Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PENATAAN RUANG PESISIR DENGAN PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN

JAUH UNTUK PENGELOLAAN KERUSAKAN PANTAI SECARA TERPADU DI KOTA AMBON.

Pieter Th Berhitu*), Jandry Louhenapessy**)

Abstract

Pemanfaatan Ruang Pesisir di Wilayah Kota Ambon dalam kurun Waktu 10 tahun terakhir dalam upaya
pengembangan pembangunan Daerah sesuai dengan Arah dan Rencana Strategis Kota sudah mennyimpang
dari penggunaan dan peruntukan lahan yang sesuai dengan ketentuannya sehingga perlu dilakukan evaluasi
kembali secara berkelanjutan karena kenyataan yang ditemui sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan
dan diperkuat dengan hasil penelitian Pieter Th Berhitu dkk 2009, menyimpulkan bahwa banyak wilayah-
wilayah di Kota Ambon baik pada daerah pesisir kota sampai pada batas tengah kota menuju ke batas daerah
belakang kota sering dalam penataan ruangnya tidak sesuai dengan fungsi pemanfaatan ruang sehingga
banyak ruang-ruang wilayah kota mengalami kerusakan yakni pencemaran, abrasi, erosi , banjir , tanah
longsor,kerusakan ekosistem pesisir yang pada akhirnya mengakibatkan keberadaan wilayah-wilayah
tersebut harus ditata ulang kembali sesuai dengan pemanfaatan lahan yang ada untuk daerah pemukiman
penduduk , perkantoran, industi, perikanan , parawisata, jasa , serta lahan hijau. Penataan ulang ruang Kota
Ambon harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga mampu menunjang Pengembangan Pembangunan
baik pada wilayah pesisir maupun perkotaan dan pada akhirnya mampu menghindari terjadinya kerusakan
yang lebih parah. Untuk itu tujuan dari penelitian ini yakni menerapkan konsep penataan ruang dengan
pemenfaatn citra penginderaan jauh dengan hasil akhir yakni melakukan pemetaan citra untuk wilayah
pesisir yang mengalami kerusakan secara terpadu sehngga dapat melakukan pengelolaan kerusakan dengan
baik dan terencana dan sekaligus dapat menunjang pengembangan pembangunan kearah pesisir secara
berkelanjutan sekaligus melakukan penataan terhadap Tata ruang pesisir Kota Ambon secara terencana dan
terintegrasi dengan pembanguan daerah.

Kay Word: Citra Satelit, Penginderaan jauh, Pesisir Kota Ambon

I. PENDAHULUAN pesisir. Berdasarkan arahan pengembangan


Kota Ambon berada sebagian besar dalam kota yang tertuang dalam RUTRK, alokasi
wilayah pulau Ambon. dan secara geografis pengembangan kegiatan di Kota Ambon dapat
terletak pada posisi: 3 4 Lintang Selatan dan dijelaskan sebagai berikut: a).Pembatasan
128 129 Bujur Timur, dimana secara pengembangan fisik pada kawasan Pusat Kota,
keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan kecuali kegiatan jasa dan perdagangan.
Kabupaten Maluku Tengah. Sebelah Utara b).Pengembangan kegiatan industri diarahkan
dengan Petuanan desa Hitu, Hila, Kaitetu, ke Batu Gong yang pengembangannya
Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah disesuaikan dengan potensi eksisting di mana
Sebelah Selatan dengan Laut Banda. Sebelah kegiatan industri terkonsentrasi.
Timur dengan petuanan Desa Suli, Kecamatan
Salahatu Kabupaten Maluku Tengah. Sebelah Pengembangan areal pemukiman diarahkan
Barat, dengan Petuanan desa Hatu, Kecamatan sepanjang pesisir Desa Tawiri, Hative Besar,
Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Luas Rumah Tiga, Poka, Durian Patah, Waiheru,
keseluruhan wilayah Kota Ambon adalah Nania, Negeri Lama, Passo dan membatasi
1634,02 km2 dengan garis pantai sepanjang pengembangan pemukiman padat pada areal
120,96 Km. Luas area laut Kota Ambon adalah yang telah padat.
1324,71 km2. Kota Ambon membawahi 4 (
Empat ) Kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Dari hasil penelitian Pieter Th berhitu dkk 2008
Ambon Baguala dengan luas 158.79 Km, bahwa telah terjadi kerusakan wilayah pesisir
Kecamatan Sirimau seluas 112,31 Km dan pantai
Kecamatan Nusaniwe seluas 88,35 Km, Kota Ambon Dan Maluku Tengah yang cukup
Kecamatan Leitimur Selatan 78,67 Km. memprihatinkan yakni kerusakan fisik erosi,
Dalam Rencana Strategis Kota Ambon 2006 abrasi dan sedimentasi maupun pencemaran dan
2013, mengingnkan bahwa Perencanaan kerusakan lingkungan yang berdampak kepada
Pembangunan Kota dalam kaitannya dengan hancurnya rumah-rumah penduduk didaerah
Pengembangan Kawasan Pesisir Kota akan pantai, rusaknya ekosistem pesisir khususnya
diarahkan menuju pada pengembangan kawasan mangrove karena sedimentasi pada daerah

*)
Pieter Th Berhitu ; Dosen Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Unpatti
**)
Jandry Louhenapessy; Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Unpatti
Pieter Th Berhitu,Jandry Louhenapessy ; Konsep Penataan Ruang Pesisir Dengan Pemanfaatan Citrra 903
Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Keruskan Pantai Secara Terpadu Di Kota Ambon

aliran sungai yang tinggi, rusakanya sumber inframerah dekat, infrmerah termal, dan
daya pesisir seperti terumbuh karang, gelombang mikro. Setiap citra inderaja satelit
mundurnya garis pantai kearah darat sehingga mempunyai sifat khas datanya, yang
Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Natural Pada Pelat Datar
menyebabkan hancurnya tembok pelindung dipengaruhi oleh
pantai dan jalan-jalan yang berada dekat dengan sifat orbit satelit,
pantai, terkosentarasinya sampah-sampah , dan sifat dan kepekaan sensor inderaja terhadap
limbah panas dari masyarakat dan PLN didaerah panjanggelombang elektromagnetik,
Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga
tepi pantai sehingga menyebabkan biota jalur transmisinya,
perairan menjadi mati dan punah sifat sasaran (obyek), dan sifat sumber
tenaga radiasinya.
II. Metode Penelitian
2. Deteksi Dan Identifikasi Penginderaan
Metode penelitian yang dipakai adalah Jauh.
deskriptif dengan metode survei lapangan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data primer dan Identifikasi adalah pengamatan dan
sekunder. terkait dengan data pola pemanfaatan pengenalan obyek pada citra penginderaan
dan penggunaan lahan Kota Ambon, distribusi jauah berdasarkan bersifat citranya, dengan
dan penyebaran kawasan penduduk Kota, menggunakan keterangan yang cukup, maka
distribusi wilayah pengembangan Kota, potensi interpreter sebelum mengidentifikasi obyek
daerah rawan terhadap keruasakan pantai dan pada setiap jenis citra, harus lebih dahulu
pesisir , strategi dan pengendalian kerusakan, mengetahui karakteristik dan sifat citra yang
data hasil kajian dan penelitian menyangkut akan diidentifikasi atau diamati obyeknya.
kerusakan pantai di Kota Ambon yang Dalam deteksi dan identifikasi Penginderaan
dilakukan selama ini. Sedangkan analisa data Jauh menguraikan obyek-obyek penting yang
dilakukan dengan menggunakan analisis model tergambar pada citra inderaja
melalui pengaturan penggunaan lahan, ruang Deteksi obyek dapat dilakukan berdasarkan
pesisir dengan bantuan citra penginderaan jauh karakteristik spektral yang ditunjukkan pada
dengan konsep pemanfaat software GIS Arc rona/ warna pada citra. Identifikasi penutup
View 3.2. Kemudian mengkaji hasilnya untuk lahan dapat dilakukan berdasarkan
tata ruang wilayah pesisir Kota Ambon dengan karakteristik tingkatan rona (gray tone)
tujuan yakni; 1). Memberikan pemetaan lewat sesuai dengan nilai spektral pantulan
citra terhadap wilayah-wilayah pesisir yang obyeknya.
dominan mengalami kerusakan . 2). Identifikasi penutup lahan berdasarkan
Menganalisis hasil lewat citra penginderaan karakteristik ukuran, bentuk, pola tekstur,
jauh kondisi eksisting dan rencana tata ruang dan asosiai, yang merupakan karakteristik
Kota Ambon saat ini. 3). Memberikan spasial. Identifikasi penutup lahan
kesimpulan serta rekomendasi tentang Konsep didasarkan pada pengenalan unsur dasar
Penataan ruang wilayah peisir Kota Ambon pantulan obyek (tanah, air, dan vegetasi)
dengan pemanfaatan Citra Penginderaan jauh Pengukuran : obyek kemudian diukur
khusus untuk pengelolaan kerusakan pantai menggunakan instrumen unsur-unsur
secara terpadu. interpretasi citra, yaitu pengukuran atas rona
Lokasi penelitian adalah di Kota Ambon / warna, bentuk, luas (ukuran), bayangan,
tepatnya pada 3 kecamatan yakni Kecamatan tekstur, dan aspek lainnya .
Nusaniwe, Kecamatan Sirimau dan Teluk
Ambon Baguala. .

III. TINJAUAN PUSTAKA

1. Penerapan Sistem Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh direkam dengan


sensor inderaja menggunakan detektor
elektronik. Cara perekamannya dengan
menggunakan tenaga elektromagnetik yang
luas, yaitu spektrum tampak, ultraviolet, Gambar 1. Sistem Penginderaan jauh
904 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 8 Nomor 1, 2011; 902 -909

3. Penerapan Software GIS Arcview 3.2


Untuk Pemetaan Kerusakan Pantai

a. Pengenalan software Arcview 3.2

Sebelum kita melanjutkan pengolahan


data satelit untuk pemetaan kerusakan pantai
atau pesisir yang akan diolah berupa data hasil
pengolaan dari software ER Mapper maka Gambar 3. Memperluas sumber data Arc View
perlu kita ketahui kemampuan Arc View dalam
pengolahan atau editing Arc, menerima atau Input sumber Data, sumber data yang akan
konfersi dari data digital lain CAD atau dimasukan kedalam sebuah projek Arc
dihubungkan dengan data Image seperti Format View akan dianggap Sebagai Theme baru,
JPG,TIFF,ERS,ALG. dimana theme merupakan serangkaian
Input data spatial sering disebut dengan kenampakan geografi dalam sebuah view.
digitasi. Arc View memiliki kemampuan untuk Sebuah theme sebaiknya hanya berisi satu
melakukan digitasi. Data digitasi yang berasal macam tema data. Sebuah view dapat
dari proses input data disimpan dalam sebuah menampung beberapa theme
theme yang selanjutnya dapat diolah atau
ditransfer ke softaware lain untuk pengolahan
data lebih lanjut.
Langkah-langkah analisis sesusai software Arc
View yakni;
Persiapan analisis dengan Arc View 3.2 ; -
membuka software arc view, pilih file pada
menu utama klik Project, pilih view pada
jendela project kemudian klik icon new
maka arc view akan menampilkan jendela
seperti gambar 2. dibawah ini.

Gambar 4. Input sumber data Arc View

b. Tahapan Deliniasi
Proses deliniasi citra ini ditujukan untuk
menghasilkan peta tematik
penutupan/penggunaan lahan untuk kondisi
kerusakan pantai

Gambar 2.Buka Sofware Arc View

Memperluas Format Sumber data dengan


Arc View ; - Arc View dapat menerima data
digitasi dari perangkat digitizer yang di
install dai Arc View dan dapat dilihat pada
gambar 3 dibawah ini

Gambar 5. Proses Deliniasi

4. Implementasi Dan Permasalahan Di


daerah Pantai
Pieter Th Berhitu,Jandry Louhenapessy ; Konsep Penataan Ruang Pesisir Dengan Pemanfaatan Citrra 905
Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Keruskan Pantai Secara Terpadu Di Kota Ambon

pembangunan rumah atau tempat usaha tanpa


Berdasarkan kajian pustaka,wawancara memiliki ijin yang benar. Permasalahan
dan nara sumber dikatakanTerhadap Karakteristik
bahawa SumberPerpindahan
Daya Panas Konveksi antara
Manusia Natural Pada
lain;Pelat Datar
a)
permasalahan yang timbul didaearah pantai Masyarakat daerah pantai banyak yang belum
pada umumnya dapat dikelompokan menjadi memahami mengenai pengelolaan daerah
lima macam, yaitu; Permasalahan fisik, hukum, pantai, dan tidakKonveksi
Koefisien menyadari
Oventindakan yang dapat
Rumah Tangga
sumber daya manusia, institusi dan merusak kelestarian ekosistem pantai. Sebagai
implementasi pengelolaan daerah pantai. contoh pembangunan yang terlalu dekat dengan
Permasalahan Fisik pantai adalah permasalahan pantai, penambangan pasir dan karang,
yang berkaitan dengan fisik, misalnya: pembuangan sampah diperairan pantai, dan
perubahan fisik karena erosi, sedimentasi, pembangunan rumah yang menyebabkan
penutupan kawasan pantai, penambangan penutupan pantai. b). Sumber daya manusia
karang, pemukiman terlalu dekat dengan pantai, pada instansi terkait belum mempunyai
dan sebagainya. Permasalahan Fisik antara lain; kesamaan persepsi dan pengetahuan tentang
a). Pemukiman nelayan yang terlalu dekat pengelolaan daerah pantai terpadu yang
dengan garis pantai, berada pada sempadan berkesinambungan. Permasalahan Instansi
pantai . Pada saat musim gelombang perumahan yakni a). Belum efektifnya badan /panitia
ini terkena limpasan gelombang bangunan pengelola daerah pantai b). Belum adanya data
perumahan ini terancam erosi. b).Fasilitas base yang mendukung kegiatan panitia atau
umum, dan perkotaan berada sangat dekat badan pengelola daerah pantai yang ada. c).
dengan garis pantai, berada pada sempadan Belum cukupnya perangkat hukum untuk
pantai. Pada saat musim gelombang bangunan mendukung kegiatan panitia atau badan
ini terkena limpasan gelombang dan terancam pengelola daerah pantai yang ada d). Kurangnya
erosi. c). Jalan utama yang menghubungkan dukungan dana untuk berbagai kegiatan,
antara kota, jalan desa yang penting, lokasinya misalnya untuk updeting data, penyuluhan,
sangat dekat dengan pantai . Jalan ini rawan pembuatan pedoman, koordinasi antar instansi
terhadap ancaman gelombag erosi . d) Erosi, terkait dan sebagainya.
abrasi pantai. e).Kerusakan Bangunan pantai
Permasalahan Implementasi
(tembok laut, groin, jetty, dsb). f) bangunan
Pengelolaan Daerah Pantai adalah; a). Belum
bermasalah misalnya penutupan pantai oleh
adanya rencana pengelolaan yang jelas (action
bangunan, dan terjadinya erosi karena adanya
plan), sehingga masing-masing institusi
bangunan. Penutupan muara sugai oeh sedimen
melakukan pengembangan atau pembangunan
sehingga menyebabkan banjir, muara sungai
yang bersifat sektoral. b). Konsep pengelolaan
berpindah-pindah sehingga dapat merusak
daerah pantai terpadu yang berkesinambungan,
fasilitas disekitar muara. g). penghilangan
belum dapat diselenggarakan dengan mulus.
pelindung alami pantai (penebangan pohon
Hal ini disebabkan oleh karena belum
pelindung pantai, penambangan pasir, dan
efektifnya institusi pelaksana. Kurang
karang laut) h). Pencemaran lingkungan
lengkapnya perangkat hukum, kurangnya
perairan pantai oleh limbah perkotaan atau
pengetahuan masyarakat pantai terhadap
industri. i). Intrusi air laut (gangguan terhadap
implementasi konsep pengelolaan daerah pantai
sumur penduduk, air baku). j). Areal
terpadu dan bereksinambungan. c). Banyaknya
perkebunan,pertanian, persawahan terlalu dekat
kepentingan yang ada di daerah pantai, sehingga
dengan garis pantai sehingga terlimpas atau
sering menimbulkan konflik kepentingan. Dan
terancam gempuran gelombang. k). Fasilitasi
keadaan ini menimbulkan hambatan terhadap
yang ada tidak terawat dengan baik
pembangunan atau pengembangan daerah pantai
Sedangkan Permasalahan Hukum yakni; a).
Belum adanya perangkat hukum yang memadai
dalam rangka pengelolaan pantai, misalnya
perangkat hukum yang berkaitan dengan; batas
sempadan pantai, pemanfaatan sempadan
pantai, reklamasi pantai, penambangan pasir
dan karang, pemotongan tanaman pelindung
pantai. b). Pemahaman hukum oleh masyarakat
masih kurang, misalnya pembuangan sampah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipantai, pembuangan limbah ke sungai,
906 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 8 Nomor 1, 2011; 902 -909

1. Potensi Ruang Kota Rawan Kerusakan 2. Konsep Penataan Ruang Pesisir Rawan
(Erosi, abrasi, sedimentasi, Banjir, tanah Terhadap Keruskan
longsor, Gempa Bumi, Pencemaran dan
Kerusakan lingkungan) Berdasarkan karakteristik dan pemanfaatan
ruang ruang pesisir serta potensi dari ruang
Potensi ruang Kota Ambon yang teridentifikasi pesisir yang rawan terhadap bencana seperti
sebagai lokasi rawan terhadap kerusakan yakni pada penjelasan diatas, maka dalam penataan
abrasi dan erosi adalah daerah pantai Tantui, ruang pesisir sekaligus Kota dengan
Benteng Airsalobar, Amahusu, Eri, sampai memasukan unsur pengelolaan kerusakan
pantai Silale, Poka sampai Rumah tiga, Desa secara terpadu harus segera dilaksanakan dan
Latta, Halong Tanah Merah (yang berada pada diupayakan olah pemerintah Kota dan
lokasi segmen I,II, III,V dan VIII). Lokasi ini Pemerintah Provinsi supaya dapat
merupakan lokasi abrasi intensif yang mengantisipasi segala akibat yang terjadi ketika
disebabkan oleh pengaruh aktivitas gelombang kerusakan atau bencana itu datang. Bedasarkan
laut dan arus sepanjang pantai yang kenyataan yang ditemui sesuai hasil penelitian
mentransport material keluar lokasi. Sedangkan bahwa permasalahan yang paling utama terjadi
sedimentasi di lokasi utama di muara sungai di Kota Ambon yakni;1) Penataan ruang tidak
Wai Ruhu (Galala), dan Wai Lela (Rumah berbasis pada kesesuain lahan. 2). Kepemilikan
Tiga) pada lokasi (segmen III dan IX). Indikasi lahan yang tidak diatur dengan baik. Sehingga
dari kejadian itu terlihat dari pelebaran dan pola penataan ruang pesisir oleh pemerintah
penimbunan material di muara sungai. Lokasi Kota tidak dapat dilaksanakan dengan baik
Sedimentasi juga terjadi pada daerah Passo- sesuai dengan arahan dari rencana strategis Kota
Negeri Lama hingga Waiheru-Nontetu dan dan rencana Tata Ruang Pesisir Kota Ambon ,
muara sungai wai latta (Poka) (lokasi hal ini juga diperparah dengan berbagai
segmenVI, VII dan IX). Sedangkan potensi kepentingan yang terjadi dalam pengembangan
ruang Kota rawan banjir adalah daerah Pusat Kota kearah pengembangan menuju kawasan
Kota Ambon (urimesing, pohon pule, pesisir.
waihayong, batu merah sampai Talake) , Galala,
Waiheru dan Passo, Rumah tiga (Wailela Untuk itu maka lewat penelitian ini mau
pantai) (Lokasi segmen I,II, III,VI, dan IX). menyusun suatu konsep penataan ruang pesisir
Lokasi rawan longsor tanah terjadi pada daerah- dengan pemenfaatan citra penginderaan jauh
daerah lereng bukit atau pada daerah untuk pengelolaan kerusakan pantai di Kota
pemukiman di daerah lahan atas atau yang Ambon secara terpadu. Yang kemudian akan
memanfaatkan lokasi pinggiran lereng. Lokasi dikembangkan sesuai permasalahan dan lokasi
longsor banyak terjadi pada daerah pemukiman ruang segmen penelitian. Konsep penataan
Batumerah, pusat kota seperti daerah Batumeja, ruang pesisir dengan penginderaan jauh ini akan
Batu Gantung dan Amahusu (Lokasi Segmen diklasifikasikan sesuai permasalahan masing-
I,II dan III). Disi lain longsor juga terjadi pada masing lokasi dan akan diitegrasikan dengan
badan jalan yang tidak cukup kuat ditopang pola pemanfaatan ruang sesuai model analisis
oleh Talud penahan jalan akibat aktifitas dengan citra lewat software Arc View.
gelombang dan juga curah hujan secara
bersamaan. Kenampakan longsor tanah akibat 3. Hasil Pemanfaatan Citra Penginderaan
kurang tahannya talud dapat dilihat pada pantai Jauh Dengan Software Arc View Untuk
Amahusu, Mardika, Benteng (lokasi segmen I,II Pengelolaan Kerusakan Pantai
dan III). Kerusakan ekosistem pantai akibat
pencemaran lingkungan dan sedimentasi Hasil dari Konsep Penataan ruang Pesisir
terdapat pada daerah pesisir Galala, Lateri dan dengan pemanfaatan citra penginderaan jauh
Passo (Lokasi Segmen III, dan VI). untuk pengelolaan kerusakan pantai secara
terpadu dapat disajikan sebagai berikut dan
dapat dilihat pada gambar 6;
Pieter Th Berhitu,Jandry Louhenapessy ; Konsep Penataan Ruang Pesisir Dengan Pemanfaatan Citrra 907
Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Keruskan Pantai Secara Terpadu Di Kota Ambon

Kerusakan badan jalan atau tembok laut karena


gelombang pasang, dan kenaikan paras muka
laut berdampak kepada pemukiman penduduk,
fasilitas pemerintah maupun fasilatas pelayanan
umum. Intruisi air laut juga berpengaruh kepada
Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas
pengambilan air Konveksi
bersih Natural
untukPadamasyarakat
Pelat Datar
pesisir. Banjir dan tanah longsor juga
berdampak kepada kerugian material dan nyawa
manusia.Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga
Salah satu kenampakan citra untuk kerusakan
pantai akibat sedimentasi pada lokasi pantai
teluk ambon luar dan dalam dengan
kenampakan citra berwarna putih dapat dilihat
Gambar. 6 Peta Topografi Pulau Ambon pada gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7 Peta Pembagian Segmen untuk


Kawasan Kerusakan Pantai Kota Ambon

Ruang segmen I, II ,III , IV , V, IV ,VII dan Gambar. 7 Peta Kerusakan Pantai akibat
VIII ( lokasi Nusaniwe, Benteng, Wainitu, dan Sedimentasi dengan Citra
Batu gantung, Waihaong Honipopu, Batu Gaja,
Rijali, Batu Merah Pandan Kasturi, Galala,
Hative Kecil, Halong, Latta, Lateri , Passo,
Negeri Lama,Hunuth,Nania, Waiheru.Tihu,
Poka dan Rumah Tiga). Jenis kerusakan yakni
Erosi ,Abrasi sedimentasi, banjir, tanah longsor,
kerusakan ekosistem pesisir, pencemaran
lingkungan, kerusakan tembok laut,gelombang
pasang, kenaikan paras muka laut, serta intruisi
air laut. Bencana akibat erosi dan abrasi yang
terjadi berdampak bagi perumahan
penduduk,pasar dan badan jalan (talud). Yang
mengakibatkan badan rumah hancur, talud
mengalami pengikisan, sedimentasi
mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir
yakni matinya ekosistem padang lamun,
maupun terumbuh karang serta ekosistem
mangrove yang berdampak pada berkurangnya
sumber daya alam pesisir. Pencemaran Gambar. 8 Peta Aliran sungai Teluk Ambon
lingkungan akibat sampah dari rumah tangga dengan Citra
maupun industri menyebakan tercemarnya
wilayah pesisir serta rusaknya habitat pantai.
908 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 8 Nomor 1, 2011; 902 -909

Sedangkan daerah yang mengalami banjir dan


longsor harus ditata ulang sesuai pemanfatan
lahannya, bagi daerah perbukita yang ada
dilereng-lereng diusulkan untuk tidak lagi
dibuka untuk perumahan penduduk. Untuk
kerusakan yang lainnya segera dilaksanakan
pengendaliannya sesuai dengan melaksanakan.

Program terpadu: a) Melakukan survei


lapangan sekaligus dan pemetaan kawasan
pesisir Kota Ambon yang rawan terhadap
kerusakan yang lebih mendetail dan
menyebarkannya kepada para pemakai serta
pihak-pihak yang membutuhkan, b).
Gambar 9. Peta Pemanfaatan Ruang Kota mengevaluasi dan merevisi pola dan struktur
Ambon tata ruang wilayah pesisir untuk melakukan
pengelolaan keruskan pantai secara terpadu
bekerja sama dengan instansi terkait. c)
.Menyusun/mengembangkan metodologi yang
baik untuk memperkirakan

kerugian/dampak/resiko yang diakibatkan


berbagai kerusakan pada wilayah pesisir kota
Ambon d) Mengevaluasi metodologi/teknologi
yang digunakan, dengan mengadakan pilot test
di salah satu atau beberapa kota, dan
mentransfer metodologi tersebut ke pemerintah
daerah. e). Pengetatan pengaturan dan integrasi
sistem infrastruktur seperti jalan dan drainase
dalam pengembangan lahan dan persyaratan
bangunan yang tahan terhadap jenis bahaya
yang ada disekitarnya.f ) Melakukan penataan
ruang pesisir dengan baik berdasarkan rencana
strategis Kota Ambon untuk pengembangan kea
rah pesisir.
Gambar 10. Peta Peruntukan lahan Pesisir g). Menyusun peta tematik tata ruang pesisir
dengan bantuan citra penginderaan jauhuntuk
penataan kawasan secara terpadu. Konsep
secara terpadu untuk berbagai kepentingan
4. Usulan Konsep Penataan Ruang Pesisir pengelolaan pada wilayah pesisir termasuk
Dengan Pemanfaatan Citra Pengindraan pengelolaan kerusakan pantai.
Jauh
V. PENUTUP
berdasarkan hasil analisis keruskan erosi dan
abrasi, lingkungan, kerusakan ekosistem pesisir, 1. Kesimpulan
banjir dan tanah longsor,gelombang pasang,
intruisi air laut lewat analisis dengan citra Berdasarkan hasil dan pembahasan sesuai
penginderaan jauh disimpulkan bahwa ruang penelitian Konsep Penataan Ruang Pesisir
pesisir kota ambon khusus untuk pemukiman dengan pemanfaatan citra pengeinderaan Jauh
penduduk, kawasan pendidikan, pasar, untuk pengelolaan kerusakan pantai secara
perkantoran, yang dekat dengan daerah pantai terpadu dapat disimpulkan sebagai berikut;
yang berdapak langsung dengan erosi, abrasi 1. Perlu dilakukan analisis dan kajian lebih
dan sedimentasi harus tidak bisa lagi lanjut terhadap seluruh jenis kerusakan dan
dilaksanakan pembangunan dan apabila bencana secara terpadu sehingga dapat
diperlukan dipindahkan ke kawasan yang lain. membuat konsep pengendalian yang
Pieter Th Berhitu,Jandry Louhenapessy ; Konsep Penataan Ruang Pesisir Dengan Pemanfaatan Citrra 909
Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Keruskan Pantai Secara Terpadu Di Kota Ambon

proposional dan efektif sesuai dengan Pieter Th Berhitu 2006, Analisa Pemanfaatan
kondisi real yang terjadi di lapangan dengan Lahan Pesisir Dan Pengaruhnya
memperhitungkan potensi kerusakan Terhadap Tata Ruang Wilayah Kota
terhadap daya dukung lingkungan Terhadap pada
Karakteristik Perpindahan
Ambon, JurnalPanas Konveksi NaturalWilayah
Perencanaan Pada Pelat Datar
wilayah pesisir segmen I sampai IX. Pieter Th Berhitu 2007, Studi Kerusakan
2. Untuk ruang Kota Ambon dari Segmen I Garis Pantai Amahusu Eri Teluk
sampai IX ,didalam perencanaan dan Ambon Luar dan Pengaruhnya Terhadap
Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga
penataan ruang harus dilaksanakan secara Tata Ruang Kota Ambon, Prosiding
terpadu dengan pemanfaatan citra Seminar Nasional Teori dan Aplikasi
penginderaan jauh dan disesuaikan dengan Teknologi Kelautan SENTA 2007,Surabaya
pemanfaatan lokasi/kawasan bagi ruang ITS 15 16 November 2007, ISBN 1412-
dengan potensi bencana dan kerusakan yang 2332 Page D151-169
diintegrasikan melalui potensi kesesuaian Pieter Th Berhitu 2008, Studi Friction an
lahan. Coastal Area Funtion And The Influence
3. Perlu dilakukan analisis dan kajian lebih To Regional Planalogy Of Amboiana
lanjut terhadap seluruh jenis kerusakan dan City, Makalah disampaikan pada seminar
secara terpadu sehingga dapat membuat Internasional MARTEC 2008 di Universitas
konsep pengendalian yang proposional dan Indonesia, 26-27 Agustus 2008
efektif sesuai dengan kondisi real yang Pieter Th Berhitu 2008, Studi Kerusakan
terjadi di lapangan dengan Wilayah Pesisr Kecamatan Nusaniwe
memperhitungkan potensi kerusakan Ambon Untuk Perencanaan Ttata Ruang
terhadap daya dukung lingkungan pada Kota Ambon, Jurnal Teknologi Vol 5 No 2
wilayah pesisir segmen I sampai IX. Fakultas Teknik Unpatti
4. Melalui konsep dan Pemanfaatan Pieter Th Berhitu 2008 Analisis Fisik
interpertasi citra lewat Penginderaan jauh Kerusakan Wilayah Pesisir Pantai Hatu-
dapat memberikan gambaran yang jelas Liliboy Kecamatan Leihitu Kabupaten
menyangkut jenis kerusakan, upaya Maluku Tengah Untuk Untuk
pengendalian, serta penataan ruang pesisir Perencanaan Tata Ruang Pesisir, Jurnal
sehingga dapat memberikan masukan bagi Teknologi Vol 5 No 2 Oktober 2008
pemerintah Kota didalam kebijakan- Fakultas Teknik Unpatti
kebijakan untuk pengembangan Pieter Th Berhitu 2009,Regional Damage
Pembangunan Kota serta penataan tata ruang Study Of Coastal Area At Town Ambon
Pesiisr di Kota Ambon. And Middle Of Maluccas Regency
Inwroughtly With Geographical
Information System (SIG) And Physical
DAFTAR PUSTAKA Analysis For The Coastal Area Planalogy
Planning Prosiding Seminar Nasional
Anon, 2009 Kota Ambon Dalam Angka Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan.
Anon, 2008 Rencana Strategis Kota Fakultas Teknologi Kelautan ITS
Ambon 2006 -2012 SurabayaISSN 1412-2332, 17 Desember
Anon, Recana Tata Ruang Provinsi 2009 2009
UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang Pieter Th Berhitu 2010 Konsep Penataan
Pieter Th Berhitu 2003, Studi Model Erosi Ruang Kota Berbasis Mitigasi Bencana
Dan Sedimentasi Pantai Teluk Ambon, Secara Terpadu Di Kota Ambon
Majalah Ilmiah Terakreditasi Vol 15 No.3 Prosiding Seminar Nasional Infrastruktur
Pieter Th Berhitu 2004; Studi Kerusakan 2010 , Aspek tata Ruang Dalam upaya
Habitat Mangrove Pada Pesisir Pantai pemecahan masalah banjir dan transportasi
Lateri Teluk Dalam Ambon, Prosiding perkotaan, Universitas Indonesia
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Prof Dr.F.Sri Hardiyanti Purwadhi
Teknologi Kelautan, ISSN 1412 -2332, 2010Pengantar Interperpertasi Citra
Oktober 2004 Penginderaan Jauh , Lembaga
Pieter Th Berhitu 2005 Studi Peramalan Penerbangan Antariksa Nasional Dan
Gelombang Akibat Angin Pada Teluk Universitas Negeri Semarang.
Ambon Luar, Prosiding Lembaga
Penelitian Unpatti ISBN No 2245

Anda mungkin juga menyukai