Anda di halaman 1dari 15

MODUL 2

Bagaimana Manusia Bertuhan?

By :

Arif Mahasin Sondani (1611031095)


Rona Nabila Gusrima (1611031098)
Rika Wulantika (1611031096)
Fathimah Khoirunnida (1611031100)
Tia Rahmasari (1611031097)
Rosa Laihatul Jannah (1611031099)

Saturday, March 25th 2017


Tugas 2.1. Salah satu pengaruh roh dalam diri manusia adalah
adanya potensi untuk mengenal yang baik dan yang buruk. Dengan
roh, manusia bisa mengetahui bahwa seharusnya ia mengikuti dan
menjalankan hal-hal yang baik, dan meninggalkan yang buruk.
Dengan adanya roh, manusia memiliki bakat untuk menjadi makhluk
yang baik dan berorientasi kepada kebenaran dan kebaikan Tuhan.
Namun, cermati foto di atas. Buatlah argumen akademik mengapa
potensi riyah pada diri manusia tidak berfungsi atau
mendorong manusia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak
mereka lakukan?
Jawaban :

Ruh membuat manusia dapat mengalami pengalaman batin atau sering


disebut pengalaman rohani. Potensi Ruhiyah, adalah potensi yang dilekatkan
pada hati nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang haq dan yang
bathil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan.Allah
Subhanahu wa Taala berfirman : "dan jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan
dan ketakwaannya." (QS. Asy Syams : 7-8).
Di dalam hati setiap manusia telah tertanam potensi ini, yang dapat
membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan jalan keburukan (kesalahan)
dari kemampuan ini, Nabi Shallallahualaihi wasallam pernah bersabda :
"Wabishah bin Ma'hab Ra berkata : Saya datang kepada Nabi
Shallallahualaihi wasallam untuk bertanya tentang bakti (al-birri). Maka
sebelum saya bertanya, Nabi bertanya : "Kau datang untuk bertanya tentang
bakti ?" Jawabku : Ya. Bersabda Nabi Shallallahualaihi wasallam : "Tanyakan
pada hatimu. Baktimu ialah semua perbuatan yang menimbulkan
ketenangan dalam hati dan jiwa. sedangkan dosa, itu semua perbuatan yang
menimbulkan keraguan dalam hati dan jiwa. Meskipun telah mendapat fatwa
dari orang-orang". (HR Ahmad dan Darimi). Hadits inilah yang menunjukkan
bahwa potensi inilah yang menentukan arah kehidupan manusia.

Faktor kesadaran manusia terletak dihati. Hati adalah hakikat terdalam


kemanusiaan. Hati adalah salah satu organ tubuh manusia, dalam islam
sendiri hati adalah penentu sifat seseorang. Baik buruknya seseorang
berasal dari dalam hatinya. Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan Qalbu.
Kita sering mendengar betapa pentingnya organ hati tempat lahirnya
perasaan tersebut. Bahkan Rasulullah SAW saat masa kecil dibersihkan
hatinya dari berbagai kotoran oleh Malaikat Jibril. Hati juga tempat
bersemayamnya syaitan dan keburukan yang disebut juga dengan penyakit
hati. Apabila hati kita sudah berpenyakit maka itulah yang membuat
manusia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Penyakit
hati adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan
manusia. Penyakit hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang
menyangkut kesehatan seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya.
Penyakit yang ada dalam hati setiap orang bisa mempengaruhi perilaku dan
perbuatannya. Perihal mengenai penyakit hati ini disebutkan dalam firman
Allah SWT berikut ini:

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya
(yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (QS At Taubah : 125)

Dalam firman tersebut disebutkan bahwa penyakit dalam hati seseorang bisa
membwa pada kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. Hal ini tentunya
tidak diinginkan oleh setiap muslim manapun. Oleh sebab itu selayaknya
sebagai muslim kita harus senantiasa menjaga hati dari berbagai kotoran
dan penyakit yang bisa merusak keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.

Agar bisa menjaga hati kita dan senantiasa waspada pada penyakit-penyakit
hati kita harus mengetahui apa saja penyakit hati tersebut. Berikut ini adalah
beberapa penyakit hati yang biasa terjadi pada manusia dan berbahaya jika
dibiarkan begitu saja.

1. Hasad, Iri dan Dengki

Ketiga jenis penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad atau iri adalah
orang yang tidak suka jika seseorang mengalami kebahagiaan sementara
perilaku atau sifat dengki lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak senang jika
seseorang mendapatkan kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar
kebahagiaan hilang dari orang tersebut dan berpindah pada dirinya. Perintah
untuk menjauhi penyakit hati ini terkandung dalam firman Allah ayat berikut

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An Nisa : 32)

Penyakit hati ini juga disebutkan dalam hadits berikut ini:Waspadalah


terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-
pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

2. Sombong atau takabur

Perilaku sombong atau takabur sangatlah tidak disukai Allah SWT. Seseorang
yang sombong biasanya akan merasa bangga pada dirinya dan apa yang
dimilikinya dan menganggap remeh orang lain. Tidak ada manusia di dunia
ini yang diperbolehkan memiliki sifat sombong karena hanya Allah sajalah
yang diperbolehkan untuk sombong karena Ia pemilik langit dan bumi. Allah
SWT memerintahkan umatnya untuk menghindari perilaku sombong dalam
ayat berikut berikut

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS Al Isra :37)

3. Riya atau suka pamer

Seorang muslim memang senantiasa dianjurkan untuk berbuat baik dan


menolong sesama akan tetapi seseorang yang berbuat baik hanya untuk
pamer atau menunjukkannya pada orang lain dan merasa bangga dengan
hal itu adalah termasuk orang yang riya. Riya sendiri sangat berbahaya dan
dilarang dalam islam. Perbuatan baik atau suatu ibadah sebaiknya hanya
diketahui oleh dirinya dan Allah SWT saja dan tidak menyebut-nyebut ibadah
atau pemberiannya tersebut. Sifat riya bisa menghilangkan pahala kebaikan
itu sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut




Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir. (Qs Al Baqarah 264)

4. Bakhil atau kikir

Sifat bakhil atau kikir adalah salah satu penyakit hati dimana seseorang
yang tidak mau atau memberikan sedikit hartanya pada orang yang
membutuhkan sementara ia memiliki harta tersebut. Perilaku ini adalah
salah satu sifat buruk dan disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

ekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah


berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di
bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs Al Imran : 180)

5. Ujub

Ujub adalah suatu sifat yang suka membangga-banggakan diri atas apa yang
ia miliki sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia sadari merupakan
karunia Allah SWT. Sifat ujub bisa merusak hati dan cenderung membuatnya
sombong.

:
Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2)
mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub
(takjub pada diri sendiri). (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)

1. Muhasabah Diri

Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita
sendiri. Mungkin kita sakit hati oleh kata-kata saudara kita, padahal dia tak
bermaksud menyakiti. Coba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara
kita bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat
kesalahan kepadanya.

2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki

Iri hati dan dengki adalah beberapa ruang yang menjadi pintu bagi syaitan
untuk memasuki hati manusia. Angan angan yang berlebihan, dapat
membuat seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandaskan iman, seorang yang
berangan-angan cenderung akan melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan apa yang dicitanya. Demikian sifat iri hati dan dengki. Sifat ini
berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan,
dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini.
Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, kerena selalu merasa
kurang. Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang
lain memiliki kelebihan melebihi dirinya. Maka hapuskanlah terlebih dahulu
sikap cintai dunia, sehingga dengki menghilang Rasulullah bersabda,:Tidak
boleh dengki kecuali kepada dua orang. yaitu orang yang diberi harta oleh
Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang
diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan
mengajarkannya. (HR. Bukhari).

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.

Bila marah telah timbul dalam hati manusia, kadangkala manusia bertindak
tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah lemah, tinggallah hawa nafsu. Dan
syaitan pun leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri
manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis
pernah berkata, Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya
sebagai anak kecil yang membalik bola.

4. Memupuk Sifat Pemaaf.

Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf,


serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. Surah Al-Araf : 199.

Allah sang Khaliq, Maha Pemaaf terhadap hambaNya. Tak kira sebesar
gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika dia bertaubat
dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf
selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepatutnya
berlaku sombong, dengan tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain,
sebelum dia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih
terasa lapang.

Rasulullah bersabda,Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada,


tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut
menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan
akhlak yang baik. (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).

5. Husnuzon (Berprasangka Baik).

Allah berfirman:Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari


prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan
janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah
sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. (QS. Al-Hujurat : 12). Adakalanya seorang
muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga dia
memperkecilkan orang lain. Dia mengatakan macam-macam tentang orang
lain, dan mengatakan dirinya lebih baik.Tentu, perkara ini yang tidak
benar. Setiap muslim harus mengawasi diri terhadap titik-titik yang
cenderung untuk memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk
sangka kepadanya.

6. Ikhlaskan Diri.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk
dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada
Allah. Dia tidak memiliki jiwa yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya
dengan kenikmatan, maka dia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan
kesusahannya pun, dia bersabar. Dia selalu percaya bahawa Allah akan
sentiasa memberikan yang terbaik kepada hambaNya. Orang yang ikhlas
akan lebih mudah menangani hatinyanya untuk selalu menyerahkan
segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah dia mengantungkan
harapan.

Memaafkan adalah bentuk rasa cinta yang tertinggi dan yang terindah,
Sebagai balasannya kita akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang
tak terhingga.Kadangkala, sulit membiarkan cinta membimbing kita pada
saat hati kita disakiti oleh orang lain. Tetapi, biarpun luka hati itu kecil atau
besar kita tidak akan boleh benar-benar bahagia sebelum memberi maaf.

Tugas 2.2. Coba Anda gali informasi lebih jauh mengenai


spiritualitas yang berdasarkan pada fitrah Allah tersebut, kemudian
hubungkan dengan fenomena spiritualitas yang berkembang di
masyarakat. Bagaimana sikap Anda?

Jawaban:

Allah telah menetapkan apa yang dibutuhkan oleh ruh kita agar selalu dalam
garis yang di ridhoinya. Tetapi pada zaman sekarang, karena godaan-godaan
yang sifatnya duniawi, banyak manusia yang melanggar atau ingkar dengan
larangan Allah. Mereka tidak menjalankan perintah-perintah-Nya dan selalu
membuat Allah kecewa. Keadaan tersebut seharusnya membuat kita merasa
prihatin, bagaimana tidak kita lupa akan kebutuhan akhirat padahal kita
sendiri tidak tahu kapan usia kita dan nafas kita akan berakhir. Dan tentu
sudah menjadi tugas kita untuk saling mengingatkan agar bersama-sama
kembali ke jalan yang benar.

Tugas 2.3. Amati foto di atas. Dari uraian terdahulu dapat


dikatakan bahwa Tuhan adalah hasil kreativitas umat manusia. Ia
adalah gagasan yang dibuat sebagai pemberi harapan, motivasi,
dan penangkal kesusahan hidup. Di samping itu, Tuhan adalah
gagasan untuk memperpendek proses berpikir terkait dengan
belbagai hal yang tak terjangkau oleh nalar manusia. Coba Anda
gali lebih jauh teori-teori sosial dan wacana mengenai hal tersebut.
Tuangkan ke dalam esai pendek untuk kemudian didiskusikan di
kelas.

Jawaban :

Tuhan dipahami sebagai Roh Mahakuasa dan asas dari suatu


kepercayaan. Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan,
sehingga ada berbagai konsep ketuhanan
meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam pandangan teisme,
Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam
semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun
tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme,
Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri.

Para cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari


konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya
adalah Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan
tak terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung
segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya,
serta bersifat kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan
hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi,
sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat
direnungkan". Banyak filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang
mengembangkan argumen untuk mendukung dan membantah keberadaan
Tuhan.

Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda.


Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga
atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha
manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan
gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Totemisme adalah
kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena
memiliki kekuatan supranatural.

Tugas 2.4. coba Anda diskusikan dengan kelompok belajar Anda


kemudian buatlah argumentasi dalam tulisan tentang benda-benda
alam semesta tersebut degan menghubungkan dengan Asmaul
Husna, ayat-ayat al-Quran dan Hadist, temukan sebuah kesimpulan
bahwa kelahiran atau hasil ciptaan yang bermacam-macam tersebut
hakikat asal hanya Esa.

Jawaban :
Ayat Al-Quran yang membahas tentang hal tersebut, diantaranya :

"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan


bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al Anbiyaa', 21: 30)

"Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai
anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya) dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya." (QS. Al Furqan, 25: 2)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang


dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al Baqarah, 2:164)

"Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha-suci Allah Tuhan semesta alam." (QS. Al A'raaf,
7:54)

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membinanya. Dia meninggikan bangunannya lalu me-nyempurnakannya."
(QS. An-Naazi'aat, 79: 27-28)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergan-tinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Ali 'Imran, 3: 190-191)

"Allah lah yang manjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupa-mu serta
memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu
adalah Allah Tuhanmu, Mahaagung Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al
Mu'min, 40: 64)

"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurun-kan air
hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rezeki untukmu.... Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);
dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberimu (keperluanmu) dari segala yang kamu mohonkan kepada-Nya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Se-sungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)." (QS Ibrahim, 14: 32-34)

"Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu meng-gembalakan
ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-
tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An -Nahl, 16: 10-11)

Hadist yang membahas tentang hal tersebut, diantaranya :

Sesungguhnya Allah telah menetapkan taqdir makhluq-Nya 50.000 tahun sebelum


Dia menciptakan langit dan bumi. (H.R. Muslim)

Allah telah menulis taqdir makhluq-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan
langit dan bumi, dan ketika itu Arsy-Nya ada di atas air. (H.R. Muslim)

Maka dengan demikian, telah diketahui bahwa zaman itu telah ada lebih dahulu
sebelum Allah menciptakan matahari dan bulan, juga sebelum Allah menciptakan
malam dan siang. (Lihat, Daqaiqut Tafsir, III:228).

Kaitannya dengan Asmaul Husna :

Setiap nama dari nama- nama Allah yang baik mengharuskan adanya
pengaruh dari penciptaan dan pengaturan alam semesta.
Nama Allah Al-Hamid Al-Majid (Yang Maha Terpuji) mencegah dari
ditinggalkannya manusia dalam keadaan sia-sia, tidak diperintah dan
tidak dilarang, tidak diberi pahala atau siksa.

Nama Allah Al-Malik (Yang Maharaja) dan Al Hayyu (Yang


Mahahidup) mencegah dari ditiadakannya perbuatan dari Allah.
Bahkan hakikat kehidupan itu sendiri adalah perbuatan, setiap yang
hidup itu pasti berbuat. Keberadaan Allah Taala sebagai Sang pencipta
dan Yang Maha Berdiri Sendiri merupakan konsekuensi dari hidupnya.

Nama Allah As-Samii (Yang Maha Mendengar) dan Al-Bashir (Yang


Maha Melihat) mengharuskan ada yang Dia dengar dan Dia lihat.

Nama Allah Al-Khaliq (Yang Maha Mencipta) mengharuskan adanya


makhluk ciptaan-Nya.

Nama Allah Ar -Razzaq (Yang Maha Memberi Rezeki) dan Al-


Malik (Yang Maha Merajai) mengharuskan adanya kerajaan,
pengaturan, pemberian dan pencegahan, kebaikan, keadilan, pahala
dan siksa.

Nama Allah Al-Barru (Yang Mahabaik), Al-Muhsin (Yang Mahabaik),


Al-Muthi (Yang Maha Memberi) dan Al-Mannan (Yang Maha
Memberi) dan selainnya mengharuskan adanya pengaruh dan
dampaknya.

Nama Allah Al-Ghaffar (Yang Maha Mengampuni), At-Tawwab (Yang


Maha Menerima Taubat), Al-Afwa (Yang Maha Memaafkan)
mengharuskan adanya perbuatan dosa manusia yang diampuni-Nya,
adanya taubat yang diterima, dan kejahatan yang dimaafkan,
demikianlah keadaan semua nama Allah yang baik.

Barangsiapa yang merenungkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dalam alam


semesta, maka hal tersebut akan menunjukkan hamba kepada iman tentang
kesempurnaan Rabb Taala dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta
perbuatan-perbuatan Allah yang terpuji. Allah Taala, dalam setiap takdir-Nya
memiliki hikmah yang mendalam, tanda-tanda kekuasaan-Nya yang jelas
dan pengenalan kepada hamba-Nya tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Selain itu, menyeru mereka untuk mencintai, mengingat, bersyukur, dan
beribadah kepada-Nya dengan nama-nama-Nya yang baik.

Tugas 2.5. keimanan seseorang bertingkat-tingkat dan mengalami


pasang surut seperti sinyal handphone. Ada kalanya seseorang
dapat mencapai tingkat keimanan yang tinggi seperti sinyal
handphone yang baru dicharge, namun ada kalanya seseorang
memiliki keimanan yang rendah seperti baterai handphone yang
ngedrop.

Coba Anda lakukan identifikasi gejala-gejala penurunan kadar


spiritualitas! Apa faktor penyebabnya? Apa dampaknya? Bagaimana
mengembalikannya sehingga full-charging? Susun dalam tabel,
sajikan di forum diskusi kelas Anda!

Jawaban :

PENYEBAB SPIRITUALITAS MENURUN


Spiritualitas seseorang tidak selamanya naik tetapi terkadang
menurun. Spiritualitas seseorang menurun dikarenakan beberapa faktor.
Diataranya :
Faktor yang pertama, dikarenakan faktor eksternal yaitu
perkembangan zaman ke arah modern. Yang mana di era modern ini
spiritualitasnya menurun. Faktor eksternal ini mempengaruhi hati
nurani atau spiritual. Seringkali seseorang tidak menyeleksi terlebih
dalu saat menerima kebudayaan yang baru. Sehingga mereka
langsung meniru dan menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan
entah itu berdampak positif atau negatif.
Faktor yang kedua yaitu karena lingkungan yang kurang baik.
Lingkungan juga mempengaruhi penurunan spiritualitas karena di
lingkunganlah seseorang berinteraksi dan akhirnya juga akan
terpengaruh.
Faktor yang ketiga adalah kesibukan. Dengan tidak adanya waktu
luang, seseorang justru meninggalkan kewajibannya yang
berhubungan dengan spiritualitas. Mereka dengan kesibukannya
sendiri mengakibatkan kualitas spiritualitasnya menurun.

DAMPAK SPIRITUALITAS MENURUN


Penurunan spiritualitas menjadikan seseorang bermalas-malasan atau
enggan melakukan ajaran dan kewajiban-kewajiban yang telah di tentukan
dalam agamanya. Ia akan cenderung lebih sering merugikan dirinya sendiri
dan orang lain karena ketidak teraturannya dalam menjalani hidup. Mereka
cenderung tidak takut terhadap Allah sebagai Tuhannya.

CARA MENGEMBALIKANNYA SEHINGGA FULL CHARGING


Cara mengembalikan spiritualitas yang menurun adalah dengan
mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak membaca Alquran
dan melakukan segala apa yang diperintahkan-Nya.
Perbanyak istighfar dan selalu ikhlas.
Untuk mahasiswa pendidikan agama Islam harus lebih ditekankan.
Sesorang lebih bias memisahkan kegiatan yang penting dan tidak penting
agar tidak selalu sibuk dan agar bias focus dalam kegiatan spiritualnya.

Tugas 2.6 Coba Anda berikan beberapa formulasi yang menunjukkan


kerja konkret peniruan akhlak Tuhan sekaligus menjadi sikap dan
kontribusi Anda untuk perbaikan diri, masyarakat, dan bangsa
Anda!

Jawaban:

- Bekerja keras
- Menjadikan Asmaul Husna sebagai Pedoman
- Selalu berlaku jujur dalam setiap hal
- Rajin belajar memperluas ilmu agama
- Meneladani Rasulullah
- Menjadikan Al-Quran ssebagai pedoman hidup
- Senantiasa menjaga hawa nafsu
- Berperilaku terpuji
- Tidak mudah puas dalam menuntut ilmu
- Tolong menolong
- Bijaksana dalam menyikapi suatu hal
- Dan lain-lain.

Tugas 2.7. Bagaimana implementasi visi Ilahi, kebertuhanan,


dan spiritualitas dalam lingkungan akademik dan profesional? Anda
harus merumuskan tanggung jawab akademik Anda mengenai hal
itu! Rumuskan dalam esai pendek! Komunikasi kepada teman-teman
Anda pada diskusi kelompok dan kelas!

Jawaban :

Dalam kehidupan sosial, kita berkomunikasi dan sosialisasi satu sama


lain. Dan dalam sosialisasi itu kita harus melakukan segalanya atas dasar
kebertuhanan. Kalau tidak, segala yang kita lakukan tidak akan menjadi
berkah. Semua yang kita lakukan tidak akan berjalan sesuai rencana. Bahkan
bisa saja gagal. Begitu juga dalam lingkungan akademik. Dalam lingkungan
akademik semua yang harus dilakukan haruslah atas nama pendidikan.
Namun, bila kita hanya mengandalkan nafsu duniawi saja, maka kita tidak
akan mendapatkan berkah dari apa yang kita lakukan. Termasuk dalam
meraih apa yang dicita citakan. Oleh karena itu, dalam melakukan aktivitas
kita sehari hari, haruslah semuanya atas dasar meraih pahala yang lebih
besar. Dengan itu, in shaa Allah semua tindakan kita akan menjadi berkah
dan tentunya, tidak akan merugikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai