NIM : F1D014048
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari otonomni pendidikan di Indonesia?
2. Apa saja yang menjadi urgensi otonomi pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja yang menjadi masalah dalam menajalankan otonomi
pendidikan di Indonesia?
PEMBAHASAN
A. Konsep Otonomi Pendidikan
Reformasi 1998 menjadi babak baru dalam segala aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Era ini mendatangkan hawa perubahan pada arah kebijakan pendidikan nasional.
Kebijakan otonomi daerah telah menghasilkan kebijakan desentralisasi
pendidikan dan manajemen berbasis sekolah dimana masing-masing sekolah
diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat.
Hal lain yang juga harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan otonomi
pendidikan adalah bahwa pelaksanaan otonomi pendidikan harus bersifat
accountable, artinya kebijakan pendidikan yang diambil harus selalu
dipertanggungjawabkan kepada publik, karena sekolah didirikan merupakan
institusi publik atau lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat. Otonomi
tanpa disertai dengan akuntabilitas publik bisa menjurus menjadi tindakan yang
sewenang-wenang. Ada kecenderungan para bupati/wali kota begitu bersemangat
untuk mengurusi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Namun, semangat
mereka tidak diimbangi dengan kesadaran akan konsekuensi dan tanggung
jawabnya. Yang dikejar adalah kucuran dana dari pusat, tanpa sadar bahwa hal itu
punya konsekuensi yang besar. Kewenangan mengelola pendidikan, misalnya,
harus diikuti upaya menciptakan iklim kondusif untuk pendidikan dasar-
menengah.
Prof. Dr. Sadu Wasistiono, Ketua Komisi Otonomi Daerah pada Asosiasi
Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, dalam sebuah kesempatan menilai bahwa
ada kecenderungan pemerintah kabupaten/kota mengintervensi pengangkatan
kepala sekolah. Sungguh sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan
manajemen berbasis sekolah (MBS). Padahal, konsep MBS pada awalnya dibuat
untuk menyeleraskan otonomi daerah dengan otonomi bidang pendidikan. Dalam
hal ini, para guru dan perwakilan masyarakat di setiap sekolah secara otonom
berhak memilih dan mengangkat dan memberhentikan kepala sekolah berdasarkan
kinerjanya. "Konsep MBS memang ideal, tetapi praktiknya terkacaukan oleh
paradigma sempit para birokrasi soal otonomi daerah," ujar Sadu.8
9 Ibid.
A. Kesimpulan
B. Saran
Berangkat dari ide otonomi pendidikan, muncul beberapa konsep sebagai solusi
dalam menghadapi kendala dalam pelaksanaannya, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Eka Wijaya, Studi Komparatif Pendidikan di Kawasan Asia, EDUCARE: Jurnal
Pendidikan dan Budaya, http://educare.e-fkipunla.net
Marihot,Manulang.OtonomiPendidikan,http://pakguruonline.pendidikan.net/otonomi_pendidi
kan.html
Sufyarma M. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Cet. ke-2. Bandung: Alfabeta CV, 2004
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Cet. keempat, Bandung: Alfabeta CV, 2007