Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan usaha budidaya pertanian yang hanya
menggunakan bahan-bahan alami, baik yang diberikan melalui tanah maupun
yang langsung kepada tanaman atau hewan budidaya (Iwantoro 2002). Prinsip-
prinsip organik menurut IFOAM (2002) yaitu menghasilkan pangan dengan
kualitas gizi yang tinggi dan dalam jumlah yang mencukupi, menerapkan sistem
alami tanpa mendominasi alam, meningkatkan dan memelihara kesuburan tanah
dan menggunakan sumber-sumber yang dapat diperbaharui dalam sistem
pertanian yang terorganisir secara lokal.
Sistem pertanian ini tidak seperti pertanian modern yang menggunakan
bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan karena pertanian ini
merupakan suatu gerakan kembali ke alam . Seringkali pertanian organik
disebut dengan pertanian alami. Tetapi keduanya mempunyai pengertian yang
berbeda. Pertanian alami merupakan pertanian tanpa campur tangan manusia,
sehingga pertumbuhan tanaman diatur oleh kekuatan alam. Sedangkan pada
pertanian organik campur tangan manusia tetap ada dan intensif untuk
memanfaatkan lahan dan berusaha meningkatkan hasil berdasarkan prinsip daur
ulang yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat (Sutanto 2002).
Sampai tahun 2004 produk pangan organik di Indonesia tidak sepopuler
di negara maju, seperti Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Menurut Sutanto
(2002), konsumen dari negara-negara maju sangat tertarik akan pangan organik
karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, motivasi kesehatan,
produknya lebih segar dan berkualitas, mempunyai cita rasa yang lebih baik,
serta memiliki sifat spesifik yang dapat memberikan kepuasan serta kenikmatan
tersendiri. Tetapi selain itu terdapat faktor-faktor yang menyebabkan
ketidaktertarikan konsumen akan pangan organik, faktor tersebut antara lain
harganya yang lebih mahal, ketersediaannya terbatas, tempat penjualan produk
organik yang terbatas, dan keraguan konsumen tentang asal dan kejujuran dari
produk yang ditanam secara organik.
Kandungan Gizi Pangan Organik
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukan bahwa pangan yang
dibudidayakan dengan proses organik memiliki kandungan mineral dan vitamin
yang lebih tinggi serta kandungan logam berat yang lebih rendah dibandingkan
6
Selain kandungan beberapa zat gizi yang relatif lebih tinggi, pangan
organik juga lebih sehat dan aman dikonsumsi karena kandungan residu
pestisidanya yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Consumer Union (CU) dan the Organic Materials Review Institute, buah-buahan
dan sayuran organik memiliki sepertiga residu pestisida dibandingkan dengan
produk konvensional. Hal ini tentunya sangat tergantung kepada lokasi pertanian
dan berapa lama lahan pertanian tersebut telah dikonversi menjadi lahan
organik. Pada lokasi lahan yang belum pernah menggunakan sistem pertanian
konvensional, tentunya residu pestisida tidak akan ditemukan pada hasil
pertaniannya. Tingginya zat kimia dari pestisida pada tanaman menyebabkan
menurunnya kandungan vitamin pada sayuran. Vitamin yang paling peka
terhadap zat kimia ini adalah vitamin C, beta karoten, dan vitamin B (Crinnion
1995).
Wortel (Daucus carota L.)
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur
serupa kayu (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah
bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di
dalam umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan
fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis
dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007). Berikut
disajikan gambar bagian-bagian penampang wortel pada gambar 1.
menyebabkan bau dan aroma yang khas wortel. Akar tunggang menyimpan
sukrosa dan gula lain dalam jumlah yang cukup banyak. Menurut Alabran dan
Mabrouk (1973), kandungan gula dan asam amino pada wortel tergantung dari
jenis varietas wortel, lingkungan, pertaniannya dan penyimpanannya. Gula-gula
yang terdapat pada wortel umumnya terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan
maltosa.
Menurut Makmun (2007) Tanaman yang masuk dalam ordo
Umbelliferales ini banyak ragamnya. Berdasarkan bentuk umbinya ada tiga tipe.
Pertama, tipe chantenay, yaitu berbentuk bulat panjang dengan ujung tumpul.
Kedua, tipe imperator, yaitu berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing. Dan
ketiga, tipe nantes, merupakan gabungan tipe imperator dan chantenay.
Penampakan fisik wortel berdasarkan jenisnya diperlihatkan pada gambar 2.
karena rasa dan manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya karena wortel
merupakan sumber vitamin dan mineral yang dapat mencegah terjadinya kanker
(Brunke 2006).
Komposisi Zat Gizi Wortel
Wortel merupakan sayuran penting dan paling banyak ditanam di
berbagai tempat. Kegunaan awalnya hanyalah sebagai obat, tetapi sekarang
wortel telah menjadi sayuran utama dan umumnya dikenal karena kandungan -
dan -karotennya. Kedua jenis karoten ini penting dalam gizi manusia sebagai
provitamin A. Selain kandungan provitamin A yang tinggi, wortel juga
mengandung vitamin C dan vitamin B serta mengandung mineral terutama
kalsium dan fosfor (Rubatzky & Yamaguchi 1997). Selain itu di dalam wortel juga
terkandung pektin yang baik untuk menurunkan kolesterol darah. Pada wortel
juga terdapat serat yang tinggi bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi
(Anonim 2006). Komposisi zat gizi wortel selengkapnya disajikan pada tabel 2.
10
molekulnya bersama air dapat diubah menjadi dua vitamin A oleh enzim -
karoten-15,15-dioxygenase di dalam usus, sedangkan dua yang lainnya hanya
dapat menghasilkan satu vitamin A (Hurst 2002). Struktur -karoten dapat dilihat
pada Gambar 3.
atom karbon, yang terdiri dari 8 unit isoprene dan 11 ikatan rangkap, serta
mempunyai dua cincin -ionon yang terletak masing-masing satu cincin pada
ujung molekulnya (Hurst 2002). Gross (1991) mengatakan bahwa -karoten
dengan dua cincin merupakan provitamin A dengan aktivitas yang paling tinggi.
Menurut Andarwulan dan Koswara (1992), perbedaan antara satu provitamin A
dengan yang lainnya terletak pada struktur cincin yang terdapat dikedua sisi
rantai alifatik. -karoten mempunyai dua struktur cincin -ionon, -karoten
mempunyai satu struktur cincin -ionon dan sisi lainnya terdapat struktur cincin
-ionon (ikatan rangkap pada posisi 4 dan 5), -karoten pada satu sisi
mempunyai struktur cincin -ionon sedangkan pada sisi lainnya tidak mempunyai
struktur cincin, tetapi memiliki jumlah atom karbon yang sama dengan provitamin
A lainnya.
Senyawa -karoten jauh lebih aman dikonsumsi daripada vitamin A yang
dibuat secara sintetis. Pendekatan yang terbaik untuk mencegah defisiensi
vitamin A adalah dengan menghimbau agar suplementasi -karoten dosis tinggi
dilakukan pada diet intake. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah
sejumlah besar karoten menjadi vitamin A (retinol), sehingga karoten ini disebut
provitamin A. Untuk menyatakan aktivitas vitamin A dari karotenoid dalam diit
secara umum, FAO/WHO pada tahun 1967 memperkenalkan konsep retinol
equivalent (RE) yang kemudian juga diadopsi oleh National Research Council
(1989). Konsep tersebut menyatakan bahwa satu RE setara dengan 12 g -
karoten.
Namun Pada tahun 2001 Institute of Medicine (IOM) memperkenalkan
konsep baru yang disebut retinol activity equivalent (RAE). Konsep RAE
diperkenalkan berdasarkan kajian dari berbagai hasil penelitian yang
menunjukan bahwa penyerapan karotenoid dari diit lebih rendah dari -karoten
murni di dalam minyak. Berdasarkan konsep baru tersebut, satu RAE untuk
karotenoid provitamin A ditetapkan setara dengan 12 g -karoten. Untuk lebih
jelasnya perbandingan antara konsep RE dan RAE disajikan pada tabel 4.
14
digunakan kadang berupa air sungai yang kotor. Akibatnya, jasad renik terutama
bakteri melekat pada sayuran dan menimbulkan proses pembusukan. Usaha
untuk mengurangi jasad renik yang melekat pada sayuran dapat dilakukan
dengan membuang bagian-bagian sayuran yang telah mengalami proses
pembusukan. Selain itu, sayuran dicuci dengan air bersih sebelum disimpan.
Pencucian sayuran dimaksudkan pula untuk menghilangkan adanya sisa obat-
obatan yang mungkin digunakan petani sesaat sebelum panen (Agoes &
Lisdiana 1995).
Setelah dilakukan pencucian, sayuran dapat ditiriskan dan disimpan.
Sayuran yang masih berakar dicuci tanpa membuang akarnya. Jenis umbi-
umbian seperti wortel dan kentang dapat disimpan tanpa pencucian (Agoes &
Lisdiana 1995).
Penyimpanan Wortel Pada Suhu Dingin
Wortel dapat tetap awet dan terjaga kualitasnya selama 2 sampai 4 bulan
pada penyimpanan suhu rendah yaitu pada suhu 00C, kelembapan 98%-100%
dan RH 90%-95%. Pada keadaan penyimpanan ini, aktivitas metabolisme
menjadi rendah sehingga laju respirasinya menjadi turun (Suojala 2000). Menurut
Rubatzky & Yamaguchi (1997), laju respirasi umbi relatif rendah dibandingkan
dengan sayuran lain. Gula akan meningkat selama penyimpanan pada suhu
rendah. Tetapi menurut Szymczak et al (2007) pada penyimpan 4-6 bulan
kualitas rasa dan tekstur wortel akan lebih rendah jika dibandingkan dengan
kualitas wortel yang baru dipanen.
Selama penyimpanan kandungan gula akan menurun sehingga
kandungan terpenoids penyebab rasa pahit pada wortel akan mendominasi, hal
ini membuat wortel menjadi lebih pahit. Namun pada penyimpanan beku, wortel
mempunyai rasa yang lebih manis karena terpenoids akan hilang pada saat
proses pembekuan dan thawing (Kjellenberg 2007).
Wortel sangat mudah menjadi layu apabila kehilangan kandungan air di
dalamnya, sehingga penting untuk menjaga kadar air selama penyimpanan.
Kehilangan air yang besar berhubungan dengan luas penampang wortel. Wortel
dengan ukuran besar memiliki laju transpirasi yang tinggi, sehingga akan mudah
mengalami kehilangan air melalui penguapan di permukaannya. Hal ini juga
dapat menyebabkan wortel kehilangan bobot (Suojala 2000). Menurut Rubatzky
& Yamaguchi (1997), dalam kondisi ini, sebaiknya wortel dibungkus plastik agar
dapat bertahan dan kualitasnya tetap baik selama penyimpanan. Namun, pada
17
wortel yang diikat daya simpannya menjadi buruk, dan kekerasan umbinya
mudah menyusut karena kandungan lengasnya terserap oleh daun. Akibatnya
kualitas umbi dan umur simpannya menurun, dan hanya dapat bertahan sampai
tujuh hari.
Menurut Suojala (2000) , wortel dapat juga terserang penyakit selama
penyimpanan suhu rendah yang disebabkan oleh fungi. Hal ini dikarenakan
kelembapan yang tidak sesuai pada tempat penyimpanan. Etilen yang dihasilkan
selama penyimpanan juga dapat menurunkan mutu organoleptik wortel. Karena
zat ini dapat merangsang sintesis komponen fenolik yang kadang dapat
menyebabkan rasa pahit pada wortel.
Uji Organoleptik
Menurut Soekarto (1985) penilaian dengan indera disebut juga penilaian
organoleptik atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling
primitif. Penilaian dengan indera ini banyak digunakan untuk menilai mutu
komoditi hasil pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi
karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang
penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa
hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Uji Organoleptik pada sayuran berguna untuk memberikan informasi
mengenai kualitas dan karakteristik dari suatu produk sayuran dan merupakan
salah satu faktor utama untuk meningkatkan daya terima dan kepuasan
konsumen. Kualitas organoleptik dari wortel ditentukan oleh kemanisan rasanya,
tidak adanya rasa pahit, kerenyahan, kelunakan tekstur dan juiceness
(kandungan airnya). Sifat sensori wortel tergantung jenis genotifnya, kandungan
volatil dan non-volatil pada wortel. Komponen non-volatil terdiri dari gula dan
asam amino, yang dapat menetukan kesegaran wortel. Sedangkan komponen
volatil bersama dengan gula akan menentukan rasa dari wortel (Szymczak et al
2007).
Rasa
Rasa dapat dideteksi oleh indera perasa. Agar suatu senyawa dapat
dikenali rasanya, senyawa tersebut harus dapat larut dalam air liur sehingga
dapat mengadakan hubungan denga mikrovillus dan impuls yang dikirim melalui
syaraf ke pusat susunan syaraf (Winarno 1995). Rasa makanan yang kita kenal
sehari-hari sebenarnya bukan satu tanggapan melainkan campuran dari
tanggapan cicip, bau, dan trigeminal yang diramu oleh kesan-kesan lain seperti
18