekonomi/
menggunakan analisis teks model Fairclough, liberalisme kapitalisme. Sebagian besar
wawancara dan studi literatr/dokumen. tema-tema tersebut ternyata mirip dengan
Sementara validitas data menggunakan tema-tema ideologi yang ditemukan oleh
validitas analisis wacana kritis menurut Ibnu Murti Kusuma Wirasti dalam penelitiannya
Hamad (2010) yaitu holistik, historical tahun 2002 tentang wacana ideologi negara
situatedness, dan teori. Teknik analisis dalam teks pendidikan tahun 1975-2001,
menggunakan teknik analisis wacana kritis yaitu konstitusionalisme, anti komunisme,
menurut Fairclouh yaitu deskripsi, stabilitas,pembangunan/kemajuan,demokras/
interpretasi, dan eksplanasi. kemerdekaan/hak asasi manusia (HAM). Hal
ini menunjukkan bahwa tema-tema ideologi
yang diusung sejak masa Orde Baru masih
melekat dalam teks-teks pendidikan di era
reformasi.
118 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

Tabel 1. Tema-tema Ideologi Negara yang Muncul dalam


BSE Sejarah Kelas XII IPA

Tema Ideologi

Kemerdekaan/ HAM

Globalisasi ekonomi/
Konstitusionalisme

Kemajuan materiil

Liberalis kapitalis
Sosialis komunis

Anti Orde Baru


Pembangunan/
Anti komunis/

Demokrasi/
Stabilitas
No Bab/Subbab

1 I/A
2 I/B
3 I/C
4 I/D
5 II/A
6 II/B
7 II/C
8 III/A
9 III/B
10 III/C
11 III/D
12 III/E
13 III/F
14 III/G

Praktik Produksi dan Konsumsi BSE kedudukan buku teks, penilaian buku teks,
Sejarah hingga penggunaan buku teks pelajaran di
Negara melakukan kontrol terhadap tingkat satuan pendidikan.
produksi maupun konsumsi wacana dalam Peranan strategis dalam melakukan
BSE Sejarah. Kontrol terhadap produksi penilaian buku teks pelajaran dipegang oleh
wacana dilakukan melalui berbagai regulasi BSNP. Negara melalui BSNP menentukan
mengenai penulisan buku teks hingga kriteria kelayakan yang dijadikan patokan
penilaiannya, misalnya saja melaui PP No. 19 dalam penyusunan intrumen penilaian
tahun 2005 tentang Standar Nasional kelayakan buku teks. BSNP menyusun
Pendidikan, dan Permendiknas No 11 tahun instrumen dan pedoman penilaian sebelum
2005 tentang buku teks pelajaran. Isi buku penilaian dilaksanakan. Penyusunan
teks harus sesuai dengan standar isi seperti instrumen penilaian dikembangkan oleh tim
yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun ahli bidang studi, ahli bahasa, ahli
2005 tentang standar nasional pendidikan. psikometri, dan ahli grafika. Baik penulis,
Selain itu peraturan ini juga mewajibkan penerbit, maupun penilai harus mengacu pada
setiap satuan pendidikan untuk memiliki instrumen tersebut.
sarana berupa buku teks pelajaran. Sementara BSNP tidak menggunakan penilaian
Permendiknas No. 11 tahun 2005 mengatur aspek keamanan dalam menilai buku-buku
lebih rinci mengenai buku teks, mulai dari teks yang akan dijadikan BSE. Penilaian yang
Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara .. 119

dilakukan oleh BSNP memang lebih longgar mata pelajaran sejarah dan kembali pada
dari penilaian yang dilakukan terhadap buku- kurikulum 1994. Hal ini dianggap sebagai
buku teks pada masa Orde Baru. Penulis suatu kemunduran. Selain itu bersamaan
buku teks pun mengaku bahwa di masa dengan penghentian penggunaan kurikulum
Reformasi ini penulis bisa lebih bebas 2004 tersebut, buku-buku teks mata
daripada di masa Orde Baru meskipun masih pelajaran sejarah yang disusun berdasarkan
ada hal-hal tertentu yang dibatasi. kurikulum tersebut juga dilarang
Selain melakukan kontrol terhadap penggunaannya. Namun pelarangan ini tidak
produksi wacana, negara juga berusaha terlalu dirasakan efeknya. Kurikulum mata
melakukan kontrol terhadap konsumsi pelajaran sejarah kemudian mengalami
wacana melalui berbagai regulasi, misalnya perubahan lagi tahun 2006 dengan adanya
Permendiknas No. 11 Tahun 2005 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Buku Teks dan Permendiknas No. 48 tahun (KTSP). Setahun kemudian terjadilah
2007 tentang penetapan buku teks pelajaran peristiwa pelarangan buku-buku teks
sejarah yang memenuhi syarat kelayakan pelajaran sejarah yang tidak memuat
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. G30S/PKI karena dianggap tidak selaras
Kontrol yang dilakukan oleh negara baik dengan fakta sejarah. Pelarangan ini
pada produksi maupun konsumsi wacana membawa dampak yang luar biasa di
dalam BSE Sejarah sebagai buku teks beberapa daerah berupa penarikan hingga
ternyata tidak sekuat pada masa Orde Baru. pemusnahan buku-buku teks pelajaran
Kontrol yang dilakukan oleh negara dalam sejarah yang tidak menuliskan G30S/PKI.
konsumsi buku teks hanya sebatas regulasi Kebijakan pelarangan buku-buku teks
yang belum tentu ditaati oleh semua guru. pelajaran sejarah tersebut turut
Buku teks bukan satu-satunya sumber mempengaruhi penulisan buku teks yang
pembelajaran. Guru masih menggunakan diajukan sebagai BSE.
buku-buku atau sumber lainnya. Dengan
demikian wacana ideologi dalam buku teks Pembahasan
bukanlah satu-satunya wacana dalam Beberapa tema ideologi yang muncul
pembelajaran di sekolah. dalam BSE Sejarah Kelas XII IPA adalah
konstitusionalisme, anti komunisme/sosialis
Praktik Politik Pendidikan komunis, stabilitas, pembangunan/kemajuan,
Kurikulum merupakan salah satu demokrasi / kemerdekaan / hak asasi
bentuk kebijakan politik pendidikan. manusia, anti Orde Baru, dan globalisasi
Kurikulum mata pelajaran sejarah selama ekonomi/liberalisme kapitalisme. Tema kons-
masa reformasi mengalami beberapa kali titusionalisme muncul dalam lima dari empat
perubahan. Perubahan pertama terjadi pada belas subbab yang dianalisis. Penulis buku
tahun 1999 dengan keluarnya Suplemen mengkonstruksikan berbagai peristiwa atau
Kurikulum 1999 yang dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh pemerintah baik
kondisi sosial politik awal reformasi. semasa Orde Baru maupun Reformasi
Selanjutnya pergantian kurikulum terjadi sebagai usaha atau jalan yang konstitusional.
pada tahun 2004 melalui Kurikulum Misalnya saja lahirnya Orde Baru maupun
Berbasis Kompetensi (KBK) namun Reformasi sama-sama dikonstruksikan di
kurikulum ini tidak bertahan lama karena lakukan secara konstitusional. Sementara itu
dianggap tidak selaras dengan fakta sejarah ada pula peristiwa atau kebijakan yang
sehingga pada 2005 dilakukan penghentian dikonstruksikan sebagai tindakan inkons-
penggunaan kurikulum 2004/KBK untuk titusional dalam teks, misalnya saja masalah
120 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

kebijakan konfrontasi dengan Malaysia yang peristiwa maupun kebijakan yang diambil
dilakukan oleh Presiden Soekarno, ataupun oleh pemerintahan pada masa sebelumnya
Dekrit Presiden yang dilakukan oleh Presiden sehingga perlu dilakukan berbagai upaya
Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung untuk mencapai stabilitas ini.
teks ingin menekankan bahwa kebijakan yang Tema pembangunan/kemajuan materiil
diambil oleh setiap pemerintahan seharusnya muncul dalam tiga subbab. Tema ini muncul
selalu memiliki landasan konstitusional, yaitu terutama dalam teks yang membahas
UUD 1945. Tindakan inkonstitusional di mengenai keberhasilan pembangunan dan
gambarkan sebagai tindakan yang tidak baik. perkembangan teknologi yang dicapai semasa
Tema anti komunisme / sosialis pemerintahan Orde Baru. Selain itu tema ini
komunis muncul dalam empat subbab. Secara juga muncul dalam teks yang membahas
umum komunisme ataupun sistem sosialis mengenai perkembangan teknologi pada
komunis dikonstruksikan secara negatif masa Perang Dingin. Pembangunan ataupun
dalam teks. Dalam konteks sejarah Indonesia kemajuan dikonstruksikan sebagai keber-
misalnya, PKI dikonstruksikan sebagai hasilan yang dicapai suatu negara.
pelaku peristiwa G30S melalui penyebutan Tema demokrasi / kemerdekaan / hak
G30S/PKI. Selain itu dalam teks pada subbab asasi manusia muncul dalam tiga subbab.
pertama juga disebutkan adanya usaha Dalam konteks Indonesia, demokrasi di
pembersihan terhadap unsur-unsur yang konstruksikan sebagai hal yang baik.
diduga terkait dengan G30S/PKI. Peng- Pemerintahan Orde Baru dikonstruksikan
gunaan kata pembersihan seakan telahmampu melaksanakan praktik demokrasi
menggambarkan bahwa kehidupan politik di melalui penyelenggaraan pemilih-an umum
Indonesia saat itu tercemar dengan PKI. setiap lima tahun sekali. Kemerdekaan
Dalam konteks Perang Dingin pun Blok dikonstruksikan sebagai hak semua bangsa.
Timur yang menganut sosialis komunis Indonesia dikonstruksikan berperan serta
dikonstruksikan secara negatif. Misalnya saja dalam usaha mendukung perjuangan bangsa-
dalam teks mengenai Perang Korea bangsa lain dalam memperoleh kemerdekaan
dikonstruksikan bahwa tindakan Cina yang maupun persamaan hak asasi manusia.
membantu Korea Utara menduduki Seoul Teks juga menampilkan tema anti Orde
sebagai tindakan yang salah, sementara Baru. Meskipun di dalam teks Orde Baru
tindakan Amerika Serikat membantu Korea lebih banyak dikonstruksikan secara positif,
Selatan menduduki Pyongyang dikonstruksi- namun Orde baru juga dikonstruksikan secara
kan sebagai usaha menjaga stabilitas negatif, misalnya saja Orde Baru di
keamanan dan menyatukan kedua Korea. konstruksikan melakukan segala cara
Tema lain yang muncul dalam teks untuk melanggengkan kekuasaanya termasuk
adalah stabilitas. Tema ini muncul dalam dengan membelenggu kehidupan masyarakat.
tujuh dari empat belas subbab yang dianalisis. Orde Baru juga dikonstruksikan sebagai
Stabilitas baik dalam bidang keamanan, biang keladi atas instabilitas politik dan
politik maupun ekonomi dikonstruksikan ekonomi yang memuncak pada 1998.
sebagai hal yang penting.Stabilitas keamanan Tema lain yang muncul adalah
dan politik dikonstruksikan sebagai dasar globalisasi ekonomi/liberalis kapitalis yang
dalam mencapai stabilitas ekonomi. Oleh dikonstruksikan sebagai hal yang tidak dapat
karenanya kedua hal itu harus dicapai terlebih dihindari. Indonesia mau tidak mau terseret
dahulu. Masa-masa awal lahirnya Orde Baru dalam arus globalisasi ekonomi yang
maupun Reformasi dikonstruksikan sebagai didominasi oleh kepentingan kaum liberalis
masa yang tidak stabil sebagai akibat dari kapitalis. Sistem liberalis kapitalis lebih
Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara .. 121

banyak dikonstruksikan secara positif. Baru dilanjutkan dalam KTSP yang mulai
Negara yang menerapkan sistem ini di diterapkan tahun 2006. Tafsir lain tidak
gambarkan sebagai negara yang mampu diperkenankan untuk muncul dalam buku
mengatasi masalah ekonominya dan mampu teks pelajaran sejarah karena dianggap tidak
bangkit menjadi negara maju setelah selaras dengan fakta sejarah. Hal ini
berakhirnya Perang Dunia II maupun semasa sebenarnya merupakan bentuk domestifikasi
Perang Dingin. yang berujung pada pembodohan yang
Beberapa tema ideologi yang muncul dilakukan oleh negara. Tilaar (2003:90)
dalam BSE Sejarah Kelas XII IPA tersebut menyebutkan bahwa proses domestifikasi
ternyata memiliki kemiripan dengan tema- atau penjinakan dalam dunia pendidikan
tema ideologi yang ditemukan oleh Murti membunuh kreativitas dan menjadikan
Kusuma Wirasti dalam penelitiannya tahun manusia atau peserta didik sebagai robot-
2002 tentang wacana ideologi negara robot yang sekedar menerima transmisi nilai-
dalam teks pendidikan tahun 1975-2001, nilai kebudayaan yang ada. Domestifikasi
yaitu konstitusionalisme, anti komunisme, dalam dunia pendidikan berujung pada
stabilitas, pembangunan / kemajuan, pembodohan (stupidfikasi).
demokrasi / kemerdekaan/hak asasi manusia. Hasil analisis teks juga menunjukkan
Hal ini menunjukkan bahwa tema-tema bahwa Soeharto maupun Orde Baru lebih
ideologi yang diwacanakan sejak masa Orde banyak dikonstruksikan secara positif
Baru tersebut masih terus bertahan meskipun daripada secara negatif dalam teks. Selain itu
rezim telah berubah. penguasa ataupun rezim pemerintahan yang
Pada masa awal reformasi beberapa lain, baik sebelum maupun sesudah Orde
wacana sejarah Orde Baru sempat Baru, lebih sering dikonstruksikan secara
dipertanyakan, termasuk sejarah resmi versi negatif. Hal ini tentu saja menarik jika
negara (official history) yang diajarkan di dihubungkan dengan salah satu karakteristik
sekolah, sehingga terjadi perubahan dalam official history yang diajarkan di sekolah
kurikulum sejarah dengan keluarnya menurut Hasan (2008:415) yaitu narasi
Suplemen 1999. Pada masa reformasi juga sejarah nasional dalam tafsiran resmi selalu
muncul berbagai buku atau tulisan sejarah pula diwarnai oleh gambaran hitam putih dan
alternatif yang berbeda dengan official penuh kebencian terhadap masa lalu. Bila
history versi Orde Baru. mengacu pada teori tersebut, maka
Suplemen Kurikulum 1999 kemudian seharusnya Orde Baru dikonstruksikan secara
diganti dengan Kurikulum 2004. Namun negatif, ditempatkan dalam posisi hitam,
kurikulum ini tidak bertahan lama karena ada sementara Reformasi seharusnya di-
desakan dari beberapa pihak terkait dengan konstruksikan secara positif dan ditempatkan
masalah peristiwa G30S dan peristiwa dalam posisi putih. Namun hal ini tidak
Madiun 1948. Mendiknas pun menghentikan terjadi karena meskipun sisi negatif dari
penggunaan kurikulum 2004 khusus untuk Soeharto dan pemerintahan Orde Baru
mata pelajaran sejarah dan kembali ke ditampilkan dalam teks, tapi yang lebih
kurikulum 1994. Kembali kepada kurikulum banyak ditonjolkan adalah sisi positifnya.
1994 berarti kembali kepada official history Meskipun reformasi dikonstruksikan secara
versi Orde Baru yang sarat dengan wacana positif, namun masa ini lebih banyak
dan ideologi Orde Baru yang banyak digugat dikonstruksikan secara negatif. Selain itu
sejak masa Reformasi. Demokrasi Terpimpin atau Orde Lama dan
Official history mengenai peristiwa Soekarno tetap dikonstruksikan secara negatif
G30S dan peristiwa Madiun 1948 versi Orde dalam teks. Hal ini menunjukkan kuatnya
122 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

hegemoni yang berlangsung sejak masa Orde berbagai buku maupun artikel. Perkembangan
Baru. teknologi informasi, khususnya internet, juga
Penyeragaman wacana dan klaim mempermudah akses terhadap sumber
kebenaran yang dilakukan oleh rezim Orde ataupun tulisan sejarah alternatif yang
Baru umumnya diterima sebagai suatu berbeda dengan versi resmi negara. Jadi,
kewajaran sehingga melahirkan hegemoni meskipun negara berusaha melakukan
negara atas tafsir sejarah. Dalam pandangan penyeragaman wacana melalui buku teks
Gramsci (dalam Tilaar, 2003:78) hegemoni pelajaran sejarah namun usaha itu berhadapan
kekuasaan yang dijalankan oleh alat-alat dengan adanya wacana alternatif yang mudah
negara dengan jitu dan jeli bisa membuat untuk diakses.
rakyat yang ada di dalam kuasanya menjadi
tenteram, dan aman dalam penindasannya. SIMPULAN
Hegemoni ini berlangsung cukup lama
sehingga tafsir resmi negara rezim Orde Baru Tema-tema ideologi negara yang
atas berbagai peristiwa sejarah diterima cenderung muncul dalam BSE Sejarah SMA
sebagai kebenaran meskipun belum tentu Kelas XII IPA antara lain konstitusionalisme,
sesuai dengan fakta ataupun temuan-temuan anti komunisme/sosialis komunis, stabilitas,
baru yang muncul sejak masa Reformasi. pembangunan / kemajuan, demokrasi / ke-
Kuatnya hegemoni wacana sejarah masa merdekaan/ HAM, anti Orde Baru, dan
Orde Baru juga menyebabkan perubahan globalisasi ekonomi/liberalis kapitalis.
mind set sulit untuk terjadi meskipun jiwa Meskipun muncul tema anti Orde Baru
zaman telah berubah. namun secara umum representasi yang
Domestifikasi atau penjinakan melalui dibangun dalam teks mengenai Soeharto dan
penyeragaman wacana tidak hanya dilakukan Orde Baru masih lebih baik jika
secara halus, tapi juga didukung oleh dibandingkan dengan representasi yang
tindakan represif berupa pelarangan buku- dibangun mengenai Soekarno dan masa
buku pelajaran sejarah yang dianggap tidak Demokrasi terpimpin. Representasi masa
selaras dengan fakta sejarah versi negara reformasi dalam teks juga tidak terlalu baik.
tersebut. Menurut Winarno Surakhmad Sementara itu komunisme tetap di
(2009:7) pendidikan selama ini telah menjadi konstruksikan secara negatif dalam teks
lembaga penyeragaman. Keseragaman ini seperti halnya dalam teks pendidikan masa
berfungsi untuk mewariskan nilai-nilai masa Orde Baru. Stabilitas dan konstitusionalisme
lalu yang seragam, yang kemudian merupakan tema ideologi yang paling sering
melahirkan sikap mental konfirmistik dan muncul dalam teks. Stabilitas dikonstruksikan
peniruan berpikir klise, bahkan mendorong sebagai landasan untuk mencapai ke-
timbulnya selera yang seragam. Buku teks sejahteraan.
merupakan salah satu alat penyeragaman Tema-tema ideologi negara yang
tersebut. muncul dalam teks tidak lepas dari praktik
Penyeragaman wacana yang berusaha produksi dan konsumsi teks. Negara
dilakukan oleh negara sebenarnya sudah tidak melakukan kontrol terhadap produksi teks
relevan dengan perkembangan akademik dan melalui BSNP yang menilai kelayakan buku
perkembangan teknologi. Suasana ke- teks untuk digunakan dalam pembelajaran.
terbukaan sejak reformasi telah melahirkan Penulis maupun penerbit mengikuti rambu-
beragam tafsir atas peristiwa sejarah yang rambu yang telah ditentukan oleh BSNP agar
berbeda dengan versi resmi negara. Tafsir ini buku yang diajukan bisa lolos, termasuk
dengan mudah bisa didapatkan melalui diantaranya menuliskan peristiwa G30S
Indah Wahyu Puji Utami, Wacana Ideologi Negara .. 123

sebagai G30S/PKI. Selain mengenai G30S, kepentingan politis dalam menyikapi masalah
kontrol produksi buku teks yang dilakukan buku teks pelajaran sejarah. Praktik
tidak seberapa ketat jika dibandingkan pelarangan buku yang tidak sesuai dengan
dengan pada masa Orde Baru. Begitu pula semangat keterbukaan dan demokratisasi di
dengan kontrol terhadap konsumsi buku teks. era reformasi sebaiknya dihapuskan.
Meskipun negara telah mengeluarkan Guru dan siswa sebaiknya bersikap
regulasi mengenai buku teks pelajaran, kritis dalam menggunakan berbagai sumber
namun belum tentu buku teks yang telah pembelajaran, termasuk BSE Sejarah. Hal ini
ditetapkan oleh pemerintah digunakan perlu dilakukan agar tidak terjebak dalam
sebagai buku acuan wajib dalam pem- kungkungan wacana ideologi tertentu.
belajaran. Hal ini menunjukkan melemahnya
kontrol negara dalam produksi maupun DAFTAR PUSTAKA
konsumsi buku teks.
Konteks politik pendidikan turut Adam, A.W. 2006. Pengantar: Berpikir
mempengaruhi praktik wacana ideologi Historis Membenahi Sejarah
negara dalam BSE Sejarah. Reformasi yang dalam Sam Wineburg. Berpikir
mengusung semangat kebebasan dan Historis: Memetakan Masa
demokratisasi telah membawa banyak Depan, Mengajarkan Masa
perubahan termasuk dalam hal kebijakan Lalu. Jakarta: Yayasan Obor
mengenai pendidikan sejarah di Indonesia. Indonesia.
Narasi resmi versi Orde Baru mulai Fairclough, N. 1997. Critical Discourse
dipertanyakan sehingga lahirlah Suplemen Analysis. London: Longman
Kurikulum 1999 yang berisi revisi materi- Hasan, S. H. 2008. Pendidikan Sejarah
materi yang bersifat sensitif. Suplemen Dalam Rangka Pengembangan
kurikulum ini kemudian direvisi dan Memori Kolektif dan Jati Diri
disempurnakan menjadi Kurikulum 2004. Bangsa dalam M. Nursam,
Namun kurikulum ini kemudian dianggap Baskara T. Wardaya S.J., dan
kurang selaras dengan fakta sejarah Asvi Warman Adam (Eds)
sehingga dihentikan dan kembali ke Sejarah yang Memihak:
kurikulum 1994. Kurikulum terbaru yang Mengenang Sartono Kartodirjo.
digunakan sebagai acuan dalam penulisan Yogyakarta: Ombak
BSE Sejarah adalah kurikulum 2006. Selain Hamad, I. 2010. Perkembangan Analisis
perubahan kurikulum, konteks yang turut Wacana dalam Ilmu
mempengaruhi praktik wacana ideologi Komunikasi, dalam
dalam BSE Sejarah adalah pelarangan http://www.scribd.com/doc/4588
Kejaksaan Agung terhadap buku-buku 8147/Dr-Ibnu-Hamad diunduh 9
sejarah yang disusun berdasarkan kurikulum Maret 2012 pukul 17.30.
2004 dengan alasan tidak menyebutkan Nordholt, H. S. (Ed). 2008. Perspektif Baru
pemberontakan PKI Madiun 1948 dan hanya Penulisan Sejarah Indonesia,
menyebut peristiwa G30S tanpa Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
menyebutkan PKI di belakangnya. Penulis dan KITLV.
buku terpaksa harus menuliskan versi negara Kartodirjo, S. 2005. Sejak Indische sampai
mengenai G30S yaitu G30S/PKI agar buku Indonesia, Jakarta: Penerbit
yang ditulis bisa lulus penilaian di BSNP. Buku Kompas.
Pemerintah sebaiknya tidak Mustofa, Sh., Suryandari, dan Tutik Mulyati.
mengorbankan aspek akademis demi 2009.Sejarah untuk SMA/MA
124 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kedelapan, Nomor 1, Juni 2014

Kelas XII Program IPA. Van Dijk, T. A. Critical Discourse Analysis,


Jakarta:Pusat Perbukuan Dep- dalam http://www.hum.uva.nl/
diknas. ~teun/cda.htm diakses pada 3
Abdullah, T. 2005. Kata Pengantar dalam September 2010, pukul 09.18
Sartono Kartodirjo. Sejak WIB
Indische sampai Indonesia. Surakhmad, W. 2009. Pendidikan Nasional:
Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Strategi dan Tragedi. Jakarta:
Tilaar, H.A.R. 2003. Kekuasaan dan Penerbit Buku Kompas.
Pendidikan. Magelang:
Indonesiatera

Anda mungkin juga menyukai