Anda di halaman 1dari 3

PERGESERAN MAKNA

KONTRIBUSI
Menjelang jatuhnya Orde baru, berbarengan dengan semangat
mereformasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya jargon
kontribusi menjadi hal yang amat sakti. Kontribusi bermakna
sumbangan pengorbanan, sumbangan pengabdian, dan
sumbangan perjuangan dalam segala benruk dan
manivestasinya demi suksesnya perjalanan reformasi.

Pada perjalanannya, kontribusi melakukan proses memikri,


berubah arti dan berubah makna. Kontribusi adalah sumbangan
uang untuk memperoleh kesempatan/kedudukan untuk
mencapai satu tujuan (pencalonan dalam struktur organisasi
politik, pencalonan kepala daerah, pencalonan legislatif, dan
pencalonan sebagai pejabat negara).

Jika dulu kontribusi bermakna wani ngrekoso, namun sekarang


kontribusi bergeser makna menjadi wani piro.

KOMPENSASI
Arti nya menjaga keseimbangan agar para pihak yang terlibat
mendapat manfaat yang adil dan tidak ada yang merasa
dirugikan.

Namun makna kompensasi sekarang telah bergeser menjadi


biaya untuk memperoleh kemudahan dan relasi (jabatan) di
politik maupun birokrasi.

ASPIRASI RAKYAT
Berarti kehendak, hasrat, cita-cita rakyat yang perlu disalurkan
dalam naluri berdemokrasi. Mimikri nya, Aspirasi dibungkus
seolah-olah kepentingan rakyat guna memperoleh imbalan...
oleh piro... Program dianggap komoditas yang bisa diperjual-
belikan.

Aspirasi itu tidak selamanya berkonotasi negatif. Dalam sistem


proporsional terbuka adak aspirasi yang berkootasi positif.
Selama sistem proporsional terbuka masih dipertahankan, maka
makhluk aspirasi rakyat tetap saja menarik, merangsang, atau
teramat seksi. Bentuk dan jenis aspirasi yang saya pahami ada
empat. Aspirasi yang muncul adalah :

1. Aspirasi yang bersumber akibat dari Renstra Kebijakan &


Program dari Mitra. Misalnya tercecer, belum atau lupa
disentuh.
- Terabaiakn atau terbengkelai,
- Dana terbatas atau tidak mencukupi,
- Salah antisipasi,
- Menyimpang dari renstra kebijakan dan program yang
sudah dituangkan.
- salah strategi dan program sejak awal.
2. Aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan Pemerintah
Propinsi
3. Aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan Pemkab atau
Pemkot.
4. Aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan desa.
5. Aspirasi yang berkaitan dengan kebutuhan Kelompok
Masyarakat

KESIMPULAN :
1. Aspirasi No.4 dan No.5 berlaku istilah sing nandur ngunduh,
menabur angin menuai badai. Artinya, aspirasi ini jika
dijalankan dengan sungguh-sungguh akan mebawa
kebahagiaan langsung kepada rakyat, membangun
kepercayaan untuk dipilih kembali. Intinya, cara ini adalah
cara yang paling murah untuk dilakukan dalam kampanye
pileg.
2. Aspirasi No.3 adalah aspirasi yang diperjuangkan untuk
kepentingan pembangunan dan pengembangan
Pemkab/Pemkot. Manfaat ini membangun kerja sama
dengan Pemkab/Pemkot, dapat menuai citra positif di
jajaran birokrasi. Aspirasi No.3 ini kurang relevan dengan
isu sistem proporsional terbuka, suara terbanyak.
3. Aspirasi No.1 & No.2 adalah aspirasi yang mencerminkan
wawasan nasional anggota DPR RI, mengontrol program
dan kebijakan mitra, mensinergikan kepentingan mitra
dengan kepentingan propinsi. Bagi Caleg yang dalam
suasana sistem proporsional terbuka, tidak ada
relevansinya dengan upaya menggalan suara.
4. Aspirasi No.1 dan No.2 seringkali berkonotasi negatif
karena aspirasi tersebut sama sekali tidak mejamin
perolehan suara di Dapil dalam sistem prporsional terbuka.

Anda mungkin juga menyukai